p-Index From 2019 - 2024
2.928
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal e-Komunikasi
Daniel Budiana
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Motif dan Kepuasan Pemirsa Surabaya dalam Menonton Program Variety Show “Inbox” SCTV Winny Pangestu; Agusly Irawan Aritonang; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton program variety show “Inbox” di SCTV. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification dengan variabel Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO) yang memiliki indikator yaitu informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis eksplanatif dengan statistik inferensial serta uji crosstab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya mendapatkan kepuasan dalam indikator informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial dan tidak mendapatkan kepuasan dalam indikator hiburan. Motif dan kepuasan tertinggi ada pada identitas pribadi. Sedangkan motif dan kepuasan terendah ada pada indikator hiburan.
Representasi Etnis Tionghoa di Indonesia Dalam Film Cek Toko Sebelah Yuta Kogawa; Desi Yoanita; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana representasi etnis Tionghoa di Indonesia dalam film Cek Toko Sebelah. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah Semiotika John Fiske melalui 3 level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bagaimana etnis Tionghoa di Indonesia yang masih distereotipkan lewat ciri-ciri fisik mereka, namun menggeseser stereotip etnis Tionghoa yang selalu berada di ranah ekonomi, mereka mulai bekerja di bidang profesi dan karier. Ideologi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah ideologi sosialisme yang menganut cinta kasih, kerjasama, dan persaudaraan.
Representasi Feminisme Dalam Serial La Casa de Papel (Money Heist) Juan Arthur Samosir; Daniel Budiana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran media komunikasi massa dalam film sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam peradaban modern yang dapat memberikan dampak pada masyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pesan representasi feminism dalam serial “La Casa de Papel”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode semiotika John Fiske. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori feminism, kode televisi, film, dan representasi. Temuan dalam penelitian ini terdapat representasi gerakan feminisme gelombang kedua.
Representasi Gay dalam Drama TV Serial Money Heist Malvin Sebastian Surianto; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena mengenai kaum gay dalam masyarakat selalu digambarkan sebagai sosok yang selalu terkucilkan (minoritas) dan mengalami diskriminasi dari sekitarnya. Hal ini juga terdapat di dunia perfilman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penggambaran kaum gay dalam drama TV serial Money Heist yang ditayangkan melalui platform Netflix. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika kode-kode televisi milik John Fiske dengan 3 level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Dari hasil analisa berdasarkan ketiga level tersebut, gay direpresentasikan sebagai sosok perlawanan dan tokoh revolusi terhadap kondisi masyarakat akibat sistem pemerintahan yang salah. Bahkan kaum gay juga direpresentasikan sebagai sosok pemimpin yang professional sehingga dapat dipercaya oleh orang lain. Beberapa ideologi seperti idealisme, anarkisme, dan hedonisme juga berhasil ditemukan dalam penggambaran kaum gay pada serial Money Heist.
Star Studies Terhadap Konstruksi Image Vanessa Angel di Media Tipta Santa Tampubolon; Chory Angela Wijayanti; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vanessa Angel merupakan seorang bintang yang menjadi kontroversial di tahun 2019 karena kasus prostitusi online yang merupakan dugaan untuk kasusnya saat itu. Setelah terbebas dari penjara, konten yang Vanessa buat sering menjadi kontroversi karena terdapat beberapa konten berbau “sensual” di dalamnya. Image yang Vanessa konstruksikan melalui media sosial, media online, dan program televisi yang mengundang dirinya akan diteliti menggunakan metode star studies milik Richard Dyer dan Martin Shingler dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Ditemukan bahwa terdapat pemikiran dualisme dalam image yang Vanessa konstrusikan. Terdapat hal yang bertentangan antara image yang berbau “sensual” yang ditunjukkan dengan mengunggah konten kontroversial, mengenakan pakaian terbuka, mengenakan emotikon pisang, dengan image yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang bintang yang bangga terhadap Indonesia, bersahabat, ramah, dan lain-lain. Image yang Vanessa konstruksikan membuat beberapa program televisi mengundang dirinya untuk diwawancarai dan juga ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
Representasi Diskriminasi Ras dan Kasta Sosial dalam Serial Kartun SpongeBob SquarePants Antonius Adika Kusuma; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film kartun merupakan film yang biasanya dibuat dan ditujukan kepada anak - anak. Serial kartun SpongeBob SquarePants adalah salah satu contoh dari film kartun. Dalam hal ini terdapat delapan episode yang diteliti. Peneliti menggunakan metode semiotika kode - kode televisi John Fiske yang terdiri dari tiga level, yaitu : level realitas, level representasi, dan level ideologi. Diskriminasi dalam serial kartun SpongeBob SquarePants terjadi secara verbal maupun non verbal. Selain itu diskriminasi yang terjadi juga melalui sebuah aturan atau kebijakan. Dalam serial kartun SpongeBob SquarePants juga terdapat diskriminasi berdasarkan perbedaan ras dan diskriminasi karena adanya sebuah kasta sosial. Idelogi yang tampak di dalam serial kartun SpongeBob SquarePants ini adalah idelogi rasisme, ideologi marxisme, dan ideologi feodalisme.
Representasi Hedonisme Dalam Film Orang Kaya Baru Antonius Antonius; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena mengenai hedonisme dalam kehidupan secara luas dalam masyarakat seringkali terjadi tanpa disadari. Hedonisme juga secara umum bisa muncul karena keinginan sendiri dan akibat pergaulan bebas / orang lain. Fenomena hedonisme juga berkaitan dengan materialisme, dan konsumerisme. Hal ini juga sering digambarkan dalam dunia perfilman, salah satunya dalam film “ Orang Kaya Baru”. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini hedonisme dalam film Orang Kaya Baru direpresentasikan sebagai orang yang tidak bisa berpikir panjang, sebagai cara untuk menaikan status sosial, sebagai cara untuk sombong dan kebanggaan tersendiri, juga berbagi kekayaan dan menutupi kekurangan, sebagai gaya hidup. Setiap orang yang melakukan hedonisme cenderung memiliki sikap sombong, membeli barang mahal secara berlebihan, egois dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain ( individual).
Representasi Pluralisme dalam Film Ngenest Fennuel Victoryan Christianto; Lady Joanne Tjahyana; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pluralisme adalah upaya untuk membangun kesadaran sosial. Penelitian ini menggambarkan bagaimana representasi pluralisme dalam film Ngenest.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah semiotika televisi John Fiske dengan 3 level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Subjek yang dianalisis adalah film Ngenest, sementara objek yang dianalisis adalah representasi pluralisme dalam film tersebut. Hasil pembahasan dari level realitas, level representasi dan level ideologi dalam film Ngenest adalah pluralisme bukan hanya beragam atau majemuk melainkan adanya keterlibatan dengan keragaman tersebut, pluralisme lebih dari sekadar toleransi dengan usaha aktif memahami orang lain, pluralisme bukanlah relativisme melainkan pertautan komitmen dan pluralisme didasarkan pada dialog.
Representasi Disfungsi Keluarga dalam Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Julia Ayu Gracia; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena mengenai disfungsi keluarga dalam kehidupan masyrakat sering terjadi tanpa disadari. Hal ini juga sering digambarkan di dalam dunia perfilman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggambaran disfungsi keluarga dalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Film ini memberi pesan kepada penontonnya bahwa keluarga yang memiliki trauma masa lalu dan tidak adanya komunikasi yang baik akan mempengaruhi peran sebagai anggota keluarga yang tidak berjalan dengan baik menyebab disfungsi keluarga. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika dengan kode televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Peneliti menggunakan karakteristik disfungsi keluarga milik firstcry parenting.com untuk menemukan penggambaran disfungsi keluarga dalam film yaitu kurangnya komunikasi, kurangnya empati, perfeksionis , mengontrol perilaku dan kurangnya kebebasan & privasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana penggambaran disfungsi keluarga dalam film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” dengan menggambarkan disfungsi keluarga yang timbul akibat perlakuan masa lalu dan disfungsi keluarga yang digambarkan pada masa depan keluarga
Motif dan Kepuasan Subscriber Menonton Channel Deddy Corbuzier di Youtube Dhea Dithya Senduk; Lady Joanne Tjahyana; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif dan kepuasan subscriber dalam menonton channel Youtube Deddy Corbuzier. Channel ini mendapati julukan “father of Youtube” dan salah satu channel dengan konten video podcast yang konsisten mengunggah konten tersebut dibandingkan dengan Youtubers lain. Meskipun Deddy bukan orang pertama dengan konten tersebut. Peneliti menggunakan teori Uses and Gratification dengan empat indikator yang diambil dari jurnal milik Xinchen Xu yaitu novelty (keterbaruan), bandwagon (aktivitas dalam channel), ownness (kepemilikan), dan dynamic control (kontrol). Metode penelitian ini adalah survei dengan jenis penelitian deskriptif, eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji korelasi, uji-T berpasangan, serta tabulasi silang (crosstab) untuk melihat hubungan profil respoden dengan indikator motif dan kepuasan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa subscriber tidak mendapatkan kepuasan karena total rata-rata mean GS lebih besar dari total rata-rata mean GO, yaitu mean GS sebesar 3.99 dan mean GO sebesar 3.88. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif tertinggi adalah indikator bandwagon. Hal yang membuat subscriber tidak puas karena mayoritas adalah millennial. Mereka sudah terbiasa dengan teknologi, dan juga mereka tidak mendapatkan sudut pandang baru dari sesama subscriber. Hasil crosstab mengatakan bahwa semua profil responden memiliki hubungan yang tinggi dengan masing-masing indikator. Namun ternyata hal tersebut tidak membuktikan bahwa responden merasa puas.