Nono Ngadiyono
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Buletin Peternakan

Penampilan Produksi Sapi Sumba Ongole, Brahman Cross dan Australian Commercial Cross yang Dipelihara Secara Intensif Nono Ngadiyono
Buletin Peternakan Vol 20, No 1 (1996): Buletin Peternakan Vol. 20 (1) Juni 1996
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v20i1.1686

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Produksi Karkas dan Daging Sapi Peranakan Ongole, Brahman Cross dan Shorthorn Cross yang Diberi Pakan Konsentrat Tinggi Nono Ngadiyono
Buletin Peternakan Vol 19, No 2 (1995): Buletin Peternakan Vol. 19 (2) Desember 1995
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v19i2.1700

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Performan Produksi Sapi Peranakan Fries Holland Jantan yang Dipelihara pada Macam Pakan Penggemukan yang Berbeda Nono Ngadiyono; Gatot Murdjito
Buletin Peternakan Vol 17, No 1 (1993): Buletin Peternakan Vol. 17 (1) Juni 1993
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v17i1.1735

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
ESTIMASI NILAI HERITABILITAS BERAT LAHIR, SAPIH, DAN UMUR SATU TAHUN PADA SAPI BALI DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI Kaswati (Kaswati); Sumadi (Sumadi); Nono Ngadiyono
Buletin Peternakan Vol 37, No 2 (2013): BULETIN PETERNAKAN VOL. 37 (2) JUNI 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i2.2424

Abstract

The study was conducted to estimate heritability (h2) of birth eight, weaning weight and yearling weight of Bali Cattle at Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali. This study used pedegree record including birth weight, weaning weight and yearling weight (365 days) from 2006 to 2009 years. The recording of pedigree were collected from 150 Bali calves which inherited from the crossing between 9 bulls and 150 dams. The estimation of heritability were analysed by Paternal Halfsib Correlation method. The results indicated the heritability of birth weight, weaning weight and yearling weight were 0.85±0.44; 0.51±0.32 and 0.54±0.32 respectively. Inconclusion, heritability of birth weight, weaning weight and yearling weight of Bali Cattle at BPTU Sapi Bali remain in high level.(Key words: Bali cattle, Birth weight, Heritability, Weaning weight, Yearling weight)
PENGARUH SUPLEMENTASI FETAL CALF SERUM TERHADAP KEMAMPUAN MATURASI IN VITRO OOSIT SAPI Denvy Meidian Daoed; Nono Ngadiyono; Diah Tri Widayati
Buletin Peternakan Vol 37, No 3 (2013): BULETIN PETERNAKAN VOL. 37 (3) OKTOBER 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i3.3077

Abstract

Penelitian ini memanfaatkan hasil samping rumah potong hewan (RPH) sebagai sumber oosit untuk in vitro fertilization (IVF). Untuk meningkatkan keberhasilan IVF dilakukan suplementasi fetal calf serum (FCS) pada medium maturasi in vitro. Ovarium sapi dari RPH dibawa ke laboratorium dalam medium NaCl 0,9% pada suhu 31-34ºC. Selanjutnya oosit diaspirasi menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23 G yang berisi Dulbeco’s-Phosphate Buffer Saline (DPBS), kemudian dimaturasikan pada inkubator CO2 modifikasi dalam medium Tissue Culture Medium-199 (TCM-199) (CO2 5%, kelembaban 99% dan suhu 37-39ºC). Oosit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (TCM-199) dan kelompok perlakuan (TCM-199 + 10% FCS). Angka maturasi dianalisa dengan Chi-Square, sedangkan kualitas oosit dianalisis secara deskriptif. Maturasi oosit sapi pada kelompok perlakuan berbeda nyata (P≤0,05) dibandingkan kelompok kontrol (55,22% vs 40,09%). Penggunaan 10% FCS pada medium maturasi dapat menghasilkan kualitas oosit matur yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan 10% FCS suplementasi dapat meningkatkan kemampuan maturasi oosit sapi in vitro.(Kata kunci: Fetal calf serum, Kultur oosit, Maturasi in vitro, Oosit sapi)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CONTROLLED INTERNAL DRUG RELEASE TERHADAP RESPON ESTRUS DAN KONSENTRASI HORMON ESTROGEN PADA KAMBING KACANG DAN KAMBING BLIGON Popalayah (Popalayah); Ismaya (Ismaya); Nono Ngadiyono
Buletin Peternakan Vol 37, No 3 (2013): BULETIN PETERNAKAN VOL. 37 (3) OKTOBER 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i3.3079

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon estrus, awal estrus, dan lama estrus serta profil hormon estrogen pada kambing Kacang dan kambing Bligon setelah implan controlled internal drug release (CIDR) selama 13 hari. Penelitian ini menggunakan 7 ekor kambing Kacang, 7 ekor kambing Bligon, serta 1 ekor pejantan. Pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak empat kali yaitu sehari sebelum pemasangan CIDR (H0), sehari sebelum pelepasan CIDR (H12), saat pengamatan estrus (H17), dan satu siklus estrus (H37). Pemisahan plasma darah segera dilakukan setelah pengambilan darah lalu disimpan dalam freezer dengan suhu -20oC sampai uji hormon estrogen dilakukan. Respon estrus dianalisis dengan menggunakan Chi square, awal dan lama estrus menggunakan t-test dan untuk melihat konsentrasi hormon estrogen dengan menggunakan metode Enzyme Linked Immunosorbant Assay (ELISA). Pengamatan gejala estrus dengan melihat tanda-tanda visual yang muncul dan menggunakan pejantan sebagai pengusik. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa sinkronisasi estrus setelah implan CIDR pada kambing Kacang dan kambing Bligon menunjukkan perbedaan yang nyata (P≤0,01), persentase estrus pada kambing Kacang sebanyak 85,7% dan kambing Bligon sebanyak 71,4%. Awal munculnya estrus setelah pelepasan CIDR pada kambing Bligon 40,2±19,3 jam sedang pada kambing Kacang 52,6±18,4 jam. Lama estrus pada kelompok kambing Kacang dan Bligon masing-masing 24,0±8,6 jam dan 34,6±15,4 jam. Profil hormon pada saat estrus menunjukkan bahwa kambing Kacang memiliki konsentrasi hormon estrogen yang lebih tinggi 183,74±149,16 pg/ml, sedang pada kambing Bligon 108,129±59,02 pg/ml. Munculnya gejala estrus pada masing-masing ternak diikuti dengan tingginya konsentrasi hormon estrogen. Ternak estrus mempunyai konsentrasi hormon estrogen sekitar 94,127 pg/mL - 418,368 pg/mL, sedang pada ternak yang tidak mengalami estrus sekitar 20,17 pg/mL - 60,163 pg/mL. Disimpulkan bahwa penggunaan CIDR secara tunggal memberikan respon estrus dan konsentrasi hormon estrogen yang berbeda pada ternak perlakuan, respon estrus, dan konsentrasi hormon estrogen lebih tinggi pada kambing Kacang.(Kata kunci: Kambing Kacang, Kambing Bligon, CIDR, Estrogen)
Penggunaan Complete Feed Terfermentasi terhadap Produksi Karkas dan Kualitas Kimia Daging Kambing Bligon Nono Ngadiyono; I Gede Suparta Budisatria; Achmad Sadeli
Buletin Peternakan Vol 38, No 2 (2014): BULETIN PETERNAKAN VOL. 38 (2) JUNI 2014
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v38i2.5014

Abstract

ESTIMASI HERITABILITAS SIFAT PERTUMBUHAN DOMBA EKOR GEMUK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMBIBITAN TERNAK-HIJAUAN MAKANAN TERNAK GARAHAN Sumadi (Sumadi); Jatmika Prajayastanda; Nono Ngadiyono
Buletin Peternakan Vol 38, No 3 (2014): BULETIN PETERNAKAN VOL. 38 (3) OKTOBER 2014
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v38i3.5246

Abstract

Sheep is one of popular ruminants in Indonesia, because sheep is one one of source of animal protein, and also easy and convenient in breeding. Therefor, they should be developed, preserved and increased through improvement of genetic quality by selection and mating control in the breeding program. Arrangement of a breeding program requires the values of genetic parameter namely heritability. The purpose of this study was to estimate the growth heritability value of Fat Tailed sheep in UPT PT-HMT Garahan, Jember, East Java. Data were collected from progeny, birth weight and weaning weight of Fat Tailed sheep from 2007 to 2012 in UPT-HMT Garahan, Jember. Data were corrected by sex, type of birth and weaning of age. Data were analyzed using the heritability of paternal halfsib correlations and nested method of analysis. The estimation of heritabilities using paternal halfsib correlation were 0.85±0.39; 0.89±0,41 and 0.67±0.37 for birth weight, weaning weight and pre weaning average daily gain (ADG). While, heritabilities estimated from nested method were 0.89±0,48 (h2 S); -0.11±0.33 (h2 D); 0.39±0.28 (h2 S+D); 0.71±0.50 (h2 S); 0.69±0.52 (h2 D);  0.70±0.33 (h2 S+D); 0.47±0.44 (h2 S); 0.72±0.56 (h2 D); 0.60±0.32 (h2 S+D) for birth weight, weaning weight an pre weaning ADG, respectively. All growth heritabilities of Fat Tailed sheep in high category.(Keyword: Fat Tailed sheep, Growth characters, Heritability)