Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Collaborative teaching-learning between college and industry: A case study of steel practice subj ect matter in the technical faculty ofYogyakarta State University Suparman Suparman
JOURNAL OF EDUCATION Vol 1, No 1 (2008): Year 1, Number 1, November 2008
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7716.671 KB)

Abstract

Abstract: In vocational secondary school, a collaborative teaching-learning model is known as a dual education system where the students practice  in industries. Generally, that system is successful although there are variations among the school. Such collaboration needs relatively high cost and complicated coordination. As an alternative, teaching-learning collaboration between college and industry can be conducted by inviting guest lecturers from the well industry. Thepresent study is aimed at obtaining a model where practice products are marketable and students have co-operative attitudes in team work. Three teaching-learning models are compared. First, the teaching-learning process of thefirst half semester is conducted by a lecturer in college while the rest is conducted by two lecturers in industry. Second, as thefirst, but the teaching-learning process takes place in college only. Third, the teaching-learning process is conducted in college and without collaboration. Students are divided  into small groups of 3 or 4 to make marketable products.  The products  are measured by some college aspects according to industrial standards, whereas co-operative attitudes are measured by Johnson and Johnson definition. The results are subjected to nonparametric statistic analyses. In perspective of the practice product, the first teaching-learning model does not differ significantly from the teaching­ learning second model (t = 2,2; P 0.05); but differs  significantly from the third  (t  = 4.5;  pO.Ol);  the  second   teaching-learning   model  differs significantly from  the third (t  = 3.7; pO.Ol). In perspective  of the co­ operative  attitudes,   the first   teaching-learning   model  does  not  differ significantly from  the second (t=0.81; p0.05).  The guest lecturer model is able toproduce marketable products and well co-operative attitudes in a team work.Keywords: collaborative   teaching-learning   model,   well   industry,  dual education system, guest lecturing, practice products, co-operative attitudes, teamwork
PENGEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA PAKET RADIO ANTAR LEMBAGA PENDIDIKAN: SEBAGAI REALISASI TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Soenarto Soenarto; Suparman Suparman; Achmad Fatchi; Umi Rochyati; Eko Marpanaji; Totok Sukardiyo
INOTEKS : Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Vol 1, No 1 (1999): INOTEK Vol 1 Thn 1 1999
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5962.979 KB) | DOI: 10.21831/ino.v1i1.5106

Abstract

Pengaksesan   data  sudah  sangat  maju  namun  banyak  kendala  yang  dihadapi  oleh  para  sivitas  akademika   dan  lembaga-    idikan  baik pada  sisiem  operasi  maupun  biaya  operasi  jaringan   komputer  lewat telepon  yang dirasa  masih  berat.   Salah"   alternatif   untuk  memecahkan    masalah   tersebut   adalah  mengembangkan    jaringan   komunikasi   data  paket  radio,   dan-   ~ anfaatkan  untuk  kepentingan   pendidikan.   Pendirian  jaringan   komunikasi   data  lewat  radio  memerlukan   izin  frekuensi,.".~ dapat  dimiliki  dalam  bentuk  konsesi,  di mana  1 band  frekuensi  dipakai  bersama  di antara  para  pemakai  jaringan.   Oleh zrena itu, untuk mengembangkanjaringan     komunikasi  data paket radio perlu dibentuk  paguyubanjaringan    sistem komunikasi...:zc:::  di Daerah  Istimewa  Yogyakarta   dengan  nama  Yogya-Net.    Melalui  penerapan   IPTEK  ini diharapkan   terbentuk   pagu-...:-cmjaringan komunikasi   data paket radio  dengan  nama Yogya-Net  yang berfungsi  sebagai  Gateway.  Manfaat  yang didapat..:n:-;  pengabdian   masyarakat   dalam  penerapan   IPTEK  ini adalah  terjadinya   pertukaran   informasi  antar  lembaga  pendidikan ngga  hasil-hasil   penelitian   dan  produk-produk    pendidikan   dapat  di lihat  secara  cepat.  Di samping   itu dengan  jaringan unikasi  paket  radio  dimungkinkan    adanya  saling  tukar  pengalaman   dan  pengetahuan,   pengembangan    dan  penerapan zn  komunikasi   data  di antara  sivitas  akademika   di perguruan   tinggi  negeri  dan  swasta,  para  penggemar   dan  pemakai..:::,:,anbagi anggota  RAPI  dan ORARI. :'_-ntukmemecahkan  masalah  ditempuh  beberapa  langkah secara bertahap:  (1) mengusahakan  izin frekuensi;  (2) membentuk~..:::,uban Yogya-Net  yang anggotanya  terdiri  dari  11 perguruan  tiaggi dan 2 organisasi  profesi;  (3) pengembangan   hardware software. Pengabdian   dilaksanakan    an tara  Agustus  sampai  dengan  7 Desember   1996.  Kegiatan   awal  dimulai  dengan,""ll""""crnudain antara  calon  anggota   Yogya-Net,   pembuatan   dan  percobaan   modem,   dan  dilanjutkan   dengan  pembentukan~.a-Net. Hasil yang  dicapai  adalah  telah  terbentuk  Yogya- Net dengan  susunan  anggota  seperti  pada  lampiran.  Telah dimiliki  izin ensi dari RAP!  dan Parpostel   terlampir.  Para  peserta  telah  dapat  merakit  modem  dan menggunakan   untuk komunikasi.  Dari pelaksanaan   pengabdian   masyarakat   ini dapat  disimpulkan   bahwa  telah  terbentuk   Yogya-Net,  merupakan   sarana ikasi lewat radio,  masyarakat   menunjukkan   antusias  dalam mengikuti  program  ini mulai dari pembentukan   Yogya-Net,cuatan   modem   dan  percobaan    mengoperasikan     alat  komanikasi.    Selanjutnya    disarankan    untuk  mensosialisasikan ikasi  data  paket  radio  kepada  para  sivitas  akademika,   perguruan   tinggi,  dan  masyarakat   luas  di  Daerah  IstimewaI:' akarta.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI DAN PROPERTI DI YOGYAKARTA Wisnu Rachmad Prihadi; Abdul Malik; Suparman Suparman
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 10 No 1 (2021): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.27 KB) | DOI: 10.21009/jpensil.v10i1.18441

Abstract

AbstrakMata pelajaran Kewirausahaan telah beberapa kali berganti nama dan metode pembelajaran. Mata pelajaran Kewirausahaan saat ini berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat maksud dan tujuan pencapaian pada mata pelajaran Kewirausahaan pada kurikulum 2013 revisi 2017 dan mengetahui kesesuaian kompetensi dasar kewirausahaan yang diajarkan oleh guru. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini memperoleh gambaran output pembelajaran berupa tingkat pencapaian tujuan yang telah direncanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan bahwa guru optimis tercapainya tujuan pendidikan kewirausahaan, pengetahuan guru tentang usaha rintisan siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat perusahaan rintisan, sedangkan dalam hal kegiatan usaha atau usaha rintisan yang dibuat dan dikelola oleh kelompok siswa memerlukan pendamping dalam pelaksanaanya. Selain itu, pengetahuan guru tentang rata-rata penjualan produk atau jasa menunjukkan semua program mampu menjual produknya dengan nilai nominal yang bervariasi dan cukup untuk dapat membuat produk atau jasa kreatif yang layak jual sesuai dengan kompetensi keahliannya. Kata kunci: kewirausahaan, kurikulum 2013 revisi 2017, metode pembelajaran, implementasi kewirausahaan Abstract Entrepreneurship subjects has several times changed names and learning method. Entrepreneurship subjects which are currently based on curriculum 2013 revision 2017. Purpose of this study is to look at the goals and objectives of the achievement in entrepreneurship subjects in curriculum 2013 revision 2017 and determine the suitability of basic competence of entrepreneurship taught by teacher. This type of research is a descriptive study and using purposive sampling method. The results obtained a description of the learning output in the form of the level of achievement of the goals that have been planned by the Ministry of Education and Culture stating that teachers are optimistic about achieving entrepreneurial education goals, teacher’s knowledge of student business start-up has difficulties in making business company start-up, while in terms of business activities or business start-up created and managed by student groups need assistance in its implementation. Also, the teacher's knowledge of the average sales of products or services shows all programs are able to selling their products with varying nominal values and are sufficient to be able to make selling-worthy creative products or services accordance with the competence of their expertise. Keywords: entrepreneurship subject, curriculum 2013 revision 2017, learning method, implementation of entrepreneurship
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, FT, UNY MELALUI METODE DRILL BERBASIS KOMUNIKASI VERBAL-NON VERBAL Galeh Nur Indriatno Putra Pratama; Suparman Suparman
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2019): NOVEMBER
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpts.v1i1.28271

Abstract

ABSTRACTThis study aims to investigate whether the drill method (verbal and non-verbal communication skill drill) is able to improve the basic teaching skills in microteaching context. This is classroom action research. The population consisted of students majoring in Civil Engineering and Planning Education Department, Faculty of Engineering, Yogyakarta State University who were taking microteaching practice course at 2019. The sample of the study was class A2 consisted of 11 students. The study was conducted in three cycles. Cycle 1 contained basic verbal communication, cycle 2 encompassed basic non-verbal communication, and cycle 3 covered both basic verbal and non-verbal communication types. Observation and skills assessment sheets were employed. The qualitative descriptive and descriptive statistics methods were then used to analyze the data.The results show that: (1) basic verbal communication skill drill in microteaching practices improves student teachers' basic microteaching skills and (2) basic non-verbal communication skill drill in microteaching practices improve student teachers' basic microteaching skills.Keywords: drill, communication, instructional media, posters, workshop  ABSTRAKTujuan kajian ini adalah untuk mengungkap bagaimana pengaruh metode drill keterampilan dasar mengajar (verbal maupun nonverbal) mampu meningkatkan keterampilan dasar mengajar terbatas pada pengajaran mikro. Kajian ini merupakan kajian tindakan kelas (classroom research). Populasi  kajian ini  adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY yang sedang melaksanakan praktik pengajaran Mikro pada tahun 2019. Sampel kajian adalah kelas A2 sejumlah 11 mahasiswa. Kajian dilaksanakan selama tiga siklus. Tinjauan pertama adalah dasar komunikasi verbal, tinjauan kedua adalah dasar komunikasi non verbal, tinjauan ketiga adalah dasar komunikasi verbal dan non verbal. Observasi kegiatan dilakukan oleh peneliti dengan lembar pengamatan. Penilaian keterampilan juga menggunakan lembar penilaian keterampilan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil kajian menunjukan bahwa: (1) metode drill keterampilan dasar  komunikasi verbal yang diterapkan pada praktik keterampilan dasar mengajar terbatas dalam pengajaran mikro dapat meningkatkan keterampilan mengajar dasar terbatas. (2) metode drill keterampilan dasar komunikasi nonverbal yang diterapkan pada praktik keterampilan dasar mengajar terbatas dalam pengajaran mikro dapat meningkatkan keterampilan mengajar dasar terbatas.Kata kunci: drill, komunikasi, pengajaran mikro
TINGKAT PEMAHAMAN GURU TERHADAP KARAKTERISTIK DAN PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN (PKK) SMK NEGERI DI DIY Maya Prabawati; Suparman Suparman
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2019): NOVEMBER
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpts.v1i1.28276

Abstract

ABSTRACT             This study aims to determine the level of understanding of PKK teachers on the characteristics and application of the PjBL model in PKK learning on the construction and property technology expertise program of N SMK in DIY. This research is quantitative descriptive. The method used is a survey with data collection techniques using Guttmann’s model questionnaire. Based on the results of the study, the PKK teacher's level of understanding of the characteristics and application of the PjBL model in PKK learning in the construction and property technology expertise program of DIY Vocational High Schools showed that there were 20 teachers (83.33%) in the "very good" and 4 teachers (16, 67%) "good" category. Overall the level of PKK teacher's understanding of the characteristics and application of the PjBL model in PKK learning in the construction and property technology expertise program of DIY Vocational High Schools was included in the "very good" category with an average observation of 90.5.   Keywords: understanding, PjBL model, PKK ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru PKK terhadap karakteristik dan penerapan model PjBL dalam pembelajaran PKK pada program keahlian teknologi konstruksi dan properti SMK N di DIY. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket model Guttman. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat pemahaman guru PKK terhadap karakteristik dan penerapan model PjBL dalam pembelajaran PKK pada program keahlian teknologi konstruksi dan properti SMK Negeri se-DIY menunjukkan sebanyak  20 guru (83,33%) kategori “sangat baik” dan 4 guru (16,67%) kategori “baik”. Secara keseluruhan tingkat pemahaman guru PKK terhadap karakteristik dan penerapan model PjBL dalam pembelajaran PKK pada program keahlian teknologi konstruksi dan properti SMK Negeri se-DIY termasuk kategori “sangat baik” dengan rata-rata observasi sebesar 90,5.    Kata kunci: Pemahaman, Model PjBL, PKK