Pande Ketut Diah Kencana
Program Studi Teknik Pertanian Dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung Bali, Indonesia

Published : 44 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Batang Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buze-Kurz) dan Masa Simpan terhadap Kualitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Segar I Wayan Fandhu Winangun; Pande Ketut Diah Kencana; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p12

Abstract

Abstrak Ikan nila segar mudah sekali rusak karena mengalami proses pembusukan oleh bakteri akibat kerusakan fisik, kimiawi, maupun biologis. Asap cair bambu tabah dapat dimanfaatkan karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri oleh kandungan senyawa fenol yang terkandung dalam asap cair bambu tabah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Bush-Kurz) dan lama penyimpanan terhadap kualitas ikan nila (Oreochromis niloticus) segar serta menentukan konsentrasi asap cair bambu tabah dan lama penyimpanan terbaik untuk menghasilkan ikan nila segar berkualitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi asap cair bambu tabah yang terdiri dari 3 taraf yaitu 2%, 4% dan 6% dan faktor kedua adalah lama penyimpanan yang terdiri selama hari ke-0, 1, 2 dan 3. Parameter yang diukur meliputi kadar air, pH, kekerasan, Total Plate Count (TPC) dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara asap cair bambu tabah dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kekerasan, Total Plate Count (TPC), organoleptik mata, insang, daging, bau dan organoleptic kekerasan ikan nila segar tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, pH dan organoleptik lendir. Perlakuan asap cair bambu tabah 6% dan lama penyimpanan hari ke-1 merupakan perlakuan terbaik menghasilkan ikan nila segar berkualitas. Abstract Fresh tilapia fish is easily deteriorated by the process of bacterial activity. The content of phenolic compounds in the liquid smoke of bamboo is used to inhibit the growth of bacteria. The purpose of this study was to determine the effect of tabah bamboo liquid smoke concentrations and the best storage time on the quality of fresh tilapia and to determine the concentration of tabah bamboo smoke and the best storage time to produce quality fresh tilapia fish. This study used a factorial Completely Randomized Design (CRD) within two factors. The first factor is the immediate concentration of tabah bamboo which consists of 3 levels, namely 2%, 4%, and 6%, and the second factor is the storage time from days 0, 1, 2, and days 3 analyzed by analysis of variance. The observed parameters were moisture content, pH, texture, Total Plate Count (TPC), and organoleptic. The results showed that the interaction between the proportion of the liquid smoke of Tabah bamboo and the storage time has a significant effect on the hardness, Total Plate Count (TPC), eye organoleptic, gills, meat, odor, and texture of fresh tilapia fish but not significant effect on water content, pH and mucus. Liquid smoked tabah bamboo 6% and 1 day of storage time is the best treatment to produce quality fresh tilapia fish.
Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) dan Lama Perendaman Terhadap Kesegaran Pisang Cavendish (Musa Acuminata) K Justikha Natalia Praja; Pande Ketut Diah Kencana; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p05

Abstract

ABSTRAK Buah pisang Cavendish merupakan salah satu produk hortikultura yang rentan mengalami kemunduran fisiologis dan sangat rentan terhadap kerusakan fisik setelah panen. Penggunaan berbagai konsentrasi asap cair bambu tabah dengan lama perendaman yang berbeda dapat digunakan sebagai pengawet alami. Buah pisang yang digunakan adalah pisang Cavendish yang berasal dari Kabupaten Buleleng, dalam satu sisir berisi paling sedikit10 buah dengan panjang rata-rata 18.89 cm dan berat rata-rata 125 gram (g). Tujuan penelitian ini adalah menemukan kombinasi perlakuan terbaik dari perlakuan konsentrasi asap cair dan lama perendaman untuk menjaga kesegaran dan masa simpan pada buah pisang Cavendish selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor pertama adalah konsentrasi asap cair bambu tabah dan faktor kedua adalah lama perendaman. Faktor pertama terdiri dari empat taraf konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7%. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf lama perendaman yaitu 10 menit, 20 menit dan 30 menit dengan suhu penyimpanan menggunakan suhu ruang (28±2oC). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah laju respirasi, susut bobot, kekerasan, TPT, tingkat kerusakan, dan organoleptik. Hasil interaksi terbaik ditunjukkan pada perlakuan 7% konsentrasi asap cair bambu tabah dan perendaman 10 menit, dengan nilai rata-rata parameter laju respirasi 51.18 ml CO2/kg.jam, nilai rata-rata susut bobot dengan nilai 17.61%, nilai rata-rata kekerasan 3.82 kg, nilai rata-rata TPT 15.65 %Brix, nilai tingkat kerusakan 2.40, nilai rata-rata organoleptik rasa sebesar 4.67, aroma sebesar 4.54 dan warna sebesar 3.87. Disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan A4B1 (konsentrasi asap cair bambu tabah 7% dengan perendaman selama 10 menit) adalah kombinasi terbaik untuk menjaga kesegaran dan memperlambat penurunan kualitas buah pisang Cavendish hingga akhir periode penyimpanan hari ke-15. ABSTRACT Cavendish banana one of the horticultural products that are prone to physiological setbacks and very vulnerable to physical damages after harvest. Various concentrations of tabah bamboo liquid smoke with different soaking times can use as natural preservatives. The bananas used in this study were Cavendish bananas from Buleleng, every bunch consists of at least ten banana with a length of 18.59 cm and a weight of 125 ± 5 g. This study aims to find the best treatment combination of the treatmentoof liquid smoke concentration and soaking time to maintain freshness and shelf life of Cavendish bananas during storage. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with two factors, the first factor was the concentration of tabah bamboo liquid smoke, and the second factor was the soaking time. The first factor consists of four levels of concentration namely 1%, 3%, 5%, and 7%. The second factor consists of three levels of soaking time, namely 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes with storage temperature using room temperature (28 ± 2oC). The parameters observed in this study are: repiration rate, weight loss, hardness, level of damages, TPT and organoleptics. The best interaction results are shown in the treatment of 7% concentration of tabah bamboo liquid smoke with 10 minutes of soaking with an average value of respiration rate parameters of 51.18 ml CO2 / kg.hour, an average value of weight loss with a value of 17.61%, an average value of hardness of 3.82 kg, the average value of TPT was 15.65% Brix, the value of the level of damage was 2.40, the average organoleptic value of taste was 4.67, aroma was 4.54 and color was 3.87. The conclus of this study indicates that the combination of A4B1 (7% tabah bamboo liquid smoke concentration with soaking for 10 minutes) is the best combination to keep freshness and the quality of green bananas until the storage period of the 15th day.
Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Bambu Tabah dan Lama Perendaman terhadap Masa Simpan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Segar Made Praditiya Widyantara; Pande Ketut Diah Kencana; I Made Anom Sutrisna Wijaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p03

Abstract

Abstrak Mempertahankan mutu ikan nila sebaiknya dapat dilakukan dengan memanfaatkan asap cair dari bambu tabah, karena dapat menghambat perkembangan bakteri (kandungan senyawa fenolik dalam asap cair). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair bambu tabah dan lama perendaman terhadap masa simpan ikan nila, serta menentukan kombinasi perlakuan untuk masa simpan paling panjang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan menggunakan dua faktor, yaitu konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%) dan lama perendaman (10 menit, 20 menit, 30 menit, dan 40 menit dalam 2 kali ulangan. Parameter yang diukur meliputi pH, kadar air, tekstur, TPC, dan uji organoleptic terhadap kenampakan fisik ikan nila segar seperti mata, insang, daging, aroma, lendir permukaan badan, dan tekstur. Penentukan umur simpan ikan nila menggunakan metode Extended Storage Studies (ESS) dan dilakukan pengamatan setiap 12 jam selama masa penyimpanan pada suhu ruang ± 28°C hingga produk dinyatakan rusak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, konsentrasi asap cair bambu tabah dan lama perendaman berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap perubahan nilai pH, kadar air, tekstur, TPC, dan organoleptik kenampakan fisik ikan nila (mata, insang, daging, aroma, lendir permukaan badan, dan tekstur ikan nila. Kombinasi perlakuan konsentrasi asap cair 20% dengan lama perendaman 40 menit adalah kombinasi yang memberikan masa simpan paling lama yaitu 24 jam. Pada waktu penyimpanan jam ke-36 semua produk dinyatakan rusak. Abstract Maintaining the quality of tilapia should be done by utilizing liquid smoke from tough bamboo because it can inhibit the growth of bacteria (the content of phenolic compounds in liquid smoke). The purpose of this study was to determine the effect of the concentration of liquid smoke of tough bamboo and the duration of immersion on the shelf life of tilapia and determine the combination of treatments that give the shelf life the longest. This study used a factorial Completely Randomized Design (CRD) using two factors, namely concentration (0%, 5%, 10%, 15%, and 20%) and immersion time (10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, and 40 minutes) in 2 replications. Parameters measured included pH, water content, texture, TPC, and organoleptic tests on the physical appearance of fresh tilapia such as eyes, gills, flesh, smell, body surface mucus, and texture. Determination of shelf life of tilapia using the method Extended Storage Studies (ESS). The observations were made every 12 hours during storage at room temperature ± 28°C until the product was declared damaged. The results showed that concentration and soaking time had a significant effect (P<0.05) on changes in pH value, water content, texture, TPC, and physical appearance of tilapia's organoleptic (eyes, gills, flesh, smell, body surface mucus, and tilapia's texture. A combination of 20% liquid smoke concentration treatment with a soaking time of 40 moments is a combination that provides the longest, 24 hours shelf life. At the 36th hour of storage, all products declared they were damaged.
Pelapisan Gel Aloe Vera (Aloe barbadensis Miller) dan Ekstrak Jahe pada Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Ni Wayan Prilia Dewi; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; Pande Ketut Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p06

Abstract

ABSTRAK Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah tanaman hortikultura yang baik dimanfaatkan sebagai buah segar, sayuran dan bumbu masak sehari-hari, tanaman tomat merupakan tanaman perdu, baik ditanaman di dataran rendah maupun didataran tinggi. Tomat memiliki sifat yang mudah rusak akibat penanganan yang tidak tepat pada buah tomat sebelum, selama, dan sesudah pemanenan sehingga mengakibatkan penurunan mutu. Tujuan dari penelitian ini adalah mempertahankan umur simpan pada buah tomat dengan konsentrasi gel aloe vera dan ekstrak jahe terbaik pada penyimpanan suhu dingin. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama konsentrasi gel aloe vera dan faktor kedua dengan konsentrasi ekstrak jahe. Faktor pertama terdiri dari tiga taraf, yaitu: 0 % gel aloe vera, 30 % gel aloe vera, 50 % gel aloe vera dan ditambahkan kontrol. Faktor kedua terdiri dari 2 taraf, yaitu: 8% ekstrak jahe, 10 % ekstrak jahe dan ditambahkan kontrol dan disimpan pada suhu showcase 10±2°C. Pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, dengan penyimpanan selama 25 hari. Parameter yang di amati dalam penelitian ini yaitu: laju respirasi, vitamin C, kekerasan, tingkat kerusakan dan organoleptik. Hasil terbaik menunjukan pada perlakuan 30% gel aloe vera dan 8% ekstrak jahe dengan nilai parameter laju respirasi dengan nilai sebesar 40.26 ml CO2/Kg.Jam, vitamin C dengan nilai sebesar 27.63mg/100g, kekerasan dengan nilai sebesar 3.53 kg-force, tingkat kerusakan dengan nilai sebesar 3.56, organoleptik rasa dengan nilai sebesar 3.67 dan organoleptik aroma dengan nilai sebesar 3.62. ABSTRACT Tomato fruit (Lycopersicum esculentum Mill) is a horticultural plant is well utilized as fresh fruit, vegetables and daily cooking spices, tomato plants are shrubs, both planted in the lowlands and highlands. Tomatoes have perishable properties due to improper handling of tomatoes before, during and after harvesting resulting in a decrease in quality. The purpose of this study was to maintain the shelf life of tomatoes with the best concentration of aloe vera gel and ginger extract in cold storage. This study uses a completely randomized design (CRD) consisting of two factors. The first factor is the concentration of aloe vera gel and the second factor is the concentration of ginger extract. The first factor consists of three levels, namely: 0% aloe vera gel, 30% aloe vera gel, 50% aloe vera gel and added control. The second factor consists of 2 levels, namely: 8% ginger extract, 10% ginger extract and added control and stored at a showcase temperature of 10±2°C. Each treatment was repeated 3 times, with storage for 25 days. The parameters observed in this study are: repiration rate, vitamin C, hardness, level of damage and organoleptics. The best results showed in the treatment of 30% aloe vera gel and 8% ginger extract with a respiration rate parameter value of 40.26 ml CO2/Kg. Hours, vitamin C with a value of 27.63 mg/100g, hardness with a value of 3.53 kg-force, damage level with a value of 3.56 and organoleptic the scent with a value of 3.62.
Karakteristik Asap Cair Batang Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ) Hasil Destilasi pada Suhu yang Berbeda Kadek Rahayu Swandewi; Pande Ketut Diah Kencana; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.789 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p19

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah agar mengetahui densitas, rendemen, serta senyawa kandungan kimia (pH, total asam, total fenol) yang terdapat didalam destilat asap cair hasil pirolisis batang bambu tabah pada suhu 125oC dan 150oC. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu menggunakan suhu (suhu 125oC dan 150oC). Analisis sidik ragam menunjukkan jika perbedaan suhu antara 125oC dan 150oC berpengaruh nyata terhadap hasil analisis destilasi asap cair pirolisis bambu tabah. Adapun hasilnya ialah densitas tertinggi 1,0245 g/ml pada suhu 150oC dan terendah 1,02004 g/ml pada suhu 150oC, pH tertinggi 3,20 pada suhu 125oC dan terendah 3,14 pada suhu 150oC, total asam tertinggi 10,94% pada suhu 150oC dan terendah 7,70% pada suhu 125oC, total fenol tertinggi 0,65% ada suhu 150 oC dan terendah 0,61% pada suhu 125oC. Analisis beda nyata terkecil menunjukkan perbedaan suhu 125oC dan 150oC berpengaruh nyata terhadap pH, total asam, dan total fenol. Hasil menunjukkan adanya perbedaan karakteristik asap cair sebelum dan sesudah distilasi. Kata kunci: asap cair, bambu tabah, destilasi
Pengaruh Konsentrasi Asap Cair Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) Dan Suhu Pemasakan Terhadap Karakteristik Se’i Tuna Pande Putu Raditya Premananda Meranggi; Pande Ketut Diah Kencana; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p16

Abstract

Abstrak Ikan Tuna merupakan makanan yang disukai masyarakat karena kaya akan nutrisi sehingga membutuhkan perlakuan berkelanjutan guna menjaga ketahanan mutu yang lebih baik. Upaya yang dapat dilakukan guna menjaga ketahanan mutu yang lebih baik adalah dengan menggunakan metode asap cair. Penggunaan asap cair memiliki banyak keuntungan diantaranya mudah diaplikasikan, dapat memberikan karakteristik khas pada produk berupa kenampakan, aroma, tekstur, rasa yang lebih menarik, dan tidak mencemari lingkungan.Asap cair yang digunakan adalah asap cair bamboo tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair bambu tabah dan suhu pemasakan terhadap karakteristik Se’i Tuna. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi asap cair, terdiri dari 2%, 4%, dan 6% dan faktor kedua adalah suhu pemasakan, terdiri dari 80oC, 90oC, dan 100oC. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada konsentrasi asap cair 6% dan suhu pemasakan 100oC, dengan pemanasan selama 4 jam menghasilkan nilai kadar air 50,46%; kadar protein 17%; pH 5,53; kadar abu 2,81%; uji sensori kenampakan 8,07; aroma 8,73; rasa 8,73; dan tekstur 8,60. Abstract Tuna fish is a food that people like because it has rich nutrients so it requires continuous treatment to maintain a better quality. To maintain a better quality of tuna fish is using the liquid smoke method. The application of liquid smoke has many advantages among other methods because its easy application, giving the product distinctive characteristics in the form of a more attractive appearance, aroma, texture, taste, and does not pollute the environment. The liquid smoke was used from tabah bamboo (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). This study aims to determine the effect of the concentration of liquid bamboo smoke and cooking temperature on the characteristics of Se'i Tuna. The method used was a factorial completely randomized design with two factors. The first factor is the concentration of liquid smoke (consisting of 2%, 4%, and 6%) and the second factor was the cooking temperature (consisting of 80oC, 90oC, and 100oC). The best treatment combination was at a concentration of 6% liquid smoke and a cooking temperature of 100oC by heating for 4 hours, the water content was 50.46%, protein content 17%, pH 5.53, ash content 2.81%, appearance sensory test 8,07, flavor 8,73, taste 8,73, and texture 8,60.
Pengaruh Lama Fermentasi dan Lama Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse - Kurz) I Gede Angga Artha Yoga; Pande Ketut Diah Kencana; Sumiyati Sumiyati
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p07

Abstract

ABSTRAK Teh herbal merupakan teh yang terbuat dari rempah-rempah atau tanaman lain yang memiliki khasiat bagi kesehatan dan dimanfaatkan sebagai minuman yang menyehatkan maupun minuman penyegar oleh sebagian besar masyarakat. Salah satunya adalah daun bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) yang pengolahannya bertujuan untuk memanfaatkan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam daun tersebut, yang nantinya akan menghasilkan karakteristik tersendiri. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan lama pengeringan yang berbeda terhadap karakteristik teh herbal daun bambu tabah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020 – Oktober 2020 di Laboraturium Teknik Pascpanen, Pengelolaan Sumber Daya Alam, Analisis Pangan, dan Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu lama fermentasi (120, 240 dan 360 menit) dan lama pengeringan (60 menit, 120 menit). Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi 120 menit dengan waktu lama pengeringan 60 menit merupakan perlakuan terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: kadar air 6,27%, pH 6,56 , total asam 1,35%, total fenol 11,00 mg GAE/g, total flavonoid 16,41 mg QE/g, hedonik warna (biasa), aroma (biasa), rasa (biasa dan agak pahit) dan penerimaan keseluruhan (agak suka). ABSTRACT Herbal tea is the tea made from spices or other plants that have health properties and is used as healthy drink or refreshment. One of the herbal teas is made from tabah bamboo leaf (Gigantochloa nigrociliata BUZE-Kurz). The bamboo leaves processing aims to take advantage of the compounds contained in the leaves, which will produce its own characteristics. The purpose of this study was to determine the effect of different fermentation and drying times on the characteristic of bamboo tabah leaf herbal tea. This research was conducted at September - October 2020 at the Post-Harvest Engineering Laboratory, Natural Resource Management, Food Analysis, and Food Processing Laboratory, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University. This research used a Completely Randomized Design with two factors which were fermentation time (120, 240, and 360 minutes) and drying time (60 and 120 minutes). All treatments repeated three times to obtain 18 units of experiments. The data obtained were analyzed by analysis of variance and if the treatment had a significant effect followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result of this study indicates that the treatment fermentation at 120 minutes with a drying time of 60 minutes was the best treatment with moisture content 6,27%, pH 6,56, total acid 1,35%, total phenolics 11,00 mg GAE/g, total flavonoids 16,41 mg QE/g and sensory properties color (neutral), the flavor (neutral), the taste (neutral and slightly bitter) and an overall acceptance (neutral).
Pengaruh Konsentrasi Larutan CaCl2 dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Tepung Rebung Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) Juliana Ambarita; Pande Ketut Diah Kencana; I Putu Gede Budisanjaya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p09

Abstract

Abstrak Rebung bambu tabah merupakan tunas muda dari bambu yang tumbuh dari pangkal rumpun bambu yang memiliki kandungan nutrisi yang banyak sehingga membutuhkan perlakuan berkelanjutan untuk menjaga ketahanan mutu yang lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan konsentrasi CaCl2 dan suhu pengeringan. Penggunaan konsentrasi CaCl2 memiliki banyak manfaat diantaranya mudah diaplikasikan dan dapat mencegah tekstur bahan pangan menjadi lunak akibat proses pengolahan dan efek pemanasan. Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan konsentrasi CaCl2 dan suhu pengeringan yang tepat pada tepung rebung bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial yang terdiri dari dua factorial, faktor pertama yang digunakan dalam penelitian adalah konsentrasi CaCl2 dan faktor kedua yang digunakan adalah suhu pengeringan. Faktor pertama terdiri dari empat taraf yaitu, konsentrasi CaCl2 0%, konsentrasi CaCl2 2%, konsentrasi CaCl2 4% dan Konsentrasi CaCl2 6%. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf yaitu suhu pengeringan 60?, suhu pengeringan 70? dan suhu pengeringan 80?. Parameter yang diamatai dalam penelitian ini terdiri dari rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, warna dan uji organoleptik yang terdiri dari warna, aroma, tekstur dan uji hedonik penerimaan keseluruhan. Kombinasi perlakuan terbaik adalah konsentrasi CaCl2 6% dan suhu pengeringan 80? menghasilkan nilai kadar air 10,70%, kadar abu 24,23%, kadar protein 24,38%, kadar serat kasar 18,13%, aroma 2,90, warna L 86,85 dan b 8,15. Abstract Tabah bamboo shoots are young shoots of bamboo that grow from the base of a bamboo clump which has a lot of nutrition so that it requires continuous treatment to maintain the quality. One effort that can be done is to use the concentration of CaCl2 and temperature. The use of concentration CaCl2 has many benefits, of which it is easy to apply and can prevent food collation from becoming soft as a result of the processing and heating effect. The research was carried out to determine the CaCl2 concentrations and the correct drying temperature of tabah bamboo shoots flour. The study used a completely randomized design (CRD) which consisted of two factors, the first factor used in the research design is a CaCl2 concentration of worms and the second factor used is drying temperature. The first factor consists of four levels, CaCl2 concentrations 0%, CaCl2 concentrations 2%, CaCl2 concentrations 4%, CaCl2 concentrations 6%. The second factor is three degrees, drying temperature 60?, 70?, and 80?. The parameter observed in the study consist of yield, water level, ash content, protein levels, rough fibers, colors, and organoleptic test consisting of the color, aroma, texture, and overall acceptance of the hedonic test. The best treatment combination is a CaCl2 6% and drying temperature 80°C, which result in water 10,70%, ashes level 24,23%, protein level 24,38%, roughly fiber 18,13%, aroma 2,90, color L 86,85 and b 8,15.
Pengaruh Komposisi Larutan Pulsing dan Lama Perendaman Terhadap Kesegaran Bunga Potong Mawar Putih (Rosa Hybride L.) Selama Penyimpanan David Romario Sipayung; Ida Ayu Rina Pratiwi Pratiwi; Pande Ketut Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p13

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan mendapatkan perlakuan yang terbaik dari larutan pulsing dan lama perendaman sebagai larutan perendam untuk memperpanjang masa kesegaran bunga potong Mawar Putih (Rosa hybrida L.). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor percobaan. Faktor pertama adalah komponen larutan pulsing terdiri 3 bagian yaitu: Sukrosa 5% + 250 ppm AgNO3 + Asam Sitrat 75 ppm, Sukrosa 10% + 500 ppm AgNO3 + Asam Sitrat 150 ppm dan Sukrosa 15% + 650 ppm AgNO3 + Asam Sitrat 300 ppm. Faktor kedua adalah lama perendaman terdiri dua bagian yaitu: 4 jam dan 8 jam. Analisa dilakukan setiap dua hari sekali dengan penggantian air setiap dua hari sekali yang disimpan dalam suhu ruang (27±1)0C selama 12 hari. Kombinasi perlakuan larutan pulsing dan lama perendaman berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadapan serapan total serta tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap perubahan berat, uji skor warna, kelayuan, bent neck dan tingkat kemekaran. Kombinasi perlakuan terbaik adalah larutan pulsing Sukrosa 15% + 650 ppm AgNO3 + Asam Sitrat 300 ppm dengan lama perendaman 8 jam menghasilkan rata-rata serapan total 10,48 ml, rata-rata perubahan berat 9,8%, rata-rata uji skor warna 3,2, rata-rata uji skor tingkat kelayuan 3,6, rata-rata uji skor bent neck 3,6 dan rata-rata tingkat kemekaran bunga 63,89%. ABSTRACT The research aims to determine the effect of pulsing solutions and soaking time to extend the freshness of the white roses cut flower (Rosa hybrida L.) as well as to obtain the best treatments combination of the two variables. The research consists of 8 treatment combinations, each treatment was repeated 3 times to obtain 24 treatments. The research uses a completely randomized design (CRD) method with two experiment factors. The first factor is the component of the pulsing solution consisting of 3 parts: Sucrose 5% + 250 ppm AgNO3 + Citric Acid 75 ppm, Sucrose 10% + 500 ppm AgNO3 + Citric Acid 150 ppm and Sucrose 15% + 650 ppm AgNO3 + Citric Acid 300 ppm. The second factor is the immersion time consists of two parts, namely: 4 hours and 8 hours. The analysis was carried out every two days with replacement of water every two days stored at room temperature (27 ± 1)0C for 12 days. The combination of pulsing solution treatment and soaking time had a very significant effect (p<0.01) on the total absorption and had no significant effect (p>0,05) on changes in weight, color score test, withered, bent neck, and efflorescence of level. The best combination of treatments solution pulsing treatment is 15% sucrose + 650 ppm AgNO3 + 300 ppm Citric Acid with 8 hours immersion resulting in an average total absorption of 10,48 ml, an average rate of weight changes 9,8 %, the average color test score was 3.2, the average wilt level test score was 3.6, the average bent neck test score was 3.6 and average rate of flowering 63,89%. It can be concluded that white roses are affected by the concentration of the pulsing solution because the concentration of the pulsing solution gives changes to white rose cut flowers.
Desain Kemasan dari Anyaman Bambu dan Pengaruh Terhadap Bobot, Tekstur, dan Warna Jaje Gambir Roqi Asrori Andrean; I Nyoman Sucipta; Pande Ketut Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.644 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine the shelf life of Jaje Gambir are packed with packaging made of woven bamboo-based. The study also aimed to design or designing packaging for Jaje Gambir, which serve as the base material is a woven bamboo. The experiment was conducted using a completely randomized design (CRD). In this study, the packaging has been created and woven into shape at the time of trial run given that treatment with the coating, plating treatment is performed is coated with plastic wrap. This type of treatment given in this study there are four kinds, namely, P1 (without coating), P2 (inner packaging plastic coated, outer uncoated), P3 (inner packaging is not coated with plastic, outer plastic coated) and P4 ( packaging plastic coated on the outside and inside). This study in addition to determine the shelf life of Jaje Gambir also to determine public perceptions of packaging designs that have been made, to test it conducted a survey and assessment of the public perception of the packaging design is created. The results showed a shelf life of Jaje Gambir is for 2 weeks, the product is still in a decent state only until the second week. In the next week the quality and the quality of products has decreased and is not suitable for consumption, the texture of the product has become harder and discoloration of Jaje Gambir become yellowish due to the emergence of the fungus on Jaje Gambir. The results of the public perception survey showed the average people agree with the statement contained in the questionnaire and likes to design packaging made of woven bamboo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masa simpan dari Jaje Gambir yang dikemas dengan kemasan terbuat dari anyaman berbasis bambu. Penelitian ini juga bertujuan untuk merancang atau mendesain kemasan untuk Jaje Gambir, bahan dasar yang dijadikan sebagai anyaman adalah anyaman bambu. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian ini kemasan yang telah dibuat dan menjadi bentuk anyaman pada saat percobaan dijalankan diberikan perlakuan yaitu dengan pelapisan, perlakuan pelapisan yang dilakukan yaitu dilapisi dengan plastik wrap. Jenis perlakuan yang diberikan pada penelitian ini ada empat macam yaitu, P1(tanpa pelapisan), P2 (kemasan bagian dalam dilapisi plastik, bagian luar tidak dilapisi), P3 (kemasan bagian dalam tidak dilapisi plastik, bagian luar dilapisi plastik), dan P4 (kemasan dilapisi plastik pada bagian luar dan dalamnya). Penelitian ini selain untuk mengetahui masa simpan dari Jaje Gambir juga untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap desain kemasan yang telah dibuat, untuk itu dilakukan survey uji persepsi dan penilaian dari masyarakat terhadap desain kemasan yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan masa simpan dari Jaje Gambir yaitu selama 2 minggu, produk masih dalam keadaan layak hanya sampai pada minggu ke dua. Pada minggu berikutnya mutu dan kualitas dari produk sudah menurun dan sudah tidak layak untuk dikonsumsi, tekstur dari produk sudah menjadi lebih keras dan terjadinya perubahan warna dari Jaje Gambir menjadi kekuningan karena timbulnya jamur pada Jaje Gambir. Hasil dari survey persepsi masyarakat menunjukkan rata-rata masyarakat setuju terhadap pernyataan yang terdapat pada kuisioner dan suka terhadap desain kemasan yang terbuat dari anyaman bambu.
Co-Authors A.A.S. A. Sukmaningsih Anak Agung Gede Angga Surya Mayura Angelia Puji Lestari Aprianus Yupan Dharma Mbalur Chyntia Wulandari Eka Saputri Cokorda Mira Devi David Romario Sipayung Desak Ngakan Nyoman Mita Dewi Dewa Ayu Tari Fhergie Dwi Lestari Matasik Fiqri Muhamad Hakim Gede Arda I Dewa Gde Mayun Permana I Gede Angga Artha Yoga I Gusti Ketut Arya Arthawan I Gusti Ngurah Agung Yogi Angga Diatmika I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara I Gusti Putu Umbara Yasa I Kadek Wirawan I Ketut Agus Sandi Andika I Ketut Suter I Made Agastya Kertadana I Made Anom Sutrisna Wijaya I Made Fajar Kertanegara I MADE SUPARTHA UTAMA I Nyoman Cahyadi Purnama I Nyoman Cakra Lagawa I Nyoman Sucipta I Putu Gede Budisanjaya I Putu Surya Wirawan I Putu Surya Wirawan I Wayan Fandhu Winangun I Wayan Tika I Wayan Widia Ida Ayu Rina Pratiwi Pratiwi Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja Ida Ayu Rina Pudja Pratiwi Ida Bagus Putu Gunadnya Ida Bagus Wayan Gunam Juliana Ambarita K Justikha Natalia Praja Kadek Rahayu Swandewi Luber Turnip Made Praditiya Widyantara Maria Elfira Semana Maria Liliosa Yulita Jakung Mistiyeni P Sihombing Sihombing Ni Luh Yulianti Ni Made Dwi Lantari Ni Made Rahayu Chintya Dewi Dewi Ni Wayan Prilia Dewi Ni Wayan Sedani Nico Kemit Nirma Yopita Sari Tarigan Nova Syafrienti Simbolon NYOMAN SEMADI ANTARA Nyoman Try Atmaja Sutanaya Pande Putu Raditya Premananda Meranggi Rina Pratiwi Pudja I. A Roqi Asrori Andrean Sumiyati Sumiyati Tude Popo Pranata Victory Sandy Atisanto Yustina Angreny Lobo