Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan

HUBUNGAN INDEKS KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DENGAN PARAMETER KUALITAS AIR DI SUNGAI MARTAPURA DESA MELAYU KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN M. Alfiannur; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 1 (2018): EDISI JUNI 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks dominasi macrozoobenthos di Sungai Martapura Desa Melayu dan mengetahui hubungan parameter kualitas air berdasarkan indeks dominasi macrozoobenthos di perairan Sungai Martapura Desa Melayu Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Martapura Desa Melayu Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Secara keseluruhan waktu yang diperlukan dalam penelitian selama 4 bulan. Parameter yang diukur yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, total suspended solid (TSS), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH). Analisis data yang digunakan yaitu kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, keanekaragaman, keseragaman, similaritas dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 6 spesies macrozoobenthos yang terdiri dari 2 filum dan 3 kelas. Nilai kepadatan populasi tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 1.687 ind/m2 dan terendah pada stasiun II sebesar 1.027 ind/m2. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 1,18 dan terendah terdapat pada stasiun II sebesar 0,18. Indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 0,80 dan terendah terdapat pada stasiun I sebesar 0,1. Indeks similaritas antar stasiun tidak ada kemiripan. Kepadatan relatif tertinggi dari spesies T.tubifex sebesar 98,26% dan terendah terdapat pada spesies C.aurisipelis sebesar 0,87%. Frekuensi kehadiran tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 167,67% dan terendah terdapat pada stasiun II sebesar 66,67%. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda didapatkan R = 0,716 artinya sebesar 71,6% kepadatan macrozoobenthos mempengaruhi kualitas air Sungai Martapura.
ANALISIS BEBERAPA PARAMETER FISIKA DAN KIMIA DI BEKAS LAHAN TAMBANG INTAN KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Khairul Ijah; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 2 (2018): EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pencemaran perairan di bekas lahan tambang intan Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang telah ditinggalkan selama 2 tahun (stasiun 1), 7 tahun (stasiun 2) dan 10 tahun (stasiun 3) . Parameter yang diukur yaitu: suhu, kecerahan, total suspended solid (TSS), daya hantar listrik (DHL), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH), besi (Fe) dan mangan (Mn). Data yang dihasilkan dari pengukuran disajikan dalam bentuk tabulasi dan diagram sehingga akan terlihat adanya perbedaan pada setiap stasiun pengamatan. Analisis data menggunakan metode indeks pencemaran (IP) menurut KepMen LH nomor 115 tahun 2003 dan baku mutu menurut PP 82 tahun 2001. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan nyata bagi parameter TSS, Kecerahan dan Fe antar stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 yang dilihat berdasarkan standar deviasi. Analisis perhitungan indeks pencemaran (IP) menunjukkan pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 masih dalam kategori tercemar ringan bagi peruntukan kelas I, sedangkan bagi peruntukan kelas II,III dan IV termasuk dalam kategori kondisi baik. This research was aimed to find out the characteristics and the level of water pollution in former area of diamond mining at Cempaka district, Banjarbaru in the province of South Kalimantan that has been left for 2 years (Station 1), 7 years (station 2), and 10 years (station 3). The parameters that have been measured are: temperature, radiance, total suspended solid (TSS), electrical conductivity (DHL), dissolved oxygen (DO), degree of acidity (pH), iron (Fe), and manganese (Mn). The measuring data was shown in the forms of tabulation and diagram up until it would be shown the difference in every observed station. The data analysis used KepMen LH number 115 of 2003 on index population method (IP) and Government Regulation number 82 of 2001 on raw quality. The result of measurement showed that there was significant difference in the parameter of TSS, radiance, and Fe among station 1, station 2, and station 3 that was shown based on the standard deviation. The calculation of index pollution (IP) showed that station 1, station 2, and station 3 still in low polluted category for class I, whereas for class II, III, IV included in good condition category.
STATUS KUALITAS AIR KOLAM PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SINTASAN I DI SUMBER AIR SUNGAI BESAR AWANG BANGKAL, KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR Abdul Rahim; Pathul Arifin; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 3 No 1 (2020): Aquatic Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber air sungai besar Awang Bangkal berasal dari pegunungan Sungai Besar Awang Bangkal. Sumber air sungai Besar Awang Bangkal dimanfaatkan warga sekitar untuk pengairan kolam tanah. Kolam tanah tersebut digunakan untuk Kolam pembesaran bibit ikan nila dari larva hingga ukuran sintasan 1 atau 3-5 cm. Bibit Ikan Nila sangat sensitive terhadap berbagai factor eksternal maupun internal, salah satunya adalah kualitas air. Tidak tersedianya data time series kualitas air menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan dari Penelitian analisis Kualitas air di Sumber Air Sungai Besar Awang Bangkal yaitu Mengetahui Status Mutu Air di aliran sungai Desa Sungai Besar Awang Bangkal dan Mengetahui Debit Aliran Kolam Pembibitan Ikan Nila. Penentuan status mutu, parameter yang diukur mengacu pada Standar Nasional Indonesia Nomor 6141-2009, yang akan dianalisis dengan metode STORET dan perbandingan SNI, sedangkan untuk debit aliran menggunakan metode velocity. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini Sumber Air mendapatkan hasil yang baik, Kolam pembibitan merupakan perairan yang cukup baik, pembuangan akhir kolam memperoleh hasil yang cukup baik. The water source of Sungai Besar Awang Bangkal comes from the mountains of Sungai Besar Awang Bangkal. The water source of Sungai Besar Awang Bangkal is used by local people for irrigation of soil ponds. The soil pond is used for tilapia seed enlargement pond from larvae up to the size of range 1 or 3-5 cm. Tilapia seeds are very sensitive to various external and internal factors, one of which is water quality. The un availability of time series water quality data is a problem in this research. The purpose of water quality analysis research in Awang Bangkal Water Source is knowing the status of Water Quality in the river flow of Sungai Besar Awang Bangkal and Knowing the Flow Flow of Tilapia Breeding Ponds. Determination of quality status, parameters measured refer to Standar Nasional Indonesia 6141-2009, which will be analyzed by STORET method and SNI comparison, while for flow discharge using velocity method. The results obtained in this research Water Source get good results, nursery ponds are quite good waters, landfill ponds get quite good results.
STATUS MUTU AIR DI SUB-DAS MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Nur Andini Septiana; Suhaili Asmawi; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 3 No 1 (2020): Aquatic Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status mutu menggunakan metode STORET dan indeks Pencemaran serta mengetahui kelayakan perairan menggunakan metode Environment Qualityp Index (EQI) di SUB-DAS Martapura Provinsi Kalimantan Selatan. Parameter yang diukur yaitu : suhu, kecerahan, pH (derajat keasamaan), DO (Oksigen Terlarut), Nitrat (NO3) dan Fosfat (PO4). Hasil perhitungan STORET berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 standar baku mutu air (kelas I) menunjukkan nilai (-12) hingga (-28) dikategorikan dengan kriteria sedang yaitu cemar sedang. Berdasarkan perhitungan metode IP sesuai dengan KepMen LH No.!115ttahun 2003 menunjukkan nilai berkisar (1,03 – 1,9) dengan kriteria cemar ringan. Hasil kelayakan perairan dilokasi penelitian dihitung menggunakan metode EQI berkisar (0,17 – 0,22) dengan kriteria buruk dan sangat buruk SUB-DAS Martapura untuk air baku air minum, untuk pemukiman, industri maupun pertanian dikategorikan buruk hingga sangat buruk. This research aims to determine water quality status using the STORET method and Pollution Index and determine the feasibility of water using the Environment Quality Index (EQI) method in the Martapura Watershed, South Kalimantan Province. The parameters measured temperature, brightness, pH (degree of acidity), DO (Dissolved Oxygen), Nitrate (NO3), and Phosphate (PO4). STORET calculation results based on Government Regulation No.o82 of 2001 the water quality standard (class I) shows the value (-12) to (-28) is categorized as medium criteria with medium polluted. Based on the calculation of the IP method by following the judgment of the Minister of Environment No.1115 of 2003 shows values ​​ranging from (1.03 - 1.9) with mildly polluted criteria. The results of the water feasibility at the research location calculated using the EQI method ranged (0.17 to 0.22) with poor and very bad criteria.
MONITORING DAYA DUKUNG KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA Emenia Paska Br Pinem; Suhaili Asmawi; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 3 No 1 (2020): Aquatic Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitianbinibertujuanuntukmengetahuikondisi lingkungan perairan Danau Toba dan daya dukungnya terhadap kegiatan perikanan KJA dengan mendapatkan jumlah produksi maksimum KJA ynag dapat ditampung perairan Danau Toba. Analisis dataamenggunakan metode Beveridge (1984) dan metode STORET menurut KepMen LH nomor 115 tahun 2003 dan baku mutu PP no 82 tahun 2001. Hasil penelitian Daya Dukung menggunakan metode Beveridge (1996) di Danau Toba untuk stasiun 1 dan 2 masih dibawah nilai dukung dan masih dapat ditingkatkan jumlah unit KJA sebanyak 84 unit stasiun 1 dan 217 unit stasiun 2.aHasil penelitian Berdasarkan kriteria stastus mutu air di Haranggaol, Danau Toba perhitungan menggunakan metode STORET di daerah KJA Desa Bandarsaribu dengan kepadatan KJA yang tinggi, Desa Gudang dengan kepadatan KJA sedang dan Desa Silumbak tidak ada aktivitas KJA. Untuk stasiun 1 kisaran total skor yang diperoleh adalah -8 termasuk status mutu air kelas B yaitu kriteria cemararingan untuk peruntukan baku mutu Kelas II. Untuk stasiun 2 total skor yang diperoleh adalah 0 termasuk mutu air kelas A kriteria baik sekali dan memenuhi baku mutu kelas II. This researchis aimed to know theenvironmental condition of Lake Toba Water and its supporting power to the fishery activities Kja by obtaining the maximum production amount of Kja the can fit the waters of Lake Toba. Data analysis using Beveridge Method (1984) and STORET method according to LH number 115 year 2003 and quality Raw PP no 82 year 2001. The results of the supporting power research using the Beveridge Method (1996) in Lake Toba for stations 1 and 2 are still below the value of support and can still be increased the number of KJA units as much as 84 units 1 and 217 units Station 2. The results of the research basedaon the criteria of water quality in Haranggaol, lake Toba calculation using the method STORET in the area of KJA Bandarsaribu Village with the density of high KJA, Gudang village with the density of KJA medium and village Silumbak no activity KJA. For stations 1 The total range of scores obtained is-8 including the quality status of Class B is the mild polluted criteria for the quality standard allocation of class II. For station 2 Total score obtained is 0 including grade A water quality A criteria well and meet the quality standards of class II.
APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI-TIRS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGETAHUI SEBARAN KUALITAS AIR DI WADUK RIAM KANAN KECAMATAN ARANIO, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Sri Nurhayati; Abdur Rahman; Deddy Dharmaji
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 3 No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kualitas air di Waduk Riam Kanan berdasarkan Landsat 8 OLI-TIRS, hubungan kualitas air hasil pengukuran lapangan dengan algoritma Landsat 8 OLI-TIRS berdasarkan metode uji beda (t-test) dan sebaran spasial kualitas air di Waduk Riam Kanan berdasarkan metode STORET. Waduk Riam Kanan adalah ekosistem perairan buatan yang salah satu fungsinya adalah untuk kegiatan perikanan, yaitu kegiatan budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA). Penginderaan jauh adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan tanpa melakukan kontak langsung. Penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengestimasi nilai dari variabel kualitas air, diantaranya adalah suhu, dissolved oxygen (DO), total suspended solid (TSS) dan kecerahan. Estimasi nilai variabel kualitas air dilakukan dengan menggunakan algoritma pada citra Landsat 8 OLI-TIRS. Nilai hasil pengolahan algoritma kemudian dihubungkan dengan hasil pengukuran lapangan menggunakan metode uji t. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh sebaran suhu berkisar antara 26,575-27,216°C, DO berkisar antara 8,6576-8,7503 mg/L TSS berkisar antara 11,263-18,064 mg/L dan kecerahan berkisar antara 174,879-213,370 cm. Hasil ujit t pada suhu, DO dan TSS menunjukkan hasil terdapat perbedaan antara hasil pengukuran lapangan dengan citra Landsat 8 OLI-TIRS, sedangkan hasil uji t hitung pada kecerahan menujukkan hasil tidak terdapat perbedaan antara hasil pengukuran lapangan dengan citra Landsat 8 OLI-TIRS. Sebaran spasial kualitas air di Waduk Riam Kanan berdasarkan metode STORET menunjukkan hasil bahwa air di Waduk Riam Kanan berada pada kondisi tercemar sedang. This research aims to determine the distribution of water quality in the Riam Kanan Reservoir based on Landsat 8 OLI-TIRS, the relationship of water quality between field measurements and the Landsat 8 OLI-TIRS algorithm based on paired simple t-test method and the spatial distribution of water quality in the Riam Kanan Reservoir based on STORET method. Riam Kanan Reservoir is an artificial aquatic ecosystem which one of its functions is fish farming activities in floating net cages (KJA). Remote sensing is a technique to collect data without making direct contact. Remote sensing can be used to estimate the value of water quality variables like temperature, dissolved oxygen (DO), total suspended solid (TSS) and brightness. Estimation of the value of water quality variables use an algorithm on Landsat 8 OLI-TIRS. The value of the results of processing the algorithm is then linked to the results of field measurements using the t-test method. Based on data processing, the temperature distribution is ranged between 26.575-27.216°C, DO ranged between 8.6576-8.7503 mg/LL TSS ranged between 11.263-18.064 mg/L and brightness ranged between 174.887-213.370 cm. The t-test results at temperature, DO and TSS show that there are differences between the results of field measurements with Landsat 8 OLI-TIRS images, while the results of t-test on brightness show the results there is no difference between the results of field measurements with Landsat 8 OLI-TIRS images. The spatial distribution of water quality in the Riam Kanan Reservoir based on the STORET method show that the water in the Riam Kanan Reservoir is in a fairly polluted condition
APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT 7 ETM+ MULTITEMPORAL UNTUK ESTIMASI PERUBAHAN LUASAN LAHAN RAWA DI KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Sakdiah Sakdiah; Abdur Rahman; Deddy Dharmaji
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 3 No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Barito Kuala wilayahnya sebagian besar dikelilingi sungai dan rawa, yang mengandung lahan gambut. Kabupaten Barito Kuala seluas hampir tiga ribu kilometer persegi merupakan daerah pasang surut dan sebagian besar penduduknya hidup dan tinggal di pedesaan, ekosistem rawa cenderung merusak, maka dapat menyebabkan penurunan luas lahan rawa dari waktu ke waktu. Konversi rawa dijadikan kawasan tambak, pemukiman, pertanian, industri, merupakan penyebab menurunnya luasan ekosistem rawa. Maka jika ekosistem rawa telah rusak akan banyak dampak berkurang yang dihasilkan dari kerusakan tersebut yang pada akhirnya akan merugikan semua populasi yang ada di daerah sekitar rawa tersebut terutama masyarakat sekitar. Dampaknya dapat mengakibatkan kekeringan, dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui lahan rawa dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2017 di Marabahan, Barito Kuala melalui interpretasi data digital citra satelit Multitemporal Landsat 7 ETM+ dan Mengetahui kondisi kualitas air di lahan rawa di Kabupaten Barito Kuala. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan citra landsat 7 ETM+ digunakan untuk megetahui luasan lahan rawa dan diuji akurasi mengunakan Koefision Kappa. Kualitas air mengunkan rumus metode storet berdasarkan KepMen LH Nomor 115 Tahun 2003. Hasil yang diperolih adalah menunjukan luasan lahan rawa pada tahun 2000 sebesar 7.188.912 dan pada tahun 2017 menjadi 6.991.942. Luasan lahan rawa di kabupaten berito kuala berkurang sebesar 196.970 ha. Kondisi perairan di kabupaten barito kuala memiliki status mutu air dengan sekor 10 (status mutu air tercemar ringan) sampai dengan 12 (status mutu air tercemar sedang) Barito Kuala is mostly surrounded by rivers and swamps. This condition causes the soil of this area to contain peatland. Barito Kuala Regency covering an area of ​​nearly three thousand square kilometers is a tidal area and most of the population lives and lives in the countryside, the current swamp ecosystem tends to be destructive, causing a decrease in the area of ​​the swamp ecosystem from time to time. Swamp conversion into ponds, industries, settlements, agriculture, is the main cause of the decline in swamp ecosystem area. In addition, if the swamp ecosystem has been damaged, there will be a lot of reduced impact resulting from the damage, which in turn will harm all populations in the area around the swamp, especially the surrounding communities. The impact can cause drought, can lead to sea water intrusion further to the mainland. Thee purrpose of this study was to determine swamp land from 2000 to 2017 in Marabahan, Barito Kuala through interpretation of digital data on Landsat 7 ETM + Multitemporal satellite imagery and to determine the condition of water quality in swamp land in Barito Kuala District. In this study, researchers used Landsat 7 ETM + images used to determine swampland area and tested for accuracy using Koefision Kappa. Water quality uses the storet method formula based on the Ministry of Environment Decree No. 115 of 2003. The results obtained are showing the swamp area in 2000 amounting to 7.188.912 and in 2017 to 6.991.942. The swamp area in Berito Kuala District was reduced by 196.970 ha. The water conditions in Barito Kuala Regency have the status of water quality with a scale of 10 (status of light polluted water quality) up to 12 (status of medium polluted water quality).
KAJIAN JENIS LOBSTER (Panulirus sp) YANG DIKIRIM DARI KALIMANTAN SELATAN DAN KEBIJAKANYA Elya Anggraini; Pathul Arifin; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komoditas perikanan unggulan salah satunya yaitu Lobster (Panulirus spp.) Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dirancang untuk dijual untuk konsumsi dalam dan luar negeri (ekspor). Lobster merupakan salah satu komoditi perikanan yang sering dilalulintaskan antar area melalui bandara Syamsudin noor Kalimantan Selatan. Terdapat tiga jenis spesies lobster yang dikirim keluar Kalimantan Selatan melalui Bandara Syamsudinoor yaitu Lobster Bambu, Lobster Mutiara dan Lobster Pakistan. Analisis Uji Paired Sample T Test yaitu 597 berarti < 0.05 menujukkan adanya perbedaan yang signifikan atau perubahan signifikan dengan adanya perubahan kebijakan Menteri Perikanan Nomor 01 Tahun 2015 yang direvisi menjadi peraturan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor 56 Tahun 2016 mengenai pengiriman dan penangkapan lobster ada perubahan signifikan jika dilihat dari pengiriman lobster. One of the leading fisheries commodities, namely Lobster (Panulirus spp.) Indonesia which has high economic value and is designed to be sold for domestic and foreign consumption (export). Lobster is one of the fishery commodities that is often trafficked between areas through Syamsudin noor airport, South Kalimantan. There are three types of lobster species sent out of South Kalimantan through Syamsudinoor Airport, namely Bamboo Lobster, Pearl Lobster and Pakistan Lobster. Analysis of the Paired Sample T Test, which is 597 means < 0.05, indicating a significant difference or significant change with the change in the policy of the Minister of Fisheries Number 01 of 2015 which was revised to become the regulation of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries Number 56 of 2016 regarding the shipping and catching of lobsters there is a significant change if judging by the lobster delivery.
APLIKASI DATA CITRA SATELIT AQUA-MODIS UNTUK MENENTUKAN PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN DENGAN METODE SEBARAN KLOROFIL-a DAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KALIMANTAN SELATAN Larissa Mutiara Prayitno; Abdur Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat kesuburan perairan laut dapat diketahui dengan mengukur parameter kualitas air laut, diantaranya klorofil-a dan suhu permukaan laut. Selain itu, kedua parameter tersebut dapat dimanfaatkan sebagai indikator keberadaan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut secara spasial di Perairan Kalimantan serta kegunaannya untuk pendugaan daerah potensial penangkapan ikan. Penelitian ini menggunakan data citra satelit Aqua-MODIS untuk mendapatkan nilai parameter klorofil-a dan suhu permukaan laut serta citra altimetry untuk melihat pola pergerakan arus laut di Perairan Kalimantan Selatan. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil ground check dan data penangkapan ikan di situs Global Fishing Watch. Hasil dari penelitian ini didapatkan tren rata-rata sebaran klorofil-a dari Januari 2019 - Maret 2021 berkisar antara 0.5 mg/m3 - 2.7 mg/m3, rata-rata suhu permukaan laut berkisar antara 260C - 310C. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi perairan itu sendiri, dan faktor eksternal lain seperti pergerakan angin muson yang menimbulkan adanya pergerakan arus di permukaan. Fluktuasi klorofil-a dan suhu permukaan laut mempengaruhi keberadaan distribusi ikan. Perairan Kalimantan Selatan pada sebagian besar musim memenuhi kriteria kelayakan hidup ikan. Kriteria kondisi optimum bagi kelayakan hidup ikan pelagis kecil yaitu 28oC - 30oC untuk suhu dan 0.3 mg/m3 - 2.5 mg/m3. The fertility rate of seawater can be known by measuring sea water quality parameters, including chlorophyll-a and sea surface temperature. In addition, both parameters can be used as indicators of the presence of fish. This study aims to determine the spread of chlorophyll-a and sea surface temperature spatially in kalimantan waters and its usefulness for estimating potential fishing areas. This study used Aqua-MODIS satellite imagery data to obtain the value of chlorophyll-a parameters and sea surface temperature as well as altimetry imagery to see the movement patterns of ocean currents in the Waters of South Kalimantan. The value is then compared to the ground check results and fishing data on the Global Fishing Watch website. The results of this study obtained the trend of average spread of chlorophyll-a from January 2019 - March 2021 ranging from 0.5 mg/m3 - 2.7 mg/m3, the average sea surface temperature ranges from 260C - 310C. It is influenced by several factors, including the condition of the water itself, and other external factors such as the movement of monsoon winds that cause the movement of currents on the surface. Fluctuations in chlorophyll-a and sea surface temperature affect the presence of fish distribution. The waters of South Kalimantan in most seasons meet the criteria for fish's survival eligibility. The optimum condition criteria for the survival of small pelagic fish are 280C – 300C for temperature and 0.3 mg/m3 - 2.5 mg/m3.
STATUS KELAYAKAN KUALITAS AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Aulia Fitriani Nur; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sub DAS Maluka memiliki luas 87.980 Ha dan secara administratif aliran sungai melintasi Kota Banjarbaru, Kecamatan Bati-Bati dan Kecamatan Kurau. Seiring beragamnya penggunaan lahan di sekitar kawasan SDAS berupa kegiatan pertanian, perkebunan dan keberadaan pemukiman di bantaran sungai ditengarai berimbas terhadap kondisi perairan. Telaah kualitas air dalam upaya mengetahui kisaran pencemaran didasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menggunakan Metode STORET dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang pedoman penetapan Daya Tampung Beban Pencemar (DTBD) menggunakan Metode Neraca Massa. Pada penelitian ini dilakukan sampling sebanyak 3 kali dengan menentukan 4 Stasiun pengamatan. Parameter yang dianalisa yakni Kecerahan, Suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH (Derajat Keasaman), Fosfat (PO4) dan Nitrat (NO3). Metode STORET digunakan untuk melakukan perhitungan status mutu air untuk menentukan parameter yang nilainya dibawah baku mutu. Terdapat 4 (empat) parameter yang beradadibawah baku mutu yakni DO, pH, dan PO4, nilai tersebut mengategorikan sungai Maluka dalam kondisi Cemar Sedang. Parameter yang nilainya melampaui daya tampung adalah NO3 dengan kisaran -2,8 Ton/Hari sampai 29.922 Ton/hari, DO berkisar -2,1 sampai 5.896 Ton/hari dan PO4 berkisar antara -1,54 sampai 590 Ton/hari. Maluka sub-watershed has an area of ​​87,980 hectares and administratively the river flows across Banjarbaru City, Bati-Bati District and Kurau District. Along with the various uses of land around the SDAS area in the form of agricultural activities, plantations and the existence of settlements along the river, it is suspected that they have an impact on water conditions. Study of water quality in an effort to determine the range of pollution is based on the Decree of the Minister of the Environment Number 115 of 2003 using the STORET Method and the Decree of the Minister of the Environment Number 110 of 2003 concerning guidelines for determining Pollutant Load Capacity (DTBD) using the Mass Balance Method In this study, sampling was carried out 3 times by determining 4 observation stations. The parameters analyzed were Brightness, Temperature, DO (Dissolved Oxygen), pH (Degree of Acidity), Phosphate (PO4) and Nitrate (NO3). The calculation of the water quality status using the STORET method results in parameters whose values ​​are below the quality standard, namely DO, pH, and PO4, these values ​​categorize the Maluka river in moderate polluted conditions. Parameters whose values ​​exceed the capacity are NO3 with a range of -2.8 tons / day to 29,922 tons/day, DO ranges from -2.1 to 5,896 tons/day and PO4 ranging from -1.54 to 590 tons/day.