I Putu Surya Wirawan
Program Studi Teknik Pertanian Dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KURSUS SINGKAT DAN PELATIHAN PENGOLAHAN BUAH PISANG MENJADI PISANG SALE DAN TEPUNG PISANG DI DESA GUMRIH, KECAMATAN PEKUTATAN, KABUPATEN JEMBRANA KOMANG AYU NOCIANITRI; SUMIYATI SUMIYATI; IDA AYU RINA PRATIWI PUDJA; I PUTU SURYA WIRAWAN; WAYAN TIKA
Buletin Udayana Mengabdi Vol 5 No 1 (2006): Volume 5 No.1 – April 2006
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.075 KB)

Abstract

ABSTRACT Banana is the main product of a dry land farming at Gumbrih. The shelf life of fresh banana is very short and hence it is a great effort to find out how to preserve the banana for longer period. A method that can be applied is that by processing the fresh banana into processed foods, which has longer shelf life and easily to be modified into several products, which still retains the flavour of fresh banana. It was found that the knowledge of the local people (Gumrih villagers) on technology and banana processing was quite low and hence the recent program on course and practices of banana processing into dried banana (pisang sale) and banana powder (tepung pisang) is absolutely important. The activities were held at Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutanan, Kabuapten Negara, on Friday, 16 September 2005, attended by 26 participants. Instead of course and practical works, the activities also have been conducted by active two-direction discussion between participants and tutor members. Since participants were curious to follow all the activities and we suggest that similar program is significant to be held on those banana producers around Bali and the short practical course would be more beneficial if it can be associated with marketing of the products.
Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) Dan Suhu Pemasakan Terhadap Karakteristik Se’i Tuna Pande Putu Raditya Premananda Meranggi; Pande Ketut Diah Kencana; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p16

Abstract

Abstrak Ikan Tuna merupakan makanan yang disukai masyarakat karena kaya akan nutrisi sehingga membutuhkan perlakuan berkelanjutan guna menjaga ketahanan mutu yang lebih baik. Upaya yang dapat dilakukan guna menjaga ketahanan mutu yang lebih baik adalah dengan menggunakan metode asap cair. Penggunaan asap cair memiliki banyak keuntungan diantaranya mudah diaplikasikan, dapat memberikan karakteristik khas pada produk berupa kenampakan, aroma, tekstur, rasa yang lebih menarik, dan tidak mencemari lingkungan.Asap cair yang digunakan adalah asap cair bamboo tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair bambu tabah dan suhu pemasakan terhadap karakteristik Se’i Tuna. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi asap cair, terdiri dari 2%, 4%, dan 6% dan faktor kedua adalah suhu pemasakan, terdiri dari 80oC, 90oC, dan 100oC. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada konsentrasi asap cair 6% dan suhu pemasakan 100oC, dengan pemanasan selama 4 jam menghasilkan nilai kadar air 50,46%; kadar protein 17%; pH 5,53; kadar abu 2,81%; uji sensori kenampakan 8,07; aroma 8,73; rasa 8,73; dan tekstur 8,60. Abstract Tuna fish is a food that people like because it has rich nutrients so it requires continuous treatment to maintain a better quality. To maintain a better quality of tuna fish is using the liquid smoke method. The application of liquid smoke has many advantages among other methods because its easy application, giving the product distinctive characteristics in the form of a more attractive appearance, aroma, texture, taste, and does not pollute the environment. The liquid smoke was used from tabah bamboo (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). This study aims to determine the effect of the concentration of liquid bamboo smoke and cooking temperature on the characteristics of Se'i Tuna. The method used was a factorial completely randomized design with two factors. The first factor is the concentration of liquid smoke (consisting of 2%, 4%, and 6%) and the second factor was the cooking temperature (consisting of 80oC, 90oC, and 100oC). The best treatment combination was at a concentration of 6% liquid smoke and a cooking temperature of 100oC by heating for 4 hours, the water content was 50.46%, protein content 17%, pH 5.53, ash content 2.81%, appearance sensory test 8,07, flavor 8,73, taste 8,73, and texture 8,60.
Pengaruh Konsentrasi Rendaman Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa Nigrociliata Buse-Kurz) dan Lama Waktu Pengovenan terhadap Mutu Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Fhergie Dwi Lestari Matasik; Pande Ketut Diah Kencana; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p01

Abstract

Abstrak Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) salah satu jenis ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kandungan nutrisinya yang cukup tinggi dan rasanya enak, membuat ikan cakalang sangat digemari Permasalahan yang sangat sering terjadi adalah dalam penanganan pasca panen ikan cakalang terutama pada musim panen raya. Kerusakan yang umum terjadi adalah pembusukan pada saat penyimpanan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini terjadi disamping karena teknologi yang digunakan tidak memadai juga disebabkan oleh kandungan air ikan cakalang mencapai 80%, pH tubuh mendekati netral, serta kandungan gizi yang tinggi sehingga ikan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya. Salah satu pengolahan pasca panen yang sering dilakukan adalah dengan cara pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mendapatkan konsentrasi asap cair bambu tabah dan lama waktu pengovenan yang tepat untuk mendapatkan kualitas mutu ikan cakalang terbaik. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan perlakuan pemberian konsentrasi asap cair yang terdiri dari konsentrasi 1%, 5% dan 9%. Faktor kedua merupakan perlakuan lama pengovenan pada ikan yang terdiri dari waktu 120 menit, 180 menit dan 240 menit, pada suhu 90?. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada konsetrasi asap cair 9% dan lama waktu pengovenan 240 menit menghasilkan ikan cakalang asap dengan karakteristik sebagai berikut: kadar air 41,88%; kadar protein 20,98%; total mikroba 4,50x10-4 CFU/g; nilai uji sensori kenampakan 8,33; aroma 8,87; rasa 8,60 serta tekstur 8,73. Abstract Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is one widely consumed by Indonesian. It is high nutritional content and has good taste, makes skipjack fish very popular. Problems that often occur are in post-harvest handling of skipjack tuna, especially during the harvest season. The damage that commonly occurs is spoilage during storage for a certain period. It was caused by the technology used not being adequate, the water content of skipjack tuna to reach up to 80%, the body pH close to neutral, and the high nutritional content, so that fish is the best medium bacteria and others to grow. One of the post-harvest processing frequently is smoking. This study aims to measure and obtain the concentration of liquid smoke of tabah bamboo and the proper length drying to get the best quality of skipjack tuna. The method used is a factorial completely randomized design with two factors. The first factor is giving the liquid smoke concentration which consists of 1%, 5%, and 9%. The second factor is the length of fish in the oven on the fish consisting of 120 minutes, 180 minutes, and 240 minutes, at a temperature of 90?. The best treatment combination was at 9% liquid smoke concentration and 240 minutes of oven time to produce smoked skipjack tuna with the following characteristics: water content 41.88%; protein content 20.98%; total microbes 4.50x10-4 CFU/g; the value of the sensory appearance test is 8.33; fragrance 8.87; 8.60 taste and 8.73 texture.
Rancang Bangun Sistem Pemantauan Pengendali Suhu dan Nutrisi Berbasis IoT Pada Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa Chinensis.) I Ketut Trisna Adi Putra; I Putu Surya Wirawan; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p17

Abstract

ABSTRAK Perkembangan teknologi hidroponik saat ini berkaitan erat dengan kemajuan teknologi otomatisasi salah satunya penggunaan IoT. Salah satu sistem hidroponik yang dikembangkan saat ini banyak dilakukan adalah adalah hidroponik NFT. Sistem ini memiliki kemudahan dalam pemantauan suhu, oksigen, dan nutrisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemantauan, pengendalian suhu dan nutrisi pada sistem hidroponik NFT. Rancangan sistem yang dihasilkan pada penelitian ini meliputi penggunaan arduino uno sebagai mikrokontroler yang terhubung dengan sensor DHT11 untuk pemantauan suhu, sensor pH 4502C untuk pemantauan nutrisi, sedangkan sensor ultrasonik sebagai pemantau tinggi rendahnya air nutrisi pada sistem hidroponik tanaman pakcoy secara otomatis. Penggunaan tanaman pakcoy sebagai sampel tanaman hidroponik dengan sistem NFT karena pertumbuhannya relatif cepat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penggunaan sensor DHT11 dan sensor elektrode dengan module 4502C sebagai unit pemantau nutrisi memiliki keakuratan 98%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemantauan dan otomatisasi pada tanaman pakcoy hidroponik NFT berjalan dengan baik. ABSTRACT The current advancement of hydroponic technology is closely related to advances in automation technology such as the application of IoT. One of the hydroponic systems currently being developed is NFT hydroponics. This system has relatively easy monitoring of temperature, oxygen and nutrients. The purpose of this study was to determine the effectiveness of monitoring, temperature control and nutrition in the hydroponic NFT system. The system design produced in this study includes the use of Arduino Uno as a microcontroller connected to a DHT11 sensor for temperature monitoring, a pH 4502C sensor for monitoring nutrition, while an ultrasonic sensor monitors the level of nutrient water in the hydroponic system of pakcoy plants automatically. The use of pakcoy plants as samples of hydroponic plants with the NFT system is due to their relatively fast-growing vegetable. The results of the study showed the use of the DHT11 sensor and the electrode sensor with the 4502C module as a nutritional monitoring unit has an accuracy of 98%. This shows that the monitoring and automation systems of the NFT hydroponic pakcoy are running well.
Karakteristik Briket Berbahan Baku Kulit Kopi dengan Variasi Suhu dan Lama Waktu Pengarangan yang Berbeda Luh Gede Gita Gowinda Mulyana Utami; Ni Luh Yulianti; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p19

Abstract

Abstrak Kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif yang banyak dijumpai pada sektor pertanian yang merupakan limbah biomassa. Kegiatan meneliti ini mempunyai tujuan dalam memperoleh pengaruh variasi suhu dan lama waktu pengarangan yang berbeda tehadap kualitas briket kulit kopi. Perancangan atas percobaan kegiatan meneliti ini mempergunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua (2) faktor. Faktor pertamanya yakni suhu pengarangan (S) 200°C, 250°C, dan 300°C. Faktor kedua yaitu lama waktu pengarangan (L) 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Kombinasi rancangan percobaan penelitian dengan 2 kali ulangan yang akan diperoleh 18 unit percobaan. Parameter yang diamati pada penelitian meliputi kadar air, kerapatan massa, kuat tekan, kadar abu, volatile matter, karbon terikat, dan laju pembakaran. Pada penelitian ini data yang didapatkan dilakukan kegiatan menganalisis melalui pengujian sidik ragam serta pengujian Duncan jika terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara suhu dan waktu pengarangan memberi pengaruhnya yang bersignifikan kepada parameter mutu briket yang diperoleh. Briket dengan suhu pengarangan yang digunakan yaitu 3000C dan lama waktu pengarangan 60 menit (S3L3) sebagai perlakuan yang menciptakan briket berkualitas terbaik. Karakteristik dari briket hasil perlakuan S3L3 ini adalah memiliki kuat tekan sebesar 235.11 kgf/cm2, kerapatan massa sebesar 0.62 g/cm3, kadar air sebesar 1.67%, dan laju pembakaran sebesar 0.012 g/menit. Abstract Coffee husks can be used as an alternative energy source which is often found in the agricultural sector as biomass waste. This research was conducted to determine the effect of different temperature variations and carbonization on the quality of coffee husk briquettes. The experimental design of this study used a factorial Randomized Block Design (RAD) with 2 (two) factors. The first factor is the cooking temperature (S) 200°C, 250°C, and 300°C. The second factor is the length of writing time (L) 30 minutes, 45 minutes, and 60 minutes. The combination of a research experiment design with 2 replications will produce 18 experimental units. Parameters observed in this study include moisture content, mass density, compressive strength, ash content, volatile matter, bound carbon, and combustion rate. In this study, the data obtained were analyzed by variance test and continued with Duncan's test if there were significant differences between treatments. The results showed that the interaction of temperature and cooking time had a significant effect on the quality parameters of the briquettes produced. The briquette treatment with the curing temperature used was 300°C and the curing time of 60 minutes (S3L3) was the treatment that produced the best quality briquettes. The characteristics of S3L3 treatment briquettes are that they have a compressive strength of 235.11 kgf/cm2, a mass density of 0.62 g/cm3, a water content of 1.67%, and a combustion rate of 0.012 g/min.
Pengaruh Kombinasi Limbah Jagung Ketan (Zea mays ceratina) dan Kotoran Sapi pada Proses Pengomposan dengan Bioaktivator Berbeda di Desa Lokasari I Gede Yoga Juni Sastrawan; I Putu Surya Wirawan; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p05

Abstract

Potensi limbah jagung ketan, kotoran sapi dan mikroorganisme lokal (MOL) yang terdapat di Desa Lokasari yang selama ini tidak dimanfaatkan secara baik, kini dengan sentuhan teknologi yang cukup sederhana dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos, dalam rangka pemanfaatan limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi bahan dan jenis bioaktivator yang digunakan terhadap kualitas hasil pengomposan lalu dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004. Bahan baku utama pada pengomposan ini yaitu limbah jagung ketan dan kotoran sapi. Bahan bioaktivator yang digunakan yaitu bonggol pisang, daun gamal, dan nasi basi dengan proses fermentasi selama 2 minggu serta ditambahkan molase dan air cucian beras. Wadah pengomposan berupa keranjang bambu berbentuk tabung dengan tinggi 40 cm dan diameter 40 cm. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dua faktor. Faktor pertama yaitu perbandingan komposisi bahan limbah jagung ketan dan kotoran sapi dengan 5 taraf perlakuan: K1 (100%:0%), K2 (75%:25%), K3 (50%:50%), K4 (25%:75%), dan K5 (0%:100%). Faktor kedua yaitu jenis bioaktivator berbeda dengan 3 taraf perlakuan: B1 (MOL bonggol pisang), B2 (MOL daun gamal), dan B3 (MOL nasi basi). Masing-masing perlakuan diulang menjadi 3 ulangan. Pada proses pengomposan, suhu dan pH diamati setiap hari selama 35 hari. Kadar air, Rendemen, C-organik, dan N-total diamati diakhir proses pengomposan. Kombinasi limbah jagung ketan dan kotoran sapi dengan jenis bioaktivator berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap suhu dan C-organik, serta berbeda nyata terhadap rendemen, N-total, dan rasio C/N. Komposisi limbah jagung ketan dan kotoran sapi K5B1 menghasilkan kompos dengan kualitas rata-rata terbaik dan sesuai SNI, yaitu pH 6,94, kadar air 36,47%, C-organik 28,87%, N-total 1,56%, dan rasio C/N 18,49%. The potential waste of glutinous corn, cow dung and local microorganisms (MOL) in Lokasari Village which has not been used properly, now with a touch of technology that is quite simple can be used as material for making compost, in the context of utilizing agricultural waste. This study aims to determine the effect of the comparison of material composition and the type of bioactivator used on the quality of the compost and then compared with the Indonesian National Standard (SNI) 19-7030-2004. The main raw materials in this composting are glutinous corn waste and cow dung. The bioactivator materials used were banana weevil, gamal leaves, and stale rice with a fermentation process for 2 weeks and added molasses and rice washing water. The composting container is a tubular bamboo basket with a height of 40 cm and a diameter of 40 cm. The method used was a two-factor factorial randomized block design (RAKF). The first factor is the comparison of the composition of glutinous corn waste and cow dung with 5 treatment levels: K1 (100%:0%), K2 (75%:25%), K3 (50%:50%), K4 (25%:75 %), and K5 (0%:100%). The second factor is different types of bioactivators with 3 treatment levels: B1 (MOL banana weevil), B2 (MOL gamal leaves), and B3 (MOL stale rice). Each treatment was repeated into 3 replications. In the composting process, temperature and pH were observed every day for 35 days. Moisture content, yield, C-organic, and N-total were observed at the end of the composting process. The combination of glutinous corn waste and cow dung with different types of bioactivators had a very significant effect on temperature and C-organic, and significantly different on yield, N-total, and C/N ratio. The composition of glutinous corn waste and K5B1 cow dung produced compost with the best average quality and according to SNI, namely pH 6.94, water content 36.47%, C-organic 28.87%, N-total 1.56%, and C/N ratio 18.49%.
Audit Energi Listrik dan Penentuan Luas Area Hijau di Fakultas Teknologi Pertanian Univeritas Udayana Sebagai Usaha Mewujudkan Green Campus Joshua Christianto; I Putu Surya Wirawan; Sumiyati Sumiyati
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p13

Abstract

ABSTRAK Usaha yang dilakukan untuk mencapai green campus, diharapkan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Udayana sebaiknya melaksanakan audit untuk mengetahui kesesuaian kondisi Fakultas Teknologi Pertanian pada kreteria green campus dengan menggunakan UI green campus metric guide. Salah satu kreteria yang dapat dilakukan audit adalah persentase luas lahan hijau dan penggunaan energi listrik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase luas lahan hijau dan penggunaan energi listrik di Fakultas Teknologi Pertanian Udayana dibandingkan dengan kriteris UI green campus metric guide. Pengukuran luas lahan hijau di FTP menunjukkan bahwa FTP memiliki wilayah sebesar 4.185,278 m2 yang tertutup tanaman, jika dibandingkan dengan luas total FTP, maka persentase lahan luasan hijau sebesar 41,1 % dan memiliki nilai 4 dengan poin 225 pada standar UI green campus metric guide. Sedangkan pada penggunaan energi listrik per orang di FTP diperoleh nilai sebesar 300 dengan jumlah penggunaaan sebesar 30,75 kWh/orang/tahun. Hal ini memiliki arti bahwa dalam kedua aspek di atas, FTP Udayana sudah cukup sesuai dengan standar UI green campus metric guide pada kreteria luasan lahan hijau yang dimiliki dan penggunaan energi listrik. ABSTRACT As an effort to achieve green campus, The Faculty of Agriculture Engineering (FTP) of Udayana University should perform an audit to know the suitability of the condition of The Faculty of Agriculture Engineering of Udayana University to the green campus using UI green campus metric guide. Some of the criteria that can be audited is the percentage of green area and electricity usage. This research is done to find out the percentage of green area and electricity usage in The Faculty of Agriculture Engineering of Udayana University compared to the criteria of UI green campus metric guide. The measurement of green area in FTP of Udayana Shows that FTP Udayana has a green area of 4.185,278 m2 with the percentage of 43,1% and has a score of 4 with 225 points according to the standard of UI green campus metric guide. As for the electricity usage, FTP has a score of 300 with the usage of 30,75 kWh/person/year. This result shows that in aspect that is shown above, The Faculty of Agriculture Engineering of Udayana University is sufficient with UI green campus metric guide in the criteria of percentage of green area and electricity usage.
Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Karakteristik Mutu Tepung Rebung Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) selama Penyimpanan Ni Made Rahayu Chintya Dewi Dewi; Pande Ketut Diah Kencana; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p15

Abstract

Abstrak Rebung merupakan tunas atau anakan bambu yang muncul di dasar tanah, rebung diketahui memiliki kandungan air yang sangat tinggi dan biasa dikonsumsi sebagai olahan sayuran seperti tumisan, isian lumpia, gulai, serta asinan. Salah satu jenis rebung bambu yang tumbuh di Bali adalah rebung bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Melihat kandungan air yang dimiliki rebung sangat tinggi, maka daya simpan dan daya guna rebung dapat ditingkatkan dengan membuatnya menjadi produk setengah jadi berupa tepung. Tepung rebung merupakan salah satu bahan makanan yang bersifat kering dan juga mudah mengalami perubahan komponen. Dalam mempertahankan mutu suatu bahan pangan, kemasan memiliki peranan yang sangat penting. Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan jenis kemasan yang tepat dalam mempertahankan karakteristik mutu tepung rebung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah jenis kemasan yaitu (K1) : polipropilen, (K2) : aluminium foil, dan (K3) : paper sack. Faktor kedua adalah lama penyimpanan yaitu (H1) : 10 hari, (H2) : 20 hari, (H3) : 30 hari. Parameter yang diamati adalah kadar air, daya serap air, densitas kamba, serat kasar, derajat putih, dan uji sensoris. Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan jenis kemasan paper sack dapat lebih mempertahankan karakteristik mutu tepung rebung bambu tabah selama penyimpanan 30 hari dengan nilai kadar air 6,73 %, daya serap air 10,83 %, densitas kamba 0,6445 g/ml, serat kasar 27,16 %, dan derajat putih 49,47 %. Dengan menggunakan kemasan paper sack akan lebih mempertahankan karakteristik mutu tepung rebung selama penyimpanan sehingga tidak cepat mengalami kerusakan. Abstract Bamboo shoots are saplings of bamboo that appear at the bottom of the soil, bamboo shoots are known to have very high water content and are usually consumed as processed vegetables such as stir-fry, stuffed spring rolls, curry, and pickles. One type of bamboo shoot that grows well in Bali is the tabah bamboo shoots (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Seeing that the water content of bamboo shoots is very high, the shelf life and usability of bamboo shoots can be increased by turning them into semi-finished products in the form of flour. Bamboo shoot flour is one of the foodstuffs that are dry and also easy to change components. In maintaining the quality of a food ingredient, packaging has a very important role. This research was conducted to determine the right type of packaging in maintaining the quality characteristics of bamboo shoot flour. This study uses a Completely Randomized Design which consists of two factors, the first factor is the type of packaging, namely (K1): polypropylene, (K2): aluminum foil, and (K3): paper sack. The second factor is storage time, namely (H1): 10 days, (H2): 20 days, (H3): 30 days. Parameters observed were water content, water absorption, bulk density, crude fiber, whiteness degree, and sensory test. The results showed that the paper sack packaging type treatment could better maintain the quality characteristics of tabah bamboo shoots flour during storage for 30 days with a water content value of 6.73 %, the water absorption capacity of 10.83 %, bulk density of 0.6445 g/ml, crude fiber. 27.16%, and whiteness degree of 49.47%. By using paper sack packaging, it will better maintain the quality characteristic of bamboo shoot flour during storage so that it does not get damaged quickly
Pengaruh Penambahan Konsentrasi Air Garam Dapur (Nacl) Dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Bunga Kol (Brassica Oleracea Var.Botrytis L.) Selama Penyimpanan Suhu Dingin Maria Wardiani Popi; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p08

Abstract

Bunga kol (Brassica oleracea var.botrytis L.) merupakan salah satu hasil pertanian yang mudah rusak, guna menangani permasalahan tersebut, perlu dilakukan pengawetan untuk mempertahankan mutu bunga kol. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk pengawetan tersebut adalah perendaman dengan garam dapur (NaCl). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi air garam dan lama perendaman terhadap mutu bunga kol selama penyimpanan dingin dan untuk mengetahui kosentrasi garam terbaik terhadap mutu dan lama perendaman yang terbaik pada bunga kol. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu perlakuan kosentrasi NaCl dan lama perendaman, pengukuran berlangsung selama 10 hari dengan 2 kali ulanganrlakuan kosentrasi garam dapur (NaCl) sebanyak 3%, 6%, 9% dan lama perendaman 10, 20 dan 30 menit. Hasil penelitian setelah proses analisis menggunakan aplikasih SPSS 16 sebagai alat bantu pengolah data dalam menentukan pengaruh variabel penelitian terhadap objek penelitian serta dilakukan uji duncan untuk menentukan perbedaan hasil dari setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman menggunakan garam dapur (NaCl) 10gram dengan konsentrasi 6% dan waktu perendaman selama 20 menit menunjukan hasil terbaik setelah dilakukan pengamatan selama 10 hari. Cauliflower (Brassica oleracea var. botrytis L.) is one of the perishable agricultural products. Handling these problems, preservation is necessary in order to maintain the quality of cauliflower. One technique that can be used for preservation is soaking with salt (NaCl). The purpose of this study was to determine the effect of salt water concentration and soaking time on the quality of cauliflower during cold storage and to determine the best salt concentration on quality and the best soaking time on cauliflower. This research method uses a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 10 treatments and 2 replications with a concentration of salt (NaCl) of 3%, 6%, 9% and soaking time of 10, 20 and 30 minutes. The results of the study after the analysis process using SPSS 16 as a data processing tool in determining the effect of research variables on the research object as well Duncan to determine the difference in the results of each treatment. The results showed that soaking using table salt (NaCl) 10 grams with a concentration of 6% and soaking time for 20 minutes showed the best results after 10 days of observation.
Pengaruh Ketebalan dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Fisik dan Sensoris Buah Naga Merah Kering Dinda Mar'atuzzahwa; I Made Supartha Utama; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p06

Abstract

ABSTRAK Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakakan jenis tanaman tropis yang dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca serta produksi buah setiap musimnya sangat berlimpah. Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air pada bahan agar bahan dapat disimpan relatif lama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketebalan dan suhu pengeringan terhadap karakteristik fisik dan sensoris buah naga merah kering. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan 2 faktor yakni suhu pengeringan (60 °C, 70 °C dan 80 °C) dan ketebalan buah (0,5 cm, 0,75 cm, dan 1,00 cm). Setiap unit kombinasi perlakuan terdiri dari 9 irisan buah naga merah segar dan setiap kombinasi perlakuan diulang pengujiannya sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati meliputi kadar air, aktivitas air, tekstur, rendemen, color difference, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Data hasil penelitian ini diuji dengan pengujian sidik ragam, jika didapati hasil perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan pengujian Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan dan suhu pengeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakter fisik dan sensoris buah naga merah kering. Perlakuan terbaik didapat dari perlakuan ketebalan 0,75 cm dan suhu pengeringan 80 oC dengan nilai kadar air 13,75%, aktivitas air 0,65, tekstur 36,48 kg (force), rendemen 16,28 %, color difference 23,03 ?E, total gula 8,30 oBrix, dan nilai uji organoleptik warna 3,44, aroma 3,40, tekstur 4,84, rasa 4,84, dan nilai kombinasi tingkat kesukaan 4,84. Abstract Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) is a type of tropical plant that can adapt to changes in weather and fruit production every season is very abundant. Drying is the process of reducing the moisture content in the material so that the material can be stored relatively long. This study was conducted to find out the effect of drying thickness and temperature on the physical characteristics and sensorical characteristics of dried red dragon fruit. This research method used a Randomized Block Design (RBD) with 2 factors namely drying temperature (60 °C, 70 °C and 80 °C) and fruit thickness (0.5 cm, 0.75 cm, and 1 cm). Each treatment combination unit consists of 9 slices of fresh red dragon fruit and each combination of treatment is repeated 3 times. Parameters observed include water content, water activity, texture, yield, color difference, total dissolved solids, and organoleptic tests. The data of this study was tested with analysis of variance, if significant differences were found, followed by Duncan's testing. The results of the study provided the results that the thickness and drying temperature exerted a noticeable influence on the physical and sensory character of dried red dragon fruit. The treatment of a thickness of 0.75 cm and a drying temperature of 80 oC exerts a significant effect on the yield of dried dragon fruit. best with a water content value of 13.75 %, water activity of 0.65, texture of 36.48, yield of 16.28 %, color difference of 23.03, total sugar of 8.30 oBrix, and organoleptic test value of 3.44, aroma of 3.40, texture of 4.84, taste of 4.84, and favorite level combination value of 4.84.