Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengentasan Kemiskinan melalui Pembinaan UKM Bidang Perikanan Di Kawasan Pesisir Desa Sekotong Tengah Kabupaten Lombok Barat Masrun; Titi Yuniarti; Suprianto
Journal of Economics and Business Vol 4 No 1 (2018): Ekonobis, Maret 2018
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v4i1.15

Abstract

Tujuan Khusus dari penelitian ini diharapkan terbentuknya ProgramPembinaan UKM berbasis potensi lokal untuk meningkatkan keterampilan pengusaha dengan dapat termotivasi untuk berusaha, kreatif dan inovasi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan ketrampilan meningkat akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil usahanya sehingga akan mendatangkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dalam rangka pengentasan kemiskinan. Penelitian dilakukan dengan metode survey lapangan di kawasan pesisir Desa Sekotong Tengah Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini untuk mengidentifikasi peluang dan kelayakan usaha dari pengusaha kecil mikro. Selanjutnya dapat terbentuknya Program Pembinaan UKM dalam rangka untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dari kegiatan ini, diharapkan para pengusaha UKM dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil usahanya sehingga akan mendorong peningkatan penghasilan. Meningkatkan pendapatan pengusaha sasaran melalui peningkatan produksi, kualitas produksi dan harga jual di pasaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat usaha yang dianalisis, secara ekonomi menguntungkan dan juga yanglayak/unggul dikembangkan untuk sementara di kawasan pesisir Desa Sekotong Tengah yaitu bidang usaha terasi udang, ternak kambing, dagang ikan dan usaha rajungan. Program pembinaan UKM dapat terwujud dibentuk, menunjukkan : a). peran pemerintah dalam bantuan modal selain dari lembaga perbankan dan bantuan ketrampilan, b). pengusaha UKM perlu membentuk kelompok/kelembagaan sebagai wadah UKM, c). adanya mitra usaha untuk membantu dalam pemasaran dan pengolahan hasil produksi
Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Usaha Agroindustri Pengolahan Dodol Nangka (Studi Kasus Industri Rumah Tangga di Kecamatan Narmada) Suprianto; I Gusti Ayu Eka Damayanti
Journal of Economics and Business Vol 5 No 2 (2019): Ekonobis, September 2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v5i2.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan per satu kali proses produksi dalam usaha industri pengolahan dodol nangka , tingkat efisiensi serta Nilai Tambah yang diciptakan dari pengolahan buah nangka menjadi dodol nangka. Lokasi Penelitian di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dengan pengambilan sampel responden sebanyak 6 responden ditentukan dengan tanpa sengaja atau cara accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara meliputi data komponen biaya produksi, jenis peralatan dan harga input. Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya biaya rata-rata sekali produksi pengolahan dodol nangka dari ke enam responden adalah berkisar antara Rp 209.874, yang terendah dan tertinggi sebesar Rp 490.541,64 dengan rata-rata perolehan pendapatan mencapai antara Rp 357.513,67 sampai dengan Rp 807.583 . Tingkat efisiensi dari ke enam responden menunjukkan >1 , yang berarti usaha dodol nangka layak untuk diusahakan ( angka efisiensi terendah 2,46 tertinggi 3,17 ). Sedangkan nilai tambah yang diciptakan dari pengolahan buah nangka menjadi dodol nangka dariartinya bahwa ke enam responden menunjukkan bahwa Rata-rata Nilai Tambah agroindustri olahan dodol nangka sebesar Rp 82.520 , artinya bahwa untuk setiap 1 Kg buah nangka yang diolah menjadi dodol nangka dapat memberikan penambahan nilai sebesar 82.520, ini menunjukkanbahwa produk olahan dodol nangka memiliki prospek yang baik jika dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan.
Analisis Efisiensi Dan Nilai Tambah Produk Agroindustri Olahan Kerupuk Kulit Sapi (Studi Kasus Di Seganteng Kota Mataram) Suprianto; Sarifudin
Journal of Economics and Business Vol 6 No 2 (2020): Ekonobis, September 2020
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v6i2.51

Abstract

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Efisiensi dan Nilai Tambah Olahan Produk Agroindustri Kerupuk Sapi (Studi Kasus di Seganteng Kota Mataram). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 6 unit usaha yaitu usaha pengolahan kerupuk sapi di Seganteng Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram yang ditentukan dengan sengaja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat biaya dan pengeluaran produksi, efisiensi biaya dan nilai tambah atau Value Added Ratio (RNT). Secara keseluruhan dari 6 unit usaha agroindustri pembuatan kerupuk, sedangkan tingkat rasio usaha (R / C Ratio) rata-rata nilainya diatas 1 atau R / C. Rasionya> 1 yang dimaksud dengan kedua usaha pengolahan kerupuk kulit (R / C Ratio = 2,43) artinya usaha ini menguntungkan untuk dilaksanakan, dengan pendapatan rata-rata yang diperoleh industri kerupuk kulit dalam sekali proses produksi sebesar Rp. 7.163.263. Nilai tambah usaha pengolahan kerupuk kulit sebesar Rp 7.663.263 dan nilai tambah per kg dalam proses produksinya sebesar (7.633.263: 141 kg) Rp58.844,33 yang artinya setiap 1 kg kulit sapi yang diolah menjadi kerupuk kulit sapi dapat diberikan nilai tambah 58.844. 33. Rasio pertambahan nilai (RNT) sebesar 63% artinya nilai tambah tinggi karena RNT> 50%. Sarana Usaha Agroindustri Pembuatan kerupuk kulit sapi memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.Untuk lebih meningkatkan nilai tambah usaha agroindustri pengolahan (usaha kerupuk kulit sapi) perlu lebih meningkatkan biaya operasional seperti penggunaan bahan bakar, penggunaan listrik, pembelian bahan penolong. Selain itu perlu adanya inovasi baru dalam menciptakan produk baru yang lebih menarik bagi daya beli konsumen.
Survey Pekerja Sektor informal Dan Sektor Formal Era Revolusi Industri di Kota Mataram Satarudin Satarudin; Suprianto Suprianto; Sujadi Sujadi
Journal of Economics and Business Vol 7 No 2 (2021): Ekonobis, September 2021
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ekonobis.v7i2.74

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Pendapatan dan Tingkat kesejahteraan Pekerja sektor Informal dan Formal di Kota Mataram pada era Covid -19. Metode penelitian dilakukan dengan cara survey dengan mengambil sampel sebanyak 90 orang responden, dan penentuan responden ditentukan secara accidental dengan melihat karakteristik dari kedua pekerja tersebut.Karakteristik dari pekerja informal dan formal sebagian besar berjualan ditempat-tempat keramaian yang padat penduduk dan pengunjung di wilayah kota Mataram dilihat dari tingkat pendidikan 56,7 % memiliki pendidikan setara SMA ke atas dan 43,3 % tingkat pendidikan tamat SMP dan SD dengan rata-rata lama waktu bekerja di atas 10 jam sehari, sedangkan rata-rata tanggungan keluarga pekerja informal dan formal antara 2 sampai 4 orang tanggungan. Rata-rata pendapatan yang diperoleh pekerja informal dibawah Rp 3.000.000,- sebanyak 16,67% dan 44,45 % pendapatannya di atas Rp 3.000,000,- Sedangkan pendapatan pekerja formal rata-rata di atas Rp 4.000.000, sebanyak 8,89 % selebihnya pendapatan di atas Rp 6.000.000 sebanyak 30 %. Secara keseluruhan analisis pendapatan pekerja informal dan formal jika dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan kriteria Sayogjo dengan ukuran setara beras, maka kategori nyaris miskin sebanyak 10 % ( 9 orang pekerja yaitu jasa tukang jam , jahit sepatu dan pedagang sayuran), dengan pengeluaran /kapita/tahun sebanyak 450 kg setara nilai beras/tahun. Sedangkan 40 % ( 36 responden ) berada pada batas ambang cukup dengan pengeluaran perkapita/tahun 481-960 kg hasil analisis rata-rata sebesar 750 kg setara beras. Kategori hidup layak apabila pengeluaran perkapita/tahun lebih tinggi dari 960 kg setara nilai beras /tahun. Rata-rata pendapatan perkapita pekerja formal dan informal sebesar Rp 11.2550.000 ,- jika dibagi dengan harga beras saat penelitian Rp 10.000,- perkg , maka hasilnya 1.125 kg beras berarti hampir 50 % pekerja berada pada kehidupan yang layak yaitu terdiri dari 35 responde pekerja formal dan 10 responden pekerja informal. Untuk lebih meningkatkan pendapatan pekerja informal khususnya lebih meningkatkan waktu bekerja minimal 15 jam per hari dan membuka layanan penjualan sistem digital via internet (go food , go jek ) khususnya bagi pedagang makanan matang seperti rumah makan, lalapan, pedagang nasi dan sebagainya.
SURVEY ON THE EXISTENCE OF THE INFORMAL SECTOR DURING THE COVID-19 PANDEMIC (Case Study In Mataram City, West Nusa Tenggara Province) Suprianto Suprianto; Eka Agustiani; Mohammad Alwi
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 5, No 2 (2021): Journal of Humanities and Social Studies
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v5i2.3778

Abstract

The purpose of this research is to The purpose of the study was to analyze the income and welfare level of informal sector workers during the Covid-19 pandemic in the city of Mataram. The research method was carried out by means of a survey by taking a sample of 60 respondents, and as many respondents as possible were determined by chance by looking at the characteristics of the informal sector workers. The data collected will be analyzed quantitatively and qualitatively. Qualitative analysis is used to explain or explain data from field research as a support for quantitative analysis.  The characteristics of informal and formal workers mostly sell in crowded places with dense population and visitors in the area of Mataram city seen from the level of education 56.7% have education equivalent to high school and above and 43.3% have graduated from junior high and elementary school with an average the average length of work is more than 10 hours a day, while the average family dependents for informal and formal workers are between 2 and 4 dependents. The average income earned by informal workers is below Rp 2,000,000, - as many as 25 respondents, 41.67% and income above Rp 2,000,000, - for 20 respondents or 33.33%. While the income of informal workers on average is above IDR 3,000,000, as many as 11 respondents, 18.33%, the rest of the income above IDR 5,000,000, as many as 4 respondents or 6.67% is obtained by fried rice traders and food stalls.total income analysis of informal workers if according to the Sajogyo criteria level with an equivalent size, then the poor category is 68.33% with an expenditure / capita / year of 450 kg - 650 kg equivalent to the value of rice / year. While the remaining 31.67% or as many as 19 respondents are at the threshold of affluent living with per capita expenditures / year above 750 kg as many as 9 respondents. While the decent living category if the competition per capita / year is higher than 960 kg equivalent to the value of rice / year as many as 10 respondents or 16.67%. Overall, the income received by informal workers during the Covid-19 pandemic decreased by 40% compared to before the Covid-19 pandemic.  To further increase the income of informal workers, in particular, to increase the working time of at least 15 hours per day and to open sales services through social media (medsos) with a digital system via the internet with Go food and Go-jek services, especially for traders of cooked food such as restaurants, fresh vegetables, rice and beverage traders.
Analisis Efisiensi Usaha dan Nilai Tambah Agroindustri Olahan di Kota Mataram Suprianto Suprianto; Lukman Hakim; Sujadi Sujadi
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/e-jep.v2i1.18

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis biaya produksi dan tingkat pendapatan, efisiensi usaha dan besarnya Nilai tambah atau Rasio Nilai Tambah (RNT). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil tiga unit usaha yaitu usaha industri pengolahan kerupuk kulit,usaha  industri pengolahan tempe dan usaha  industri pengolahan tahu yang ditentukan secara purposive.Secara keseluruhan dari ketiga unit usaha agroindustri pengolahan dimana tingkat rasio usahanya (R/C Rasionya ) rata-rata diatas 1 atau R/C Rasio nya > 1 artinya bahwa baik usaha industri kerupuk kulit (R/C Rasio = 1,78 ) dan usaha industri tempe ( R/C Rasio = 1,43) , dan usaha industri tahu (R/C Rasio = 1,47 ) ketiganya menguntungkan untuk diusahakan , dengan pendapatan masing-masing diperoleh industri kerupuk kulit sebesar Rp 3.254.750,- dan industri tempe  Rp 351.625,33 , dan industri tahu  Rp  340.000,- dalam sekali proses produksi.Nilai Tambah usaha industri pengolahan kerupuk kulit sebesar  Rp 54.641,79 dengan Rasio Nilai Tambah (RNT)  sebesar 50,53 %  hal ini berarti bahwa nilai tambahnya tergolong tinggi karena RNT > 50 %. Selanjutnya Nilai Tambah usaha industri pengolahan tempe sebesar Rp 346.625,- dengan tingka Rasio Nilai Tambah sebesar 30,15 % berarti bahwa usaha agroindustri pengolahan tempe nilai tambahnya tergolong rendah karena RNT < 50 %. Dan Nilai Tambah usaha industri pengolahan tahu sebesar Rp 440.083,31  dengan tingkat Rasio Nilai Tambah sebesar 41,49 % , berarti usaha agroindustri pengolahan tahu nilai tambahnya masih rendah  ( RNT < 50 % ).Untuk lebih meningkatkan nilai tambah dari ketiga jenis usaha agroindustri pengolahan (usaha kerupuk kulit sapi, usaha tempe dan usaha tahu ) hendaknya lebih menekan biaya operasional seperti penggunaan bahan bakar, pemakaian listrik, pembelian bahan penolong. Selain itu perlu inovasi baru dalam menciptakan produk-produk baru yang lebih menarik daya beli konsumen.
Analisis Kualitatif Keberadaan Pedagang Kaki Lima di Kota Mataram Satarudin; Suprianto; Akung Daeng
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/e-jep.v2i2.29

Abstract

Pedagang kaki lima adalah pedagang dengan kemampuan modal yang relatif kecil yang berusaha dibidang produksi dan penjualan barang-barang/jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan usaha ini biasanya berjualan ditempat-tempat strategis dan penuh keramaian didaerah perkotaan. Penelitian ini berjudul “ Analisis Kualitatif Keberadaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Mataram “. Lokasi penelitian di kota Mataram meliputi wilayah Cakranegara, Mataram, dan Rembige dengan jumlah sampel responden sebanyak 48 pedagang kaki lima. Analisis dilakukan secara deskriftif kualitatif dari informasi dan data-data yang dikumpulkan dilapangan melalui wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar atau 75 % pedagang kaki lima yang berjualan di kota Mataram membuka usahanya di atas trotoar dan badan jalan tempat pejalan kaki, yang menggunakan halaman/emperan toko sebanyak 20 %, dan sisanya membuka usaha dihalaman rumah. Sebagian besar produk yang dijual adalah makanan matang siap saji (42 %), makanan belum diproses (23 %) dan 35 % produk bukan makanan. Sedangkan dari pendapatan yang diterima pedagang kaki lima sebulan jika dikaitkan dengan standar Kebutuhan Hidup Layak bagi pekerja/pedagang, dimana 62,4 % kehidupan pedagang kaki lima sudah memenuhi standar KHL sedangkan sisanya 37,6 % masih belum memenuhi KHL, hal ini dikarenakan jumlah tanggungan keluarga yang banyak yaitu antara 4 sampai dengan 5 orang. Bagi pengguna jalan atau pejalan kaki dan kendaraan bermotor pada jalur pendestrian (pendestrian ways) dari 18 responden sebanyak 38 % menyatakan terganggu dengan adanya aktivitas pedagang kaki lima , sedangkan 46 % responden menyatakan tidak terganggu dan 16 % mengatakan agak terganggu. Hendaknya pemerintah daerah kota Mataram melalui Dinas Tata Kota melakukan penertiban dan pengarahan kepada pedagang kaki lima agar mereka tidak memanfaatkan trotoar dan badan jalan untuk berjualan, menyediakan fasilitas parkir dan tempat sampah serta mencarikan area bagi pedagang kaki lima untuk menjaga keindahan dan kenyamanan kota Mataram.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN TARIF UMUM PPh BADAN TAHUN 2020 (STUDI KASUS PADA PT. KAMILIA UTAMA SENTOSA MATARAM) Suprianto; Sarifudin; Diah rusminingsih
Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 3 No 2 (2021): Elastisitas, September 2021
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/e-jep.v3i2.43

Abstract

Penelitian ini mengambil judul “ Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan Badasarkan Tarif Umum PPh Badan Tahun 2020 ( Studi Kasus Pada PT. Kamilia Utama Sentosa Mataram”). Tujuannya untuk menganalisis koreksi fiskal dan PPh terutang dalam pemenuhan kewajiban perpajakan WP Badan berdasarakan Tarif Umum PPh Badan Tahun 2020. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kamilia Utama Sentosa di Mataram dengan penerapan metode kasus yaitu kasus yang ada pada PT.Kamilia Utama Sentosa terkait dengan Kewajiban perpajakan W P Badan mengacu pada peraturan pemerintah tentang tarif umum PPh Badan Tahun 2020.Pemennuhan Kewajiban Wajib Pajak Badan PT. Kamilia Utama Sentosa untuk tahun pajak 2020, yaitu Pemenuhan Kewajiban Wajib Pajak Badan terkait perhitungan, penyetoran, dan pelaporan SPT Tahunan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu dengan penerapan tarif PPh Badan sebesar 22 %. Hasil koreksi fiskal menunjukkan ada beda waktu dalam perhitungan terkait pengakuan biaya-biaya menurut undang-undang pajak. Koreksi positif menurut fiskal terjadi selisih sebesar Rp 13.674.428,- sedangkan Penghasilan Kena Pajak di laporan Laba/Rugi sebesar Rp 496.659.611, sehingga PPh terutang PKP yang mendapat Fasilitas (50 % x 22 % ) x PPh Yang mendapat Fasilitas , yaitu PPh terutang sebesar Rp 34.062.397,- Setelah dikurangi total kredit pajak yang telah disetorkan maka PPh kurang/lebih bayar sebesar ( PPh terutang – Kredit Pajak ) yaitu Rp 34.062.397 – 61.917.344 = Rp 27.854.947,- (PPh yang lebih dibayar ).Kelebihan bayar PPh badan PT. Kamilia Utama Sentosa dapat diminta kembali atau di restitusi dan atau diperhitungkan pada tahun pajak 2021 atau di kembalikan kelebihan pajak tersebut kepada PT. Kamilia Utama Sentosa dengan mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak.
PELATIHAN DAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN UKM BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KAWASAN PESISIR PANTAI CEMARA LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Masrun; Akhmad Jufri; Titi Yuniarti; M. Firmansyah; Suprianto
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Abdimas Sangkabira, Desember 2021
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v2i1.90

Abstract

Pelatihan yang dilaksanakan ini merupakan wujud dari pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang berupa pengabdian pada masyarakat, dengan tema “Pelatihan Dan Pembinaan Kewirausahaan UKM Berbasis Potensi Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Pesisir Pantai Cemara Lembar Kabupaten Lombok Barat”. Adapun tujuan kegiatan pelatihan dan pembinaan adalah membantu mengembangkan kemampuan pengusaha kecil mikro yang meliputi : membangun motivasi untuk berusaha, meningkatkan akses pasar dan menyiapkan masyarakat usaha kecil untuk menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan yang cepat dan tidak pasti. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah melalui metode : ceramah untuk menyampaikan materi yang telah ditentukan, Tanya jawab/diskusi dan setelah pelatihan peserta akan dibina oleh tim pelaksana pengabdian.Berdasarkan hasil pengamatan selama pelatihan berlangsung, hampir seluruh peserta yang hadir memberikan tanggapan positif (baik) pada materi pelatihan. Dengan melalui pelatihan dan pembinaan, peserta telah membawa perubahan yang meningkat, walaupun tidak signifikan dari kondisi sebelum dengan sesudahnya. Dari kondisi hasil tersebut, maka dapat direkomendasikan hal penting yaitu peserta pelatihan ini diharapkan ditindak lanjuti dengan kegiatan pendampingan, pemagangan dan studi banding ditempat pengusaha/perusahaan yang sukses
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR MELALUI PELATIHAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN UKM DI KAWASAN PESISIR PANTAI CEMARA LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Masrun; Akhmad Jufri; Titi Yuniarti; M. Firmansyah; Suprianto
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Abdimas Sangkabira, Juni 2022
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v2i2.119

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat, dengan tema “Peningkatan Kesejahteraan Masayarakat Pesisir Melalui Pelatihan Motivasi Kewirausahaan UKM Di Kawasan Pesisir Pantai Cemara Lembar Kabupaten Lombok Barat” ini merupakan wujud dari pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Adapun tujuan kegiatan pelatihan dan pendampingan adalah membantu mengembangkan kemampuan pengusaha kecil mikro yang meliputi : membangun motivasi untuk berusaha, meningkatkan akses pasar dan menyiapkan masyarakat usaha kecil untuk menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan yang cepat.UKM di kawasan pesisir Pantai Cemara Lembar mengalami masalah dalam kemampuan pengelolaan usahanya, tim pengabdian melakukan solusi dengan pelatihan terhadap Kelompok Usaha Bersama Bina Sejahtera Pantai Cemara Lembar. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah melalui metode : ceramah untuk menyampaikan materi yang telah ditentukan, Tanya jawab/diskusi dan setelah pelatihan peserta akan dibina oleh tim pelaksana pengabdian.Berdasarkan hasil pengamatan selama pelatihan berlangsung, hampir seluruh peserta yang hadir memberikan tanggapan positif (baik) pada materi pelatihan. Dengan melalui pelatihan dan pembinaan, peserta telah membawa perubahan yang meningkat, walaupun tidak signifikan dari kondisi sebelum dengan sesudahnya. Dari kondisi hasil tersebut, maka dapat direkomendasikan hal penting yaitu peserta pelatihan ini diharapkan ditindak lanjuti dengan kegiatan pendampingan, pemagangan dan studi banding ditempat pengusaha/perusahaan yang sukses.