Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap inovasi yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan kondisi pelaku subsektor pasca pandemi. Penelitian ini mengambil sampel di DIY Yogyakarta sebagai kota kreatif. Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan terdapat terdapat 3 kategori pelaku usaha diantaranya Pelaku Sub Sektor Parekraf oportunis, memiliki optimisme dan merasa kewalahan. Bentuk kolaborasi antara Perguruan tinggi pariwisata dan pelaku usaha diantaranya Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dasar berupa Kompetensi dasar adalah programing, aplikasi, mobile, finance, design, dan legal pendampingan dalam pengajuan Hak Kekayaan Intelektual untuk hasil karya pelaku ekraf; Membuka Program Studi/ Mata Kuliah yang kosentrasi pada Digital Innovation Lounge (DILo) yang bertujuan untuk mencetak dan menumbuhkan sistem digital planer. Rekomendasi penelitian ini bahwa pemerintah Pusat; Provinsi; Dearah meningkatkan fasilitasi kemitraan melalui inisiasi matchmaking pemerintah daerah dengan Perguruan Tinggi.