This Author published in this journals
All Journal AGRISE
Fahriyah Fahriyah
Department of Agricultural Socio-Economics, Agriculture Faculty, Brawijaya University

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Efisiensi Biaya Dan Keuntungan Pada Usahatani Jagung (Zea Mays) Di Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura Fahriyah Fahriyah; Meta Nur Dinna Salma
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.525 KB)

Abstract

Penerimaan usahatani jagung dapat ditingkatkan dengan meminimumkan input atau memaksimumkan output dengan penerapan teknologi yang ada. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis fungsi biaya dan keuntungan yang terdapat di dalam penerimaan usahatani jagung. Penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor sosial sebagai parameter dari tingkat efisiensi yang mempengaruhi respon petani terhadap usahataninya. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa biaya penggunaan benih, pupuk non organik, dan non organik secara signifikan mempengaruhi penerimaan usahatani jagung sedangkan biaya penggunaan pestisida dan tenaga kerja tidak signifikan terhadap penerimaan usahatani jagung. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan status kepemilikan lahan mempengaruhi tingkat efisiensi fungsi biaya.   Kata kunci: Produksi jagung, analisis stokastik frontier, efisiensi fungsi biaya
Hubungan Tingkat Penerapan Usahatani Konservasi Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Wortel (Daucus Carota L) (Kasus Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) Fahriyah Fahriyah; Nuhfil Hanani; Aris Sulistyono
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.903 KB)

Abstract

Kecamatan Bumiaji merupakan kawasan DAS Hulu Brantas yang berpotensi sebagai budidaya tanaman wortel. Penanaman wortel pada lahan miring dapat menimbulkan bahaya erosi dan hilangnya unsur hara pada lahan. Penerapan usahatani konservasi pada usahatani wortel diharapkan dapat  memperkecil terjadinya erosi serta menjaga kesuburan lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan usahatani konservasi pada usahatani wortel, (2) menganalisis hubungan tingkat penerapan usahatani konservasi terhadap produktivitas usahatani wortel, dan (3) menganalisis hubungan tingkat penerapan usahatani konservasi  terhadap pendapatan usahatani wortel. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penerapan usahatani konservasi serta cross table analysis untuk melihat hubungan tingkat penerapan konservasi dengan produktivitas dan pendapatan usahatani wortel. Hasil analisis fungsi regresi linear berganda didapatkan  kemiringan lahan dan pengetahuan usahatani konservasi lahan merupakan faktor yang berpengaruh nyata dan positif terhadap tingkat penerapan usahatani konservasi. Berdasarkan hubungan tingkat penerapan usahatani konservasi terhadap produktivitas didapatkan bahwa petani yang memiliki produktivitas tinggi sebanyak 35 orang, yang tingkat penerapannya tinggi sebanyak 22 orang atau sebesar 62.85 persen. Hal tersebut berarti dengan menerapkan usahatani konservasi tinggi kesempatan mendapatkan produktivitas lebih tinggi semakin besar. Berdasarkan hubungan tingkat penerapan usahatani konservasi terhadap pendapatan didapatkan bahwa petani yang memiliki pendapatan tinggi sebanyak 30 orang, yang tingkat penerapannya tinggi sebanyak 20 orang atau sebesar 66.67 persen. Hal tersebut berarti dengan menerapkan usahatani konservasi tinggi lebih banyak petani menyatakan memperoleh pendapatan tinggi. Kata kunci: usahatani konservasi, erosi, produktivitas, pendapatan, cross table analysis
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Apel (Malus Sylvestris L.) Fahriyah Fahriyah; Sherley Sabita
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.592 KB)

Abstract

Tanaman apel (Malus sylvestris L.) merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia Barat dengan iklim sub tropis dan menjadi salah satu produk unggulan spesifik daerah kota Malang yang khususnya daerah kota Wisata Batu di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Dampak perubahan iklim secara ekstrim mengakibatkan peningkatan curah hujan di musim hujan khususnya pada tahun 2009 dan tahun 2010. Peningkatan suhu global yang tidak dapat diprediksi seperti meningkatnya suhu dan meningkatnya curah hujan akan mempengaruhi usahatani apel, karena produksi apel sangat tergantung pada curah hujan. Oleh karena itu usahatani apel Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Wisata Batu menghadapi masalah perubahan iklim yang mengganggu dalam keberlangsungan produksi buah apel dan mempengaruhi produksi dan pendapatan petani apel. Untuk itu bagaimanakah pengetahuan dan sikap petani apel di Desa Tulungrejo terhadap perubahan iklim? Apakah dampak perubahan iklim yang terjadi mempengaruhi produksi usahatani apel di Desa Tulungrejo? Apakah  dampak perubahan iklim juga mempengaruhi pendapatan usahatani apel di Desa Tulungrejo? Berdasarkan analisis usahatani dan analisis uji beda rata-rata diketahui bahwa sebagian besar petani apel mengetahui adanya perubahan iklim. Dampak perubahan iklim menyebabkan penurunan produksi dan pendapatan usahatani apel tahun 2009 dan tahun 2010. Kata Kunci : Usahatani Apel,  Perubahan Iklim, Produksi, Pendapatan.
TIPOLOGI DESA DAN KELURAHAN DI KOTA BATU BERDASARKAN KETAHANAN PANGAN Fahriyah Fahriyah; Ripelson Siadari
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.254 KB)

Abstract

Pangan sebagai aspek pokok/paling dasar dari kebutuhan hidup manusia untuk menjamin keberlangsungan hidup mendorong manusia rela bekerja siang malam untuk memenuhi pangan individu maupun kelompok. Untuk melihat kondisi pangan secara faktual maka dibutuhkan pemetaan ketahanan dan kerawanan pangan ditingkat propinsi, kota/kabupaten hingga desa. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan desa dan kelurahan di Kota Batu berdasarkan indikator ketahanan pangan; (2) mengelompokkan tipologi desa dan kelurahan berdasarkan indikator ketahanan pangan di Kota Batu. Dari penelitian ini dihasilkan beberapa hal yakni: (1) berdasarkan indikator-indikator ketahanan pangan maka indeks tertinggi berada pada Desa  Sidomulyo, Bumiaji, Pesanggrahan, Bulukerto, Pendem, Giripurno, Sumber Gondo, Beji, Tlekung, Tulungrejo; (2) tipologi desa dan kelurahan di Kota Batu dibagi menjadi 4 tipologi yakni seperti: (a) tipologi 1 meliputi  sembilan desa (b) tipologi 2 meliputi  dua desa; (c) tipologi 3 meliputi sembilan desa; (d) tipologi 4 meliputi 4 desa.   Kata kunci:  tipologi desa, ketahanan pangan, Kota Batu
Analisis Efisiensi Pemasaran Belimbing Manis (Averrhoa Carambola) (Studi Kasus Di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung) Fahriyah Fahriyah; Widya Prasetyaningsih
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.386 KB)

Abstract

Salah satu sentra produksi belimbing manis di Jawa Timur yaitu di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Wilayah ini menetapkan belimbing manis menjadi salah satu produk unggulan berdasarkan kriteria bahwa komoditi tersebut mempunyai kesesuaian dengan kondisi lahan serta memiliki prospek pasar yang baik. Dalam pasar terdapat banyak pihak yang mencari keuntungan sebagai lembaga pemasaran. Namun banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran belimbing manis akan mempengaruhi panjang pendeknya saluran pemasaran dan besarnya biaya pemasaran sehingga berpengaruh pada semakin besarnya perbedaan harga antara petani (produsen) dengan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi saluran pemasaran dan fungsi-fungsi pemasaran belimbing manis  yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, menganalisis marjin pemasaran, distribusi marjin, share petani, menganalisis efisiensi pemasaran belimbing manis melalui efisiensi harga dan operasional. Analisis data dengan menggambarkan lembaga pemasaran yang terlibat dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan, analisis marjin pemasaran, analisis efisiensi harga dan operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 saluran belimbing manis. Analisis marjin dan distribusi marjin menunjukkan bahwa setiap saluran pemasaran belum terdistribusikan secara proporsional. Analisis efisiensi harga menunjukkan bahwa pemasaran belimbing manis sudah efisien, sedangkan analisis efisiensi operasional dari masing-masing lembaga  pemasaran diperoleh nilai rasio keuntungan dan biaya lebih dari satu (>1), yang artinya bahwa saluran pemasaran yang ada sudah efisien, kecuali pada saluran pemasaran II grade C untuk pedagang pengumpul memperoleh nilai rasio keuntungan dan biaya kurang dari satu (<1).   Kata Kunci : efisiensi pemasaran, belimbing manis, marjin
Kebijakan Otonomi Daerah Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Industri Gula Di Kabupaten Pasuruan Fahriyah Fahriyah; Hermanto Siregar; Rina Oktaviani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.027 KB)

Abstract

Pada awalnya kebijakan otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada UU No 22/1999 dan UU No 25/1999  yang kemudian diamandemen dengan UU No 32/2004 dan UU No 33/2004. Pelaksanaan otonomi daerah akan berdampak baik pada struktur organisasi pemerintah daerah juga pada kewenangan terhadap keuangan/pembelanjaan daerah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: (1) mengevaluasi perubahan kelembagaan pemerintah daerah dan (2) menganalisis dampak dari peningkatan kewenangan keuangan daerah terhadap kinerja industri gula. Metode analisis  menggunakan model input-output. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa rendahnya kemampuan aparat pemerintah daerah menyebabkan kebijakan otonomi daerah belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Penerapan otonomi daerah akan berdampak positif terhadap kinerja industri gula jika pemerintah daerah  memberikan dukungan yang besar terhadap aktivitas perdagangan daerah. Kata kunci: Otonomi Daerah, Industri Gula, Kewenangan