Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Factors in Learning Second Language Idaryani, Idaryani
PASAI Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Second language learning engages many factors including cognitive and social factor as part of mental process in learning. This paper will discuss some factor that relates the learner in learning target language. The aim of the paper is to show that the factors are related each other in influencing the learning to develop their ability in learning process. The study will be conducted based on theoretical overview presented by prominent linguistic that is expected to explain the involved factors in learning process.
The Analysis of Writing Text as Indication of Progressive Learning in English of Students Stage 2 And Stage 4 Idaryani, Idaryani
PASAI Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The most frequent problem happen to the second English learners in written text are the difficulty and inappropriate use of noun phrases and applying the complex sentences in order to express their ideas in writing. Since writing relies heavily on grammatical features of tenses particularly simple present and simple past, it will help the students to use appropriate verb phrases in different tenses and appropriate cohesive devices including conjunction to sequence the event and link the idea of the topic in writing. The learners also have difficulty in adapting grammatical features in their writing particularly the tenses of simple present and simple past tenses. It may happen because of the influence of their first language.
The Usage of Kinship Terms and Their Values among Acehnese People in Indonesia Idaryani, Idaryani; Fidyati, Fidyati
Journal of English Language and Education Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jele.v8i2.465

Abstract

This paper explores the use of kinship terms of Acehnese and their values among Acehnese people. The data for this paper was obtained based on the result of the interview from ten participants living in the two suburbs of Lhokseumawe City. The participants of the study were five female participants from Rayeuk Karung village and five participants from Blang Punteuet village, Lhokseumawe City, Aceh Province, Indonesia. All participants’ age ranged from 60 to 85 years old. The result of the study showed that kinship terms used by Acehnese people can be classified into following categories; First, the Acehnese language has more than one term of a kin to address for a kin relation either in consanguineal or affinal relations, and the usage terms of kin varies based on consanguineal and affinal relations between the core family member and extended family member. Second, the use of kinship terms is based on affinal and consanguineal relations, sex, birth order, and social status. Third, the usage of kinship terms based on the affinal and the consanguineal relations are bilateral or overlapping except for the five specific terms of kinship.  Fourth, some kinship terms of affinal relation are added with a specific adjective, and specific phrases are used for kindship terms both for affinal and consanguineal relations. Five, the use of kinship terms by Acehnese people has cultural and historical values as part of the crucial construction of Acehnese identity.
The analysis of grammatical structures in written texts of ELF learners Idaryani, Idaryani
ACCENTIA: Journal of English Language and Education Vol 2, No 1 (2022): JUNE 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Unmuha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/accentia.v2i1.1312

Abstract

This paper aims to analyze the grammatical structures used in the written texts of two English as a foreign language (EFL) learners. One of the EFL learners was from stage 2 and the other was from stage four. Therefore, both learners had different periods in learning English, and also grammatical knowledge of English. The learner in stage 2 has studied English for three terms and the learner in stage 4 has learnt English for two terms. The study was conducted using mixed-method approach. The results of the study showed that writing competence highly relied on the learners grammatical structure knowledge in order to express a clear message in writing. The learner of stage 4 was more capable of expressing his message in his writing because of his better ability to use grammatical knowledge in his sentences. The study concludes that the better English grammatical knowledgethe learners have, the better expressions can be written by them.
Pendalaman Penggunaan Tensis bahasa Inggris dalam Kalimat Sederhana bagi Pelajar Usia Muda Idaryani, Idaryani; Fidyati, Fidyati; Khairani, Assyfa; Reza, M.
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/00202303697000

Abstract

Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan aspek tensis dalam bentuk present tense pada pemelajar usia muda yang berada di Gampong Blang Punteut Lhokseumawe, Aceh, Indonesia. Kegiatan ini berfokus pada penggunaan aspek tense dalam kalimat sederhana dalam tiga jenis kalimat yang berbeda (kalimat pernyataan, kalimat negatif, dan kalimat tanya) dengan penggunaan dua jenis kata bantu yaitu tobe dan do/does. Dengan demikian, peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya dalam menyusun kalimat sederhana untuk mengungkapkan aktivitas sehari-hari atau situasi umum. atau kondisi di sekitar mereka dengan kalimat yang efektif dan penggunaan kata bantu yang tepat. Kegiatan ini dilakukan kepada 15 pelajar usia muda berusia 11 hingga 16 tahun dengan menggunakan metode pengajaran TPR (Total Physical Respond). Para peserta adalah pelajar yang masih aktif belajar di lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 10 kali pertemuan dengan mengenalkan perbedaan penggunaan kata kerja bantu yang berbeda sebagai predikat kalimat yang berbeda, yaitu predikat kata kerja bantu tobe dan do/does. Hasil pelaksanaan pengabdian ini menunjukkan bahwa peserta yang mempelajari present tense dengan penggunaan kata bantu yang tepat mampu menggunakan tensis dengan tepat dalam kalimat sederhana membuat kalimat secara mandiri dan mereka juga mampu membedakan jenis kata kerja bantu yang digunakan dalam kalimat bahasa Inggris.
KONFLIK ANTARTOKOH DALAM NOVEL SI PUTIH KARYA TERE LIYE Reza, Muhammad; Idaryani, Idaryani; Ahyar, Juni
Kande : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2024): Kande : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jk.v5i1.16169

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik-konflik antartokoh dalam novel Si Putih karya Tere Liye. Adapun pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian berupa deskriptif. Metode ini digunakan mengingat data-data dalam penelitian ini berupa paragraf yang berkaitan dengan konflik antartokoh. Sumber data pada penelitian ini adalah Novel Si Putih karya Tere Liye. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis konten, metode ini hanya menganalisis isi pada novel tersebut. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa konflik antartokoh yang terkandung dalam novel Si Putih karya Tere Liye Terdapat tiga bentuk konflik yaitu: konflik interindividu tujuh data, konflik antara individu 13 data, dan konflik antara kelompok 10 data. Konflik interindividu paling sedikit ditemukan karena tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki sifat yang optimis. Konflik antara individu paling banyak ditemukan karena tokoh-tokoh memiliki latar belakang yang berbeda. Tokoh yang memiliki latar belakang berbeda tersebut bersatu menjadi kelompok penjelajah.Kata kunci:  novel si putih, konflik antartokoh, konflik interindividu, konflik antara individu, konflik antara kelompok sosialABSTRACTThis research aims to describe the conflicts between characters in the novel Si Putih by Tere Liye. The approach taken in this research is qualitative with the type of research being descriptive. This method is used considering that the data in this research is in the form of paragraphs relating to conflict between figures. The data source in this research is the Novel Si Putih by Tere Liye. The data analysis method used in this research is the content analysis method, this method only analyzes the content of the novel. The results of the analysis show that the conflict between characters contained in the novel Si Putih by Tere Liye has three forms of conflict, namely: seven data of interindividual conflict, 13 data of conflict between individuals, and 10 data of conflict between groups. The least amount of interindividual conflict is found because the characters in this novel have an optimistic nature. Conflicts between individuals are most often found because the characters have different backgrounds. Characters who have different backgrounds unite into a group of explorers. Keywords: novel si putih, conflict between characters, interindividual conflict, conflict between individuals, conflict between groups
Tim Pkm-Pm Unimal Luncurkan Program "Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3d)" Untuk Mengembalikan Eksistensi Cerita Rakyat Dan Bentuk Dari Pelestariannya Maghfirah, Riezka; Hasibuan, Arnawan; Ferona, Naiza; Waldi, Muhammad Fitra; Syatriawan, Alfin; Jannah, Misbahul; Idaryani, Idaryani; Junita, Nursan
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Agustus 2024
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v4i1.141

Abstract

Cerita rakyat adalah salah satu bentuk sastra lisan yang bersifat kearifan lokal. Di setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki cerita rakyat dengan keunikan daerahnya masing-masing. Cerita rakyat merupakan harta warisan nenek moyang zaman dahulu. Cerita rakyat dulunya disebarkan dari mulut ke mulut hingga akhirnya cerita tersebut dikenal oleh banyak orang. Pada zaman sekarang yang serba teknologi terlihat sedikit demi sedikit cerita rakyat yang mulai hilang. Terutama cerita rakyat dalam masyarakat Aceh. Program Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3D) merupakan program yang menggabungkan antara teknologi, seni, dan kearifan lokal. Program ini dibuat dengan tujuan untuk melestarikan cerita rakyat yang ada di Aceh, khususnya di seputaran Kabupaten Aceh Utara. Metode yang digunakan oleh tim PKM dalam kegiatan pengabdian ini mencakup ceramah, dan diskusi. Pada pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahapan. Sepanjang pelaksanaan program terlihat siswa sangat antusias dalam mengikuti program. Siswa selalu tertarik dalam untuk mendengarkan cerita-cerita yang disampaikan oleh tim PKM PM Candu Diksi. Poin utama dalam pengabdian masyarakat ini yakni siswa mengetahui cerita rakyat daerahnya.
Language Exchange melalui Pendekatan Budaya Aceh terhadap Peserta Program JCC Universitas Malikussaleh Ginting, Reza Pahlevi; Idaryani, Idaryani; Rasyimah, Rasyimah; Safriandi, Safriandi; Trisfayani, Trisfayani; Maghfirah, Riezka; Najla, Rizky Rana Sastika; Shabri, Ismail
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 5 (2024): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i5.1021

Abstract

Budaya Aceh yang unik dan beragam, diwarnai dengan nilai-nilai Islam yang kuat, menjadikannya daya tarik bagi mahasiswa luar negeri untuk mempelajarinya. Dengan mempelajari budaya Aceh melalui kebahasaan akan memberikan pengalaman baru dan memperkaya wawasan mahasiswa luar negeri. Para peserta akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarah, adat istiadat, nilai-nilai, dan cara hidup masyarakat Aceh. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan Language Exchange yang merupakan salah satu cara untuk memperkuat pengetahuan kebahasaan seseorang dengan melakukan komunikasi langsung, maupun melalui media tertentu. Hal ini bertujuan agar para peserta JCC yang berasal dari berbagai negara dan menjadi mahasiswa kelas Internasional di ITS, Surabaya dapat memahami beberapa unsur bahasa Aceh dan bahasa Indonesia yang diperkenalkan melalui media permainan serta kuliner Aceh. Pelaksanaan kegiatan Language Exchange Activity bagi peserta JCC bersama dengan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dilaksanakan pada Selasa 14 Mei 2024 di SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Secara umum, kegiatan Language Exchange mampu memberikan pemahaman lebih bagi para peserta JCC Universitas Malikussaleh, Berbagai respon positif serta antusiasme dalam permainan memberikan gambaran bahwa kegiatan dapat diterima dan dijalankan dengan baik oleh mahasiswa Internasional tersebut.
Sosialisasi Program Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3D) sebagai Sarana Peningkatan Krisis Kearifan Lokal di MTs Nisam Ferona, Naiza; Hasibuan, Arnawan; Maghfirah, Riezka; Syatriawan, Alfin; Waldi, M. Fitra; Jannah, Misbahul; Idaryani, Idaryani; Junita, Nursan
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 4, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13073320

Abstract

Kebudayaan Aceh memiliki keunikan yang khas sesuai dengan daerah masing-masing. Cerita rakyat menjadi salah satu keunikan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. Cerita rakyat merupakan karya sastra misalnya dongeng, mite dan lagenda yang ada di daerah tertentu yang menjadi ciri khas suatu masyarakat daerah tersebut, yang disebarluaskan melalui mulut ke mulut atau secara lisan serta menggunakan bahasa daerah masing-masing asal cerita tersebut. Melalui ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) mahasiswa membuat sebuah program kreatif dan inovatif untuk melestarikan cerita rakyat yaitu program candu diksi (cerita daerahku berbasis augmented reality 3D). Program candu diksi bertujuan untuk mengembalikan eksistensi cerita rakyat di kalangan remaja, memberikan dampak positif terhadap angka literasi moral dan perubahan perilaku di kalangan remaja Nisam, mitra mampu menjadi agen perubahan terkait upaya pelestarian budaya cerita rakyat di Aceh. Kegiatan pengabdian ini diselenggarakan secara offline dengan melibatkan beberapa guru dan tim PKM–PM yang terlibat dalam program Candu Diksi (Cerita Daerahku Berbasis Augmented Reality 3D). Acara ini dilakukan di ruang guru MtS Nisam, acara ini dihadiri oleh 20 guru yang terdiri dari kepala sekolah MTs Nisam, staff dan para guru. Materi yang disampaikan oleh pemateri yaitu ketua tim PKM mencakup beberapa topik, seperti urgensi yang didapatkan dari masalah mitra, alasan memilih mitra MTs Nisam, tujuan pelaksanaan program, dampak yang dirasakan mitra, tahapan pelaksanaan program serta terkait bantuan pendanaan dari Dikti Belwama.