Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Bagaimana meningkatkan school well-being? Memahami peran school connectedness pada siswa SMA Ulifa Rahma; Faizah Faizah; Yuliezar Perwira Dara; Najwa Wafiyyah
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.227 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v8i1.9393

Abstract

Objectives: this research was conducted to look at the relationship between school and school - both in high school students.Method: this research is a quantitative study involving subjects consisting of 134 high school students based on the calculation of the application G * Power version 3.1.9.2. Data retrieval is done by connecting two scales, namely the scale of school connectivity and school scale using the accidental sampling method. Test data analysis in this study using Pearson product moment.Findings: There was positive relationship between  school connectedness and school wellbeing variables in the Middle School students is significan (r = 0.77, p = 0.00) t. The results of this study have a positive value. Where there is a positive relationship between variables, the higher the level of student school connection to the school, the higher the school level will be, and vice versa.Conclusions: dimensions of school connectedness related to school wellbeing are related and liked by students, communication and liked by teachers. But belonging does not have an influence on school wellbeing in high school students. The dimension of school connectednes which has the greatest effect size is liked by the teachers then communication and the last is connected and liked by students.
ANALISA SCHOOL WELLBEING PADA MAHASISWA DISABILITAS TUNADAKSA, TULI DAN TUNANETRA DI PERGURUAN TINGGI INKLUSI Ulifa Rahma; Faizah Faizah; Yuliezar Perwiradara; Almirandari Ikawikanti; Baiq Marlina Mayasari; Tiara Disti Rinanda
PSIKOVIDYA Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/psikovidya.v24i1.153

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui school wellbeing mahasiswa disabilitas Tunadaksa, Tuli dan Tunanetra di Perguruan Tinggi Inklusi. Penelitian menggunakan desain kualitatif pendekatan fenomenologi. Pengambilan data melalui wawancara, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian subjek tunadaksa, tunanetra dan tunarungu memiliki school wellbeing, namun bervariasi tiap aspeknya. Setiap aspek school wellbeing beberapa subjek memiliki permasalahan namun mampu mengatasi permasalahan sehingga merasa nyaman dan puas terhadap kehidupannya dikampus. Beberapa subjek tertekan, stres, berniat pindah jurusan, pasrah menjalani perkuliahan, maupun berniat berhenti kuliah yang mengganggu school well-beingnya dan berpengaruh terhadap penyelesaian studinya karena tidak mampu mengatasi permasalahannya. Kata Kunci: mahasiswa disabilitas; perguruan tinggi inklusi; school well-being ABCSTRAC. The purpose of this study was to determine the school wellbeing among visual impairments, deaf and physical disability students in college inclusion. the study used a qualitative design approach phenomenology. Retrieval data through interviews, and observation. Data analysis techniques using the interactive model of Miles & Huberman. The results subjects with physical disabilities, visual impairments and hearing impairment have school wellbeing, but varies in every aspect. Every aspect of school wellbeing, some subjects have problems but are able to overcome the problems so they feel comfortable and satisfied with their lives in campus. Some subjects are depressed, stressed, intend to move majors, resigned to undergoing lectures, or intend to quit college that disrupts their school well-being and affect the completion of their studies because they are unable to overcome the problem.
The Difference in School Well-Being in High School Students with Full-Day Scholl and Half Day School Systems Ulifa Rahma; Rr. Karina Putri Pramitadewi; Risna Hotmauli Tambun Saribu; Faizah Faizah; Yuliezar Perwiradara
PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 1: June 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/psikopedagogia.v8i1.17897

Abstract

This study aims to determine the differences in the school well-being of the full-day school and half-day high school students. The method used in this research is a quantitative correlational method with a population of 249 full day school students and 304 half-day schools with a total of 552. Sampling using accidental sampling The instrument in this study, namely, the school well-being profile questionnaire ( SWP), is based on Konu and Rimpela's theory, where there are four dimensions (having, loving, being, health). The results showed that there was no difference in school well-being among high school students with full-day school and half-day school systems. The results of the study are useful as a basis for providing guidance and counseling service techniques to improve school well-being in students.
School Well-Being pada Siswa Berprestasi Sekolah Dasar yang Melaksanakan Program Penguatan Pendidikan Karakter Faizah Faizah; Jovita Nabila Prinanda; Ulifa Rahma; Yuliezar Perwira Dara
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 5, No 2 (2018): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v5i2.3313

Abstract

The aim of this study was to evaluate school well-being of achieving students in primary school that implement character education programs. This research used qualitative method, data was collected by using interview and observation with 2 primary subjects achieving student on academic or non academic skill, and 5 secondary subjects were teacher, parent, peer of primary subjects. Data was analyzed by Analysis Interactive Model with triangulation source validity. School well-being consists of four dimensions: having, loving, being, and health. The result of this study describes school well-being of achieving student in primary school with character education program.
Pengaruh persepsi dukungan sosial terhadap kesejahteraan di sekolah siswa SMA Ulifa Rahma; Karina Putri Pramitadewi; Faizah Faizah; Yuliezar Perwiradara
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu106

Abstract

Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa kesejahteraan di sekolah merupakan prediktor penting terhadap prestasi siswa. Salah satu determinan dari persepsi siswa terhadap tingkat kesejahteraannya di sekolah adalah persepsinya mengenai dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan di sekolah siswa SMA. Sebanyak 304 siswa (Musia = 16.27; SD = .815) berpartisipasi dalam studi ini; sampel diperoleh melalui teknik sampling aksidental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan terhadap kesejahteraan di sekolah pada siswa SMA. Dari lima sumber persepsi dukungan sosial yang diukur, dukungan dari guru memiliki pengaruh terbesar terhadap kesejahteraan di sekolah siswa SMA, sedangkan dukungan dari sahabat menunjukkan pengaruh paling kecil. Hasil studi ini merekomendasikan pentingnya manajemen sekolah, terutama sekolah menengah atas, untuk memperhitungkan dan memenuhi dukungan sosial siswanya sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi dan kesejahteraannya di sekolah.
Kesejahteraan guru: Apakah tuntutan emosional kerja dan kepercayaan pada rekan kerja itu penting? Yuliezar Perwira Dara; Sayyidah Aisyah; Faizah Faizah; Ulifa Rahma
Jurnal Ecopsy Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.2021.06.010

Abstract

Berprofesi sebagai guru merupakan profesi yang kompleks, karena guru dihadapkan pada tugas mendidik maupun administratif yang memakan banyak waktu untuk  menyelesaikan keduanya. Data menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai guru dari tahun 2014 hingga 2019 karena banyaknya tuntutan dari sekolah namun tidak sebanding dengan well-being yang dirasakan. Kesejahteraan guru atau teacher well-being merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia dalam bidang pendidikan. Bahkan disebutkan pada penelitian 2017 di Indonesia, bahwa guru merupakan profesi yang rentan dengan stres tinggi. Trust in colleagues atau mempercayai pihak lain dengan menganggap kolega sebagai seorang yang baik hati, dapat diandalkan, jujur dan open-minded dipercaya memiliki peran positif untuk membuat guru termotivasi dan mendorong guru untuk saling berbagi perasaan dengan tulus kepada koleganya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran emotional job demands (EJD) dan trust in colleagues (TIC) terhadap teacher well-being (TWB), secara simultan dan secara parsial. Populasi dan sampel penelitian ini adalah guru pendidikan formal (SD, SMP, SMA sederajat) dengan sampel sebanyak 565 responden. Penelitian ini menggunakan teknik sampling accidental sampling. Penelitian ini diukur menggunakan instrumen Emotional Job Demands of Teaching Scale yang terdiri dari empatbutir, Omnibus Trust Scale sebanyak delapan butir, dan Teacher Well-Being Scale sebanyak 16 butir yang mana ketiganya telah ditransadaptasi dan telah disesuaikan dengan konteks penelitian pada guru di Indonesia. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik multiple-regression. Berdasarkan hasil uji multiple regression, secara simultan dan parsial, emotional job demands dan trust in colleagues merupakan prediktor yang signifikan terhadap teacher well-being.
School Well-Being Siswa Sekolah Dasar dan Siswa Sekolah Menengah Pertama Pengguna Sistem Full-Day School di Indonesia Faizah Faizah; Ulifa Rahma; Yuliezar Perwira Dara; Candra Laksmana Gunawan
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.515 KB) | DOI: 10.17977/um001v5i12020p034

Abstract

Abstract: Character building education in Indonesia has officially become a new regulation in the aspect of education therefore several state-owned schools have implemented a full-day system. The school system and the presence of student are complementary components, students' perspective upon themselves and the school environment as part of well-being fulfillment. The purpose of this study was to determine the state of school well-being of elementary school students and junior high school students who implemented the full-day system. This research was a comparative quantitative study with accidental sampling technique. This research was conducted in Malang, involving 285 students from five elementary schools and 275 students from three junior high schools as participants. The research instrument used was the School Well-being Profile (SWP). The data analysis using independent two-sample t-test with Welchs t-test method. The results showed there were differences in school well-being in elementary and junior high school students in full-day systems. Elementary students have higher school well-being compared to junior high school students. Furthermore, the results of this study can be used as a reference to provide counseling services in improving school well-being of full day school students, especially junior high school students.Abstrak: Pendidikan pembangunan karakter di Indonesia telah resmi menjadi peraturan baru bagi dunia pendidikan sehingga beberapa sekolah negeri memberlakukan sistem full day. Sistem sekolah dan eksistensi siswa merupakan komponen yang saling melengkapi, pandangan siswa terhadap diri dan lingkungan sekolah sebagai bagian dari terpenuhinya well-being. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan school well-being siswa Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menerapkan sistem full day. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif dengan teknik sampling accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Kota Malang, dengan melibatkan 285 siswa dari lima SD dan 275 siswa dari tiga SMP sebagai partisipan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu School Well-being Profile (SWP). Analisis data menggunakan independent two-sample t-test dengan metode Welchs t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan school well-being pada siswa SD dan SMP sistem full day. Siswa SD memiliki school well-being yang lebih tinggi dibandingkan siswa SMP. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memberikan layanan konseling dalam meningkatkan school well-being siswa sekolah full day khususnya siswa jenjang SMP.
Pemahaman Konsep Belajar untuk Mengasah Kecerdasan Majemuk : Pendekatan Penelitian Tindakan intan rahmawati; Yuliezar Perwira Dara; Ulifa Rahma
Psycho Idea Vol 17, No 1 (2019): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.063 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v17i1.3693

Abstract

Kurang optimalnya pendidikan Sekolah Dasar dalam mempersiapkan kualitas siswa yang mengoptimalkan kecerdasan majemuk, menjadi masalah utama pada sektor pendidikan. Memberikan pemahaman mengenai konsep belajar yang tepat menjadi kebutuhan dasar untuk mengoptimalkan kecerdasan majemuk siswa. Penelitian ini mencoba melakukan serangkaian kegiatan optimalisasi kecerdasan majemuk siswa SDN 1 Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Pada kegiatan ini, peneliti terlebih dahulu melakukan pemetaan kecerdasan siswa serta memberikan pemahaman konsep belajar pada orangtua dan guru melalui psikoedukasi. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kecenderungan kecerdasan siswa kelas 4,5, dan 6 SD Negeri Sumber Bening terletak pada kecerdasan natural kemudian disusul pada kecerdasan interpersonal. Pada pemetaan ini, tampak sebanyak 12 siswa memiliki kecenderungan pada kecerdasan natural (26%) sedangkan 11 siswa menunjukkan kecerdasan interpersonal (24%). Kemudian untuk kecerdasan lain terlihat kecerdasan linguistic (bahasa) sebanyak 1 orang (2%); kecerdasan logical-mathematical (logika angka) sebanyak 4 orang (9%); kecerdasan musikal sebanyak 6 orang (13%); kecerdasan bodily-kinetsthetic (gerak badan) sebanyak 5 orang (11%); kecerdasan spatial-visual (spasial) sebanyak 1 orang (2%); dan kecerdasan intrapersonal sebanyak 6 orang (13%). Hasil lain menunjukkan adanya pemahaman yang meningkat tentang konsep belajar untuk mengasah kecerdasan majemuk siswa.
Are You Bullied? : Empathy Character Building Training pada Siswa Sekolah Dasar Yuliezar Perwira Dara; Faizah Faizah; Ulifa Rahma
Psycho Idea Vol 17, No 2 (2019): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.201 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v17i2.3840

Abstract

Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan seseorang kepada oranglain, terjadi secara berulang, ada niatan, dan adanya perbedaan kekuatan, baik fisik maupun mental. Perilaku tersebut muncul sejak usia sekolah dasar. Penyebab munculnya perilaku dalam konteks pelaku adalah karena kurangnya ketrampilan berempati kepada oranglain. Yaitu,  tidak mampu merasakan kondisi emosi  oranglain, dan secara kognitif tidak mampu memahami dan mengevaluasi keadaan emosi oranglain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan program emphaty character building dalam menurunkan perilaku bullying pada siswa SD Negeri di Kota Malang. Data awal, tingkat bullying siswa terentang dari sedang hingga tinggi. Desain penelitian one group pre-post test. Metode analisis data menggunakan  pair sample t-test untuk menguji beda skor sebelum dan sesudah program. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengimplementasikan program bagi siswa SD kelas 4-6 berdasarkan aktivitas dalam modul Stanbury (2009), yang telah diaplikasikan di Indonesia melalui proses modifikasi oleh Faizah, dkk (2016). Hasilnya adalah terdapat perbedaan perilaku bullying  antara sebelum dan setelah pelaksanaan program. Persentase jumlah siswa sekolah Dasar Negeri “X”  yang termasuk dalam kecenderungan perilaku bullying semakin menurun. Jumlah siswa yang termasuk kategori sedang, yaitu sebesar 60%, kategori rendah sebesar 30%, dan kategori tinggi  sebanyak 10%.
Penyesuaian Sosial Berdasarkan Adversity Quotient pada Mahasiswa Rantau Yuliezar Perwira Dara; Sayidah Hilmi Dewi; Faizah Faizah; Ulifa Rahma
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 10 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.112 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v10n2.p139-149

Abstract

The purpose of this study was to determine the role of the adversity quotient on social adjustment among students who are migrating from their home regions to the Malang City, East Java, for studying at universities. The sample was 164 students who are in the first year of their studies. Data were collected using Adversity Response Profile (ARP) and Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) and are analyzed using simple linear regression. The result showed that there is positive correlation between adversity quotient and social adjustment among the participants. It can be concluded from this study that the participants adversity quotient can affect their social adjustment. The increase of adversity quotient will predict better social adjustment.Keywords: Adversity quotient, migrating students, social adjustment.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran adversity quotient pada mahasiswa luar kota dalam membentuk penyesuaian sosial. Subjek penelitian adalah 164 mahasiswa perantauan yang menjalani studi mereka pada tahun pertama di Malang, Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan melalui skala Adversity Response Profile (ARP) dan Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara adversity quotient dengan penyesuaian sosial pada mahasiswa rantau yang sedang kuliah pada tahun pertamanya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adversity quotient pada partisipan dapat mempengaruhi kemampuan penyesuaian sosial mereka. Peningkatan adversity quotient  dapat memprediksi penyesuaian sosial yang lebih baik.