S. Indra Lesmana
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA PROGRAM PELATIHAN ATLET DAYUNG UNTUK PENINGKATAN KECEPATAN MENDAYUNG Dyno Aryo Christanto; N. Adiputra; S. Indra Lesmana; Dw P. Sutjana; Made Muliarta; Wahyuddin -
Sport and Fitness Journal Volume 5, No.3, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.52 KB) | DOI: 10.24843/spj.2017.v05.i03.p06

Abstract

Introduction: Generally, core stability exercise as a training program is needed in almost kind of sport including paddle, analysis of movement in any kind of paddle sport such as kayak, canoe, or even rowing have been showed that the activity of core stability muscles are really needed. Purpose: purpose of this research is to know the effectivity of core stability exercise replenishment to increase sculling speed in paddle training program. Methods: This research is experimental with treatment by subject design project, involving 15 paddle athletes which divided into two groups and consists of II periods which are, Period I and Period II. In the 1st period, the athletes were given extra core stability exercise along with their normal paddling routine mean while in the 2nd period, the athletes only doing their normal paddling routine. Each period do the trial in 6 weeks, so this reseach took 12 weeks. In 1st period, the subjects were given extra core stability training 3 times a week along with their normal paddling routine where as subjects in period II only do their normal paddling routine. Results: The used of parametric paired t test is to know the difference of sculling speed before and after the trials were given. To period I pre test value is 3.80 ± 0.26 meters/second while the post test value is 4.06 ± 0.41 meters/second and the value 0.001 (p<0.05)mean while the 2nd period use Wilcoxon signed rank test to know the difference of sculling speed between before and after the trial were given resulting pre test value 3.80 ± 0.22 meters/second and post test value 3.91 ± 0.27 meters/second while the p value is 0.004 (p<0.05). After 12 weeks of sculling speed test between both period using Wilcoxon signed rank test and resulting obvions with period I value 0.26 ± 0.20 meters/second and period II value is 0.11 ± 0.12 meters/second along with p value 0.001 (p<0.05). Conclusion: Therefore, based on the result of my research test, we can concluded that the addition of core stability exercise in paddle training program is more effective to increase sculling speed.
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN GERAK TARI JAWA TENGAH MODIFIKASI DENGAN LATIHAN PROPRIOSEPTIF TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA Catarina Budi P; RA Tuty Kuswardhani; S. Indra Lesmana; I Putu Gede Adiatmika; J. Alex Pangkahila; Ni Wayan Tianing
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p03

Abstract

Pendahuluan: Proses penuaan dialami semua manusia secara alamiah. Penuaan ditandai perubahan yang terjadi pada sistem-sistem tubuh manusia. Sistem muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem kardiovaskuler, dan pancaindera mengalami perubahan-perubahan yang berdampak pada timbulnya gangguan pada lansia seperti gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, serta ganggua kognitif. Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan pada lansia, terutama masalah keseimbangan yang berdampak meninggiya resiko jatuh, penurunan performa akifitas hingga berkurangnya produkifitas lansia bahkan kematian. Latihan yang baik untuk meningkatkan keseimbangan lansia adalah latihan aktifitas dinamis (dynamic activities) antara lain latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif. Tujuan: (1) untuk membuktikan bahwa latihan tari Jawa Tengah modifikasi meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia, (2) membuktikan bahwa latihan proprioseptif dapat meningkatan keseimbangan dinamis pada lansia, dan (3) Antara latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif manakah yang lebih meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. Metode: dilakukan penelitian terhadap komunitas lansia pada paguyuban Simeon-Hanna di Gereja Maria Assumpa Klaten. Penelitian melibatkan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan intervensi latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan kelompok latihan .proprioseptif. Penelitian dilakukan selama 8 minggu dengan frekwensi 2 kali perminggu dan durasi 55 menit dalam satu sesi latihan. Alat ukur untuk keseimbangan diamis dan resiko jatuh menggunakan Time Up and Go (TUG) test. Hasil penelitian didapatkan: (1) Terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan tari jawa tengah modifikasi dengan nilai p=0,000 (p?0,05) (2) terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan propriosetif dengan nilai p= 0,012 (p?0,05). (3)Tidak ditemukan perbeda signifikan pada perubahan keseimbangan dinamis baik pada kelompok latihan tari maupun kelompok latihan proprioseptif yang ditunjukkan dengan nilai p=0,069 (p?0,05). Simpulan: latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif sama-sama baik untuk meningkatkan keseimbangan dinamis lansia Kata kunci: keseimbangan dinamis, tari Jawa Tengah modifikasi, latihan propriosepif
PENAMBAHAN PERTURBATION TRAINING PADA CORE STABILITY EXERCISE LEBIH BAIK DARIPADA CORE STABILITY EXERCISE DALAM PENINGKATAN KESEIMBANGAN LANSIA DI MENGWI-BADUNG Putu Mulya Kharismawan; RA Tuty Kuswardhani; Wahyuddin -; Anak Agung Sagung Sawitri; I Nyoman Adiputra; S. Indra Lesmana
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.744 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i02.p02

Abstract

Background: falls is one of the major problems that often occur in the elderly population. It caused the decrease of balance in elderly. Purpose: to prove addition perturbation training on core stability exercise better than core stability exercise to improve balance in elderly. Method: This research is an experiment research design with pre and post test control group design. These samples included 22 people who were divided into two groups. Group 1 has given perturbation training and core stability exercise, while Group 2 has given core stability exercise. Measurement of balance measured using a Berg balance scale. Result: Paired t-test at Group 1 and Group 2 showed value p=0.001 (p<0.025), this results showed a significant balance increase in each groups. Then independent sample t-test between Group 1 and Group 2 showed value of p=0.015 (p<0.025). It results showed significant difference between Group 1 and Group 2. Conclusion: additional perturbation training on core stability exercise better than core stability exercise to improve balance in elderly.
KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN CORE STABILITY SAMA BAIK DENGAN KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN GLUTES CONTROL DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA DI SSB BALI UNITED Resti Nurpratiwi; I Putu Gede Adiatmika; S. Indra Lesmana; I Wayan Weta; I Putu Adiartha Griadhi; Ni Nyoman Ayu Dewi
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Kelincahan suatu kemampuan mengubah posisi dan arah tubuh secara cepat pada saat bergerak dengan kondisi tubuh tetap seimbang. Kelincahan sangat penting bagi pemain sepak bola agar dapat menerobos dan menghindari hadangan lawan serta mengurangi resiko cedera. Pelatihan kelincahan sangat sesuai diberikan bagi pemain sepak bola usia 10-12 tahun yakni dengan pelatihan shuttle run yang dikombinasikan dengan pelatihan stabilisasi, baik berupa core stability maupun glutes control.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan pre and post test group design. Sampel penelitian 22 orang dan di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok I mendapat kombinasi shuttle run dan core stability, sedangkan Kelompok II mendapat kombinasi shuttle run dan glutes control. Frekuensi latihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pengukuran kelincahan menggunakan Illinois agility run test. Kelincahan dikatakan meningkat apabila nilai setelah lebih pendek dari nilai sebelum pelatihan. Hasil Penelitian: Didapatkan Kelompok I mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01dari nilai kelincahan 19,87±0,94 detik menjadi 15,49±0,78 detik. Demikian juga pada Kelompok II mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01 dari nilai kelincahan 19,50±0,86 detik menjadi 15,70±0,75 detik. Dari hasil independent t-test tidak didapatkan perbedaan dengan nilai sebelum p = 0,358 dan sesudah p = 0,531. Simpulan : Kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Kata Kunci: Shuttle run, core stability, glutes control, kelincahan, sepak bola
LATIHAN HIGH-INTENSITY INTERVAL TRAINING RASIO WORK-TOREST 2:1 SAMA BAIKNYA DENGAN 1:1 DALAM MENINGKATKAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA PELARI KOMUNITAS Leandra Erdina Usmany; I Made Krisna Dinata; S. Indra Lesmana; J Alex Pangkahila; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.086 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i01.p02

Abstract

Pendahuluan: Performa seorang pelari dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya daya tahan kardiorespirasi. High-intensity interval training (HIIT) telah diusulkan sebagai strategi latihan yang menghemat waktu untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi (VO2max). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh HIIT rasio work-to-rest 2:1 dengan 1:1 dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi pada pelari komunitas. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan berupa randomized pre and post test group design, teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 22 orang usia 20-30 tahun. VO2max diukur dengan menggunakan 1,5 mile run test / tes lari 2,4 km. Hasil: . Hasil analisis uji t tidak berpasangan setelah intervensi pada kedua kelompok diperoleh nilai p = 0,579 (p > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada intervensi HIIT rasio work-to-rest 2:1 dibandingkan dengan HIIT rasio work-to-rest 1:1 terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi pada pelari komunitas. Simpulan : HIIT 1:1 sama baiknya dengan 2:1 dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi. Latihan HIIT dengan rasio work-to-rest 1:1 dan 2:1 dapat digunakan sebagai strategi latihan untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi (VO2max).