Penggunaan internet di kalangan remaja berpengaruh terhadap bahasa dan budayanya. Dia menggunakan internet untuk berbagai ranah kehidupan. Metode yang digunakan adalah metode simak. Pengambilan data dilakukan dengan penyimakan data bahasa yang dituturkan oleh remaja dan disesuaikan dengan data yang ditampilkan oleh internet. Hasilnya, yaitu banyaknya kosakata di bidang komputer dalam bahasa Inggris yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, baik dalam bentuk pemungutan, penyesuaian atau adaptasi, dan pengambilan secara lansung atau adopsi. Bahkan, remaja ini lebih kenal istilah dalam bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia karena istilah dalam bidang komputer dan internet yang mereka gunakan masih dalam bahasa Inggris. Melalui internet, juga terbangun kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik karena meningkatnya budaya menulis atau mengetik, membaca, bercerita, dan mengekspos diri. Dengan adanya peningkatan budaya tadi, lahirlah bahasa-bahasa gaul di kalangan netizen atau remaja. Keberadaan internet ini juga membangun budaya, baik positif maupun negatif. Budaya positifnya adalah menulis atau mengetik, membaca, mencari informasi dengan secara cepat, belajar secara online, berkirim surat secara online, tes online, adanya situs pemerintahan secara online, berbelanja online, toko online, budaya pertemanan, mengekspos diri, dan sebagainya. Kemudian, ada juga budaya negatif, seperti budaya kriminal, menimbulkan kecanduan ketika bermain game, membuka video porno, membuka facebook orang, mengurangi produktivitas, merusak otak, sulit tidur, kurangnya berinteraksi dengan lingkungan, dan sebagainya.