Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN SEMANU KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA Adina Nugrahaeni Wijayanti; Yosi Febrianti; Daru Estiningsih
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.061 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12663

Abstract

Ledakan penduduk merupakan salah satu masalah yang ada di negara berkembang sepertiIndonesia yang merupakan negara dengan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) terbesar di AsiaTenggara. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah menerapkan program KeluargaBerencana (KB) untuk mengontrol laju pertumbuhan masyarakat dengan menggunakan alatkontrasepsi yang pemilihannya dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga tercipta sumber dayayang berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi di Kecamatan Semanu Kabupaten GunungkidulYogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan penelitiancross sectional dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah divalidasimenggunakan content validity. Waktu pengambilan sampel dilaksanakan pada bulan Juni 2016.Sampel diambil dengan menggunakan metode accidental sampling dan besarnya sampeldihitung dengan rumus slovin. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji chisquare.Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsidi Kecamatan Semanu adalah faktor pekerjaan (p=0,033) dan pengalaman efek samping(p=0,000).
Hubungan Pencegahan HAis Perawat dengan Kejadian Flebitis di Unit Rawat Inap Bangsal Kelas III RSUD Wonosari Gunung Kidul Yeni Mawang Putri; Siti Nurunniyah; Daru Estiningsih
Indonesian Journal of Hospital Administration Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijhaa.2019.2(1).10-20

Abstract

Rumah Sakit pasti terdapat yang namanya infeksi,infeksi yang sering terjadi adalah infeksi nosokomial atau yang sekarang sering disebut HAIs (Healthcare associated Infection).Salah satu infeksi nosokomial yang sering didapatkan pasien rawat inap selama dirawat adalah flebitis,dimana pasien yang mendapatkan terabi obat melalui IV Line atau selang infus. Terjadinya flebitis dapat disebabkan oleh tenaga medis yang melakukan tindakan pemasangan infus,cuci tangan,perawatan infus,penggunaan APD yang tidak sesuai SOP. Angka kejadian flebitis di RSUD Wonosari masih tinggi yaitu pada tahun 2016 terdapat 131 kejadian flebitis. Angka kejadian flebitis sering terjadi di bangsal Syaraf (Bakung) dan Bangsal Umum (Mawar dan Anggrek) dengan kejadian tertinggi yaitu pada bulan Agustus. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubunganpencegahan HAIs dengan kejadian flebitis pada pasien rawat inap bangsal kelas III di RSUD Wonosari. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang terpasang infus di bangsal rawat inap RSUD Wonosari yang berjumlah 170 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling jumlah sampel sebanyak 120 responden. Analisis data menggunakan uji statistik Kendall-Tau. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan tidak sesui dengan SOP dengan tidak terjadi flebitis sebesar 26 pasien (21,7%), tindakan yang sesuai SOP dengan terjadi flebitis sebesar 17 pasien (14,2%). Sedangkan tindakan yang sesuai SOP dengan tidak terjadi flebitis sebesar 75 pasien (62,5%), dan tindakan yang sesuai SOP dengan terjadi flebitis sebesar 2 pasien (1,7%). Berdasarkan hasil analisis Kendal Tau diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan pencegahan HAis (Hospital Associated Infection) perawat dengan kejadian flebitis di unit rawat inap bangsal kelas III. Ada hubungan antara pencegahan HAIs dengan kejadian flebitis di unit rawat inap bangsalKELAS III RSUD Wonosari Gunung Kidul 2017 .Kata Kunci: Pencegahan HAIs, Flebitis
IDENTIFIKASI INFEKSI MULTIDRUG-RESISTANT ORGANISMS (MDRO) PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI BANGSAL NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT Daru Estiningsih; Ika Puspitasari; Titik Nuryastuti
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 6, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.351

Abstract

Multidrug-resistant (MDR) adalah suatu keadaan dimana bakteri resisten terhadap minimal satu  jenis antibiotik dari ≥3 golongan antibiotik. MDR ini dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain pemakaian antibiotik yang tidak tepat dosis, tidak tepat diagnostik dan tidak tepat bakteri penyebab. Multidrug-resistant organisms (MDRO) adalah mikroorganisme, terutama bakteri yang mengalami MDR. Saat ini resistensi antibiotik merupakan masalah global, data pada tahun 2009, Indonesia menduduki peringkat ke 8 dari 27 negara dengan predikat multidrug-resistant tertinggi di dunia . Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola MDRO dan infeksi MDRO pada pasien yang dirawat di bangsal NICU RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten selama periode Desember 2013 sampai dengan Desember 2014. Desain penelitian ini adalah deskriftif dengan data yang dikumpulkan secara retrospektif. Empat puluh enam pasien yang menjadi subyek penelitian karakteristiknya homogen dalam hal usia, lama perawatan dan luaran kliniknya, Semua pasien dilakukan kultur dan tes sensitivitas terhadap antibiotik.   Hasil : bakteri yang menginfeksi pasien NICU RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro adalah Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Serratia sp, Enterobacter sp, Acinetobacter dan Edwardsiella sp (diurutkan dari proporsi tertinggi ke terendah). Ditemukan bahwa 98% dari keseluruhan isolat bakteri tersebut termasuk kategori MDRO. Jenis infeksi bakterial yang ditemukan adalah sepsis, pneumonia dan komplikasi sepsis dengan pneumonia. Antibiotik yang masih poten untuk semua bakteri ini adalah cotrimoxazole, ciprofloxasin, chloramphenicol, levofloxasin, amikasin and meropenem (diurutkan dari antibiotik dengan sensitivitas terendah).
KAJIAN PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA ANAK DI PUSKESMAS SLEMAN Rizki Akbar; Ndaru Setyaningrum; Daru Estiningsih
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.93 KB) | DOI: 10.21927/inpharnmed.v1i1.501

Abstract

AbstrakOff-label merupakan istilah singkat yang menjelaskan penggunaan obat diluar ketentuan yang berkaitan dengan dosis, kelompok usia, rute pemberian, dan indikasi yang berbeda. Penggunaan obat off-label pada anak terjadi karena tidak lengkapnya data farmakokinetik, farmakodinamik, dan efek samping dari suatu obat karena penelitian klinik pada anak cukup sulit dan tidak sesuai dengan etika dan moral penelitian. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Data prevalensi penggunaan off-label pada anak diperoleh dengan melakukan telaah catatan medik anak di Puskesmas Sleman selama periode tahun 2015. Selain kajian obat off-label dilakukan juga pengelompokan obat berdasarkan sistem klasifikasi ATC (Anatomical Therapeutic Chemical). Berdasarkan hasil penelitian dari 100 sampel rekam medis pasien anak usia 0-18 tahun selama tahun 2015 terdapat obat-obat off-label sebanyak 25 kasus (8,41%), yang terdiri dari 12 kasus (4,04%) off-label cara pemberian, 8 kasus (2,69%) off-label indikasi, dan 5 kasus (1,68%) off-label usia. Sedangkan untuk kategori off-label dosis dan off-label kontraindikasi tidak ditemukan adanya kasus off-label. Obat yang paling banyak diresepkan secara off-label adalah golongan obat saluran napas sebanyak 13 penggunaan (4,38%) yaitu salbutamol, dan gliseril guaiakolat. Kata Kunci: Obat off-label, Anak, Puskesmas Sleman, ATC. AbstractOff-label is a term to decscribe the usage of drugs agaisnt the regulations in accordance to doses, age groups, distribution routes, and diverse indications. The usage of off-label drugs on children is caused by incomplete pharmacokinetic data, pharmacodynamic, and as a result of side effects due to clinical studies on children are quite complex and incorresponding with ethics and moral of the studies. Method used in this study was evaluative-descriptive using retrospective approach in data collection. Prevelance data of the usage of off-label drugs on children was gathered by examining the children medical records in Sleman Community Health Center within the time period of 2015. Besides research on off-label drug, drug categorization was also done based on the ATC Classification system (Anatomical Therapeutic Chemical). Based on the result of the research, out of 100 sample of patient medical record of the age 0-18 years along 2015, there has been 25 cases of off-label medicines (8,41%), in which 12 cases (4,04%) was distribution way off-label, 8 cases (2,69%) indicated off label, and 5 cased (1.68%) age off-label. While for the category of dose off label and contraindication off label has not been found any case. The most common off label prescription was respiratory drugs of 13 use (4,38%) that is salbutamol, and glyceril guaiacolat. Keyword: Off-label drugs, Children, Sleman Community Health Center, ATC.
KAJIAN PERESEPAN OBAT ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI KLINIK KIMIA FARMA ADI SUCIPTO YOGYKARTA IIn Purwanti; Daru Estiningsih; Ari Susiana Wulandari; Sofyan Indrayana
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.424 KB) | DOI: 10.21927/inpharnmed.v4i1.1819

Abstract

Golongan antibiotik merupakan obat yang paling banyak dikonsumsi di dunia terkait dengan besarnya angka kejadian infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang salah atau tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif yang menyebabkan resiko terjadinya resistensi atau kekebalan kuman terhadap satu atau beberapa antibiotik. Ketidaktepatan dalam peresepan antibiotik kemungkinan terjadi tidak hanya di rumah sakit dan di puskesmas, namun juga di pusat-pusat pelayanan kesehatan lain seperti poliklinik. Rasionalitas penggunaan antibiotika salah satu faktor penunjangnya adalah ketepatan dalam peresepan antibiotik, yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat frekuensi penggunaan dan durasi penggunaan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pola peresepan obat antibiotik untuk mengatahui profil penggunaan antibiotik dan rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan 4T (tepat indikasi, tepat dosis, tepat frekuensi dan tepat durasi penggunaan) pada pasien dewasa rawat jalan di Klinik Kimia Farma Adi Sucipto Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan analisa deskriptif yang bersifat retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling dengan cara purposive sampling. Data yang diambil periode November-Desember 2019 diperoleh populasi sebanyak 1194 resep pasien dan dijadikan sebagai sampel sebanyak 66 resep pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan peresepan antibiotik terbanyak adalah jenis antibiotik amoksisilin sebanyak 23 (34,3%), jenis penyakit terbanyak adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) 31 (47,9%), jenis antibiotik berdasarkan jumlah antibiotik adalah resep tunggal 65 (98,5%). Berdasarkan kerasionalan antibiotik sebanyak 58 (86,6%) tepat indikasi, tepat dosis 64 (95,5%), tepat frekuensi 61 (91,0%) dan tepat durasi 56 (83,6%). Dari hasil penelitian ratarata peresepan antibiotik sudah sesuai dengan pedoman pengobatan baik dari ketepatan indikasi, ketepatan dosis, tepatan frekuensi dan durasi penggunaan.
Pola Peresepan Antibiotik pada Pasien Komplikasi Diabetes Melitus di RSUD Panembahan Senopati Bantul Eva Nurjanah; Daru Estiningsih; Nurul Kusumawardani; Ninisita Sri Hadi
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 21 No 1 (2023): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v21i1.1150

Abstract

Diabetes Mellitus, one of the non-communicable diseases (NCDs), is the leading cause of death in addition to cardiovascular disease, cancer, and chronic respiratory disease. The Basic Health Research (Riskesdas) recorded that Yogyakarta experienced a prevalence increase of 97% in 2013-2018, the second-highest in Indonesia. Uncontrolled sugar levels cause deterioration of the immune system. This study aims to determine the pattern of prescribing antibiotics and the occurrence of comorbid complications, both infectious and non-infectious. This was a non-experimental descriptive study with a cross-sectional design. The data was collected from patient's medical records retrospectively from July to December 2019. Furthermore, 65 medical records were taken using a simple random sampling method. A descriptive statistical analysis was performed, and the results were presented as percentages. The percentage of infectious and non-infectious comorbid diabetes mellitus II in Panembahan Senopati Bantul Hospital was 22.2% and 77.8%, respectively. The prescribing pattern primarily used was ceftriaxone (23.5%). The antibiotic class mainly prescribed was cephalosporin (49%).
EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS HIPERTENSI YANG DIBERI PAKAN LEMAK TINGGI Moch. Saiful Bachri; Wiki Yuli Anita; Sapto Yuliani; Wahyu Widyaningsih; Vivi Sofia; Daru Estiningsih
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v10i1.10407

Abstract

Daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengandung beberapa senyawa aktif, seperti alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, steroid, glikosida, senyawa fenol, dan flavonoid yang diduga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam serum darah, sehingga dapat mencegah keadaan hipertrigliseridemia. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar trigliserida serum setelah pemberian ekstrak etanol daun jarak pagar (EEDJP) variasi dosis pada tikus hipertensi yang diinduksi dengan NaCl dan diberi pakan lemak tinggi. Penelitian eksperimental dengan pre-posttest control group design terhadap tikus jantan galur Wistar. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu  kelompok normal, kontrol (diinduksi NaCl dan diberi pakan  tinggi lemak), Captopril, Simvastatin, EEDJP dosis 1,8 g/KgBB, 2,7 g/KgBB, 4,05 g/KgBB. Analisis kadar trigliserida serum dengan metode GPO- PAP. Data dianalisis   dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, Homogenity of Variances, One-Way ANOVA, Kruskal-Wallis, dan Mann-Whitney. Induksi NaCl dan pemberian pakan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar trigliserida serum yang signifikan (p<0,050). Pemberian EEDJP dapat menurunkan kadar trigliserida serum yang signifikan (p<0,050) pada semua variasi dosis. Kesimpulannya EEDJP dapat menurunkan kadar trigliserida secara signifikan pada dosis 1,8 g/KgBB, 2,7 g/KgBB, 4,05 g/KgBB.
Kajian Penggunaan Suplemen Kesehatan Terhadap Keberhasilan Terapi COVID-19 dengan Komorbid Diabetes Melitus Tipe II di RSUD Panembahan Senopati Bantul Debby Vitara; Daru Estiningsih; Raden Jaka Sarwadhamana; Ninisita Sri Hadi
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/inpharnmed.v7i2.3876

Abstract

Terapi pengobatan COVID-19 dan antidiabetes dapat berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa dan nilai SpO2. Penggunaan suplemen kesehatan dinilai mampu menjaga daya tahan tubuh pasien serta meningkatkan keberhasilan terapi pasien jika dilihat dari kriteria klinis dan hasil laboratorium pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan suplemen kesehatan terhadap keberhasilan terapi pasien COVID-19 dengan komorbiditas diabetes melitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Data diambil secara retrospektif melalui rekam medis pasien dengan diagnosa COVID-19 dan komorbid diabetes melitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada periode Juni-Desember 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling, pada 53 sampel.  Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik koefisien kontingensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan terbanyak suplemen kesehatan adalah Vitamin D 51 (32%), Zink 50 (31%) dan injeksi vitamin C (paten)29 (18%). Menurut kriteria klinis pasien meninggal sebesar 20 (38%), sembuh sebesar 17 (28%) dan belum sembuh sebesar 15 (28%). Pada metode analisis kontingensi, diperoleh nilai p 0,003 (p<0,005) dan nilai koefisien korelasi (r =0,805). Pasien dengan nilai akhir klinis GDP >126 mg/dl sebanyak 46 (87%), RR> 20x/menit sebanyak 39(74%) dan SpO2 normal sebanyak 34 (64%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara klinis antara penggunaan suplemen kesehatan dengan keberhasilan terapi COVID-19 dengan komorbid diabetes mellitus tipe 2.