Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Sosialisasi Bahaya Media Sosial sebagai Modus Perdagangan Orang pada Remaja di Jatinangor Benazir Bona Pratamawaty; Evie Ariadne Shinta Dewi; Putri Limilia
MENARA RIAU Vol 15, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.007 KB) | DOI: 10.24014/menara.v15i2.13968

Abstract

In the period of January to April 2021, 234 children were found to be the victims of the children trafficking and 60% of them were recruited through the social media. Children and young adults were told that they will be hired as employee and earn sophisticated salary while in fact they were tricked into sexual exploitation. Pandemic and high internet penetration results in increasing internet use for children and young adults. Hence, both children and young adults are prone to the human trafficking practices. Therefore, it is urgent to conduct socialization and education towards children and young adults regarding the high risks of social media use as the recruitment tools for human trafficking perpetrators. This community service aimed to increasing knowledge and rising awareness of the young adults in Jatinangor with regard to the threat of social media as the human trafficking modus of practices. The data collection comprised of online survey before and after the socialization. Because of the pandemic, the socialization took place online or known as Webinar. The webinar was divided into three session which consisted of polling session (pre-test), talks and discussion session, then post-test session. The objectives of this webinar were to socialize, educate, and develop social awareness with regard to the human trafficking threats. The online survey results were analyzed using quantitative descriptive technique. The results indicate that after the webinar the participant succeed in gaining knowledge and understanding of the human trafficking recruitment modus and how the social media used as one of the modus.
Model strategi komunikasi politik sosialisasi kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN di Bandung Barat Benazir Bona Pratamawaty; Evie Ariadne Shinta Dewi; Putri Trulline
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.121 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i2.23362

Abstract

Sejak tahun 2016, Indonesia memasuki fase baru tatanan kehidupan bermasyarakat dalam lingkup kawasan ASEAN yakni dengan mulai efektifnya ASEAN Economic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Konsekuensinya, Indonesia harus membuka perdagangan barang, jasa, dan pasar tenaga kerja dengan negara ASEAN lainnya. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu menyosialisasikan kebijakan terkait MEA kepada seluruh stakeholders termasuk kepada masyarakat luas guna menyiapkan masyarakat menghadapi fase baru kehidupan perekonomian nasional akibat pemberlakuan MEA. Studi ini bertujuan untuk mengetahui model ideal strategi komunikasi politik bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat dalam menyiapkan masyarakat menghadapi pemberlakuan MEA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara mendalam dan studi literatur. Pendekatan kualitatif dipandang relevan karena peneliti ingin mengkaji dan menganalisis secara mendalam strategi komunikasi politik pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam menyiapkan masyarakatnya menghadapi MEA. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model strategi komunikasi politik yang ideal bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mengkomunikasikan kebijakan terkait MEA harus dimulai dari komunikasi politik internal pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka menyamakan persepsi dan menciptakan kesepahaman akan visi pemerintah terkait kebijakan-kebijakan MEA. Dengan demikian, komunikasi politik pemerintah kepada masyarakat pun dapat dilakukan secara lebih terarah dan terprogram melalui koordinasi dan kerjasama dinas-dinas dan badan-badan terkait pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
POLA KOMUNIKASI TRADISI MAROSOK ANTARA SESAMA PENJUAL DALAM BUDAYA DAGANG MINANGKABAU Samia Fadhilah; Evie Ariadne Shinta Dewi
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.434 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v5i2.10464

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk memahami pola komunikasi tradisi marosok antara sesama penjual dalam budaya dagang Minangkabau. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Subjek penelitian adalah para penjual ternak di Balai Cubadak. Subjek dipilih secara purposive sampling (sampel bertujuan) dengan jumlah 6 orang. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka. Adapun teknis analisis dengan mengumpulkan data, mendeskripsikan, menganalisis, dan melakukan interpretasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peristiwa komunikasi diantara sesama penjual yaitu (1) menanyakan harga (2) memberikan nasihat (3) berdiskusi mengenai pengalaman bertransaksi. Peristiwa terjadi diparkiran, los, dan warung. Pesan disampaikan bernada santai menggunakan bahasa Minangkabau baik verbal dan non verbal, dilandaskan kepada norma dan nilai luhur yang telah diwariskan dari generasi kegenerasi lainnya, meskipun beberapa tradisi mulai ditinggalkan. Pola komunikasi tradisi marosok antara sesama penjual dalam budaya dagang minangkau dibentuk atas dasar kesadaran untuk menjaga silaturahmi melalui forum diskusi antara sesama penjual, keharusan mewariskan nilai-nilai dan membantu sesama. Oleh karena itu, semua penjual berpartisipasi aktif menuangkan semua pengalaman yang didapatkan selama bertransaksi dan kemudian dibagi ke forum, dan mengambil pelajaran. Pelajaran inilah yang kemudian digunakan sebagai landasan bertindak dalam berdagang di kemudian hari.
Makna Kegiatan Unilever Future Leaders League bagi Para Peserta Gede Adi Wiswa Mitra Artawan; Evie Ariadne Shinta Dewi; Heru Ryanto Budiana
PRofesi Humas Vol 1, No 1 (2016): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.959 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i1.9469

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah dimana peneliti menemukan fenomena di dalam sebuah kompetisi bisnis yang bernama Unilver Future Leaders League, dimana para peserta yang pada awalnya memiliki motif yang sedemikian rupa, dengan tujuan atau harapan awal mereka untuk mengikuti UFLL, menjadi berbeda setelah mereka selesai mengikuti kompetisi ini dimana peserta akhirnya tertarik untuk bergabung lebih lanjut dengan Unilever sebagai karyawanmereka, meskipun tidak ada ajakan langsung dari Unilever untuk bergabung menjadi karyawan selama UFLL berlangsung. Peneliti disini menarik benang merah dimana UFLL tentu memiliki makna tersendiri bagi setiap individu peserta.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kegiatan Unilever Future Leaders League oleh para peserta. Teori Fenomenologi Alfred Schutz digunakan sebagai landasanteori dalam penelitian ini. Metodologi yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknikpengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun key informan di dalam penelitian ini adalah para peserta dari kompetisi UFLL.Hasil dari penelitian ini adalah kegiatanUnilever Future Leaders League terbagi menjadi dua makna, makna UFLL sebagai kompetisi dan makna UFLL sebagai peluang unutk meneruskan karir di Uinlever. UFLL sebagai kompetisi dimaknai oleh para peserta sebagai sarana transformasi diri, tempat pembentukkan karakter dan langkah awal untuk bekerja di Unilever. Sedangkan makna UFLL sebegai peluang meneruskna karir di Unilever terbagi menjadi makna afirmatif, makna relatif dan makna negatif.Kesimpulan dari penelitian ini adalah dimana makna yang terdapat dalam setiap individu informan terbentuk dari pengalaman mereka selama mengikuti berbagai kegiatan di dalam kompetisi UFLL dan hasil saling bertukar makna dengan sesama peserta. Saran peneliti adalah sebaiknya Unilever memberikan wadah atau lebih mengorganisir para peserta yang telah selesai mengikuti Unilever Future Leaders League sesuai dengan tujuan awal Unilever yaitu untuk menjadikan mereka ambassador dari Unilever.Selain itu Unilever sebaiknya melakukan follow up kepada peserta sehingga nantinya peserta yang ingin melanjutkan karir ke Unilever dapat terakomodasi. Terakhir adalah sebaiknya Unilever memberikan kegiatan khusus dengan tema kepemimpinan sehingga benang merah dari kegiatan ini tetap terjaga. 
ANALISIS FAKTOR PERSONAL PADA SUMBER KOMUNIKASI DALAM PENGELOLAAN TANAMAN OBAT KELUARGA DI JAWA BARAT Iriana Bakti; Evie Ariadne Shinta Dewi; Rosnandar Romli; Heru Ryanto Budiana
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.906 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v3i2.7403

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada upaya pemerintah melakukan penyebarluasan informasi tentang tanaman obat melalui saluran interpersonal dengan tujuan untuk membangun partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tanaman obat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor: biologis, sosiopsikologis, dan sosiogenis yang melekat pada diri narasumber (komunikator). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan masalah berdasarkan sifat data kualitatif sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata narasumber (komunikator) memiliki posisi penting sebagai salah satu komponen komunikasi yang dapat membangun efektivitas komunikasi interpersonal dengan anggota masyarakat. Pentingnya keberadaan narasumber ini dapat dilihat dari faktor biologis yang meliputi alasan mengelola toga karena sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan tugas pokok dan fungsi pekerjaan yang digelutinya. Adapun dilihat dari faktor sosiopsikologis, narasumber menyatakan toga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertolongan pertama terhadap masalah kesehatan, bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, menjadikan pekarangan rumah indah, mengurangi biaya pengeluaran keluarga untuk obat, dan bisa dibuat makanan olahan, misalnya kripik bayem. Sedangkan faktor sosiogenis menanam toga bukan pengalaman baru, masyarakat merespon positif, sesuai dengan bidang ilmu, dan menjadi jaminan dalam bertugas. DOI: 10.24198/jkk.vol3n2.4
Penggunaan Zoom dalam Kampanye Daring oleh Pemenang Pilkada Tahun 2020 di Kabupaten Pangandaran Saat Pandemi COVID-19 Galang Ikhwan Aji Sabda; Evie Ariadne Shinta Dewi; Subekti W. Priyadharma
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v8i2.882

Abstract

Masa pandemi COVID-19 menimbulkan kekhawatiran bagi calon kepala daerah. Adanya aturan dari KPU yang membatasi pertemuan untuk berkampanye hanya boleh dihadiri oleh 50 orang dalam satu titik telah menjadi kendala untuk kampanye yang efektif. Berkat kreatifitas dan inovasi dengan menggunakan teknologi digital yang dihadirkan oleh tim kampanye, kendala tersebut dapat diatasi. Hal tersebut menjadi modal yang baik bagi pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 H. Jeje Wiradinata dan H. Ujang Endin Indrawan yang melakukan kampanye secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kriteria pemilihan media yang digunakan dalam kampanye dan teknis pelaksanaan kampanye yang menggunakan media Zoom dari paslon 1 dalam memenangkan Pilkada tahun 2020 di Kabupaten Pangadaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Informan pada penelitian ini berjumlah 10 orang yaitu mereka terlibat dalam kampanye daring Paslon 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye daring menggunakan Zoom yang dilakukan oleh Paslon 1 berhasil karena: (1) frekuensi pertemuan Paslon 1 dengan calon pemilih lebih banyak dibandingkan dengan Paslon 2, (2) penggunaan waktu dan biaya lebih efisien dibandingkan dengan kampanye luring, (3) masyarakat menjadi lebih tahu dan paham akan visi, misi, dan program dari Paslon 1 karena pertemuannya lebih intens, dan (4) materi kampanye yang telah disampaikan bisa dilihat kembali setelah kampanye selesai melalui media sosial Pangandaran Juara. Kata Kunci: Kampanye Online, Zoom, Pandemi COVID-19, Pilkada 2020, Kabupaten Pangandaran
The Influence of Power Distance on Communication Apprehension among Workers in Palembang City Ade Indriani Siagian; Evie Ariadne Shinta Dewi; Yustikasari Yustikasari
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 6, No 2 (2023): July - December
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v6i2.5575

Abstract

This research aims to determine the influence of power distance on communication apprehension among workers in Palembang City. The study is based on the Theory of Independent Mindedness. The research design is quantitative, utilizing a questionnaire as the research instrument. The respondents consisted of 100 workers in Palembang. The results of the study indicate a significant influence of power distance on communication apprehension. The findings provide support for the cultural congruence between societal culture (macro) and organizational culture (micro). The results also show a positive influence, meaning that as power distance increases, communication apprehension also increases.