Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Pengaruh Massa Reduktor Zinc Terhadap Sifat Kapasitif Superkapasitor Material Graphene Rahman Faiz Suwandana; Diah Susanti
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.605 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8723

Abstract

Material graphene merupakan material inovatif yang memiliki kristal berupa lapisan dua dimensi. Kristal terdiri dari hibridisasi sp2 atom karbon dan membentuk struktur heksagonal serta memiliki luas permukaan spesifik sangat tinggi, mencapai 1500 m2/gram. Dengan luas permukaan tersebut, graphene sangat cocok digunakan sebagai bahan elektroda pada kapasitor elektrokimia karena alat tersebut bekerja berdasarkan luas permukaan untuk proses charging-discharging. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi massa reduktor zinc agar didapat graphene dengan kapasitansi listrik terbaik. Grafit dioksidasi menjadi grafit oksida melalui metode Hummer. Grafit oksida yang diperoleh dilarutkan dalam aquades dan diultrasonikasi selama 90 menit sehingga diperoleh graphene oksida (GO). GO kemudian direduksi dengan menambahkan Zinc (Zn) sebanyak 0,8 gram, 1,6 gram, dan 2,4 gram. Proses selanjutnya hydrothermal selama 12 jam pada temperatur 160 oC. X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui perbandingan jarak antar layer dan kristalinasi grafit, graphene oksida dan graphene. Scanning Electron Microscope (SEM) untuk menganalisis morfologi graphene.  Four Point Probe (FPP) untuk mengukur konduktivitas listrik graphene, dan Cyclic Voltametry (CV) untuk mengukur kapasitansi elektroda nickel foam-graphene
The design of feet-based door opener to prevent the spread of coronavirus disease (Covid-19) through doorknob Rahman Faiz Suwandana; Indah Uswatun Hasanah
Jurnal Teknika Vol 17, No 1 (2021): Available Online in June 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v17i1.9629

Abstract

Judul: Sistem pembuka pintu menggunakan kaki berbasis 3D printing sebagai upaya pencegahan penyebaran coronavirus disease 2019 (covid-19)Title: The design of a feet-based door opener to prevent the spread of coronavirus disease (Covid-19) through a doorknobDunia sedang berjuang untuk menanggulangi bencana pandemi yang sedang terjadi. Faktor utama yang menyebabkan wabah ini begitu merepotkan adalah penyebarannya yang sangat cepat. Selain melalui droplet saat batuk maupun bersin, virus dapat menyebar melalui kontak perorangan yang terjadi secara tidak langsung pada permukaan benda yang sering disentuh. Salah satu benda tersebut, yang juga banyak terdapat di fasilitas umum, adalah gagang pintu. Untuk mengurangi intesitas sentuhan pada gagang pintu, sebuah sistem pembuka pintu menggunakan kaki sangat diperlukan karena tidak merusak fasilitas yang sudah ada. Penggunaan 3D printing atau additive manufacturing telah meningkat selama pandemi karena kemampuannya untuk membuat beberapa alat pelindung diri dengan cepat, murah, dan sederhana. percetakan 3D adalah sebuah proses mencetak benda padat atau 3 dimensi dari desain yang sudah tersedia dalam format digital. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan 3D printer dan sistem mekanis sederhana. Pembuka pintu tanpa menggunakan tangan dibuat untuk tipe pegangan tuas. Dengan bobot 15 kg seperti bobot injakan kaki biasa, desain yang telah dibuat mampu menggerakkan gagang dan membuka pintu. Penggunaan pembuka pintu ini dalam skala yang lebih luas, diharapkan dapat berkontribusi dalam menekan penyebaran wabah COVID-19.The world is struggling to cope with the ongoing pandemic disaster. The main factor that made this outbreak so troublesome was that it spread very quickly. In addition to droplets when coughing or sneezing, the virus can spread through personal contact indirectly on frequently touched surfaces. One of these objects, which is also widely available in public facilities, is the doorknob. To reduce the intensity of the touch on the doorknob, a door opening system using the foot is very necessary because it does not damage the existing facilities. The use of 3D printing or additive manufacturing has increased during the pandemic because of its ability to make several personal protective types of equipment quickly, inexpensively, and simply. 3D printing is printing solid or 3-dimensional objects from designs that are already available in digital format. This research was conducted using a 3D printer and a simple mechanical system. Handless door openers are made for the lever handle type. With a weight of 15 kg, like the weight of a regular footstep, the design can move the handle and open the door. The use of this door opener on a broader scale is expected to suppress the spread of the COVID-19 outbreak.
Karakterisasi Sensor Magnetic Induction Tomography untuk Inspeksi Cacat Las pada Pelat Baja Haryono, Didied; Sholehah, Amalia; Suwandana, Rahman Faiz; Muttakin, Imamul; Saputra, Aldy Yana
Jurnal Furnace Vol 1, No 1 (2024)
Publisher : Department of Metallurgical Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/furnace.v1i1.27542

Abstract

Magnetic Induction Tomography (MIT) merupakan salah satu metode NDT yang saat ini sedang dikembangkan. Metode MIT ini mempunyai kelebihan seperti bersifat non-intrusive, contactless, aman dari radiasi, dan relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif desain sensor yang dikembangkan dalam menginspeksi cacat las serta menganalisis pola sinyal hasil inspeksi. Penelitian ini menggunakan jenis desain sensor tipe I, II, dan III, serta sampel uji yang digunakan adalah pelat baja SS400 dengan ukuran 10 cm x 10 cm. Eksperimen dilakukan dengan meletakkan sensor di atas cacat las dan sensor akan menginspeksi pada frekuensi 100 kHz – 500 kHz. Cacat yang diinspeksi berupa cacat retak dan cacat porositas diameter 5 mm dengan kedalaman 3, 7, serta 11 mm. Pada penelitian ini, besaran yang terukur adalah nilai impedansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor tipe I menjadi menghasilkan grafik karakterisasi yang paling optimal. Hal ini dilihat berdasarkan nilai gapimpedansi baja dengan udara yang paling jauh dan sensitivitas dalam inspeksi baja cacat. Kemudian, hasil pengukuran baja cacat menunjukkan nilai impedansi baja cacat berada di antara nilai impedansi baja normal dan udara. Pada frekuensi 172 kHz, nilai impedansi cacat porositas kedalaman 3, 7, dan 11 mm masing-masing adalah sebesar 34,518; 34,556; dan 34.587 mΩ. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengukuran dengan sensor tipe I sudah dapat membedakan cacat porositas dengan variasi kedalaman dengan pengukuran optimum pada kedalaman 3 mm. Selain itu, sensor tipe I juga sudah sensitif untuk melihat perbedaan bentuk cacat. Dari hasil penelitian, cacat retak dan cacat porositas yang ditunjukkan dengan hasil nilai relatif impedansi pada frekuensi 172 kHz, dimana cacat retak menjadi nilai yang paling kecil dibandingkan dengan nilai relatif impedansi cacat porositas sebesar 0,222 mΩ. Sementara itu, nilai relatif impedansi cacat porositas dengan variasi kedalaman 3, 7, dan 11mm masing-masing sebesar 0,287; 0,325; dan 0,356 mΩ pada kedalaman 11 mm, 0.325 mΩ. 
The Added Value of Copper and Silver Metal from Printed Circuit Boards Waste Using Davis Tube with Variations of Size and Magnetic Intensity Oediyani, Soesaptri; Suwandana, Rahman Faiz; Triana, Tiara; Kusumangingtyas, Dewi; Pradana, Adjie; Syaifara, Zuhrainis
Metalurgi Vol 39, No 1 (2024): Metalurgi Vol. 39 No. 1 2024
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/metalurgi.2024.747

Abstract

The widespread use of electronic devices has led to a significant increase in electronic waste, including PCB (printed circuit board) waste. PCBs contain valuable metals like copper and silver, which can be reclaimed and reused. Recently, there has been a growing demand for urban mining processes to extract electronic waste PCB Flame Retardant-2 (FR-2) from laptops and computers. During the urban mining process, PCB FR-2 waste undergoes various physical treatments such as dismantling, crushing, and concentration processes. One of the concentration processes involves magnetic separation using a Davis tube. This study aims to investigate the effects of size and magnetic intensity variations on the recovery of copper and silver levels in FR-2 PCB waste. The magnetic concentration process was carried out using different size ranges (-63+100#, -100+150#, -150#) and magnetic intensities (1000 G, 2000 G, 3000 G). The results indicated that the most effective size for separating copper and silver is -63+100# and the optimal magnetic intensity is 1000 G. This resulted in copper and silver content of 45.66% and 0.162%, with recoveries of 80.135% and 62.505% respectively.