I Gusti Ketut Arya Arthawan
Department Of Agricultural And Biosystem Engineering, Udayana University, Badung, Bali, Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Batang Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buze-Kurz) dan Masa Simpan terhadap Kualitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Segar I Wayan Fandhu Winangun; Pande Ketut Diah Kencana; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p12

Abstract

Abstrak Ikan nila segar mudah sekali rusak karena mengalami proses pembusukan oleh bakteri akibat kerusakan fisik, kimiawi, maupun biologis. Asap cair bambu tabah dapat dimanfaatkan karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri oleh kandungan senyawa fenol yang terkandung dalam asap cair bambu tabah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Bush-Kurz) dan lama penyimpanan terhadap kualitas ikan nila (Oreochromis niloticus) segar serta menentukan konsentrasi asap cair bambu tabah dan lama penyimpanan terbaik untuk menghasilkan ikan nila segar berkualitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi asap cair bambu tabah yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2%, 4% dan 6% dan faktor kedua adalah lama penyimpanan yang terdiri selama hari ke-0, 1, 2 dan 3. Parameter yang diukur meliputi kadar air, pH, kekerasan, Total Plate Count (TPC) dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara asap cair bambu tabah dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kekerasan, Total Plate Count (TPC), organoleptik mata, insang, daging, bau dan organoleptic kekerasan ikan nila segar tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, pH dan organoleptik lendir. Perlakuan asap cair bambu tabah 6% dan lama penyimpanan hari ke-1 merupakan perlakuan terbaik menghasilkan ikan nila segar berkualitas. Abstract Fresh tilapia fish is easily deteriorated by the process of bacterial activity. The content of phenolic compounds in the liquid smoke of bamboo is used to inhibit the growth of bacteria. The purpose of this study was to determine the effect of tabah bamboo liquid smoke concentrations and the best storage time on the quality of fresh tilapia and to determine the concentration of tabah bamboo smoke and the best storage time to produce quality fresh tilapia fish. This study used a factorial Completely Randomized Design (CRD) within two factors. The first factor is the immediate concentration of tabah bamboo which consists of 3 levels, namely 2%, 4%, and 6%, and the second factor is the storage time from days 0, 1, 2, and days 3 analyzed by analysis of variance. The observed parameters were moisture content, pH, texture, Total Plate Count (TPC), and organoleptic. The results showed that the interaction between the proportion of the liquid smoke of Tabah bamboo and the storage time has a significant effect on the hardness, Total Plate Count (TPC), eye organoleptic, gills, meat, odor, and texture of fresh tilapia fish but not significant effect on water content, pH and mucus. Liquid smoked tabah bamboo 6% and 1 day of storage time is the best treatment to produce quality fresh tilapia fish.
Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) dan Lama Perendaman Terhadap Kesegaran Pisang Cavendish (Musa Acuminata) K Justikha Natalia Praja; Pande Ketut Diah Kencana; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p05

Abstract

ABSTRAK Buah pisang Cavendish merupakan salah satu produk hortikultura yang rentan mengalami kemunduran fisiologis dan sangat rentan terhadap kerusakan fisik setelah panen. Penggunaan berbagai konsentrasi asap cair bambu tabah dengan lama perendaman yang berbeda dapat digunakan sebagai pengawet alami. Buah pisang yang digunakan adalah pisang Cavendish yang berasal dari Kabupaten Buleleng, dalam satu sisir berisi paling sedikit10 buah dengan panjang rata-rata 18.89 cm dan berat rata-rata 125 gram (g). Tujuan penelitian ini adalah menemukan kombinasi perlakuan terbaik dari perlakuan konsentrasi asap cair dan lama perendaman untuk menjaga kesegaran dan masa simpan pada buah pisang Cavendish selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor pertama adalah konsentrasi asap cair bambu tabah dan faktor kedua adalah lama perendaman. Faktor pertama terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7%. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf lama perendaman yaitu 10 menit, 20 menit dan 30 menit dengan suhu penyimpanan menggunakan suhu ruang (28±2oC). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah laju respirasi, susut bobot, kekerasan, TPT, tingkat kerusakan, dan organoleptik. Hasil interaksi terbaik ditunjukkan pada perlakuan 7% konsentrasi asap cair bambu tabah dan perendaman 10 menit, dengan nilai rata-rata parameter laju respirasi 51.18 ml CO2/kg.jam, nilai rata-rata susut bobot dengan nilai 17.61%, nilai rata-rata kekerasan 3.82 kg, nilai rata-rata TPT 15.65 %Brix, nilai tingkat kerusakan 2.40, nilai rata-rata organoleptik rasa sebesar 4.67, aroma sebesar 4.54 dan warna sebesar 3.87. Disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan A4B1 (konsentrasi asap cair bambu tabah 7% dengan perendaman selama 10 menit) adalah kombinasi terbaik untuk menjaga kesegaran dan memperlambat penurunan kualitas buah pisang Cavendish hingga akhir periode penyimpanan hari ke-15. ABSTRACT Cavendish banana one of the horticultural products that are prone to physiological setbacks and very vulnerable to physical damages after harvest. Various concentrations of tabah bamboo liquid smoke with different soaking times can use as natural preservatives. The bananas used in this study were Cavendish bananas from Buleleng, every bunch consists of at least ten banana with a length of 18.59 cm and a weight of 125 ± 5 g. This study aims to find the best treatment combination of the treatmentoof liquid smoke concentration and soaking time to maintain freshness and shelf life of Cavendish bananas during storage. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with two factors, the first factor was the concentration of tabah bamboo liquid smoke, and the second factor was the soaking time. The first factor consists of four levels of concentration namely 1%, 3%, 5%, and 7%. The second factor consists of three levels of soaking time, namely 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes with storage temperature using room temperature (28 ± 2oC). The parameters observed in this study are: repiration rate, weight loss, hardness, level of damages, TPT and organoleptics. The best interaction results are shown in the treatment of 7% concentration of tabah bamboo liquid smoke with 10 minutes of soaking with an average value of respiration rate parameters of 51.18 ml CO2 / kg.hour, an average value of weight loss with a value of 17.61%, an average value of hardness of 3.82 kg, the average value of TPT was 15.65% Brix, the value of the level of damage was 2.40, the average organoleptic value of taste was 4.67, aroma was 4.54 and color was 3.87. The conclus of this study indicates that the combination of A4B1 (7% tabah bamboo liquid smoke concentration with soaking for 10 minutes) is the best combination to keep freshness and the quality of green bananas until the storage period of the 15th day.
The Effect of Exposure Length to Jazz Music on The Production of Pakcoy (Brassica Rapa, L) in Indoor Cultivation Devi Suharni Tamba; I Made Anom Sutrisna Wijaya; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p18

Abstract

The photosynthesis process in indoor cultivation system does not get optimal sunlight, therefore LEDs can be used as artificial light. The red-blue color is a color that has a positive effect on plant growth. In addition, to increase the rate of photosynthesis, one of the technology advances that can be used is sonic bloom. Sonic bloom is the delivery of high-frequency sound waves in plants to stimulate the opening of the leaf stomata mouths which is accelerating the rate of absorption of carbon dioxide, water and soil minerals. In this study, Pakcoy was exposed to jazz music to determine the effect on production of Pakcoy, and the best length of exposure. The length of exposure to jazz music was 1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, and 5 hours starting from 07.00 WITA. The type of jazz music used was Jazz Rock with the musical instrument Gambandella by Psychedelic Jazz-Rock Fusion with a frequency of 86 – 21189 Hz and a sound intensity of 65-95 dB. In the growth chamber, artificial light red-blue LED was used with a light intensity of 1900 – 2100 Lux. The results showed the length of exposure to jazz music significantly affected the production of Pakcoy. The exposure length of 5 hours showed the best result ??(fresh harvest weight 55.49 gs, root wet weight 2.18 gs, and biomass 2.95 gs). In conclusion, exposure length to jazz music has a positive effect on Pakcoy production.
Pengaruh Emulsi Minyak Wijen dan Ekstrak Daun Kecombrang sebagai Bahan Pelapis terhadap Atribut Mutu Buah Salak Madu selama Penyimpanan I Gusti Ngurah Karisma Maheswara; I Made Supartha Utama; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p09

Abstract

Buah salak madu merupakan buah perishable dan memiliki umur simpan yang singkat sehingga menyebabkan sulitnya buah dipasarkan. Penelitian ini, bertujuan untuk mencari kombinasi emulsi terbaik dari penambahan ekstrak daun kecombrang dan minyak wijen sehingga mampu untuk menjaga mutu dan memperpanjang masa simpan. %. Penelitian ini, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu ekstrak daun kecombrang (K) dengan taraf konsentrasi (0%, 4% dan 8%) dan faktor kedua yaitu minyak wijen (W) dengan taraf konsentrasi (0%, 0,5% dan 1%) dengan parameter yang diuji yaitu susut bobot, warna, total asam, total padatan terlarut, tekstur dan intesitas kerusakan. Pengamatan dilakukan selama 16 hari dengan penyimpanan pada suhu ruang (28-31oC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal minyak wijen berpengaruh terhadap total asam tertitrasi sedangkan perlakuan tunggal ekstrak daun kecombrang berpengaruh terhadap perbedaan warna. Interaksi minyak wijen dan ekstrak daun kecombrang berpengaruh terhadap susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut dan intensitas kerusakan. Perlakuan K2W2 (ekstrak daun kecombrang 8% dan minyak wijen 1%) merupakan emulsi terbaik karena mampu menghambat laju perubahan mutu buah salak madu. Perlakuan tersebut mampu menghambat perubahan kekerasan buah, total padatan terlarut dan susut bobot buah tetapi belum mampu menghambat laju perubahan total asam dan perbedaan warna. Berdasarkan nilai intensitas kerusakan, perlakuan K2W2 mampu menghambat penurunan bobot dan kekerasan hingga hari ke 10 sedangkan menghambat pertumbuhan jamur hingga hari ke 9. Shelf life of salak madu fruit is relatively short and easily spoile during storage, it makes difficult to sell. This study aimed to find the best emulsion combination from the addition of kecombrang leaf extract and sesame oil as an edible coating so it could preserve quality and extend the shelf life of the fruit. This study used a Randomized Block Design using two factors. The first factor was kecombrang leaf extract (K) with concentrations level are (0%, 4% and 8%) while the second factor was sesame oil (W) with concentrations level are (0%, 0,5% and 1%). with the parameters tested were weight loss, color difference, total acid, total dissolved solids, texture and damage intensity. Observations were carried out for 16 days and all sample were storage at room temperature (28-31oC). The results showed that the single treatment of sesame oil has an effect on the total acid while the single treatment of kecombrang leaf extract has an effect on the color difference. The interaction of sesame oil and kecombrang leaf extract affects weight loss, hardness, total dissolved solids and damage intensity. The emulsion K2W2 (kecombrang leaves extract 8% and sesame oil 1%) was the best to inhibit the deterioration of salak madu’s fruit. This combination was able to inhibit the rate of change on texture, total dissolved solids and weight loss, but the combination has not been able to inhibit the rate of change on total acid and the color of the fruit. Based on the value of damage intensity, the treatment was able to inhibit weight loss and hardness until day 10, while inhibiting fungal growth until day 9.
Efisiensi Penyaluran Air Pada Telabah Aya Dengan Konstruksi Lining Saluran dalam Sistem Irigasi Subak di Kabupaten Badung I Made Hendra Udayana AS; I Wayan Tika; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p06

Abstract

ABSTRAK Efisiensi penyaluran menjadi dasar dalam penyaluran air irigasi pada sistem irigasi subak. Kondisi efisiesnsi penyaluran pada telabah aya dipengaruhi oleh kondisi fisik saluran, khususnya bergantung pada jenis lining saluran yang digunakan. lining saluran yang diterapkan di subak Kabupaten Badung menjadi bukti bahwa pengaplikasian lining banyak berpengaruh dalam penyaluran irigasi. Dibutuhkan informasi tentang besarnya efisiensi penyaluran pada jenis lining yang diterapkan pada telabah sebagai nilai acuan dasar dalam kegiatan pembagian air irigasi kedepannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kuantitatif dengan pengamatan lining dan pengukuran langsung variabel debit pada telabah aya. Pengamatan lining yang dilakukan berdasarkan 30 objek telabah aya dengan lining saluran yang ada di subak Kabupaten Badung. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan instrumen pelampung dan ukuran penampang aliran diukur dengan rollmeter. Pengukuran variabel debit dilakukan di hulu dan hilir telabah aya untuk mendapatkan besarnya debit awal dan debit akhir sebagai dasar dalam penentuan efisiensi penyaluran. Jenis lining saluran yang digunakan pada telabah aya di Kabupaten Badung adalah tipe batu sebanyak 77% dan beton l-shape sebanyak 23%. Nilai efisiensi penyaluran untuk telabah aya dengan lining batu sebesar 75,20% dan tipe beton l-shape sebesar 93,07%. Perbedaan nilai efisiensi ini disebabkan karena keadaan kondisi lining saluran pada masing-masing telabah aya. ABSTRACT The efficiency of distribution becomes the basis in the distribution of irrigation water in subak irrigation systems. The condition of the distribution efficiency in telabah aya is influenced by the physical condition of the canal, particularly depending on the type of lining canal used. The application of lining canals in Subak, Badung Regency is proof that it has a lot of influence in irrigation distribution. The information on the distribution efficiency is required for the lining of telabah as a basic reference value in irrigation water distribution. The method used in this study is quantitative surveys and lining observations, and direct measurements of debit variables in telabah aya. Lining observations are based on 30 objects with lining canals in Badung regency. The flow speed measurement was carried out using buoy instruments. The size of the flow cross-section was measured with a roll meter. Measurement of water discharge was performed upstream and downstream of telabah aya to get the amount of initial discharge and final discharge as a basis for determining the efficiency of distribution. The lining canal used in telabah aya in Badung Regency is 77% types of stone and l-shape concrete as much as 23%. The value of distribution efficiency for telabah aya with stone lining by 75.20% and l-shape concrete type by 93.07%. This difference in efficiency value is due to the lining canal conditions in each telabah aya.
Perencanaan Tata Letak Bangunan Penampungan Sampah Sementara di Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana I Gede Ari Winaya; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p11

Abstract

Abstrak Penanganan sampah di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Udayana (Unud) belum dilakukan dengan baik. FTP belum menerapkan pemilahan sampah pada sumbernya dan melakukan pembakaran sampah yang dilarang dalam UU No 18 Tahun 2008. Maka dari itu diperlukan bangunan penampungan sampah sementara untuk bisa melakukan proses penanganan dan pengolahan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan mempertimbangkan jenis sampah dan timbulan sampah yang ada. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu mengukur timbulan sampah mengacu pada SNI 19-3964-1994. Data sekunder yaitu melakukan studi literatur penelitian terdahulu yang sejenis, melakukan wawancara untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah di FTP, dan melakukan pengamatan terhadap jumlah populasi yang mengunjungi gedung GA FTP. Dilakukan estimasi terhadap data timbulan sampah yang diperoleh karena penelitian dilakukan pada saat keadaan pandemi. Data yang diperoleh yaitu 45,85 kg/hari dan volume 1,12 m3/hari. Komposisi sampah yang ditemukan yaitu sampah daun dengan persentase 55,14%, sampah plastik 5,57%, sampah kertas 4,41%, sampah sisa makanan 9,99% dan sampah residu 24,89%. Tata letak yang digunakan yaitu tipe U-Shaped. Urutan masing-masing area yaitu ruang penerimaan, ruang pemilahan, ruang pencacah sampah organik, ruang pengomposan, ruang penyimpanan, ruang sanitasi, gudang, kantor dan area parkir. Diperoleh perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan total luas lahan yang dibutuhkan dari hasil perhitungan yaitu 144 m2 (14,4 m x 10,0 m). Penempatan bangunan di sebelah barat Greenhouse FTP Unud dan akses jalan direncanakan agar tidak menganggu mobilitas kampus. Abstract Waste management at the Faculty of Agricultural Technology (FTP), Udayana University (Unud) has not been carried out properly. FTP has not implemented waste segregation at the source and burning waste which is prohibited following Law No. 18 of 2008. Therefore, a temporary waste storage building was needed to be able to carry out the waste handling and processing process. The purpose of the research is to plan the layout of the temporary waste collection building by considering the type of waste and the existing waste generation. This study used primary data and secondary data. Primary data was obtained from measurement waste generation referred to national Indonesian Standard or SNI 19-3964-1994. Secondary data was conducted a literature study of similar previous research, interviewed to find out the waste management system in FTP, and observed the number of populations who visit the building. An estimation approach was made on the waste generation data obtained because the research was conducted during a pandemic. The data obtained and calculated were the weight of 45.85 kg/day and the volume of 1.12 m3/day. The composition of the waste found was leaf waste with a percentage of 55.14%, plastic waste 5.57%, paper waste 4.41%, food waste 9.99 % residual waste 24.89%. The layout used is the U-Shaped type. The sequence of each area in this waste collection building was the reception area, the sorting area, organic waste counting room, composting room, storage room, sanitary room, warehouse, office, and parking area. The layout planning of the temporary waste collection building with the total area of land required from the calculation was 144 m2 (14.4 m x 10.0 m). The placement of the building to the west of the greenhouse FTP Unud and the road access was planned not to interfere with campus mobility.
Optimasi Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi Pada Budidaya Tanaman Pisang di PT. Nusantara Segar Abadi Jembrana-Bali I Gede Nantan Juliawan; I Wayan Tika; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p03

Abstract

ABSTRAK Belum optimalnya ketersediaan air untuk mencukupi kebutuhan air irigasi tanaman pisang di PT. Nusantara Segar Abadi saat musim kemarau mengakibatkan produksi menjadi tidak maksimal. Hal ini diduga karena penggunaan daya pompa yang kurang memadai. Sehingga perlu adanya analisis terhadap besar daya pompa yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan air irigasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kebutuhan daya pompa dan merancang jadwal penggunaannya untuk mencukupi kebutuhan air irigasi tanaman pisang. Perolehan data primer dilakukan dengan mengukur debit tersedia yang dihasilkan pompa. Data sekunder diperoleh dari BMKG Kabupaten Jembrana. Penelitian ini menggunakan prinsip neraca air, dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk mencari besar daya pompa yang dibutuhkan saat kekurangan air. Hasil penelitian menunjukkan besar kebutuhan daya pompa untuk masing-masing periode budidaya tanaman pisang yaitu periode Januari-Pebruari sebesar 3,1 kW, Maret-April sebesar 5,0 kW, Mei-Juni Sebesar 11,0 kW, Juli-Agustus dan September-Oktober sebesar 16,5 kW, serta November-Desember sebesar 0 kW. Jadwal penggunaan pompa di PT. Nusantara Segar Abadi yaitu pada periode Januari-Pebruari membutuhkan satu unit pompa dengan lama operasi 0,8 jam, Maret-April membutuhkan satu unit pompa dengan lama waktu operasi 6,4 jam, Mei-Juni membutuhkan dua unit pompa dengan lama waktu operasi 8,7 jam, periode Juli-Agustus dan September-Oktober membutuhkan tiga unit pompa dengan lama waktu operasi 10,5 jam dan 10,2 jam, periode November-Desember tidak membutuhkan pompa ABSTRACT The water availability does not meet the water requirement of banana plants has been the main issue causing a non-optimal production. Presumably, it is due to the application of pump power. Therefore, it is necessary to analyze the amount of pump power needed to meet the irrigation water needs. The purposes of this study were to determine the pump power requirement and to design a pump application schedule to meet the irrigation water requirement of banana plants. Primary data is obtained by measuring the available discharge. Secondary data was obtained from BMKG Jembrana Regency. This study employed the principle of water balance. The collected data was then analyzed to determine the amount of power needed when the shortage of water occurred. The results showed that the pump power requirement for each banana cultivation period was 3.1 kW, March-April 5.0 kW, May-June 11.0 kW, July-August and September- October of 16.5 kW, and November-December of 0 kW. The Pump usage schedule at PT. Nusantara Segar Abadi in the January-February period requires one pump unit with an operating time of 0.8 hours, March-April requires one pump unit with an operating time of 6.4 hours, May-June requires two pump units with an operating time of 8, 7 hours, the period of July-August and September-October requires three pump units with an operating time of 10.5 hours and 10.2 hours, and the period November-December does not require a pump.
Pengaruh Pelapisan Gel Lidah Buaya dengan Campuran Asam Askorbat dan Kalium Sorbat terhadap Susut Bobot, pH dan Organoleptik Buah Melon Potong Segar Ni Wayan Sulasmi; I Made Supartha Utama; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Buah melon yang telah mengalami pengolahan minimal memiliki sifat mudah rusak (perishable) dengan masa simpan yang relative singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh pelapisan gel lidah buaya dengan campuran asam askorbat dan kalium sorbat terhadap susut bobot, pH dan organoleptik buah melon potong segar atau proses minimal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi asam askorbat (0%, 1.5% dan 3%) dan kalium sorbat (0%, 0.2% dan 0.4%). Percobaan ini diulang sebanyak tiga kali dengan suhu penyimpanan 5±2?C. Hasil penelitian menunjukkan asam askorbat dan kalium sorbat berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot, pH dan atribut organoleptik buah melon potong segar. Asam askorbat dan kalium sorbat mampu menghambat kehilangan bobot, mempertahankan nilai organoleptik dan menurunkan nilai pH sehingga aktivitas pertumbuhan jamur dan kapang terhambat pada buah potong tersebut. Gel lidah buaya dengan penambahan asam askorbat 3% dan kalium sorbat 0,2% merupakan perlakuan yang memberikan nilai atribut organoleptik terbaik selama penyimpanan. Kombinasi ini mampu mempertahankan nilai warna dan tekstur hingga hari ke 14 serta mempertahankan aroma hingga hari ke 10. ABSTRACT Melon fruit which is undergone a minimal process is easy to damage (perishable) with short shelf life. This study aims to determine the effect of coating aloe vera gel with a mixture of ascorbic acid and potassium sorbate on weight loss, pH, and organoleptic of fresh-cut melons. This study using a completely randomized design (CRD consisted of two treatment factors, namely ascorbic acid (0%, 1.5%, and 3%) and potassium sorbate (0%, 0.2% and 0.4%)). The experiment was replicated three times with a storage temperature of 5 ± 2?C. The results showed that ascorbic acid and potassium sorbate significantly affected the weight loss, pH, and organoleptic values ??of fresh-cut melons. Ascorbic acid and potassium sorbate can inhibit weight loss, maintain organoleptic values ??, and reduce the pH value of fresh-cut melons so that the activity of fungal and mold growth is inhibited. Aloe vera gel with the addition of 3% ascorbic acid and 0.2% potassium sorbate was the treatment that gave the best organoleptic value during storage. This combination can maintain the value of color and texture up to day 14 and maintain aroma until day 10.
Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Jumlah Defect pada Produksi Fillet Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer bloch) Putu Ayu Aripradnyani; I Wayan Widia; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p04

Abstract

ABSTRAK Setiap perusahaan seyogyanya berupaya memperkecil resiko kegagalan dalam berproduksi. Tingginya persentase produk defect dalam setiap siklus produksi selain berimplikasi terhadap menurunkan kepercayaan konsumen juga menaikkan biaya produksi sehingga berakibat menurunkan daya saing produk di pasar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor kritis penyebab defect pada produk dan menemukan bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah produk defect pada proses produksi fillet ikan kakap putih kualitas ekspor pada salah satu perusahaan pengolahan ikan di Bali menggunakan metode six sigma. Penelitian ini mencakup lima tahapan implementasi six sigma yaitu DMAI (Define, Measure, Analyze, dan Improve) yang melibatkan pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terindentifikasi dua faktor kritis penyebab tertinggi dari enam kategori defect fillet ikan kakap putih. Karakteristik kinerja yang dicapai oleh perusahaan saat ini dicirikan oleh angka DPU (Defect per Unit) sebesar 0,09, DPO (Defect per Opportunities) sebesar 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) sebesar 45,463 yang setara dengan kinerja pada level 3,125-Sigma sehinga tergolong dalam kategori tingkat kinerja rata-rata industri. Perusahaan berpotensi meraih peningkatan kinerja hinga pada level 4,000-Sigma sepanjang bersedia melakukan sejumlah perbaikan secara berkesinambungan dalam manangani baik terhadap pengawasan mutu bahan baku ikan maupun ketidaksempurnaan pemberiaan gas CO pada produk. Dengan penerapan metode six-sigma, maka faktor kritis penyebab defect tertinggi yang ditemukan yakni daging pecah/lembek dan berbau serta pemberian gas CO yang kurang merata sehingga bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang direkomendasikan adalah menjalankan formulir checklist pada setiap proses produksi, memberikan pelatihan-pelatihan bagi karyawan dan melakukan pemeriksaan terhadap kemasan. ABSTRACT Every company should try to minimize the risk of failure in production. The high percentage of defective products in each production cycle has implications not only reducing consumer confidence but also increasing production costs, which results in lower product competitiveness in the market. The objective of this study was to identify the critical factors that cause defects in the product and find a form of performance improvement in the management process that can be done to reduce the number of defect products in the export quality white snapper fillet production process at a fish processing company in Bali using the six-sigma method. This research consisted of Six-Sigma implementation stages, namely DMAI (Define, Measure, Analyze, and Improve) which involved management and company employees. The results showed that two critical factors were identified as the highest cause of the six categories of white snapper fillet defects. The performance characteristics achieved by the company are currently characterized by a DPU (Defect per Unit) number of 0.09, DPO (Defect per Opportunities) of 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) of 45.463 which is equivalent to performance at the 3,125-Sigma level so that belongs to the category of industry average performance level. The company has the potential to achieve an increase in performance up to the 4,000-Sigma level as long as it is willing to make a number of continuous improvements in handling both the quality control of fish raw materials and imperfections in the supply of CO gas in the product. With the application of the six-sigma method, the critical factors causing the highest defects were broken / mushy and smelly meat and uneven distribution of CO gas so that the recommended form of performance improvement in the management process was running a checklist form at each production process, providing training for employees and conducting an inspection of packaging.
Metode Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Produksi Keripik Kentang (Studi Kasus di CV. Lima Roti Dua Ikan) Nadine Nasya Riesta; I Wayan Widia; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p05

Abstract

Abstrak Meminimumkan biaya dilakukan untuk mencapai biaya pengadaan bahan baku yang rendah dan harga jual produk lebih kompetitif sehingga mampu mendapatkan keuntungan yang besar. Penelitian ini bertujuan menentukan metode perencanaan produksi dan pengendalian persediaan untuk meminimumkan biaya pengeluaran pada produksi keripik kentang. Data yang digunakan merupakan data jangka pendek yang akan di perhitungkan untuk tahun selanjutnya, yang diperoleh dari perusahaan yang memproduksi keripik kentang sejak tahun 2013 yaitu CV. Lima Roti Dua Ikan. Data yang dibutuhkan ialah data bulanan selama 3 tahun terakhir, periode Januari 2018 hingga Desember 2020. Metode perencanaan produksi yang dievaluasi berdasarkan dua jenis metode yaitu SMA dan ES sedangkan metode pengendalian persediaan yang dievaluasi berdasarkan dua jenis metode yaitu EOQ dan JIT. Hasil penelitian menunjukan metode yang tepat digunakan untuk perencanaan produksi ialah ES dengan koefisien pemulusan 0,1 yang menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,43%. Metode yang ekonomis digunakan untuk pengendalian persediaan ialah EOQ yang memiliki selisih dengan data aktual perusahaan 35,71% pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 19.198.507,29, selisih 31,69% pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 20.104.228,21, dan selisih 28,91% pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp 18.591.797,07. Dengan hasil perhitungan biaya pengendalian persediaan menunjukkan bahwa EOQ merupakan metode yang paling ekonomis dibandingkan dengan sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan dan dengan metode JIT. Metode perencanaan produksi berdasarkan peramalan permintaan yang memiliki nilai kesalahan paling kecil ialah ES dengan koefisien pemulusan 0,1 dan metode pengendalian persediaan yang memiliki biaya yang paling ekonomis ialah EOQ. Dikatakan paling ekonomis karena memiliki nilai biaya penghematan paling maksimal. Abstract Minimizing costs in order to achieve low procurement raw materials costs and more competitive product selling prices so obtain a high profit. This study aims to determine the method of production planning and inventory control for minimizing expenses for potato chips production. The data used are short-term data that will be calculated for the next year, were obtained from the company CV. Lima Roti Dua Ikan that produce potato chips since 2013. The required data is monthly data for the last 3 years, January 2018 to December 2020. Production planning method is evaluated based on two methods including SMA and ES, while inventory control method is evaluated based on two methods including EOQ and JIT. The results showed that a better method used for production planning is ES with a coefficient smoothing of 0.1 which results in MAPE value of 0.43%. An economical method used for inventory control is EOQ which has a difference from the company's actual data of 35.71% in 2018 amounting to Rp 19.198.507,29, of 31.69% in 2019 amounting to Rp 20.104.228,21 and of 28.91% in 2020 amounting to Rp 18.591.797,07. The results of the calculation of cost inventory control showed that EOQ is the most economical method compared to the system that has been implemented and to the JIT. Production planning method based on demand forecasting having the smallest value of error is ES with a coefficient smoothing of 0,1 and inventory control method that has the most economical value is EOQ. The most economical method is because it had the maximum savings.