Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IBU SEBAGAI MADRASAH DALAM PENDIDIKAN ANAK Fithriani Gade
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol 13, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2012
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v13i1.462

Abstract

Mother is an important “school” in constructing children’s integrity. Besides, she acts as a central figure that must be imitated through directions of good deeds. To achieve the values, as to inculcate good behavior in family and society, hence, mothers need to concern on their children from the early childhood on every negative attitude arise such as arrogant and proud which must be cured immediately. If the characters being maintained, then, in times to come their attitudes tend to not listen to the good advices and they do not want to engage in another good group. In this case, the influence is not only from societal environment but also family. Moreover, if they live in the broken familywhere in which inharmonic sphere and does not colored by Islamic values, then, their psychological aspects will be destructed and far away from Islamic values. To solve this problem, mother is as an important figure to make her family peace for their children succeed in the future lives.
IMPLEMENTASI METODE TAKRAR DALAM PEMBELAJARAN MENGHAFAL AL-QUR’AN Fithriani Gade
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol 14, No 2 (2014): Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2014
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v14i2.512

Abstract

To recite the verses of al-Qur’an repeatedly and arrangeably is an appropriate way to maintain and to bear in mind in such for a long time. In line to this, the method of takrar is strongly believed as the proper way. The implementation of the method of takrar is closely to deal with the learning method to achieve the target. By doing so, the process of bearing in mind the verses of al-Qur’an cannot be simply separated from one’s memories happened in the past and can be re conjured up through that way. The method of takrar is much easier to do by reciting the verses gradually and repeatedly to achieve maximum target. In fact, this process is strongly to do with the process of teaching taught by the angel Gabriel to the prophet Muhammad (peace be upon Him). For the time being, the prophet was illiterate and Gabriel insisted the prophet recite the verses till three times but it eventually did not work. After all, the angel kept teaching him to recite them more and more and finally it worked. In addition, the implementation of the method of takrar is aimed at sustainably maintaining the purity and the existence of al-Qur’an besides having other three functions among other things are to receive self-learning, to produce self-learning and to secure self-learning.
PERAN ORANG TUA MEMBERIKAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI ANAK DALAM KELUARGA. Fithriani Fithriani
Intelektualita Vol 9, No 02 (2020): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan belajar anak sangat memrlukan dorongan atau motivasi dari keluarga terutama orang tuanya sebagai pendidik utama. Orang tua punyaperanan penting dan pengaruh besar terhadap pendidikan anak disamping jadi pendidik, pendorong, fasilitator, pembimbing juga punya tanggung jawab mendidik bersikap lemah lembut , sopan santun. Motivasi orang tua mempunyai peranan penting Karena tanpa adanya motivasi ,seorang anak tidak akan dapat mencapai hasil yang baik. Motivasi orang tua termasuk motivasi ekstrinsik yaitu mempunyai motif –motif yang aktif sebagai perangsang dalam belajar sehingga anak-anak memerlukan perhatian dan pengarahan khusus dari orang tua secara rutin. Bentuk lain peran orang tua terhadap prestasi anak yaitu memberikan semangat ,fasilitas,menjadi sumber ilmu dan pengetahuan dalam keluarga, memberikan arahan yang jalas terhadap masa depan anak-anaknya.Upaaya orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar anak dengan mengetahui hasil pekerjaan atau kemajuan anak . Dengan mengetahui hasil belajar maka orang tuadapat memberikan hadiah dan hukuman . hal ini sesuai dengan prestasi anak. Jika anak memperoleh hasil yang istimewa maka orang tua akan memberikan motivasi berupa reward yang disukai oleh anak. Demikian sebaliknya jika belum berhasil, selaku orang tua tdak memberikan reward sehingga anak berhasil sehingga anak lebih terpacu untuk belajar giat.
IPLEMENTASI FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP KOMPNEN PENDIDIKAN ISLAM Fithriani Fithriani
Intelektualita Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komponen pendidikan Islam seperti pendidik,peserta didik,kurikulum dan metoda mempunyai pemikiran yang berbeda sesuai dengan pandangan filosof atau ahli filsafat pendidikan Islam. Sebagai lazimnya para ahli filsafat ialah orang yang mencintai dan mencari kebenaran . Adapun komponen pendidikan Islam seperti Pendidik, para ahli berbeda menafsirkan pengertiannya. Sebagaimana Ahmad Tafsir memberikan pengertian pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap proses pertumbuhan potensi anak. Sedangkan Ahmad D.Marimba memberikan pengertian pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik manusia dewasa karena hak dan kewajiban. Istilah pendidik dalam konteks pendidikan Islam disebut dengan murabbi, mua’llim,muaddib,  mudarris, muzakki, ustaz. Demikian juga dilanjutkan dengan istilah peserta didik, fase ini disebut dengan fase pertumbuhan yang sering disebut dengan murid dan anak dengan ini anak didik. Fase perkembangan ini sangat perlu pada bimbingan dari seseorang baik dilembaga formal maupun dilembaga non formal.Kemudian kurikulum, komponen ini merupakan konsep dasar yang sangat identik dengan mata pelajaran. Pengertian ini bukan hal semata diartikan dengan matapelajaran akan tetapi suatu usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran atas dasar prinsip-prinsipnya yaitu prinsip pertautan dengan nilai-nilai ajaran Islam , universal, keseimbangan, interaksi, fleksibel, emperik. Dan komponen yang terakhir ialah metode, metode dalam bahasa arab disebut dengan at-thariqah yang istilah ini sangat banyak di jumpai di dalam al-Qur’an diantaranya: Metode teladan, kissah, nasehat, kebiasaan, hukuman dan ganjaran, ceramah dan diskusi.
IMPLIKASI AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN Fithriani Fithriani
Intelektualita Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrac: Aksiologi pendidikan yang memiliki hakikt nilai,maksud nilai disni adalah nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang tertinggi dari nilai –nilai etika dan estetika. Implikasi aksiologi dalam filsafat pendidikan tidaklah asing karena aksiologi salah satu cabang filsafat yang dapat menguji dan mengintegrasikan semua nilai-nilai dalam kehidupan manusia khususnya tentang kajian etika. Demikian juga dengan nilai estetika tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusai terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.Aksiologi juga dapat menaruh perhatian tentang baik dan buruk dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Etika dari bagian filsafat nilai dan penilaian manusia adalah cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik karena etika merupakan filsafat tentang prilaku manusia. Adapun estetika adalah filsafat keindahan yang dimiliki oleh manusia lebih menitik beratkan kepada predikat keindahan yang diberikan pada hasil seni. Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara islami swsuai dengan tuntunan Allah  SWT.Sehingga aksiologi pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai tujuan dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam kerena tujuan pendidikan isklam mengandung petunjuk Allah,meningkatkan kesejahteraan hidup manusia baik didunia maupun diakhirat, mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik dan mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN LEMBAGA SEKOLAH Fithriani Fithriani
Intelektualita Vol 5, No 02 (2017): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh kepercayaan dan sangat penting dalam manajemen guna untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi lembaga pendidikan. Pengertian hubungan masyarakat dengan sekolah mempunyai pemikiran yang berbeda namun tujuan dan fungsinya sama yaitu untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan sekolah dan lembaga pemerintah yang bersangkutan .Berupa mengatur informasi internal dan eksternal dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik mengenai kebanyakan baik program maupun tindakan –tindakan lembaga. tujuan dan tugas utama hubungan masyarakat dengan sekolah yaitu salah satunya menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan pendidikan baik secara individual seperti membuka kesempatan konsultasi antara orang tua peserta didik dengan guru sekolah ,komite sekolah, organisasi atau alumni. Demikian juga respon yang timbul di kalangan masyarakat menjadi umpan balik dan informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian yang sepenuhnya . Berbagai teori mengatakan baik mengenai definisi sistem informasi manajemen maupun penjelasan arti dan tujuan. Jika sebuah fungsi manajemen kurang dilaksanakan dan diabaikan oleh sebuah lembaga maka lembaga pendidikan akan hancur dan tidak lagi diminati masyarakat Karena kurang sosialisasi dan berkomunikasi dengan masyarakat baik secara langsung maupun melalui media.
TEACHER AS A ROLE MODEL IN THE 2013 CURRICULUM DEVELOPMENT Fithriani Fithriani; Syabuddin Syabuddin; Gunawan Gunawan; T. Zainuddin; Sulaiman Sulaiman
Islam Futura Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Islam Futura
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jiif.v21i2.7516

Abstract

The importance of the teachers as role models for students is related to their personality to build the character of students. Character education can be carried out through existing programs in schools, such as integrating it in learning and implementing it through extracurricular activities. In addition, the curriculum influences all educational activities; without a curriculum, the learning process will not work well. In this case, the role of the teachers is not only to educate students following the curriculum demands but also to provide an example to students by becoming individual role models. Teachers who become role models will be able to show attitudes and behaviour following values and norms in daily life so that students can see and imitate them. Teacher as a role model will support the character education program and help students to have good character
THE EFFECTIVENESS OF TAHFIZ LEARNING IN ACEH BESAR REGENCY Fithriani Fithriani
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i01.2842

Abstract

The Quran is one of Allah's miracles revealed to the Prophet Muhammad SAW, in which its authenticity is maintained until the end of time. One way to maintain the Quran’s purity is to memorize it. Recently, the interest in memorizing the Quran has been significantly high among children and adults, evidenced by the establishment of tahfiz (Quran memorizing) institutions by the government, society, and private educational institutions. The high interest in memorizing the Quran is a form of God's guidance to maintain the purity of His words. Parents have a significant role in determining their children’s interest in memorizing the Quran. This unique phenomenon occurred in Aceh Besar Regency, the provincial capital and the busiest city in Aceh province. While busy with their career and roles as household heads or homemakers, Aceh Besar parents have successfully made their children hafiz and hafizah (Quran memorizers). This condition is undoubtedly interesting to be studied. This qualitative research observed four hafiz families in Aceh Besar Regency. The data were collected via observation and interviews. The result indicates that Aceh Besar families used talaqqī,  tasmī’, tikrāri, and muraja'ah as tahfiz learning methods, while they used individual (ifrādi), tsawāb wa iqāb, and uswah, as the techniques. It is concluded that the effective tahfiz learning model applied in Aceh Besar families is the طريقة تكاملية  (integrated method).
THE EFFECTIVE TAHFIZ LEARNING MODEL APPLIED BY FAMILIES IN BANDA ACEH AND ACEH BESAR, INDONESIA Fithriani Fithriani
JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Didaktika Agustus 2022
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v23i1.10970

Abstract

The Qur'an is one of the miracles of Allah bestowed to the Prophet Muhammad (Peace be upon him-PBUH). As a miracle, its authenticity will be maintained until the end of time. One way to maintain the purity of the Qur'an is by memorizing it. Recently, either children or adults have been enthusiastic about memorizing the Qur'an, as proven by the opening of tahfiz schools by the government, society, or private educational institutions. The high interest in memorizing the Qur'an is God's guidance to maintain the purity of His words. On the other hand, parents also play a significant role in encouraging their children to memorize the Qur'an. Interestingly, although busy with work and the heads of the family or housewives, parents in Banda Aceh have successfully educated their children to become hafiz and hafizah. This qualitative study aimed to investigate the tahfiz learning model applied by families in Banda Aceh, Indonesia, to investigate the tahfiz learning model applied by families. The data was collected by observing and interviewing four hafiz families in Banda Aceh as research samples. The study results revealed that the tahfīẓ learning methods used by hafiz families were talaqqī, tasmī', tikrāri, and murāja'ah. The techniques used were ifrādi, tsawāb wa iqāb, and uswah. To conclude, The effective tahfiz learning model applied in Banda Aceh families was طريقة تكاملية (integrated method).
Accelerated Learning: Antara Idealitas dan Realitas Yuni Setia Ningsih; Syabuddin Syabuddin; Fithriani Fithriani
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v2i1.2931

Abstract

One model that aims to accelerate the learning process is the accelerated learning model. This learning model, with its unique principles, aims to achieve better learning outcomes in a shorter period of time. However, it turns out that the accelerated learning model does not work well. The education system in Indonesia allows for large class sizes, with about forty students per class. With the varying conditions of the students, the accelerated learning model will have different consequences, both positive and negative. Therefore, in order to understand the psychological impact of this model on students during the learning process, this research needs to be conducted. This study is a qualitative research that uses a critical analytical approach and aims to critique the accelerated learning model. The data used consists of open-ended questionnaires and relevant literature. This study focuses on the psychological implications of the accelerated learning model on students. Based on the research findings, it is known that the positive impact of the model is that students will feel motivated and confident in completing additional tasks. However, the negative impact is that it can lead academically high-achieving students to not appreciate their lower-performing peers and create jealousy among them. Abstrak Salah satu model yang bertujuan untuk mempercepat proses pembelajaran adalah model accelerated learning. Model pembelajaran ini dengan prinsip-prinsipnya yang unik bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat. Ternyata model accelerated learning tidak berjalan dengan baik. Sistem pembelajaran di Indonesia memungkinkan rombongan belajar, atau jumlah siswa per kelas, sekitar empat puluh siswa. Dengan kondisi siswa yang bervariatif, model accelerated learning akan memiliki konsekuensi yang berbeda, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, untuk mengetahui dampak psikologis model tersebut terhadap siswa dalam proses pembelajaran, penelitian ini harus dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan analitis kritis dan bertujuan untuk mengkritik model accelerated learning. Data yang digunakan adalah angket terbuka dan literatur terkait. Penelitian ini berfokus pada implikasi psikologis model accelerated learning terhadap siswa. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dampak positif model tersebut adalah siswa akan merasa termotivasi dan percaya diri untuk menyelesaikan tugas-tugas tambahan. Namun, dampak negatifnya adalah membuat siswa yang kemampuan akademisnya tinggi tidak menghargai teman yang lebih rendah dan menimbulkan kecemburuan di antara mereka.