Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Evaluation of financial management pattern of the production unit in referral vocational school with adversary model in Yogyakarta Special Region Ambar Wahyu Astuti; Soenarto Soenarto
Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 8, No 3 (2018): November
Publisher : ADGVI & Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.232 KB) | DOI: 10.21831/jpv.v8i3.21448

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the implementation of Referral Vocational School (SMK Rujukan) program in financial management of production units in the DI. Yogyakarta province. This research was an evaluative research which described problem of financial management of production unit at SMK Rujukan. The approach used of this research were mixed methods which combined quantitative and qualitative research. The evaluation model of this research were an adversary model. An adversary evaluation model were an evaluation that seeked to uncover all the important aspects of the program being evaluated. The results showed that of the 5 SMK studied, there is only 1 SMK that had adequate financial management system of production unit, while 4 other SMK not yet adequated. Forms of protection to financial management of production units for SMK in the DI. Yogyakarta province had not been established yet. No school of the 5 schools studied, had implemented a pattern of financial management in accordance with applicable regulations.
TEKNIK DELPHI SUATU PENDEKATAN DAtAM PERENCANAAN PENDIDIKAN Soenarto Soenarto
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 2,1994,TH.XIV
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.673 KB) | DOI: 10.21831/cp.v2i2.9124

Abstract

Perencanaan pendidikan merupakan tahap awal dadaktivitas institusi pendidikan dan latihan yang harus dilakukanpada saat yang tepat dan didukung oleh data yang akuratsehingga program yang direncanakan dapat diimplementasikandengan baik dan dapat dicapai hasil yang optimal. Data yangakurat hanya diperoleh dari orang yang mengetahui permasalahanyang terkait dengan aktivitas organisasi, denganmenggunakan instrumen yang benar, dan ditempuh melaluipendekatan yang sesuai.Dalam perencanaan pendidikan dapat dilaksanakandengan menggunakan pendekatan kualitatif. pendekatan kuantitatif,dan pendekatah gabungan antara kualitatif dengankuantitatif•.Pendekatan kualitatif dicapai dengan menentukanprakiraan keberhasilan dan proyeksi di masa yang akandatang lewat musyawarah dan mufakat di antara para pakar.Cara ini disebut Teknik Delphi. Penerapan Teknik Delphitampaknya sangat sesuai dengan pola berpikir bangsa Indonesiayang mengan~t falsafah Pancasila, di mana makna padasila ke-4 adalah musyawarah uotuk mencapai mufakat dalammenyelesaikan masalah.Penerapan Teknik Delphi didasarkan pada 3 asumsi: (1)pendapat beberapa orang secara konsensus lebih baik danlebih komprehensif daripada hanya pendapat seseorang; (2)untuk memperoleh data yang akurat, para panel~s hendaknyaorang yang berpandangan luas tentang masa depan danmengetahui permasalahan yang terkait dengan tujuan organisasi;(3) untuk memperoleh data yang bebas dari rancu, parapakar diusahakan tidak saling berkomunikasi. PenggunaanTeknik De1phi dapat dicapai 3 sasaran: (1) penentuan tujuanlembaga; (2) penentuan jenis pertanyaan dalam instrumenanalisis ~ebutuhan; dan (3) penentuan persyaratan yang harusdipenuhi dan formulasi strategi untuk mencapai tujuan.
PENANGGULANGANPENGANGGURAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN WlRA USAHA DAN EKONOMI PRODUKTIF DIDAERAHISTIMEWA YOGYAKARTA Soenarto Soenarto
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 1 (2002): CAKRAWALA PENDIDIKAN EDISI FEBRUARI 2002,TH XXI. NO.1
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.483 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.7464

Abstract

This article is based on a research conducted to know the implementation and result of the New Entrepreneurs' Training (NET) and the Productive Economic Institution Training (PElT) held as some of the efforts to solve the problem of unemployment handled by the part of the Social Security Network Program taken care of by the Province of the Yogyakarta Special Territory's Regional Office ofthe Employment Department. The focus of the research was on determining how far the training programs could help overcome the unemployment in particularly that province as a result of Indonesia's recent economic crisis. All the 1140 trainees became the research populatioILand 450 of them were taken as a proportional sample. The data were obtained by means ofa questionnaire composed on the basis of adifferential semantic scale. From the research it is found that (1) the NET has produced good results, with 88% of the trainees having produced proposals for the establishment of new business companies complete with planned programs and costs and 66% of the trainees having already started running their business; (2) the business companies started have good prospects in the current situation of crisis and the degree ofhow well they run is categorized moderate; (3) the knowledge. and skills acquired in the training suit the trainees' needs and are beneficial to them in runningtheir business; (4) further intensive guidance and advisory assistance fortrainees as the follow-up of the training are also made available bythe institution conducting the training; (5) the PEIT has produced moderately good results, with 60% of the trainees having been absorbed, channeled, and positioned as employees at companies they are apprenticed to or at companies pioneered by the NET; (6) 40% ofthe trainees have not received employment because they have refused the positions found for them for the reason that the salary offered has been lower than the required Regional Minimum Fee, because of the economic slump, and because of no fault of the institution conducting the training; (7) the knowledge and skills acquired in the training suit the trainees' needs and beneficially arm them in looking for work; and (8) the apprenticeship and guidance programs run by the institution conducting the training are running moderately well and extremely helpful in job seeking.
PERANAN INDUSTRI DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENEMUAN, INOVASIDAN ALm TEKNOWGI MENUJU HAK CIPTA DAN HAK PATEN Soenarto Soenarto
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1996,TH.XV
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.038 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.9212

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimanfaatkan olehmanusia untuk mengatasi kesuIitan-kesuIitan dan memenuhi kebutuhanhidup. Bangsa atau manusia di negara maju dapat memanfaatkan teknologimutakhir, sementara sebagian besar manusia yang lain menanggungdampak negatif sebagai akibat penerapan teknologi. Manusia mencarialternatif teknologi yang akan dikembangkan dan diterapkan, denganmelakukan pengkajian terhadap teknologi, agar dapat memanfaatkanteknologi seoptimal mungkin dengan mengantisipasi dampak negatifyang mungkin teIjadi.JImu pengetahuan manusia terdiri dari 4 ranah: Descriptive,Prescriptive, Ponnal Knowledge dan Praxiology, mempunyai hubungantimbal balik dengan kehidupan manusia yang memiliki empat sistemideology, sociology, technology, dan environment. Pengembangan danpenerapan IPTEK bersumber dari penemuan dan inovasi, atau lewat alihteknologi dari negara maju dengan mempertimbangkan keuntungan danresiko yang mungkin teIjadi. Penemuan dan inovasi yang dilakukan olehpara perguruan tinggi, perIu ditunjang dan didukung oleh peraturan danpengakuan legalitas hak cipta dan paten sebagai intelectual right.Beberapa keiJdala yang dialaroi perguruan tinggi dalam mewujudkanhak cipta dan hak paten terhadap hasil temuan: (1) kurang tersedianyadana, (2) rendahnya motivasi untukpenelitian dasar, (3) belummemadainya penghargaan fmansiil terhadap penemuan,(4) terbatasnyatenaga profesional dalam penelitian dasar, (5)penelitian di perguruantinggi kurang terkait dengan teknologi yimg diterapkan industri, (6)pemahaman tentang hak paten dan hak cipta masih kurang, dan (7)belum ada upaya nyata untuk memasyarakatkan peraturan hak cipta danhak paten di lingkungan kampus. , .Ada tiga hal yang perIu diperhatiklin dalam pengusulan hak ciptadan hak paten: persyaratan, organisasl, dan prosedur pelaksanaan.Prosedur pengajuan usulan melalui 4 tahapan: (a) usulan pengajuanpenemuan; (b) kelengkapan lampiran bukti hasil temuan, gambar disaindari hasil penemuan, dan pernyataan tentang hasil temuan; (c) menyampaikanusulan kepada Ketua Jurusan dan Dekan, dan diteruskan ke panitiadaerah; (d) pengesahan oleh Rektor dan diajukan ke Panitia Nasionallewat Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Prevalensi dan intensitas infeksi cacing tambang di Daerah Yogyakarta dan Surakarta Soenarto Soenarto
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 5, No 01 (1973)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.929 KB)

Abstract

keywords: prevalensi, penyakit cacing tambang
Perbandingan Efektivitas Krim Metronidazol 1% dan Krim Ketokonazol 2% pada Dermatitis Seboroik di Wajah Mimie Malisa; Soenarto Soenarto; Athuf Thaha; R.M. Suryadi Tjekyan
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perjalanan penyakit dermatitis seboroik (DS) yang rekuren memerlukan pengobatan periodik dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, terutama jika mengenai area wajah. Tujuan utama pengobatan DS adalah mengontrol gejala, sehingga cenderung fokus pada anti-inflamasi. Ketokonazol merupakan pengobatan standar untuk DS, namun memiliki efek anti-inflamasi ringan. Efektivitas dan keamanan serta efek anti-inflamasi metronidazol topikal terbukti pada pasien rosasea dipertimbangkan menjadi alternatif pengobatan pada DS. Tujuan penelitian: Untuk membandingkan efektivitas krim metronidazol 1% dan krim ketokonazol 2% pada DS di wajah menggunakan skor Seborrhea Area and Severity Index-Face (SASI-F). Metoda: Penelitian eksperimental paralel, acak, buta ganda, subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok pengobatan: tiap kelompok terdiri dari 32 subjek yang menerima krim metronidazol 1% dan krim ketokonazol 2% untuk pemakaian selama 4 pekan. Anamnesis: penilaian skor SASI-F pre-eksperimental; pengukuran kadar sebum untuk menentukan tipe kulit; dan evaluasi skor SASI-F dinilai setelah 4 pekan.  Hasil penelitian didapatkan: Skor SASI-F post-eksperimental pada kedua kelompok pengobatan menurun secara signifikan (p=0,000). Rerata skor SASI-F post-eksperimental pada kelompok metronidazol adalah 1.375±1.257 and kelompok ketokonazol adalah 1.188±1.014 (p=0.514). Derajat perbaikan klinis pada kedua kelompok hampir sama, (p=0,811). Angka kesembuhan kelompok metronidazol adalah 75% (24/32) dan kelompok ketokonazol 81,25% (26/32), (p=0,763). Kesimpulan: Krim metronidazol 1% dan krim ketokonazol 2% sama efektifnya terhadap penurunan skor SASI-F pada DS di wajah.
Hubungan Kepadatan Spesies Malassezia dan Keparahan Klinis Dermatitis Seboroik di Kepala Roza Olina; Soenarto Soenarto; Athuf Thaha; R.M. Suryadi Tjekyan
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatitits seboroik (DS) merupakan dermatosis papuloskuamosa kronik mengenai wajah, badan bagian atas dan lipatan kulit. Etiologi DS belum diketahui pasti, tetapi beberapa faktor berperan dalam etiologi DS yaitu aktivitas kelenjar sebaseus, peran mikrobial dan kerentanan individu. Peranan spesies Malassezia sebagai faktor etiologi DS masih kontroversi. Beberapa penelitian klinis menunjukkan peningkatan kepadatan Malassezia memiliki peran penting pada patogenesis DS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepadatan spesies Malassezia dengan keparahan klinis DS. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik laboratorik dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2014 sampai Januari 2015 di Poliklinik IKKK Divisi Dermatologi Non Infeksi (DNI) RSUP MH Palembang. Seluruh pasien DS yang memenuhi kriteria penerimaan dimasukkan menjadi sampel penelitian sejumlah 92 orang secara consecutive sampling. Seluruh Pasien diberi penjelasan mengenai penelitian, tujuan, prosedur dan manfaat penelitian serta menandatangani lembar informed consent. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan penilaian keparahan klinis menggunakan Seborrhea Area and Severity Index (SASI) serta pemeriksaan laboratorium biakan CHROMagar. Hasil penelitian didapatkan delapan satu dari 92 pasien didapatkan biakan positif spesies Malassezia terdiri pria 43 orang (46.7%) dan wanita 49 orang (53.3%). Terdapat hubungan bermakna antara kepadatan spesies Malassezia terhadap keparahan klinis DS. Pada analisis regresi ganda menunjukkan tipe kulit berminyak dan kepadatan spesies Malassezia merupakan faktor risiko yang mempengaruhi keparahan klinis DS (p= 0.000). Spesies Malasesezia paling banyak ditemukan M. globosa (44.6%) dikuti dengan M. obtusa (7.6%), M.sloofiae (5.4%), M. dermatis (3.3%), M. furfur (2.2%), M. pachydermatis (1.1%), M. japonica 1 (1.1%). Kesimpulan penelitian ini adalah kepadatan spesies Malassezia merupakan faktor risiko yang mempengaruhi keparahan klinis DS.
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN SMK DI DIY Moch. Alip; Soenarto Soenarto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 11, No 1 (2008)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v11i1.1424

Abstract

    Abstrak Penelitian ini bertujuan menggali informasi tentang bagaimana realisasi peran Komite Sekolah SMK di DIY sebagai bahan kaji ulang mekanisme kerja dan peranannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif feno-menologis rancangan multisitus yang dipilih berdasarkan dua pertimbangan, yaitu: objek penelitian tidak dimanipulasi dan data berupa kata-kata, kalimat, paragraf, dan dokumen. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengkajian dokumen, kemudian dianalisis secara induktif dan terus-menerus, melalui penggolongan, klasifikasi, dan reduksi. Subjek adalah pengurus komite sekolah terbaik di setiap Kabupaten/Kota di DIY berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah terpilih sangat aktif, namun belum melaksanakan semua perannya secara optimal, yaitu sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan sebagai mediator. Komite sekolah nampak sangat aktif dalam mendukung kebijakan sekolah tentang pengumpulan dana sekolah, cukup aktif sebagai mediator antara sekolah dengan DUDI, dan aktif sebagai pemberi pertimbangan, namun kurang aktif sebagai badan pengontrol dan belum ada yang mengembangkan mekanisme kontrol. Kondisi demikian kemungkinan terjadi karena komite dibentuk dan difasilitasi oleh kepala sekolah serta pengurus komite adalah mantan pengurus badan pendukung penyelenggaraan pendidikan yang perannya memang sebagai badan pendukung. Kata kunci: peran komite sekolah
Hubungan Kadar Visfatin Serum dan Tingkat Keparahan Psoriasis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Ayu Parameswari; M. Athuf Thaha; Soenarto Soenarto; R.M. Suryadi Tjekyan
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i3.2706

Abstract

Psoriasis merupakan penyakit kulit kronik ditandai perubahan kulit tipikal. Patogenesis diduga berhubungan dengan aktivasi sel T helper (Th)1, Th17, dan Th22 serta inhibisi regulatory T lymphocytes (Treg). Visfatin merupakan protein yang dihasilkan oleh white adipose tissue, diduga memiliki peran dalam modulasi respon imun dan inflamasi sehingga mempengaruhi tingkat keparahan psoriasis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kadar visfatin serum dengan tingkat keparahan psoriasis. Penelitian observasional analitik laboratorik dengan rancangan potong lintang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2014 di Poliklinik IKKK Divisi Alergo Imunologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Empat puluh pasien yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan sebagai subjek penelitian secara consecutive sampling. Pada semua subjek penelitian dilakukan pemeriksaan kadar visfatin serum dan penilaian keparahan klinis psoriasis berdasarkan total skor PASI. Korelasi positif kuat antara PASI dan kadar visfatin serum menggunakan Pearson correlation (0.089, p = 0.000), terdapat perbedaan signifikan skor PASI pada kadar visfatin serum normal dan tinggi menggunakan Student’s t test (p = 0.000). Analisis regresi ganda menunjukkan hanya kadar visfatin serum yang berhubungan dengan PASI (p = 0.001 dan p = 0.000). Kadar visfatin serum dapat menjadi faktor prediktor tingkat keparahan psoriasis berdasarkan skor PASI.