Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERENCANAAN MESIN PEMECAH BIJI KOPI MENTAH Kirono, Sasi; Sofyan, Sofyan; Rivani, Riantory Ahmad
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 4, No 1 (2010): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin pemecah biji kopi mentah ini merupakan salah satu alternatif peralatan guna menunjang usaha industri pertanian, Khususnya petani-petani kecil di daerah pedesaan. Mesin ini menggunakan dua buah rol pemecah yang memiliki diameter yang sama dengan putaran yang berbeda. Pada dasarnya proses pemecahan yang terjadi karena adanya gesekan antara dua buah rol yang dilapisi karet dengan kulit biji kopi kering, dimana akan menimbulkan tekanan dan gesekan pada kulit kopi kering sehingga biji kopi akan tertinggal dari kulitnya. Dari perhitungan kapasitas mesin dengan perencanaan diameter rol pemecah 200 mm dua buah, dengan panjang rol 400 mm didapat panjang barisan (jejeran) kopi sekitar18, dan dari surfey pengukuran dilapangan panjang biji kopi yang didapat sebesar +18 mm. Sehingga dari hasil perkalian antara panjang biji kopi yang berbaris dengan panjang ukuran kopi didapat sekitar 324 mm. bila dihitung dalam satu putaran rol pemecah sebesar 11 rpm dikalikan panjang barisan 18 butir maka yang dihasilkan sekitar 198 butir/menit. Hasil perhitungan dua buah rol pemecah didapat sekitar 34,8 lapisan biji kopi dan untuk mendapatkan berapa biji butir kopi maka di kalikan dengan 18 sehingga  didapat sekitar 628 butir biji kopi. Untuk Putara rol 11 rpm dikali dengan hasil perhitungan 628 butir permenit maka didapat sebesar 6908 butir permenit. Dari hasil penimbangan dilapangan 1 Kg biji kopi kering sekitar +1750 butir. Dari pehitungan kapasitas didapat sebesar 3,9 Kg/menit, Hasil tersebut adalah  pembagian antara butir permenit dengan 1 kg biji kopi kering.
ALBUM SUARA (REPERTOIRE) KATAK SERASAH Leptobrachium hasseltii TSCHUDI, 1883 DI SITU GUNUNG Sasi Kirono; Mirza D. Kusrini; Yeni A. Mulyani
Media Konservasi Vol 20 No 3 (2015): Media Konservasi, Vol. 20, No. 3 Desember 2015
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.115 KB) | DOI: 10.29244/medkon.20.3.%p

Abstract

This study describes the vocal repertoire of forest litter frog Leptobrachium hasseltii from Situgunung Resort, Mount Gede Pangrango National Park. Two types of calls were identified: advertisement call and aggressive call. Each types were represented by two different characteristics thus four types of calls were examined. The kruskall and wallis test was used to test the difference of nine features. Pearson’s correlation test also used to determine the relationship of all call features to air temperature and body size. Dominant frequency of all call types was relatively similar. Advertisement calls type I was emitted in short duration and fewer notes than advertisement call type II. Aggressive call type I and have longer call duration compared to both of advertisement call. However the introductory note of aggressive call type II was more longer than the others. Aggressive call of L. hasseltii tended to be discrete (territorial and encounter) and represented two different continuums. This were caused by the extreme differences of both calls in duration and distance between males when emitting calls. Dominan frequencies of all call types inverse correlated with body size of frogs. Most of temporal features of advertisement call type II correlated with body size and only call duration were longer with increasingly air temperature. Interpulse-interval and pulse period were more longer by increasing the body size, while the introductory note, pulse rate and pulse repetition rate were becoming shortened and it could predict male body size to facilitated competition between males, thus serves as mate selection indicator. Key words: advertisement call, agressif call, Leptobrachium hasseltii, Situgunung resort, social interaction
ANALISA KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN BLOK SILINDER MESIN SEPEDA MOTOR BERBAHAN PADUAN Al-Si Ery Diniardi; Anwar Ilmar Ramadhan; Sasi Kirono; Agung Julianto
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blok  liner  silinder  merupakan  bagian  dari  blok  silinder  yang  berfungsi sebagaitempat berlangsungnya  proses  kerja engine. Dimana  pada  bagian  ini  terjadi  proses  kerjaproses kerja hisap, kompresi, kerja dan buang. Oleh karena itu agar tidak terjadi kebocorankompresi  yang  disebabkan  oleh  gesekan  antara  ring  piston  dan  dinding  liner  silinder,diperlukan  dinding  liner  silinder  yang  mempunyai  nilai  kekerasan  yang  tinggi  dan  nilaikeausan  yang rendah.  Karena  apabila  terjadi  kebocoran  kompresi  diruang  bakar  hal  inidapat berakibat pada tenaga yang dikeluarkan motor menjadi berkurang dan juga selain itusystem pembakaran diruang bakar juga menjadi tidak sempurna dimana pelumnas atau olimesin juga ikut terbakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai karakteristik sifatmekanik  dan  struktur  mikro  blok  silinder  liner  bahan  aluminium  dan  silikon.  Pengujianyang dilakukan yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan (brinell), pengujiankeausan  (ogoshi),  dan  pengujian  struktur  mikro.  Pada  pengujian  komposisi  kimiadihasilkan  kandungan  unsur  terbesar  adalah  Al  76,140%  dan  silikon  13,898%.  Dengankandungan silikon <12% menempatkan blok silinder aluminium dan silikon berada padafasa hipereutektik. Dan dengan pengujian kekerasan (brinell) didapat nilai kekerasan ratarata sebesar 151,5 HB, dengan nilai kekerasan yang cukup tinggi ini bisa dipastikan bahwablok  liner  silinder  mempunyai  keausan  yang  kecil.  Tetapi  dengan  nilai  kekerasan  yangdidapat hal ini tidak dimungkinkan untuk blok silinder bahan aluminium silikon dilakukanproses  reparasi over  size atau  korter  terhadap  dinding  liner  blok  silinder.  Hal  ini  sangatberbeda bila dibandingkan dengan blok silinder liner pada umumnya.