Anak Agung Istri Sri Wiadnyani
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali 80361

Published : 56 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Optimisasi Suhu Pemanasan dan Kadar Air pada Produksi Pati Talas Kimpul Termodifikasi dengan Teknik Heat Moisture Treatment (HMT) I Nengah Kencana Putra; Ni Wayan Wisaniyasa; Anak Agung Istri Sri Wiadnyani
agriTECH Vol 36, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.872 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16602

Abstract

One of the physically starch modification technique is heat-moisture treatment (HMT). This technique can increase the resistance of starch to heat, mechanical treatment, and acid during processing.  This research aimed to find out the influence of heating temperature and moisture content in the modification process of cocoyam starch  with HMT techniques on the characteristic of product, and then to determine the optimum heating temperature and moisture content in the process. The research was designed with a complete randomized design (CRD) with two factors factorial experiment.  The first factor was temperature of the heating consists of 3 levels namely 100 °C, 110 °C, and 120 °C. The second factor was the moisture content of starch which consists of 4 levels, namely 15 %, 20 %, 25 %, and 30 %. The results showed that the heating temperature and moisture content significantly affected water content, amylose content and swelling power of modified cocoyam starch product, but the treatment had no significant effect on the solubility of the product. HMT process was able to change the type of cocoyam starch from type B to type C. The optimum heating temperature and water content on modified cocoyam starch production process was 110 °C and 30 % respectively. Such treatment resulted in a modified cocoyam starch with moisture content of 6.50 %, 50,14 % amylose content, swelling power of 7.90, 0.0009% solubility, paste clarity of 96.310 % T, and was classified as a type C starch. ABSTRAKSalah satu teknik modifikasi pati secara fisik adalah teknik Heat Moisture Treatment (HMT). Teknik ini dapat meningkatkan ketahanan pati terhadap panas, perlakuan mekanik, dan asam selama pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kadar air pada proses modifikasi pati talas kimpul dengan teknik HMT terhadap karakteristik produk, dan selanjutnya menentukan suhu dan kadar air yang optimal dalam proses tersebut. Penelitian ini dirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan percobaan faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah suhu pemanasan, terdiri dari 3 taraf yaitu 100 °C, 110 °C, dan 120 °C. Faktor kedua adalah kadar air pati, terdiri dari 4 taraf yaitu 15 %, 20 %, 25 %, dan 30 %. Hasil penelitian menunjukkan, suhu pemanasan dan kadar air pati secara nyata mempengaruhi kadar air, kadar amilosa dan swelling power pati talas kimpul termodifikasi, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kelarutannya. Proses HMT mampu mengubah tipe pati talas kimpul dari tipe B menjadi tipe C. Suhu pemanasan dan kadar air optimal pada produksi pati talas kimpul termodifikasi adalah 110 °C dan 30 %. Perlakuan tersebut menghasilkan pati talas kimpul termodifikasi dengan karakteristik seperti kadar air 6,50 %, kadar amilosa 50,14 %, swelling power 7,90, kelarutan 0,001 %, kejernihan pasta 96,31 % T, dan dengan klasifikasikan pati tipe C.
Perubahan Fisiko-Kimiawi dan Mikrobiologis Minuman Tradisional Bali (Loloh) selama Penyimpanan I Desak Putu Kartika Pratiwi; I Ketut Suter; Putu Ari Sandhi Widpradnyadewi; Anak Agung Istri Sri Wiadnyani
agriTECH Vol 39, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.292 KB) | DOI: 10.22146/agritech.17261

Abstract

Loloh is a Balinese traditional beverage made from one or a combination of several herbal extracts. The most popular variants of loloh in Bali are loloh tibah and loloh cem-cem, which are continuously produced every day. During distribution, loloh is stored at room temperature. The study was aimed to study the physico-chemical and microbiological characteristics of loloh cem-cem and loloh tibah during storage at room temperature.  This study used a purposive random sampling. The samples consisted of 14 loloh sellers in Badung-Denpasar. Type parameters that were observed during a 24 hour-storage at room temperature included pH, total soluble solid, titratable acidity, ascorbic acid, total plate count, total yeast and mold count. During room temperature storage, the level of total plate count, total mold/yeast of loloh cem-cem and loloh tibah changed significantly. The shelf life of loloh cem-cem was only 12 hours at room temperature (28-30 oC) with the characteristics of pH 2.95, TSS 5.67 °Brix, vitamin C 19.35 mg/100 g, titratable acidity 0.24%, log total plate count 6.48 Cfu/mL, log total mold/yeast 5.01 Cfu/mL. The shelf life of Loloh tibah was only 12 hours at room temperature (28-30 ºC) with the characteristics of pH 3.34, TSS 4.21 °Brix, Vitamin C 10.20 mg/100 g, titratable acidity 0.13%, log total plate count 6.68 Cfu/mL, log total mold/yeast 5.86 Cfu/mL. Beyond the 12 hour-storage, both of the lolohs had higher total colony counts than the upper standard limit.
PELATIHAN PENGOLAHAN TEPUNG AMPAS KELAPA MENJADI BISKUIT DI DESA ADAT PENGLIPURAN, KABUPATEN BANGLI I W. R. Widarta; I K. Suter; N M. Yusa; A.A. I.S. Wiadnyani; NN. Puspa wati; K. A. Nocianitri
Buletin Udayana Mengabdi Vol 12 No 2 (2013): Volume 12 No.2 – September 2013
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.967 KB)

Abstract

Penglipuran village located on Bangli sub-district in Bangli regency. Coconut is one of agricultural commoditiesin this village. Rural community in Penglipuran village are inexperienced how to make cookies by coconut-byproduct. The aim of these activities was to introduce cookies production by coconut-by product to increase theadded.value The Community Service was carried out by 2 methods, namely: first, information and discussionwith rural community about cookies. Second, cookies production training. There are 20 partisipant in this activity,including delegation of female farmer groups. They have given positif response for these valuable activity.
PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN JAMUR TIRAM MENJADI BAKSO DI DESA PENINJOAN, KECAMATAN TEMBUKU, KABUPATEN BANGLI A. A. Istri Sri Wiadnyani; I. M. Sugitha; I W. R. Widarta; I.D.P. Kartika, P
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.833 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p18

Abstract

Desa Peninjoan terletak di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli. Jamur tiram merupakan salah satu komoditas pertanian di desa ini. Masyarakat pedesaan di desa Peninjoan belum berpengalaman bagaimana membuat bakso jamur tiram. Tujuan kegiatan ini untuk mengenalkan bakso dari jamur tiram dan untuk meningkatkan nilai tambahnya. Pengabdian dilakukan dengan 2 metode, yaitu: pertama, informasi dan diskusi dengan masyarakat pedesaan tentang produk sampingan jamur tiram. Kedua, produksi dan pelatihan olahan jamur tiram, kemasan dan pelabelan. Ada 25 peserta dalam pengabdian ini, termasuk anggota kelompok tani Lancar Abadi. Mereka memberi respon positif atas pengabdian ini.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI UBI JALAR UNGU DI DESA BUKIAN, KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR MELALUI IPTEKS TEPAT GUNA I.W.R Widarta; A.A.I.S Wiadnyani; N.N Puspawati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 2 (2016): Jurnal Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.035 KB)

Abstract

Bukian merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar,sekitar 35 km dari Denpasar. produk pertanian yang dihasilkan di Desa Bukian adalah padi dan palawijaseperti singkong, talas, ubi jalar ungu. masalah yang dihadapi adalah pada saat panen raya, dimana harga ubijalar ungu menjadi rendah. oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengolahan ubi jalar ungu menjadiproduk yang lebih variatif, tahan lama serta mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi seperti: dodol, piedan bakpia. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan produkolahan ubi jalar ungu, pengemasan dan manajemen pemasaran melalui kegiatan ceramah, penyuluhanpelatihan pembuatan produk olahan ubi jalar ungu serta pendampingan selama proses produksi sampaipemasaran. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan yangpembuatan produk produk olahan ubi ungu meliputi : pengolahan menjadi pia, dodol, dan pie ubi jalar unguberjalan dengan baik. KWT "Merta sari" dan "Mekar Sari" sudah mampu memproduksi produk olahantersebut dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produk pun sudah dapat dikerjakan dengan baik sertadihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik. Selain itu, jiwa kewirausahaan meningkatdikalangan ibu-ibu KWT yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraanmasyarakat Desa Bukian.
PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN TEPUNG SAGU MENJADI STIK SAGU KEJU DI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR A. A. Istri Sri Wiadnyani; I D.G Mayun Permana; I W.R. Widarta; I D.P. Kartika Pratiwi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 2 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.831 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i02.p06

Abstract

Desa Manukaya termasuk salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Jarak desa tersebut dari kota Denpasar adalah ± 40 km dengan waktu tempuh ± 1 jam. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Manukaya adalah petani.. Salah satu hasil pertanian yang sedang berkembang di Desa Manukaya adalah pertanian sagu dan sudah terdapat kelompok Tani (KT) ’Abian sari’ yang terdiri dari 18 orang petani sagu. Permasalahannya pada saat panen raya, produksi sagu berlimpah sehingga harga jual menjadi rendah karena tidak semua dapat diserap oleh pasar diharapkan kelompok PKK dan KT dapat bersinergi dalam mensuplai dan mengolah sagu menjadi produk olahan yang bermanfaat dan bernilai gizi tinggi. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan produk olahan tepung sagu menjadi stik sagu keju dan pengemasan sampai pada pelabelannya. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan pembuatan produk produk olahan tepung sagu menjadi stik sagu keju berjalan dengan baik dan sesuai rencana dimana KT Abian Sari sudah mampu memproduksi produk olahan tersebut dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produkpun sudah dapat dikerjakan dengan baik dan dihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik Kata kunci : Kelompok Tani Abian Sari, Desa Manukaya, Tampaksiring, Tepung Sagu, Stik Sagu Keju
PELATIHAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN RUMPUT LAUT MENJADI SELAI DI DESA LEMBONGAN KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGUNG A.A.I.S Wiadnyani; I.W.R. Widarta; N.N. Puspawati; N.M. Indri H; I.D.P. Kartika
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.981 KB)

Abstract

Nusa Lembongan merupakan pulau kecil yang terletak berdekatan dari pulau Nusa Ceningan dengan jarak sekitar 2 km di sebelah Barat laut Nusa Penida. Pulau Nusa Lembongan memiliki panjang 4 km dan lebar 1 – 1,5 km, berada sekitar 11 km di sebelah Tenggara dari Pulau Bali. Daerah Nusa Lembongan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Klungkung yang masih dianggap daerah miskin dan banyak warganya yang bekerja di luar daerah. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Nusa Lembongan adalah sebagai petani rumput laut dan sebagian bekerja di sektor pariwisata. Rumput laut merupakan komoditi pertanian utama yang dihasilkan Nusa Lembongan. Masyarakat di Desa Lembongan hanya menjual rumput laut dalam bentuk segar ataupun setelah dikeringkan tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pemanfaatan rumput laut menjadi selai dengan memanfaatkan hasil penelitian belum diketahui oleh warga desa. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan produk olahan rumput laut menjadi selai dan pengemasan sampai pada pelabelannya. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan pembuatan produk produk olahan rumput laut menjadi selai berjalan dengan baik dan sesuai rencana dimana KWT Segara Caksu sudah mampu memproduksi produk olahan tersebut dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produkpun sudah dapat dikerjakan dengan baik dan dihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik.
IbM JAMUR TIRAM DI DESA PENINJOAN, KECAMATAN TEMBUKU, KABUPATEN BANGLI A. A. Istri Sri Wiadnyani; I Made Sugitha; I D.P. Kartika Pratiwi
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.949 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p10

Abstract

Banjar Tampuagan merupakan salah satu Banjar yang terletak di desa Peninjoan yang berada dalam wilayah Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, sekitar 75 km dari Denpasar. produk pertanian yang dihasilkan di Desa Peninjoan selain padi dan palawija ada juga jamur tiram. masalah yang dihadapi adalah pada saat panen raya, dimana harga jamur tiram menjadi rendah. oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengolahan jmur tiram menjadi produk yang lebih variatif, tahan lama serta mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi seperti: jamur crispy dan nugget jamur. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram, pengemasan dan manajemen pemasaran melalui kegiatan ceramah, penyuluhan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram serta pendampingan selama proses produksi sampai pemasaran. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan yang pembuatan produk produk olahan jamur tiram meliputi : pengolahan menjadi jamur crispy dan nugget jamur berjalan dengan baik. KT(Kelompok Tani) "Lancar Abadi A" dan "Lancar Abadi B" sudah mampu memproduksi produk olahan tersebut dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produk pun sudah dapat dikerjakan dengan baik serta dihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik. Selain itu, jiwa kewirausahaan meningkat dikalangan kelompok petani yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Peninjoan
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RIMPANG ILALANG (Imperata cylindrica (L) Beauv.) PADA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK Corry Permatasari Suhendra; I Wayan Rai Widarta; Anak Agung Istri Sri Wiadnyani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA) Vol 8 No 1 (2019): Jurnal ITEPA
Publisher : Department of Food Science and Technology Study Program, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.269 KB) | DOI: 10.24843/itepa.2019.v08.i01.p04

Abstract

This research porpose to determine the appropiate concentration of ethanol to obtain the highest antioxidant activity of cogon grass rhizome (Imperata cylindrica (Linn.) Beuv.) extract using ultrasonic wave. This research used a completely randomized design method with the treatment of concentration ethanol which consisted of six levels : 40, 50, 60,70, 80 and 90%. The whole treatment was repeated three times to obtain 18 units of the experiment. The data were analyzed by ANOVA, if the treatment showed the influenced then it continued by Duncan test. The result showed that the best treatment is using ethanol 70% with characteristic extract : yield was 14.13%, total phenolic was 129.57 mgGAE (Gallic Acid Equivalent)/g extract, total flavonoid was 90.91 mgQE (Quercetin Equivalent)/g extract and antioxidant activity was 56.03% with the IC50 value 0.098 mg/ml
PERBEDAAN KARAKTERISTIK KIMIA DAN DAYA CERNA PATI TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG KECAMBAH JAGUNG (Zea mays L.) Willem Kurniawan Lombu; Ni Wayan Wisaniyasa; AAI. Sri Wiadnyani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA) Vol 7 No 1 (2018): Jurnal ITEPA
Publisher : Department of Food Science and Technology Study Program, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.09 KB) | DOI: 10.24843/itepa.2018.v07.i01.p05

Abstract

This study aims to determine the difference of characteristic and starch digestibility of germinated and ungerminated flour. This study used randomized complete design (RCD) three repeated. The corn germinated for 36 hours. Corn germinated flour and ungerminated flour were evaluated directly of the chemical composition of the flour content, moisture content, ash content, protein, fat, carbohydrates, fiber, starch content and starch digestibility. The results showed the corn germinated flour has increased of moisture content from 9.66% into 10.38%, increased of protein into 7.22% into 8.45%, increased of fiber content from 2.28% into 2.79% and increased of starch digestibility from 57.04% into 62.43%. While were the decreased fat content from 5.17% into 4.76%, decreased of carbohydrate from 75.41% into 73.89% and decreased of starch content from 76.10% into 69.40%. The treatmented has no effect for the flour content decreased from 41.40% into 40.36% and ash content decreased from 2.52% into 2.51%. Germinated increased starch digestibility and changed the character of corn flour.