Ni Nyoman Pujianiki
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Udayana

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Aplikasi Geolistrik pada Pemetaan Daerah Intrusi Air Laut di Pantai Candidasa Pujianiki, Ni Nyoman; Simpen, I Nengah
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 24, Nomor 1, JULI 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.319 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v24i1.17574

Abstract

To know the magnitude of sea water intrusion that occurred in Candidasa area need to be mapping by using Geo-electric Method. Geo-electric method is one Geophysical method that works by injecting an electric current into the ground and then measured the potential difference it generates. Based on the data of electric current and potential difference, resistivity will be obtained in the research area. The result of sea water intrusion mapping in Candi Dasa beach area indicates that sea water intrusion has occurred but not yet on the status of conspiracy. If groundwater extraction is not restricted, the level of intrusion will continue to increase. Contour resistivity indicates that there has been a sea water intrusion in the Candidasa Tourism Area in a mild status in the southeast area at a depth of 5-10 m. The measured rock resistivity values in the study sites ranged from 0.35 to 1800 ohm.m, the seawater intrusion criteria occurred at a resistivity of 0.5 - 30 ohm.m. The results of the study are expected to give policyholders input on sea water intrusion in Candidasa Tourism area so that appropriate policy steps can be taken.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS: PANTAI SANUR, DENPASAR) Ni Wayan Lilik Piramida Eka Sari; Ni Nyoman Pujianiki; Ida Bagus Ngurah Purbawijaya
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 20, No. 1, Januari 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.795 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2016.v20.i01.p03

Abstract

Pesatnya perkembangan pariwisata menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam pemanfaatan kawasan pantai Sanur yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dari ketentuan pengelolaan wilayah pesisir yang diatur dalam UU Nomor 27 Tahun 2007 dan UU Nomor 1 Tahun 2014. Penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat pantai Sanur mengenai undang-undang pengelolaan wilayah pesisir serta hambatan-hambatan yang dijumpai dalam implementasi undang-undang tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara mendalam dengan pihak terkait, dan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi undang-undang pengelolaan wilayah pesisir di pantai Sanur belum optimal karena hal-hal mengenai pengelolaan wilayah pesisir yang diatur dalam undang-undang pengelolaan wilayah pesisir belum sepenuhnya dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat Sanur. Hambatan-hambatan yang dijumpai dalam implementasi undang-undang tersebut antara lain kesulitan masyarakat dalam mengurus Izin Pengelolaan, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan sempadan pantai, kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan, penegakan hukum yang masih kurang, dan pemahaman masyarakat mengenai hak dan kewajiban yang masih kurang.
MANAJEMEN PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH DI DESA PENARUNGAN KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG I Made Dwi Bhaskara Nugraha; Ida Ayu Rai Widhiawati; Ni Nyoman Pujianiki
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 2, Juli 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.711 KB)

Abstract

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Pesatnya perkembangan penduduk, menyebabkan jumlah sampah hasil aktivitas penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah perlu ditingkatkan karena masalah sampah bukanlah semata-mata tanggung jawab pemerintah tapi juga diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar. Sistem pengelolaan sampah di Desa Penarungan dikelola terpusat di TPA desa setempat dengan melakukan pemilahan dan pengomposan. Pada penelitian ini dianalisis volume sampah, sistem pengangkutan dan pengolahan serta kebutuhan alat di TPA. Perhitungan jumlah timbulan sampah di Desa Penarungan diawali dengan pengukuran timbulan sampah disetiap banjar. Pengambilan sampah dilakukan pada hari raya, hari kerja, hari libur. Rata-rata timbulan sampah digunakan untuk menghitung timbulan sampah tahun 2014 dan memprediksi timbulan sampah sampai dengan tahun 2024. Dari pengukuran timbulan sampah di 11 banjar, besarnya timbulan sampah permukiman setiap banjar tahun 2014 di Desa Penarungan adalah 8,710 m3/hari. Sistem pengangkutan yang digunakan adalah system pengangkutan langsung dan pengangkutan tidak langsung. Sistem pengolahannya berdasarkan jenisnya yaitu organik dan anorganik, setelah terpilah sampah anorganik dijual ke pengepul sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos dan dijual ke petani. Untuk tahun tahun 2014 sampai dengan tahun 2024, kebutuhan mobil pickup pengangkut sampah adalah 1 unit untuk pengangkutan sampah, alat pengolahan untuk jenis mesin pencacah adalah 1 unit, dan jenis ayakan adalah 1 unit.
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI PANTAI PANDAWA Ni Nyoman Pujianiki; I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa; I Made Rai Januatmika
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 24, No. 1, Januari 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.465 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2020.v24.i01.p02

Abstract

Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil diatur dalam UU Nomor 27 Tahun 2007 yang selanjutnya diganti dengan UU Nomor 1 Tahun 2014 menyebutkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumber daya pesisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pantai Pandawa merupakan salah satu pusat wisata pantai di Bali yang mengalami kemajuan sangat pesat dalam waktu singkat dibandingan dengan wisata pantai lainnya yang sudah lama terkenal, terbukti dari kunjungan dan pendapatan setiap tahunnya. Peningkatan tersebut didukung oleh pengelolaan pesisir yang berbasis masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengelolaan wilayah pesisir yang berbasis masyarakat yang diterapkan di Pantai Pandawa. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 30 orang responden terdiri dari pengelola dan pelaku usaha di Pantai Pandawa yang dipilih dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan survei menggunakan kuesioner terbuka serta wawancara. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Pandawa terdiri dari Perencanaan wilayah pesisir yang terprogram melalui perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Pemanfataan wilayah pesisir sebagai daerah konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, budi daya laut dan pariwisata. Sedangkan pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir di Pantai Pandawa menggunakan sistem pengawasan dan pengendalian berbasis Desa Adat dengan memberdayakan masyarakat Desa Kutuh sebagai pengawas, serta kelembagaan Desa Adat sebagai koordinatornya.
KEHILANGAN TENAGA AKIBAT PERUBAHAN KECEPATAN ALIRAN, KEKASARAN DAN LUAS PENAMPANG PIPA PADA PENGALIRAN DALAM PIPA Nyoman Pujianiki; Bambang Susanto
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 9, No. 2 Juli 2005
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.38 KB)

Abstract

Flowing water by pipe is mostly used to distribute the water from itssources to taps for various needs. On the way of distribution, it meets some obstacles,i.e.: velocity, surface and roughness changing. Thus, the research has been done inorder to know the influences of all the changes of the head loss on the 1 meter pipe.This research used Fluid Friction Apparatus complete with hydraulic bench andmanometer. Variation of flowing on pipe has done for 50 times, using each 6 mm and10 mm and four 17.5 mm pipe with different roughness which consist of differentsands diameter.From that research we found out that there’s a similarity in velocity and roughnesswith head loss showing polynomial order 2 ( hf = a + bu + cu2 and hf = a + bk + ck2 )where much velocity and roughness causing higher head loss. While pipe surfaceinverse proportional to head loss that shows exponential relationship (hf = a e –bA)where more surface causing less head loss.
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI PANTAI PANDAWA Ni Nyoman Pujianiki
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 24, No. 1, Januari 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UU Nomor 27 Tahun 2007 dan UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menyebutkan bahwa Pengelolaan wilayah pesisir adaah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian sumber daya pesisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pantai Pandawa merupakan salah satu pusat wisata pantai di Bali mengalami kemajuan yang sangat pesat terbukti dari kunjungan dan pendapatan setiap tahunnya. Peningkatan tersebut didukung oleh pengelolaan pesisir yang ada di Pantai Pandawa sehingga pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Pandawa akan dikaji. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. 30 orang responden terdiri dari pengelola dan pelaku usaha di Pantai Pandawa yang dipilih dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan kuesioner terbuka. Pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Pandawa terdiri dari Perencanaan wilayah pesisir di Pantai Pandawa yang terprogram melalui perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Pemanfataan wilayah pesisir di Pantai Pandawa sebagai daerah konservasi, pendidikan dan peltihan, penelitian dan pengembangan, budi daya laut dan pariwisata. Pengawasan wilayah pesisir di Pantai Pandawa menggunakan sistem pengawasan berbasis Desa Adat yang memberdayakan masyarakat Desa Kutuh sebagai pengawas dan kelembagaan Desa Adat sebagai koordinatornya. Pengendalian wilayah pesisir di Pantai Pandawa menggunakan sistem pengendalian berbasis masyarakat adat yang sudah dimanajemenkan oleh Desa Adat Kutuh
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BANGUNAN PELINDUNG PANTAI DI PANTAI SANUR Dewa Ayu Septyadnya Dewi; Ni Nyoman Pujianiki; Ida Bagus Ngurah Purbawijaya
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 21, No. 2, Juli 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.07 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v21.i02.p10

Abstract

Perlindungan pantai merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah dan melindungi pantai dari kerusakan yang terjadi akibat alam atau kegiatan manusia. Pantai Sanur merupakan salah satu pusat wisata pantai di Bali yang memiliki keindahan pantai yang sangat menarik wisatawan. Untuk menangani kerusakan pantai di Pantai Sanur maka dibangun bangunan pelindung pantai. Namun masih terdapat masyarakat yang menyalahgunakan fungsi bangunan tersebut seperti mengikatkan boat dan memarkirkan perahu pada bangunan pelindung pantai, hal ini dapat merusak bangunan pelindung pantai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pembangunan bangunan pelindung pantai di Pantai Sanur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Responden terdiri atas 100 orang masyarakat Sanur yang beraktifitas di kawasan pesisir Pantai Sanur yang dipilih dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat, partisipasi masyarakat dan sikap masyarakat berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keberadaan bangunan pelindung pantai, dimana diperoleh nilai Fhitung sebesar 33,525. Serta hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat, partisipasi masyarakat dan sikap masyarakat berpengaruh signifikan secara parsial terhadap bangunan pelindung pantai, dimana diperoleh nilai thitung variabel X1 sebesar 2,801, X2 sebesar 1,764 dan X3 sebesar 7,346. Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapat nilai R square (R2) sebesar 0,512, artinya 51,2% variabel dependen dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen, sedangkan sisannya sebesar 48,8% disebabkan oleh faktor lain. Maka dari itu, disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mempertimbangkan variabel lain atau memperbanyak indikator-indikator untuk meningatkan nilai R square. Kata kunci: Bangunan pelindung pantai, Pantai Sanur, persepsi masyarakat
TEGAL BESAR BEACH REHABILITATION WITH SCALLOPED CONCRETE BLOCK REVETMENT Ni Nyoman Pujianiki
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 25, No. 1, Januari 2021
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2021.v25.i01.p09

Abstract

Klungkung has a coastline of 113 km out of a total of 5780.06 km2 the coastline in the province of Bali, but about 25 km is eroded. One of the critical areas occurs in Tegal Besar beach which caused erosion of 0.08875 to 3.0915 m/yr. Revetment with scalloped concrete blocks is expected to protect land from the wave attack. Concrete blocks have uniform size and shape, showing the aesthetic aspect so as not damage the beauty of the beach. Analysis of wind, tidal, bathymetry and soil data are carried out to obtain the structure and stability of the revetment. The results of this design can be used to rehabilitate the condition of the Tegal Besar beach. From the analysis, the design wave height with a return period of 25 years (H25) = 0.891 m, while the height with the breaking wave (Hb) = 1.003 m and the breaking wave depth (db) = 1.068 m and the design water level elevation (DWL) = 2.061 m calculated from MSL. The revetment structure has a height of 4.00 m, a peak width of 1.50 m, the weight of the first layer of protection is 300 kg and the second is 30 kg with a thickness of 1.00 m. Toe protection are 1.25 m high, 3.00 m wide and weigh 150 kg. The results showed that the revetment was stable against overturning, shearing, and the bearing capacity of the soil was declared safe with the results of overturning stability 22,075 > 2, slidding stability 2.249 > 1.5 and the bearing capacity of the soil 57,993 > 3 so that the revetment can be eligible to be applied at the site.
SISTEM PENJERNIHAN AIR LIMBAH PEMOTONGAN BATU LAHAR DI DESA MUNGGU KABUPATEN BADUNG I K.G. Wirawan; I K.G. Sugita; N.N. Pujianiki; K. Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.251 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p28

Abstract

Saluran irigasi di desa Munggu banyak dibuat oleh pemerintah Kabupaten Badung maupun masyarakat setempat. Saluran ini sering mengalami pendangkalan karena kurang pemahaman atau pengetahuan masyarakat tentang konsep bak penampungan air limbah sebelum dibuang ke saluran irigasi maupun badan sungai. Pendangkalan saluran irigasi dihasilkan dari pengerajin pemotongan batu lahar yang merupakan salah satu penghasil limbah sedimen. Metode kegiatan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah (i) membuat bak penampung air kotor, (ii) memberikan gambaran proses penjernihan air kotor menjadi air irigasi dan penerapannya. Sasaran kegiatan pengabdian adalah pengerajin batu lahar, termasuk usaha bersama atau kelompok usaha di pedesaan dengan kondisi manajemen masih bersifat konvensional dan lemah. Kegiatan ini akan sukses apabila melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) di desa Munggu. Pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan produk saluran air buangan/kotor yang berasal dari hasil pemotongan batu lahar mengalir melalui saluran terbuka dengan penampang berbentuk setengah lingkaran. Air tersebut kemudian masuk ke dalam bak penampungan melalui saluran inlet. Dasar dan dinding bak penampung terbuat dari batako tanpa dilakukan proses finishing. Untuk menjaga keamanan, bak penampung ditutupi dengan plat beton. Kotoran batu lahar akan mengendap di bagian bawah dan air di bagian atas bak penampung. Saluran outlet dibuat untuk aliran air jernih yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter 4 inchi sebelum dibuang ke saluran irigasi.
POTENSI AIR PERMUKAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNDA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHANAIR DOMESTIK DAN NON DOMESTIK DI KABUPATEN KARANGASEM Gede Agus Bawantu; I Gusti Bagus Sila Dharma; Ni Nyoman Pujianiki
JURNAL SPEKTRAN Vol 6 No 1 (2018): Vol. 6, No. 1, Januari 2018
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.578 KB)

Abstract

Karangasem regency, which had a population of 406,600 inhabitants in 2014, still has areas that are prone to water supply to meet the domestic and non-domestic needs. This is proved by the fact that some 16 villages are not served by PDAM network spreading across Selat, Sidemen, Bebandem, Abang and Kubu districts. There is Undawatershed which still has the potential to be developed, in addition to the approximately 90 percent of the watershed area of Unda and springs that provide supply to the area contained in the administrative region of Karangasem regency. The availability of water, was analized using the water balance principle of NRECA and F.J Mock methods as the most appropriate model to the location of study. Synthetic discharge data of the analysis results are used as data in the analysis of mainstay discharge so the potential for surface water that can still be used are known and developed in the Undawatershed. In order to harness the potential of the surface water in the watershed of Unda, the simulation of water allocation of Undawatershed. Based on the results of rainfall data of 2003 to 2014 coupled with the supply of water springs discharge, the average discharge potential of Undawatershed for Q80 is 11.54 m3/sec and for Q90 is 8.97 m3/sec. To plan the utilization and development of surface water potential of Undawatershed, from some of the scenarios that have been made it is known that the potential available in the watershed of Unda can be utilized to meet the domestic and non-domestic water needs of community in five (5) districts suffered from water crisis in Karangasem regency including Selat, Sidemen, Bebandem, Abang and Kubu districts. Keywords: surface water potential, the domestic and non-domestic water needs, utilization and development plan.