Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perbedaan Jenis Kelamin dalam Menghadapi Ketakutan dan Kecemasan Covid-19 Sri Sayekti Heni Sunaryanti; Dewi Arradini; Aris Widiyanto; Ika Yuli Ayuningrum; Joko Tri Atmojo
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.4.2021.753-770

Abstract

Salah satu sifat khas penyakit menular dibandingkan dengan kondisi lain adalah timbulnya rasa takut. Ketakutan dan kecemasan telah menjadi salah satu emosi yang paling sering dikaitkan dengan pandemi termasuk pendemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah tinjauan secara sistematis perbedaan jenis kelamin dalam menghadapi ketakutan dan kecemasan selama pandemi COVID-19. Kajian sistematis dilakukan dengan mengumpulkan naskah penelitian dari basis data jurnal seperti Pubmed, Google Scholar, Researchgate, Preprints, dan lain-lain. Pencarian basis data dilakukan 2020–2021. Populasi= populasi umum, Intervensi= Perempuan, Comparison= laki-laki, dan Outcome= Ketakutan COVID-19 dan kecemasan COVID-19. Kata kunci pencarian artikel menggunakan “fear to COVID-19”, “FCVs and gender”, “gender and fear of COVID-19”, “gender and anxiety in COVID-19”. Kriteria inklusi, ketakutan COVID-19 diukur dengan Fear of C0VID-19 scales (FCVs), kecemasan COVID-19 diukur dengan Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21). Rata-rata skor ketakutan COVID-19 dan kecemasan COVID-19 lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki. 7 penelitian observasional menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap ketakutan COVID-19. Perempuan lebih berisiko mengalami kecemasan dan ketakutan COVID-19. Perempuan lebih rentan mengalami kecemasan COVID-19 dan ketakutan COVID-19 dibandingkan laki-laki.
Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat terhadap Human Papiloma Virus dan Vaksin HPV Saras Kuntari; Aris Widiyanto; Dewi Arradini; Ernawati Ernawati; Rina Tri Handayani; Joko Tri Atmojo
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.2.2021.307-320

Abstract

Penerapan program vaksinasi Human Papilomavirus (HPV) dianggap bergerak lambat di beberapa negara berkembang, yang mana hal ini menjelaskan masih tingginya angka kematian akibat kanker serviks. Hal ini mungkin saja berkaitan dengan masih kurangnya pengetahuan sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat tentang vaksin HPV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat umum terhadap vaksin HPV. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan sistematis dengan pencarian artikel menggunakan basis data online PubMed. Variabel dependen pada penelitian ini adalah HPV dan vaksin HPV sedangkan variabel independennya adalah pengetahuan dan perilaku. Total 23 dari 26  studi menjelaskan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang rendah tentang virus, implikasi kesehatan, serta vaksin HPV, hal itu juga berpengaruh terhadap perilaku dan sikap terhadap program vaksinasi virus HPV. Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang virus, implikasi kesehatan dan vaksin HPV perlu ditingkatkan melalui promosi kesehatan.
Factors Related to the Depression of Health Workers During the Covid-19 Pandemic Rejo Rejo; Dewi Arradini; Aquartuti Tri Darmayanti; Aris Widiyanto; Joko Tri Atmojo
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 3 No. 4 (2020): November 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v3i4.682

Abstract

Previous studies have reported psychological disorders experienced by health workers such as anxiety, stress and depression during a pandemic will leave trauma that can last 1 - 3 years afterward. The systematic review study of the causes of depression from various countries can be an effort to determine prevention, treatment and rehabilitation measures for medical personnel who experience depression due to COVID-19 in Indonesia. Systematic searches were carried out in June - July 2020 through PubMed, Google Scholar, NIH, CDC, and Science Direct. Keywords: “COVID 19 and depression and Health workers” and “COVID 19 and depression”, “COVID 19 and depression and Health workers and factors associated” and “COVID 19 and depression and review”. The critical assessment of the article is carried out by the authors of all authors. There were 8 articles that met the inclusion criteria involving 16,107 health workers from around the world. Most of depression is caused by changes in work patterns that are increasingly busy, dense, risky, and also draining the mind and energy of health workers, especially those working on the front lines. Fear of contagion also dominates the factors that cause depression.
Meta Analisis: Potensi Faktor Usia dan Jenis Kelamin pada Kejadian Depresi di Masa Pandemi Covid-19 Suminanto Suminanto; Aris Widiyanto; Aquartuti Tri Darmayanti; Dewi Arradini; Rina Tri Handayani; Joko Tri Atmojo
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The consistent negative psychosocial impact of the COVID-19 pandemic is mental health disorders in the form of depression. Various studies have shown that several factors can influence, such as gender and age. The purpose of this meta-analysis is to measure the influence of gender and age on the incidence of depression during the COVID-19 pandemic in various countries. Database searches were conducted from January-March 2021. Databases included PubMed, Google Scholar, NIH, CDC, and Science Direct. Key words include: “COVID 19 and depression” and “COVID 19 and depression and adjusted Odds Ratio”, “COVID 19 and depression and age” and “COVID 19 and depression and age and adjusted odds ratio”. 5 articles included to quantitative analysis. People aged ≥ 25 years were 2.65 times more likely to experience depression although the result was not significant OR 2.65 (95% CI 0.98-7.18; P = 0.05). Women had 1.77 times the risk of experiencing depression than men and it was statistically significant OR 1.77 (95% CI 1.36-.2.28; P <0.001).
METAANALISIS EFEK AKSESIBILITAS ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP RISIKO KECEMASAN PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID-19 Joko Tri Atmojo; Suminanto Suminanto; Juli Muhamad Kartiko; Dewi Arradini; Amallia Wijiwinarsih; Aris Widiyanto
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 4 (2021): November 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desember 2019 penyakit coronavirus (COVID-19) muncul dan menjadi tantangan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Selain dampak fisik, pandemi juga berpengaruh terhadap dampak psikologis yang menyebabkan kecemasan. Sebagai garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19 tenaga kesehatan berisiko mengalami kecemasan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efek aksesibilitas alat pelindung diri terhadap risiko kecemasan pada tenaga kesehatan di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan metaanalisis menggunakan PRISMA. Pencarian basis data dilakukan 2020–2021. 16 dari 2.727 studi masuk dalam kriteria untuk dianalisis. Penyajian data menggunakan forest plot dengan model statistik fix effect. Besar adjusted odds ratio (AOR) gabungan menunjukkan bahwa kurangnya aksesibilitas APD meningkatkan risiko kecemasan pada tenaga kesehatan sebesar 1.70 kali lebih tinggi dibandingkan dengan aksesibilitas APD tercukupi (AOR=1.70; 95% CI= 1.49-1.93; p< 0,001). Heterogenitas rendah 13%, secara statistik signifikan dan funnel plot menunjukkan tidak ada bias publikasi. Pencegahan kecemasan pada tenaga kesehatan dibutuhkan untuk penanganan pandemi COVID-19 termasuk menyediakan APD yang memadai.
METAANALISIS RISIKO STRES PADA PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN AKIBAT AKSESIBILITAS ALAT PELINDUNG DIRI YANG KURANG MEMADAI DI ERA PANDEMI COVID-19 Rina Tri Handayani; Lilik Hanifah; Aris Widiyanto; Dewi Arradini; Amallia Wijiwinarsih; Joko Tri Atmojo
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 4 (2021): November 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Varian baru dari Coronavirus diidentifikasi pada pasien yang terinfeksi mampu menyebabkan penyakit pernapasan akut yang parah dan diberi nama SARS-CoV-2, penyakit yang disebabkan oleh virus itu bernama COVID-19. Seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19, tenaga medis biasanya mengalami tingkat stres yang tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui risiko stres tenaga kesehatan pada masa pandemi COVID-19 dikaitkan dengan aksesibilitas alat pelindung diri yang kurang memadai. Studi ini merupakan metaanalisis menggunakan PRISMA. Pencarian basis data dilakukan 2020–2021. 11 dari 2.710 studi masuk dalam kriteria untuk dianalisis. Penyajian data menggunakan forest plot dengan model statistik random  effect. Besar adjusted odds ratio (AOR) gabungan menunjukkan bahwa kurangnya aksesibilitas APD meningkatkan risiko stres pada tenaga kesehatan sebesar 1.97 kali (OR=1.97; 95% CI= 1.45 hingga 2.68) secara statistik signifikan (p= <0.001). I2= 81% dan berdasarkan hasil funnel plot terdapat bias publikasi. 
PENGARUH BISPHENOL A TERHADAP PERILAKU ANAK Santy Irene Putri; Asruria Sani Fajriah; Dewi Arradini; Aris Widiyanto; Joko Tri Atmojo
Avicenna : Journal of Health Research Vol 4, No 1 (2021): MARET
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/avicenna.v4i1.459

Abstract

Pandemic Covid-19, Body Immunity Response, and Herd Immunity Rina Tri Handayani; Dewi Arradini; Aquartuti Tri Darmayanti; Aris Widiyanto; Joko Tri Atmojo
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 10 No 3 (2020): Juli 2020
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.559 KB)

Abstract

The World Health Organization has stated that COVID-19 is a "global pandemic". However, community attitudes and compliance in maintaining protocols during the pandemic were minimal and raised the issue of "herd immunity". What exactly is herd immunity, how exactly does the body's immune system react to COVID-19 and what is a COVID-19 pandemic? The purpose of writing articles is to provide information about the definition of a pandemic, the body's immune system in dealing with COVID-19, and herd immunity. A systematic review was carried out in May 2020 by searching databases: PubMed, google scholar, NIH, CDC, and Science Direct. Keywords: "Pandemic and COVID 19" and "COVID 19 rapid test and accuracy", "PCR accuracy" and "PCR COVID 19 vs Rapid test" and "Herd immunity". The COVID-19 pandemic occurred because there was a discovery and a new mutation of the SARS-CoV virus becoming very infectious and of high virulence. Herd Immunity cannot be said to be the relevant treatment for COVID-19. It requires a large minimum threshold of immunity to achieve Herd Immunity, and it is very unethical to allow large numbers of individuals to be infected.
Dampak Merokok terhadap Covid-19 Joko Tri Atmojo; Dewi Arradini; Aquartuti Tri Darmayanti; Aris Widiyanto; Rina Tri Handayani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i1.1143

Abstract

Gangguan utama dari COVID-19 adalah sistem pernafasan, maka merokok dan penggunaan rokok dapat menjadi orang yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi paru- paru yang parah. Beberapa ulasan dan laporan kasus yang menyajikan data tentang merokok dan COVID-19 memberikan kesimpulan berbeda. Hal ini membuat penulis tertarik untuk menyajikan ulasan sistematis tentang bagaimana tingkat keparahan gejala COVID-19 pada pasien dengan riwayat merokok agar dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang hubungan merokok dan gejala COVID. Artikel dicari melalui basis data sejak Januari – November 2020 . Pencarian diperoleh dari berbagai basis data seperti: PUBMED dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah “smoking and COVID-19” ATAU “Comorbid and smoking and COVID-19”, ATAU “ Kebiasaan merokok dan COVID-19”. Free full text berbahasa Inggris atau Indonesia. Subyek merupakan pasien terkonfirmasi melalui real time PCR (RT-PCR) sebagai penderita COVID-19. Desain observasional berupa COHORT retrospektif. Berdasarkan hasil tinjauan didapatkan 13 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan mengestimasi bahwa pasien COVID-19 yang memiliki kebiasaan merokok yang dilakukan sebelum pandemi berpotensi 2 kali lebih mungkin mengalami perburukan gejala, peningkatan kemungkinan dirawat di ICU bahkan kematian.
Meta Analisis Risk Ratio dan Hazard Ratio Kematian ODHA yang Terinfeksi Covid-19 Joko Tri Atmojo; Dewi Arradini; Ernawati Ernawati; Aquartuti Tri Darmayanti; Saras Kuntari; Lilik Hanifah; Rina Tri Handayani; Aris Widiyanto
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i4.1673

Abstract

Patogenisitas COVID-19 bisa dipercepat pada orang yang hidup dengan HIV. Bukti terbaru telah menunjukkan substansial hubungan antara infeksi saluran pernapasan bawah terkait Coronavirus (Lower Respiratory Tract Infections (LRTI) dan peningkatan risiko kematian pada individu dengan gangguan kekebalan termasuk orang dengan HIV/AIDS. Meta analisis ini dibuat untuk mengestimasi risiko kematian orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terinfeksi COVID-19 berdasarkan bukti yang dilaporkan dari berbagai belahan dunia. Pelaporan meta analisis ini dilakukan berdasarkan PRISMA. Pencarian basis data dilakukan Januari - Mei 2021, sepuluh dari 2062 artikel masuk ke dalam analisis RevMan menggunakan risk ratio dan hazard ratio. Hasil risk ratio (RR) pasien COVID-19 yang menderita HIV untuk meninggal dunia adalah 4.32 [95% CI (1.24, 15.05)]; p-value 0.002, sedangkan hazard ratio (HR) 10.36 [95% CI (7.11, 15.11)]; p-value <0,001. ODHA yang terinfeksi COVID-19 memiliki risiko untuk mengalami kematian berkisar antara 4 hingga 10 kali dibandingkan pasien COVID-19 tanpa HIV/AIDS. Kematian sebagian besar disebabkan oleh perburukan COVID-19 dengan koinfeksi HIV/AIDS seperti tuberculosis, hipertensi, diabetes, dan chronic obstructive pulmonary disease.