Purwadi .
Udayana University

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Lau Pahikung: Simbolisasi Identitas Perempuan di Sumba Timur A.A. Ayu Murniasih; Purwadi Soeriadiredja
Sunari Penjor : Jurnal of Anthropology Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Anthropology Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.628 KB) | DOI: 10.24843/SP.2020.v4.i02.p06

Abstract

Kajian ini bertujuan mencapai pemahaman tentang bagaimana masyarakat Umalulu, Sumba Timur memaknai lingkungan yang disimbolkan dalam kain tradisional yang mereka buat. Fokus kajian meliputi fungsi dan makna kain tradisional dalam kehidupan perempuan Umalulu di Sumba Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulkan data dengan metode pengamatan, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis etnogafis. Temuan mengungkapkan bahwa ada beberapa prinsip yang secara tetap menunjukkan suatu keseluruhan yang terstruktur. Prinsip pertama, pengaturan komposisi yang membagi permukaan kain tenun menjadi tiga bidang, yaitu satu bidang pusat dan dua bidang akhir secara simetris (dyadic-triadic). Pada kain lau, secara umum bidang atas dan bidang bawah saling berlainan. Bidang tengah diwakili oleh garis jahitan pertemuan dua bidang. Prinsip kedua, prinsip bayangan dalam cermin (mirror image). Prinsip ketiga, penggunaan angka-angka yang paling disukai masyarakat dalam mengklasifikasikan sesuatu (2, 4, 8, dan 16). Tujuan utama dari pembuatan kain sebagai alat untuk menahan pengaruh dari sekitaran alam. Akan tetapi, ada fungsi lain yang penting artinya bagi kehidupan masyarakat Sumba, yaitu busana adat, tanda hubungan kekeluargaan, pembungkus jenazah dan bekal kubur, harta benda dan lambang status, alat tukar menukar, barang hadiah, bahan dekorasi dan perlengkapan rumah.
Lau Pahikung: Simbolisasi Identitas Perempuan di Sumba Timur A.A. Ayu Murniasih; Purwadi Soeriadiredja
Sunari Penjor : Jurnal of Anthropology Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Anthropology Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.628 KB) | DOI: 10.24843/SP.2020.v4.i02.p06

Abstract

Kajian ini bertujuan mencapai pemahaman tentang bagaimana masyarakat Umalulu, Sumba Timur memaknai lingkungan yang disimbolkan dalam kain tradisional yang mereka buat. Fokus kajian meliputi fungsi dan makna kain tradisional dalam kehidupan perempuan Umalulu di Sumba Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulkan data dengan metode pengamatan, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis etnogafis. Temuan mengungkapkan bahwa ada beberapa prinsip yang secara tetap menunjukkan suatu keseluruhan yang terstruktur. Prinsip pertama, pengaturan komposisi yang membagi permukaan kain tenun menjadi tiga bidang, yaitu satu bidang pusat dan dua bidang akhir secara simetris (dyadic-triadic). Pada kain lau, secara umum bidang atas dan bidang bawah saling berlainan. Bidang tengah diwakili oleh garis jahitan pertemuan dua bidang. Prinsip kedua, prinsip bayangan dalam cermin (mirror image). Prinsip ketiga, penggunaan angka-angka yang paling disukai masyarakat dalam mengklasifikasikan sesuatu (2, 4, 8, dan 16). Tujuan utama dari pembuatan kain sebagai alat untuk menahan pengaruh dari sekitaran alam. Akan tetapi, ada fungsi lain yang penting artinya bagi kehidupan masyarakat Sumba, yaitu busana adat, tanda hubungan kekeluargaan, pembungkus jenazah dan bekal kubur, harta benda dan lambang status, alat tukar menukar, barang hadiah, bahan dekorasi dan perlengkapan rumah.
Mandor sebagai “Petit Bourgeois” dalam Industri Konstruksi Purwadi Soeriadiredja
Sunari Penjor : Jurnal of Anthropology Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Department of Anthropology Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.527 KB) | DOI: 10.24843/SP.2017.v1.i01.p03

Abstract

Para pekerja di bidang jasa konstruksi merupakan bagian penting dalam proses industri konstruksi. Keberhasilan dari penyelesaian suatu konstruksi bangunan rumah sebenarnya tidak terlepas dari peran, fungsi dan kualitas para pekerja tersebut. Dalam lingkup kerja di bidang jasa konstruksi ini seorang mandor memegang peran utama yang merupakan faktor penentu dalam memberdayakan tenaga kerja. Peran mandor ini di Indonesia seringkali disebut sebagai sub-kontraktor tenaga kerja, dan dalam lingkup industri konstruksi itu sendiri terdapat taraf diferensiasi yang menyangkut keterampilan dan juga struktur usaha. Pengerjaan suatu bangunan tentunya menyangkut pula suatu proses kerja dari banyak orang yang terlibat dalam proses pembangunannya. Tinjauan dalam lingkup kegiatan kerja yang menyangkut suatu proses kerja pada bidang jasa konstruksi itulah yang akan dikaji dalam tulisan ini, khususnya bagaimana peran mandor yang terlibat dalam berbagai kegiatan yang lebih produktif pada sektor informal. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa peran mandor dalam bidang industri, khususnya industri konstruksi, mempunyai kedudukan penting. Merupakan posisi kunci yang menjadi perantara hubungan majikan dengan para buruh. Menjadi “middleman“, atau titik temu antara dua kepentingan yang berbeda tapi saling membutuhkan. Titik temu tersebut diperankan oleh mandor yang dalam hal ini dapat dikatakan bersifat ambivalen, karena bersifat dua muka yang justru mempertautkan dua sisi muka lainnya yang berbeda. Dapat dikatakan peran mandor mempunyai fungsi sosial yang merupakan sumber serta gagasan keseimbangan yang bersifat kompromistis.