p-Index From 2019 - 2024
2.928
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal e-Komunikasi
Daniel Budiana
Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Representasi Budaya Jawa dalam Film Tilik Maudy Christina Johanna Wuwung; Daniel Budiana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada 17 Agustus 2020 lalu, media sosial Youtube di Indonesia sempat diramaikan dengan Film pendek yang berjudul Tilik, Film ini mengisahkan sekelompok ibu-ibu yang tinggal dalam satu desa berencana untuk menjenguk Bu Lurah yang dikabarkan masuk rumah sakit. Sekelompok ibu- ibu ini melakukan perjalanan ke rumah sakit menggunakankendaraan truk milik seorang warga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggambaran Budaya Jawa dalam film Tilik. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah semiotika dengan kode televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu realitas, level representasi, dan level ideologi. Peneliti menggunakan karakteristik Budaya Jawa milik Thomas Wiyasa Bratawijaya untuk menemukan penggambaran Budaya Jawa dalam film Tilik. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana representasi Budaya Jawa dalam film Tilik dengan menggambarkan orang Jawa sebagai sosok yang diajarkan untuk berbuat baik, taat beragama, saling membantu, dan selalu menjaga perkataannya.
Penerimaan Audience Mengenai Mental Illness Dalam Film The Joker Steyer Noya; Gatut Priyowidodo; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mental illness masih menjadi perbincangan yang tabu untuk dibicarakan di Indonesia. Film The Joker menampilkan penggambaran mengenai mental illness yang dimaknai secara berbeda oleh audience. Pemaknaan oleh audience dilatarbelakangi oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan in-depth interview. Metode yang digunakan adalah Reception Analysis. Informan dari penelitian ini adalah audience yang pernah menonton film The Joker. Keempat informan yang berasal dari latar belakang yang berbeda memiliki penerimaan yang cukup beragam, ada yang dominant dan negotiated. Penerimaan para informan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu field of experience, frame of references dan dampak dari media yang ditonton.
Representasi Rasisme dalam Film Woodlawn Ancilla Evelyn; Gatut Priyowidodo; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Woodlawn merupakan film dengan genre drama olahraga bernuansa religi yang berlatar belakang pada tahun 1973 di Amerika Selatan. Film ini menceritakan tentang proses desegregasi di Brimingham, Alabama di sekolah Woodlawn. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasisme yang digambarkan pada film Woodlawn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, representasi dan ideologi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan tanda dan lambang dalam film tersebut. Berdasarkan 3 level John Fiske dapat ditarik kesimpulan penggambaran rasisme dibagi dalam dua bidang yaitu pendidikan dan olahraga. Kulit hitam dianggap tidak pintar dalam hal akademis dan dianggap tidak memiliki kemampuan dalam bidang olahraga yang setara dengan kulit putih.
Pengaruh Terpaan Media Terhadap Sikap Masyarakat Surabaya Pada Program Religi “Kata Ustadz Solmed” Di SCTV Angga Rakadiwak Tusan; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV merupakan sebuah talkshow siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz Sholeh Mahmoed. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terpaan media terhadap sikap masyarakat Surabaya pada program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan pengaruh variabel terpaan media terhadap sikap masyarakat Surabaya pada program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa terpaan media memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap masyarakat Surabaya pada program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV. Hal ini disebabkan karena masyarakat Islam Surabaya menunjukkan sikap yang positif terhadap program tersebut dengan menyukai dan mengetahui faktor-faktor yang mendukung program acara tersebut.
Pemaknaan Khalayak Terhadap Identitas Setya Novanto Di Indonesia Lawyer Club Dalam Kasus Korupsi E-KTP I Nyoman Adhisthaya Sawitra; Gatut Priyowidodo; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): VOL 7, NO 1 FEBRUARY 2019
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang pemaknaan khalayak terhadap identitas Setya Novanto di Indonesian Lawyer Club dalam kasus korupsi E-KTP. Teori dasar yang digunakan adalah teori encoding-decoding yang ditemukan oleh Stuart Hall tentang bagaimana khalayak memproduksi sebuah pesan dari suatu teks media tidak selalu sama karena dipengaruhi oleh kapasitas setiap penonton. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap empat informan dengan latar belakang berbeda yakni politikus partai Golkar, politisi Gerindra, pengamat politik, dan mantan wartawan politik. Hasil penelitian menunjukkan dimaknai secara berbeda oleh para informan. Pemaknaan tersebut mempengaruhi posisi informan, dimana semua informan berada pada opositional position kecuali pada topik tertentu. Informan 4 berada berada pada dominant position saat memaknai nilai berita dari ILC yakni proximity. Informan 1 dan 2 berada pada Negotiated Position saat memaknai status tersangka Setya Novanto bahwa Setya Novanto merupakan korban di kasus korupsi e-KTP. Berbeda dengan tayangan yang menggambarkan Setya Novanto dikorbankan KPK, kedua informan ini menilai Setya dikorbankan oleh dalang kasus e-KTP yang sebenarnya. Informan 3 berada pada negotiated position saat memaknai nilai berita ILC. Sedangkan terkait identitas Setya Novanto, semua berada pada posisi opositional position. Faktor-faktor yang mempengaruhi posisi penonton dilihat dari faktor latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan pengetahuan lainnya terkait tayangan dan politik.
Representasi Feminisme dalam film Captain Marvel Renaldy Renaldy; Daniel Budiana; Agusly Irawan Aritonang
Jurnal e-Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): VOL 8, NO 2 AUGUST 2020
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran media komunikasi massa dalam film sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam peradaban modern yang dapat memberikan dampak pada masyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pesan representasi feminisme dalam film Captain Marvel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode semiotika John Fiske. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori feminisme, kode televise, semiotika, film, repesentasi. Temuan dalam penelitian ini terdapat representasi gerakan feminisme gelombang kedua yaitu feminisme yaitu feminisme liberalisme, feminisme radikal, liberalisme, dan patriotisme. Gelombang feminisme aliran pertama cenderung bersifat liberal dan kedua cenderung bersifat radikal. Serta ideology liberalisme dan patriotisme ada dalam pada film Captain Marvel. Liberalisme yang menginginkan kebebasan atau kesetaraan gender serta patriotisme yang sangat mencintai Negara dan rela berkorban demi bangsa tanpa memandang rendah bangsa lain.
Penerimaan Sobat Swameka Terhadap Program Radio OMA (Obrolan Malam) Milik Radio Swara Menara Kasih (101.1 FM) Nabire, Papua Inge Averina; Ido Prijana Hadi; Daniel Budiana
Jurnal e-Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): VOL 9, NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radio Swameka memiliki program favorit pendengarnya yaitu program OMA. Program OMA mengangkat materi yang diangkat dari masalah kehidupan yang sering terjadi pada manusia dengan tujuan menjawab kebutuhan pedengar. Penerimaan mengenai program OMA tentu berbeda-beda berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang informan miliki. Penerimaan program OMA yang dibahas dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek seperti materi renungan, kompetensi penyiar, lagu/musik, kompetensi narasumber dan materi sebagai rujukan kehidupan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam. Metode yang digunakan adalah analisis penerimaan. Informan dari penelitian ini adalah pendengar program OMA berusia 40-70 tahun berdasarkan persepsi dan pengalaman mereka tentang program OMA. Dalam aspek materi renungan teradapat penerimaan dominant karena materi yang disampaikan sudah sesuai dengan kehidupan, dan negotiated karena perbedaan latar belakang agama. Kedua penerimaan tersebut ada karena dipengaruhi frame of reference yang berbeda. Aspek kompetensi penyiar memiliki penerimaan negotiated karena penyiarnya masih dilihat lebih banyak interaksi dengan narasumber daripada pendengar. Berikutnya, aspek lagu / musik memiliki penerimaan negotiated karena adanya berbeda frame of reference dan kurangnya kepuasan terhadap pemilihan lagu. Pada aspek kompetensi narasumber terdapat penerimaan dominant karena dari berbagai latar belakang narasumber yang diundang, mereka sudah sesuai dengan tema atau topik yang diangkat pada hari tersebut. Dalam aspek materi sebagai rujukan kehidupan sendiri memiliki penerimaan dominant karena materi yang disampaikan dapat dijadikan pedoman kehidupan untuk menghadapi suatu masalah. Penerimaan para informan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu field of experience dan frame of reference.
Representasi Rasisme dalam film Hairspray (2007) Nathasya Amelia Irawan; Daniel Budiana; Megawati Wahjudianata
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): VOL 10, NO 1 MARET 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasisme direpresentasikan di film Hairspray (2007) yang menceritakan bagaimana seorang murid kulit putih, Tracy, menggunakan ketenarannya di Corny Collins Show untuk mewujudkan integrasi antara orang kulit hitam dan putih di dalam acara tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan metode semiotika kode-kode televisi John Fiske yang mengandung tiga tahapan yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Setelah menganalisa temuan data melalui tiga tahapan tersebut, peneliti menemukan bahwa dalam level realitas, penampilan orang kulit putih digambarkan sebagai murni dan berkuasa, sedangkan penampilan kelompok orang Yahudi dan Afrika-Amerika digambarkan sebagai kusam dan tidak rapi. Lalu level representasi menunjukkan bahwa ada penggambaran bahwa ras kulit putih merupakan kelompok yang superior melalui sudut kamera dan cara berdialog mereka terhadap orang Yahudi dan orang Afrika-Amerika. Akan tetapi, level realitas dan representasi berubah dengan drastis menuju akhir film. Kelompok Afrika-Amerika digambarkan lebih rapi dan beradab, sedangkan kelompok pelaku rasisme digambarkan sebagai lemah dan tidak berdaya. Film ini juga mengandung ideologi-ideologi, yaitu feminisme dan kapitalisme. Dalam film ini, kapitalisme merupakan ideologi yang mendasari penindasan terhadap ras tertentu, karena kelompok ras yang tertindas digambarkan sebagai kelas pekerja sedangkan kelompok kulit putih digambarkan sebagai kelas elit.
Representasi Bullying Dalam Film The Greatest Showman Cynthia Andriana Tjitra; Daniel Budiana; Chory Angela Wijayanti
Jurnal e-Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): VOL 10, NO 1 MARET 2022
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bullying yang terjadi dalam film “The Greatest Showman”. Film The Greatest Showman adalah film yang mengangkat isu bullying yang terjadi pada abad 18. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske. Representasi bullying dalam film “The Greatest showman” dapat dilihat dari level kode – kode televisi seperti level realitas, level representasi dan level ideologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif guna mendeskripsikan tanda dan lambang yang ada pada film The Greatest Showman. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa bullying ini terjadi karena ada empat hal yaitu bullying terjadi karena adanya perbedaan status sosial, bullying terjadi karena adanya perbedaan fisik, bullying terjadi karena sirkus dianggap sebagai pertunjukkan untuk kalangan bawah dan pengaruh media massa terhadap bullying. Ideologi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Egalitarisme, liberalisme dan kapitalisme.