I Made Murna
Fakultas Ilmu Kesehatan, Sain, Dan Teknologi Universitas Dhyana Pura, Bali

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA BLIMBINGSARI DI KABUPATEN JEMBRANA - BALI Murna, I Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agribisnis di Bali merupakan sektor andalan dalam menghadapi otonomi daerah saat ini. Disamping sebagai pendukung dalam meningkatkan devisa, menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang beraneka ragam. Untuk meningkatkan sektor andalan ini maka perlu dikembangkan agrowisata yang menggabungkan antara agribisnis dengan pariwisata.Penelitian dilakukan di Desa Blimbingsari, pengambilan sampel dengan purposive sampling (dengan pertimbangan tertentu). Responden dalam penelitian ini adalah stakeholder, seperti aparat Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Desa Blimbingsari, Kelihan Banjar , tokoh masyarakat, yang mengetahui dengan baik tentang proses pengembangan program agrowisata Desa Blimbingsari. Jumlah responden 10 orang untuk faktor internal dan 10 orang untuk faktor eksternal. Data dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, serta matrik SWOT.Hasil penelitian yang termasuk kekuatan diantaranya; ada kesadaran masyarakat mempunyai potensi dalam agrowisata, lingkungan sejuk indah dan hijau. Faktor kelemahan diantaranya kemampuan skill SDM masih rendah. Faktor peluang diantaranya adanya dukungan Pemda Jembrana dalam mengembangkan agrowisata. Faktor ancaman diantaranya situasi politik negara yang kurang kondusif.Rumusan alternatif yang dilakukan setelah dianalisis dengan matrik SWOT yaitu menggunakan strategi SO (strength opportunity) adalah menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dapat juga disebutkan bahwa strategi yang dilakukan kedepan adalah strategi agresif.Rumusan kebijakan yang dilakukan diantaranya meningkatkan potensi masyarakat dengan program pengembangan potensi masyarakat dengan indikator keberhasilan yaitu teridentifikasinya potensi masyarakat dalam pengembangan agrowisata. Memanfaatkan dukungan Pemerintah Kabupaten Jembrana; memantapkan kesadaran masyarakat melalui peningkatan ketrampilan masyarakat sehingga mampu diwujudkan agrowisata yang berbasis masyarakat desa.Dapat disarankan untuk pengembangan Desa Blimbingsari tingkatkan hubungan kerjasama dengan stakeholder, perguruan tinggi, sektor swasta dalam hal peningkatan SDM. Misalnya dengan melakukan pelatihan ketrampilan memasak, menata kamar, pemandu wisata. Disamping menambah sarana prasarana penunjang pariwisata seperti penyiapan rumah-rumah penduduk untuk menginap atau membangun fasilitas restaurant.Kata-kata kunci : strategi, agrowisata, internal, eksternal, kebijakan
HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JARA MARA PATI BULELENG I Gede Ariyasa; I Nengah Sandi; I Made Murna
Sport and Fitness Journal Volume 5, No.2, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.034 KB)

Abstract

Background: Age of hope hudup Indonesian population is increasing. The increase is due to a balanced pattern of consumption and physical activity. Objective: This study aims to determine the effect of consumption patterns and physical activity on nutritional status in the elderly. Method: This research is an analytic study that describes the relationship between independent variables with dependent variables using linear regression analysis berbanda. The study was conducted on 64 elderly Social Home Tresna Werdha Jara Mara Pati Buleleng District, Bali. Begin by interviewing respondents, then asked respondents to fill out questionnaires. Further measurement of body mass index (BMI). Results: There was a partial and positive relationship between consumption pattern and nutritional status with r = 0,761 and p = 0.000. There was a partial and positive relationship between physical activity and nutritional status with r = 0.262 and p = 0.000. In addition, there was also a simultaneous relationship between consumption patterns and physical activity on nutritional status of 91.5% with a value of R = 0.958. Conclusion: Partial and simultaneous relationship exists between consumption patterns and physical activity on nutritional status. Suggestion: For that it is expected in the elderly to always maintain the pattern of consumption and physical activity regularly in order to improve nutritional status.
PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA BLIMBINGSARI DI KABUPATEN JEMBRANA - BALI I Made Murna
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agribisnis di Bali merupakan sektor andalan dalam menghadapi otonomi daerah saat ini. Disamping sebagai pendukung dalam meningkatkan devisa, menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang beraneka ragam. Untuk meningkatkan sektor andalan ini maka perlu dikembangkan agrowisata yang menggabungkan antara agribisnis dengan pariwisata.Penelitian dilakukan di Desa Blimbingsari, pengambilan sampel dengan purposive sampling (dengan pertimbangan tertentu). Responden dalam penelitian ini adalah stakeholder, seperti aparat Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Desa Blimbingsari, Kelihan Banjar , tokoh masyarakat, yang mengetahui dengan baik tentang proses pengembangan program agrowisata Desa Blimbingsari. Jumlah responden 10 orang untuk faktor internal dan 10 orang untuk faktor eksternal. Data dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, serta matrik SWOT.Hasil penelitian yang termasuk kekuatan diantaranya; ada kesadaran masyarakat mempunyai potensi dalam agrowisata, lingkungan sejuk indah dan hijau. Faktor kelemahan diantaranya kemampuan skill SDM masih rendah. Faktor peluang diantaranya adanya dukungan Pemda Jembrana dalam mengembangkan agrowisata. Faktor ancaman diantaranya situasi politik negara yang kurang kondusif.Rumusan alternatif yang dilakukan setelah dianalisis dengan matrik SWOT yaitu menggunakan strategi SO (strength opportunity) adalah menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dapat juga disebutkan bahwa strategi yang dilakukan kedepan adalah strategi agresif.Rumusan kebijakan yang dilakukan diantaranya meningkatkan potensi masyarakat dengan program pengembangan potensi masyarakat dengan indikator keberhasilan yaitu teridentifikasinya potensi masyarakat dalam pengembangan agrowisata. Memanfaatkan dukungan Pemerintah Kabupaten Jembrana; memantapkan kesadaran masyarakat melalui peningkatan ketrampilan masyarakat sehingga mampu diwujudkan agrowisata yang berbasis masyarakat desa.Dapat disarankan untuk pengembangan Desa Blimbingsari tingkatkan hubungan kerjasama dengan stakeholder, perguruan tinggi, sektor swasta dalam hal peningkatan SDM. Misalnya dengan melakukan pelatihan ketrampilan memasak, menata kamar, pemandu wisata. Disamping menambah sarana prasarana penunjang pariwisata seperti penyiapan rumah-rumah penduduk untuk menginap atau membangun fasilitas restaurant.Kata-kata kunci : strategi, agrowisata, internal, eksternal, kebijakan
Standardisasi Produksi dan Pemasaran Produk IbM Ladrang Bawang Di Desa Bongan Kabupaten Tabanan Putu Chris Susanto; I Made Murna; I Gusti Ngurah Manik Nugraha
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.417 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.211

Abstract

ABSTRAKSalah satu kendala yang dihadapi usaha kecil, utamanya yang begerak di bidang produksi pangan industri rumah tangga adalah tuntutan kualitas dan cita rasa output produksi pada satu sisi, sedangkan pada sisi lain dihadapkan dengan fluktuasi harga faktor-faktor produksi. Selain itu, terbatasnya strategi pemasaran terutama yang terkait dengan penentuan merek, label, dan kemasan dagang menyebabkan masih rendahnya pendapatan dari produksi.Hal tersbut juga dihadapi oleh mitra IbM Universitas Dhyana Pura di Desa Bongan Kabupaten Tabanan yang memproduksi pangan industri rumah tangga yang berbentuk kudapan ladrang bawang. Program penerapan Ipteks bagi Masyarakat ini bertujuan untuk menjawab tantangan mitra dengan cara memberi pendampingan yang berkaitan dengan standardisasi proses produksi, peningkatan efisiensi produksi, dan perbaikan strategi pemasaran.Kata kunci : Industri Rumah Tangga, Standardisasi Produksi, Pemasaran, dan EfisiensiABSTRACTOne classic problem faced by small scale production of food products is the demand for consistent taste and quality on one hand, while on the other hand is the fluctuation in the prices of input. Additionally, the limited marketing strategy particularly in terms of branding, labeling, and packaging result in low revenue from production. These problems are present in the business of two partners of Universitas Dhyana Pura that produce “ladrang bawang” (garlic crackers). The program discussed in this article aims to answer the challenges faced by the partners in terms of production standardization, production efficiency, and improvement in marketing.Key words : Home Business, Production Standardization, Marketing, ans Efficiency
PKM Kerupuk Rumput Laut Vegetarian Prima di Padang Sambian Kaja Kota Denpasar Propinsi Bali I Made Murna; I Ketut Sirna; I Ketut Suartana
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 4 No. 2 (2020): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.591 KB)

Abstract

ABSTRAKKerupuk rumput laut Vegetarian Prima mempunyai rasa khas karena memakai bahan baku darirumput laut yang diproduksi di Desa Padangsambian Kaja. Awalnya kurang dikenal olehmasyarakat, sehingga penjualannya relatif kecil sekitar Rp 250.000/hari. Setelah tim ProgramKemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Dhyana Pura memberikan pelatihan danpendampingan, maka penjualan kerupuk rumput laut ini meningkat. Ada 4 (empat) aspek yangdilakukan oleh tim PKM untuk menyelesaikan masalah mitra: (1) Pelatihan dan pedampinganpeningkatan kualitas / mutu produksi dari segi hygiene dan sanitasi, (2) Pelatihan danpendampingan desain dalam proses pengemasan produk, (3) Pelatihan dan pendampinganpembukuan pengelolaan keuangan dengan aplikasi komputer sederhana, dan (4) Pelatihan danpendampingan Peningkatan kapasitas mitra mengenai efisiensi produksi dan kandungan nutrisiproduk. Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan, kerupuk rumput laut ini semakin dikenaloleh masyarakat bahkan Kepala Desa Padangsambian ini bangga dan sangat mendukung ataskerjasama yang dilakukan oleh tim PKM. Sehingga permintaan kerupuk ini semakin ramai sertaberpotensi meningkatkan pendapatan mitra. Penjualan kerupuk rumput laut ini meningkat sekitarRp 420.000 sampai Rp 450.000/hari (70% sampai 80%) dari penjualan sebelumnya. Peningkatanpendapatan melalui usaha kerupuk rumput laut ini dapat memberikan inspirasi kepada generasimuda untuk berwirausaha, dengan demikian secara tidak langsung meningkatkan ekonomi danpendapatan masyarakat.Kata Kunci : kerupuk rumput laut, pengembangan produk, pemasaranABSTRACTVEGETARIAN Prima Seaweed Crackers has a distinctive taste because it uses raw materialsfrom seaweed produced in the village of Padangsambian Kaja. Initially, it less known to the publicand caused sales were relatively small at around Rp. 250,000 / day. Through the CommunityPartnership Program (PKM) team from Dhyana Pura University, training and mentoring weregiven, the sales of these seaweed crackers increased. There are 4 (four) aspects carried out bythe PKM team to solve partner problems: (1) Training and assistance in improving productionquality in terms of hygiene and sanitation, (2) Training and design assistance in the productpackaging process, (3) Training assistance and financial accounting with simple computerapplications, and (4) Training and assistance increasing the capacity of partners related toproduction efficiency and product nutrition content. After the training and mentoring, theseaweed crackers became increasingly known to the community and even the Padang SambianVillage Head is proud and very supportive of the collaboration carried out by the PKM team. Thedemand for crackers is potentialy increase partner’s revenue. Seaweed cracker sales increasedby Rp 420,000 to Rp 450,000 / day (70% to 80%) from previous sales. Increasing income throughthe seaweed cracker business can inspire young people to become entrepreneurs and indirectlyincreasing the economy and income of the community.Keywords: seaweed crackers, product
Pendampingan Pemasaran Kain Tenun Songket Kelompok Tenun Songket Cagcag Jembrana Ni Kadek Dwipayani Lestari; Ni Wayan Deswiniyanti; Nyoman Ngurah Adisanjaya; I Wayan Rosiana; I Made Murna; Gerson Feoh; I Gusti Manik Nugraha
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2517

Abstract

Kelompok tenun songket cagcag Yastiti Rupa berasal dari Desa Sangkar Agung KabupatenJembrana. Kelompo tenun ini sudah berdiri sejak tahun 2008 yang diketuai oleh Ibu NengahSulasih. Kelompok ini terdiri dari 12 orang penenenun yang aktif menenun berdasarkanpesanan. Dalam 1 bulan 1 orang penenun dapat menyelesaikan 2-3 kain pesanan. Namunterdapat kendala dalam hal pemasaran yaitu penjualan terbatas dengan hanya menunggupesanan datang atau langsung menjual kepada tengkulak. Untuk meningkatkan omzet penjualanmaka dilakukan pendampingan dalam hal pemasaran. Dimana kegiatan pendampingan ini terdiridari 3 kegiatan yaitu 1) Sosialisasi kegiatan pemasaran online dengan media sosial dan carapenggunaannnya 2) Pemasaran dengan katalog penjualan 3) Pemasaran dengan bekerjasamadengan artshop untuk menunjang keberlanjutan usaha 4)Evaluasi. Luaran dari kegiatan ini yaitu1) ada peningkatan omzet penjualan sebesar 44% 2) Terjalinnya kerjasama antara penenundengan artshop 3) memiliki media sosial 4) Publikasi dalam jurnal ber-ISSN.