Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Evaluasi Kualitas Eksterior dan Interior Telur Ayam Ras di Pasar Moderen Kota Makassar Sulawesi Selatan Anas Qurniawan; Suci Ananda; Khaifah Asgaf; Handayani Indah Susanti; Nurfaisah Baharuddin
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, Januari 2022
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.671 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.17745

Abstract

ABSTRAKTelur merupakan suatu produk peternakan yang mengandung zat gizi baik, telur merupakan bahan pangan sempurna yang berperan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari. Telur dapat kita diperoleh diberbagai tempat salah satunya di pasar modern. Kelemahan dari produk peternakan ini mudah rusak dan daya simpannya pendek. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi secara interior dan eksterior kualitas telur ayam ras di pasar modern Kota Makassar. Pengambilan data penelitian dimulai dari 10 September – 1 Oktober 2020, tempat penelitian 4 pasar moderen di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sampel sebanyak 180 butir telur ayam ras diambil secara acak dari 4 pasar moderen di Kota Makassar di beri kode (A, B, C dan D), dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali. Telur ayam ras yang diambil berumur 1-14 hari yang memiliki packaging mengikuti syarat SNI. kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas telur di Laboratorium Terpadu Jurusan Ilmu Peternakan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pemeriksaan kualitas telur berupa Eksterior dan Interior merujuk pada SNI 3926: 2008. Eksterior terdiri dari pemeriksaan kondisi kerabang telur (bentuk, kehalusan, keutuhan dan kebersihan). Interior terdiri dari pemeriksaan kondisi kantung udara, (kebebasan bergerak dan bau), kualitas putih telur (kebersihan dan kekentalan), kualitas kuning telur (bentuk, posisi, penampakan dan kebersihan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ayam ras yang beredar di pasar moderen Kota Makassar masih ditemukan variasi nilai mutu eksterior dan interior telur, mulai mutu I, mutu II, dan mutu III. Pada kualitas eksterior telur ayam kisaran 90-100 % mutu I. Pada kualitas interior mutu I lebih sedikit dibanding mutu II dan mutu III.Kata Kunci: kualitas ekterior, kualitas interior, pasar moderen, telur ayamEvaluate the Quality of Interior and Exterior of the Purebred Chicken Eggs in the Modern Market of Makassar CityABSTRACTResearch has been conducted to evaluate the quality of the interior and exterior of the purebred chicken eggs in the modern market of Makassar City. Collecting data started from 10 September to 1 October 2020, when 4 modern markets were researched in Makassar City, South Sulawesi. as many as 180 purebred chicken eggs were taken randomly from 4 modern markets in Makassar City with a code (A, B, C, and D) and repetitions as many as 3 times. The purebred chicken egg taken was 1-14 days old which has packaging based on the SNI requirements. Then examined the quality of the eggs at the Integrated Laboratory of the Animal Science Department, State Islamic University, Alauddin, Makassar. Examination of the quality of the eggs neither exterior nor interior refers to SNI 3926: 2008. The exterior consists of an Examination of the eggshell condition (shape, smoothness, wholeness, and cleanliness). The interior consists of an examination of the air pocket condition, (freedom of movement and smell), The quality of albumin (cleanliness and viscosity), and yolk quality (shape, position, appearance, and cleanliness). The results showed that purebred chicken eggs that circulate in the modern market of Makassar City were still found in variations of the value of the exterior and interior quality, ranging from the quality I, quality II, and quality III. On the exterior quality of chicken eggs ranged from 90-100% of quality I. In interior quality, the quality I was less than quality II and quality III.Keywords: eksterior quality, interior quality, modern market, chicken egg
Identifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging (Studi kasus: Teaching farm UIN Alauddin Makassar) Aminah Hajah Thaha; Jumriah Syam; Muhammad Arsan Jamili; Suci Ananda; Syamsinar Sidik; Sartika Sartika; Mawar Anwar; Andi Anisa Nisda; Agung Utama
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24729

Abstract

Lalat memiliki peranan yang penting dalam penyebaran penyakit hewan menular pada ternak yaitu sebagai vektor mekanik yang mampu memindahkan mikroorganisme pathogen dari ternak yang sakit ke ternak yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging yang berada pada area Teaching Farm UIN Alauddin Makassar, yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pencegahan lalat sebagai vektor penyebaran penyakit pada peternakan unggas pedaging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil identifikasi dan keanekaragaman lalat ditemukan Genus Haematobia di dalam kandang unggas, Genus Musca di luar kandang unggas, Genus Musca pada feses, Genus Tachinid pada pohon sekitar kandang, dan Genus Stomoxys di tempat sampah.
PENGARUH LAMA INOKULASI AMPAS SAGU (Metroxylon sagu) DENGAN Aspergillus niger TERHADAP KANDUNGAN ADF DAN NDF AMPAS SAGU Suci Ananda
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 10, No 1 (2021): JURNAL PETERNAKAN SRIWIJAYA
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.10.1.2021.12388

Abstract

Pengaruh lama inokulasi ampas sagu dengan Aspergillus niger pada waktu yang berbeda terhadap kandungan ADF dan NDF dalam kaitannya untuk mencari alternatif  pakan ternak ruminansia yang murah dan berkualitas baik. Penelitian ini menggunakan Ampas sagu yang difermentasi dengan Aspergillus niger mulai dari 0 jam sampai 144 jam. Data yang diperoleh dianalisa dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang terdiri atas Tujuh perlakuan dan Tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama inokulasi ampas sagu dengan  Aspergillus niger berpengaruh nyata (P<0.01) baik itu pada penurunan kandungan ADF maupun NDF. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kandungan ADF tertinggi yaitu pada H0  (21,36%) dan terendah yaitu pada H6 (15,67%) sedangkan NDF tertinggi yaitu pada H0 (42,23%) dan terendah yaitu pada H6 (23,59%), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ampas sagu yang diinokulasi dengan Aspergillus niger selama 24-144 jam menghasilkan kandungan ADF dan NDF yang lebih rendah dibandingkan dengan ampas sagu yang diinokulasi pada 0 jam (kontrol). Inokulasi ampas sagu dengan Aspergillus niger selama 24 – 144 jam  menurunkan  kandungan ADF dan NDF ampas sagu, peningkatan lama inokulasi dari 0 sampai 144 jam memberikan respon linear, dimana kandungan ADF dan NDF terendah berdasarkan kurva respon terlihat pada lama inokulasi 144 jam. 
PENGARUH KOMBINASI JENIS PUPUK KANDANG DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP SERAPAN NITROGEN DAN SERAPAN FOSFOR HIJAUAN ALFALFA (Medicago sativa L) Suci Ananda D. R. Lukiwati E. D. Purbajanti
AGROMEDIA: Berkala Ilmiah Ilmu-ilmu Pertanian Volume 31, Nomor 2 September 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47728/ag.v31i2.56

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi jenis pupuk kandang dengan pupuk anorganik terhadap serapan nitrogen dan phospor hijauan alfalfa (Medicago sativa L). Materi yang digunakan adalah benih alfalfa, pupuk SP (36% P2O5) dan BP (27% P2O5) sebagai pupuk anorganik, pupuk kandang sapi dan kambing, pupuk dasar KCl (50% K2O) dan urea (46% N). Pola penelitian menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 9 perlakuan (T0, T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7 dan T8) dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 27 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah adar N dan P, menghitung serapan N dan P. Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam, menggunakan bantuan software SPSS versi 16. Apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap serapan N dan P pada pemotongan I. Kombinasi pukan plus B mampu meningkatkan serapan N dan P pada pemotongan II. Kata kunci: alfalfa, serapan N, serapan P, pupuk kandang, pupuk anorganik
Penambahan Temulawak (Curcuma zanthorrhiza Roxb) dan Susu Bubuk Afkir pada Level yang Berbeda Terhadap Profil Organ Dalam Ayam Broiler Suci Ananda; Muhammad Nur Hidayat; Anas Qurniawan; Khaifah Asgaf; Handayani Indah Susanti
Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan Vol 8 No 1 (2022): JUNI
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jiip.v8i1.28298

Abstract

The addition of ginger and milk powder rejected in the feed can improve the work of organs in digestion. This research was conducted with the aim of knowing the effect of adding ginger and milk powder rejected in the ration at different levels on the internal organ profile of broiler chickens. The method used in this study was a completely randomized design with a factorial pattern with 3 treatments (factor A) and 4 treatments (factor B) using 2 replications for each replication or the experimental unit containing 2 chickens. The variables measured in this study were liver weight percentage, small intestine segment weight percentage (duodenum, jejunum and ileum) and small intestine segment length percentage (duodenum, jejunum and ileum). The results showed that there was an interaction between the addition of ginger and milk powder rejected on the percentage of jejunum and ileum weight, as well as the percentage of jejunum and ileum length. The single factor addition of ginger gave a significant effect on the percentage of liver weight, the percentage of jejunum and ileum weight, and the percentage of jejunum length. the single factor giving rejected milk powder had a significant effect on the percentage of the weight of the duodenum and the percentage of the weight of the jejunum.
REVIEW : PERBANDINGAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DI BERBAGAI NEGARA Anas Qurniawan; Suci Ananda; Amriana Hifizah; Irmawaty Irmawaty; Nurfaisah Baharuddin
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Peternakan ( Jurnal Of Animal Science )
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jac.v6i2.7201

Abstract

Telur ayam ras merupakan produk pangan asal ternak yang memiliki nilai nutrisi tinggi, sehingga telur ayam ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi konsumen. Pemenuhan kebutuhan konsumen yang tinggi ditandai dengan pesatnya industri telur ayam ras diberbagai banyak negara. Sehingga industri tersebut bersaing tidak hanya penilaian berat telur, melainkan memberikan kualitas telur yang baik. Kualitas telur merupakan indikator yang mengacu pada standar kualitas eksterior telur dan kualitas interior telur, selain itu kualitas telur dipengaruhi oleh kualitas eksterior dan kualitas interior. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan perbandingan kualitas eksterior dan interior telur diberbagai negara. Penelitian dimulai dengan menganalisis pemasaran telur, kebutuhan konsumen dan kualitas telur, kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan literatur terkait, dan menganalisa data dari literatur yang didapat. Standar kualitas telur pada bagian eksterior khususnya pada ketebalan cangkang Saudi Arabia paling tipis yaitu 0,04 mm sementara negara negara lain hampir sama yaitu kisaran 0,2 – 0,4 mm. Kerabang telur yang tipis memiliki pori-pori yang banyak dan besar hal ini menimbulkan penguapan yang cepat sehingga mempercepat penurunan kualitas telur. menunjukkan persentase berat cangkang dari berbagai negara 9 – 15 %, berat cangkang berbagai negara beratnya hampir sama yaitu kisaran 5 – 9 gram dan rata rata berat telur berbagai negara 58 gram – 61 gram. Menurut (Badan Standarisasi Nasional, 2008) bobot/berat telur dengan kategori besar (> 60 g) pada negara Saudi Arabia, China, dan Brazil. Kategori sedang (50 g – 60 g) pada negara Colombia, Japan, Mesir dan Indonesia. Selanjutnya pada bagian interior telur khususnya pada warna yolk skor menunjukkan China memiliki nilai skor tertinggi yaitu 13 sementara terendah ada pada negara Saudi Arabia yaitu mencapai angka 5. Persentase yolk diukur untuk mengetahui rasio yolk terhadap berat telur dalam satuan persen. Berat yolk diukur dengan menimbang yolk telur setelah dipisahkan dengan albumin telur. menunjukkan kondisi berat yolk diberbagai negara yang memiliki rata 26 % - 29 %, berat albumin pada berbagai negara memiliki rata – rata 29 gram hingga 40 gram. Persentase albumin diukur untuk mengetahui rasio albumin terhadap berat telur dalam satuan persen. Haugh unit merupakan korelasi antara tinggi putih telur dengan berat telur dan menunjukkan nilai haugh unit telur ayam ras dari berbagai negara berdasarkan grade score yang dikeluarkan oleh (United States Department of Agriculture, 2000) grade AA (diatas 72.0) adalah Colombia, China, Mesir, Indonesia dan Brazil. Grade score A (60-71,9) adalah Saudi Arabia. Grade score B (31-59,9) adalah Japan. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa kualitas eksterior dan interior telur konsumsi ayam ras memiliki kualitas yang hampir sama pada berbagai negara.
Manajemen Perkandangan Ayam Petelur Fase Grower pada PT. Inti Tani Satwa: Management of Laying Hens Cages in Grower Phase at PT. Inti Tani Satwa Hasrullah; Suci Ananda; Anas Qurniawan
Anoa: Journal of Animal Husbandry Vol 1 No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/anoa.v1i1.27418

Abstract

Management is one very important part in a business, especially in housing management. The cage is a building that provides a sense of security and comfort for livestock. The cage is very important because the comfort of the cage will affect the productivity of the poultry. The purpose of cage management is to find out how far a farm provides comfort for livestock in order to achieve good productivity. therefore the research was conducted in the cage of PT. Inti Tani Satwa to see how the housing management is there. This type of research is qualitative. There are two data collected, namely primary data and secondary data. Primary data comes from interviews and observations, while secondary data comes from the SOP/manual of maintenance management, then analyzed by descriptive method. The conclusion of the research is the cage model used at PT. Inti Tani Satwa is an open house model where the direction of the cage stretches from east to west. The equipment used for drinking water uses a nipple, while for the feed, it still uses a manual one. The frequency of feeding is done twice a day, in the morning and afternoon, for drinking water is given ad libitum. Coop maintenance and biosecurity are also applied to the laying hens of PT. Inti Tani Satwa.
Pengaruh Penambahan Daun Kelor Terhadap Ukuran Testis Ayam Kampung Muhammad Arsan Jamili; Muhammad Nur Hidayat; Sri Wahyu Ningsih; Suci Ananda; Andi Mutmainna
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 2 (2022): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.892 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i2.538

Abstract

Kemampuan reproduksi ternak jantan sangat dipengaruhi oleh organ testis, dimana organ testis merupakan salah satu organ yang bertanggung jawab dalam memproduksi sel spermatozoa. Kelor merupakan salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki organ reproduksi. Daun kelor memiliki kandungan protein dan asam amino yang tinggi serta vitamin dan mineral. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh daun kelor (Moringa oleifera L.) terhadap ukuran dan volume testis ayam kampung. Jenis ayam yang digunakan yaitu ayam Celebes. Adapun desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa Penambahan daun kelor), P1, P2 dan P3 masing-masing 2%, 4% dan 6%. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian daun kelor di dalam pakan mempengaruhi pertambahan bobot testis dan volume semen. (P kecil dari 0,01). Perlakuan yang terbaik untuk menambah ukuran bobot testis dan volume semen yaitu 6% (P3).
Manajemen Pemeliharaan Kuda di Desa Gantarang, Kabupaten Jeneponto: Horse Farming Management in Gantarang Village, Jeneponto Regency Ayu Lestari; Handayani Indah Susanti; Suci Ananda; Rusny Rusny
Anoa: Journal of Animal Husbandry Vol 2 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/anoa.v2i2.39954

Abstract

The development of horse farms in Gantarang Village has not been in line with the high utilization of horse livestock, so it is necessary to evaluate the management of horse farm maintenance in the area. The research was conducted in September 2022 in Gantarang Village, Kelara District, Jeneponto Regency. The object of this study were horse breeders in Gantarang Village, with 30 respondents. Respondents were selected purposively (purposive sampling) and then interviewed. The results showed that the majority of horse breeders in Gantarang Village raised 1-3 horses (60%). As many as 67% of respondents are private owners of the horses they keep. Horse rearing in Gantarang Village uses an intensive (50%) and semi-intensive (50%) system. The frequency of feeding 3 times was carried out by 67% of breeders and was carried out in the morning, afternoon and evening. All breeders (100%) who raise traditional horses in Gantarang Village only use forages, namely grass and straw. Horse farming in Gantarang Village is still traditional with a low number of horse owners. The provision of forage is carried out using the cut and carry method, namely taking feed from another location as far as 1-2 km from the location of the stable and bringing it to the stable or where the horses are grazed. Research on horse farming, especially in Jeneponto Regency, must be continued as one of the efforts to improve the community's economy, preserve culture, germplasm and the environment, develop livestock quality and health, and sustain horse production in the future.