Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SENYAWA BERTANDA 99mTc-KUERSETIN Eva Maria Widyasari; Maula Eka Sriyani; Isti Daruwati; Iim Halimah; Witri Nuraeni
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.485 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2019.1.1.4108

Abstract

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan informasi di bidang kesehatan membuat masyarakat meyakini bahwa mengkonsumsi makanan yang kaya antioksidan penting untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan kanker. Kuersetin merupakan senyawa flavonoid yang banyak ditemukan pada buah dan sayur yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Banyak penelitian yang telah membuktikan efektivitas kuersetin sebagai senyawa antikanker secara in-vitro, namun data pengujiannya secara in-vivo masih terbatas. 99mTc-kuersetin diharapkan dapat dijadikan radiotracer untuk mengetahui efektivitas senyawa kuersetin sebagai senyawa antikanker pada pengujian in-vivo menggunakan hewan percobaan. Namun sebelum dilakukan pengujian in-vivo untuk menjamin aplikasinya perlu dilakukan pengujian karakteristik fisiko-kimia sediaan 99mTc-kuersetin. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisiko-kimia dari senyawa 99mTc-kuersetin. Hasil penelitian karakteristik fisiko-kimia 99mTc-kuersetin menunjukkan bahwa kemurnian radiokimia sediaan 99mTc-kuersetin adalah 98,94 ± 0,30%. Sediaan 99mTc-Kuersetin ini bermuatan netral, memiliki nilai lipofilisitas dengan log (P) = 0,62 ± 0,05 dan dapat berikatan kuat dengan plasma darah dengan persentase sebesar 95,06 ± 1,34%. Berdasarkan nilai lipofilisitas sebesar 0,62 ± 0,05 diharapkan senyawa ini akan mudah terdistribusi kedalam jaringan organ sehingga diharapkan akan efektif sebagai senyawa bertanda penyidik kanker.
ESTIMASI DOSIS Tc-99m GLUTATION UNTUK DIAGNOSA KANKER KEPALA DAN LEHER BERDASARKAN UJI BIODISTRIBUSI HEWAN MODEL MENCIT Durotul Intokiyah; Teguh Hafiz Ambar Wibawa; Iswahyudi Iswahyudi; Nur Rahmah Hidayati; Isti Daruwati; Yudha Satya Perkasa
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 20, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.399 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2019.1.1.4631

Abstract

99mTc-GSH merupakan radiofarmaka untuk mendeteksi kanker leher dan kepala. Kanker kepala dan leher terbentuk pada jaringan atau organ yang terdapat di area kepala dan leher seperti kanker hipofaring, kanker telinga, kanker kelenjar saliva, kanker mata, kanker laring, dan kanker kelenjar tiroid. Glutataion(GSH) memiliki molekul yang kecil sehingga dapat berpenetrasi dengan baik didalam saluran kapiler yang mengalami inflamasi, kanker payudara serta kanker kepala dan tumor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui estimasi dosis organ radiofarmaka 99mTc-GSH pada manusia berbasis uji biodistribusi hewan model mencit. Uji kemurnian 99mTc-GSH dilakukan dengan menggunakan kertas kromatografi lapis tipis TLC-SG dengan fase gerak aseton kering dan larutan NaCl 0.9%. Dari hasil uji didapatkan kemurnian radiokimia sebesar 99.60 ± 0.07 %. Penelitian dilakukan pada 4 kelompok mencit dengan tiap kelompok sebanyak 3 ekor mencit. Setelah dilakukan injeksi secara intravena sebanyak 3 μCi/mL dilakukan uji biodistribusi dengan 2, 4, 6 dan 24 jam pasca injeksi dengan organ yang diteliti adalah kulit, otot, tulang, darah, usus, hati, limpa, jantung, ginjal, lambung, paru-paru, kantung kemih, dan otak. Hasil uji bidodistribusi yang diperoleh berbentuk persentase dosis injeksi per gram organ hewan, kemudian dikonversi ke persentase dosis injeksi per gram organ manusia. Hasil konversi digunakan sebagai input pada software OLINDA/EXM, menghasilkan residence time  yang dapat digunakan sebagai basis perhitungan estimasi dosis 99mTc-GSH. Hasil estimasi dosis yang diperoleh adalah dosis efektif  total 1,14x10-3 mSv/MBq untuk pria dan 1.34 x10-3 mSv/MBq untuk wanita. Distribusi dosis organ pada manusia yang terbesar untuk pria adalah dan ginjal 3.05 x10-4  mSv/MBq sedangkan untuk wanita adalah ginjal 3.32 x10-4 mSv/MBq. Hasil estimasi dosis ini dapat digunakan sebagai panduan dosis injeksi, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar didapatkan estimasi dosis yang tepat.
IN VIVO BIODISTRIBUTION OF 99mTc-MDP FOR EARLY OSTEOPOROSIS MONITORING IN OVARIECTOMIZED BALB/C MICE Ahmad Kurniawan; Yulianne Mahesa; Teguh Hafidz Ambar Wibawa; Iswahyudi Iswahyudi; Isti Daruwati; Aang Hanafiah Wangsaatmadja
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.803 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2020.21.1.5598

Abstract

Technetium-99m Methylene Diphosphonate (99mTc-MDP) has been utilized in a variety of clinical situations to identify bone areas due to the strong affinity of hydroxyapatite crystals in the mineral phase of the bone with the diphosphonate compounds. Osteoporosis is a disease characterized by decreased bone mass and increased fracture risk and represents a significant population health issue. It has been observed that 99mTc-MDP can be used for bone scintigraphy especially in case of bone cancer, but biodistribution study of 99mTc-MDP on ovariectomized mice for early monitoring of osteoporosis model remains unclear. Therefore, we aimed to investigate the biodistribution of 99mTc-MDP both in normal and ovariectomized mice. The experiment was performed on BALB/c mice weighing approximately 30 g. Mice were divided into a normal and ovariectomized group. After the first, second and third hours, mice were euthanized using the accepted protocol and the tissue of interest was collected. All tissue and blood were weighed using an analytical scale and counted for radioactivity using Automatic Gamma Counter with NaI(Tl) detector. Administration of 99mTc-MDP showed in normal mice compared with an animal model of osteoporosis, there are significant differences at 1 hour post-injection from (20.32±1.38) %ID/g decreased to (7.42±2.61) %ID/g, 2 hours from (13.75±0.01) %ID/g to (5.25±0.25) %ID/g and 3 hours from (12.18±1.44)%ID/g to (4.86±1.34) %ID/g uptake in the bones with (p<0.05). This study can be a consideration for the clinical application of 99mTc-MDP for early detection of osteoporosis conditions by looking at bone uptake and become a concern in the application for bone scintigraphy if the patient is indicated osteoporosis because it will affect visualization of the organ.
Labeling of Piperine with Iodine-131 as Radiotracer in the Development of Cancer Drugs from Indonesia’s Natural Products Isti Daruwati; Yulia Anggraini; Aang Hanafiah Wangsaatmadja
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Suppl. 2, No. 3 (2019)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.193 KB) | DOI: 10.24198/ijpst.v1i3.21031

Abstract

Piperine, as one of the secondary metabolites of pepper, shows many pharmacological activities in various studies, including as antiinflammatory, antimicrobial, hepatoprotective, antioxidant, and potentially anticancer agents. Cancer is still one of the leading causes of death in the world due to the absence of specific symptoms in early-stage of cancer. The development of drugs for early diagnosis and selective treatment of cancer cells is considered one of the best solutions to reduce mortality. The activity of piperine that could induce apoptosis of 4T1 breast cancer cells and HT-29 colon cancer cells at in vivo trials prove it as a potential compound that can carry radioactive atoms (as labeled-compound) to cancer cells. This study was conducted to determine the optimal conditions of labeling of piperine with iodine-131 in order to obtain a 131I-piperinewhich can later be used as a radiotracer in the development of cancer drugs. The labeling of piperine was performed by Chloramine-T iodination method and followed by purification with ion exchange chromatography. The optimal labeling results of piperine with 43.99% ± 1,23 radiochemical purity were obtained with piperine 3mg/300μL, chloramine-T 50 μg as an oxidizer, incubation time 30 min at room temperature, and 100 μg sodium metabisulphite as a reductor. To improve the purity of the preparation, purification by ion exchange chromatography method with Dowex 1x8 mesh 100-200 as resin was used until obtained 93,26% ± 0,94 of radiochemical purity. Further research is necessary before 131I-piperinecan be used as a radiotracer for cancer diagnosis in nuclear medicine.Keywords:cancer, iodine-131, 131I-piperine,labeled-compound, radiotracer