Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar Ainul Marhamah Hasibuan; Sahat Saragih; Zul Amry
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 13, No 1 (2020): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v13i1.23711

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) validitas perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan 2) kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan;  3) efektivitas perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan; 4) peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan; 5) peningkatan kemandirian belajar siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan; 6) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Dari hasil uji coba I dan uji coba II diperoleh: 1) perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan valid dengan rata-rata total validitas RPP = 4,46, buku siswa = 4,41, LAS = 4,31; 2) perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan praktis ditinjau dari a) penilaian ahli/praktis dapat digunakan dengan sedikit revisi; dan b) keterlaksanaan perangkat yaitu pada uji coba I dengan rata-rata sebesar 85% dan meningkat pada uji coba II sebesar 91,25%. 3) perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan efektif, ditinjau dari a) ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada uji coba I 62% meningkat pada uji coba II telah tercapai 92%.; dan b) respon siswa terhadap komponen-komponen pembelajaran positif; 4) terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan pada uji coba I memperoleh rata-rata nilai posttest 72%, dan meningkat pada uji coba II dengan rata-rata nilai posttest 92%; 5) terdapat peningkatan kemandirian belajar siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PMR yang dikembangkan pada uji coba I memperoleh nilai rata-rata 65,69 dan meningkat pada uji coba II dengan memperoleh nilai rata-rata 71,37; 6) proses jawaban siswa pada uji coba II lebih baik dari uji coba I.Kata Kunci: pengembangan perangkat pembelajaran, model 4-D, pembelajaran berbasis PMR, pemecahan masalah, kemandirian belajar
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISON (STAD) PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 MEDAN Putri Ismila Anggriani; Zul Amry
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 9, No 1 (2016): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v10i1.8691

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar Jajargenjang dan Belahketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada tipe STAD di kelas VII SMP Negeri 3 Medan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Medan semester genap, yang terdiri dari 12 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang dipilih secara acak dimaana kelas VII-K sebagai kelas eksperimen TPS dan kelas VII-L sebagai kelas eksperimen STAD dengan masing-masing jumlah sampel 34 orang dalam tiap kelas. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu pre-test dan post-test dalam bentuk uraian . Dari hasil penelitian yang diberikan, diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen TPS sebesar 76,735 dan kelas eksperimen STAD memperoleh nilai rata-rata 72,029. Dari hasil uji hipotesis post-test  diperoleh  t> t ( 2,407  > 1,668) dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar jajargenjang dan belahketupat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Development of Digital Learning Media Oriented to Realistic Mathematics Education to Improve Students' Independent Learning Kiki Tristiawanti Simbolon; Zul Amry; Edi Syahputrra
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.28667

Abstract

This study aims to produce digital learning tools using a realistic mathematical approach. The type of research used is development research using a modified 4-D development model. XI MIA-1 and XI MIA-2 with 20 students each at SMA Yapim Taruna Marelan. From the results of the first and second trials, it was obtained: The increase in students' learning independence in the geometry transformation material obtained from the average of all I to II trials was 8.20.Keywords: Digital Learning Tool, 4D Model, Independent Learning
ANALISIS METAKOGNISI SISWA DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) Fatma Erya Santoso; Elvis Napitupulu; Zul Amry
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 1 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i2.22887

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metakognisi siswa SMA dalam kemampuan pemecahan masalah matematis pada model pembelajaran problem-based learning (PBL). Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X di Madrasah Aliyah Swasta Al – Asy’ariyah Medan Krio. Objek penelitian ini adalah metakognisi siswa dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat metakognisi siswa dalam kemampuan pemecahan masalah matematis dari 32 orang siswa adalah: (1) siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah tinggi berada pada tingkat metakognisi strategic use, siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang berada pada tingkat metakognisi aware use, siswa dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah rendah berada pada tingkat metakognisi tacit use; (2) kesulitan yang dialami siswa dalam kemampuan pemecahan masalah matematis adalah terdapat 9 siswa berkemampuan rendah pada tingkat tacit use yang mengalami kesulitan fakta, terdapat 13 siswa berkemampuan rendah pada tingkat tacit use dan berkemampuan sedang pada tingkat aware use yang mengalami kesulitan konsep, terdapat 17 siswa berkemampuan rendah pada tingkat tacit use dan berkemampuan sedang pada tingkat aware use serta siswa berkemampuan tinggi pada tingkat strategic use  yang mengalami kesulitan prosedur, terdapat 20 siswa berkemampuan rendah pada tingkat tacit use dan berkemampuan sedang pada tingkat aware use serta siswa berkemampuan tinggi pada tingkat strategic use  yang mengalami kesulitan prinsip; (3) proses jawaban metakognisi siswa dalam kemampuan pemecahan masalah adalah pada saat mengembangkan rencana penyelesaian masalah, siswa menjelaskan materi prasyarat dalam menyelesaikan masalah, menjelaskan rencana dalam menyelesaikan masalah dan menentukan rencana penggunaan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pada saat mengatur atau memonitor penyelesaian masalah, siswa menjelaskan hal yang perlu dilakukan jika tidak memahami masalah yang diberikan, menjelaskan strategi/cara yang digunakan, serta meyakini bahwa proses jawaban yang dilakukan benar. Pada saat mengevaluasi tindakan penyelesaian, siswa memaparkan alasan tentang pemilihan strategi penyelesaian, siswa memeriksa kembali jawaban yang diperoleh dan menyimpulkan hal yang diperoleh setelah penyelesaian masalahKata Kunci: Analisis, Metakognisi, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Problem-Based Learning (PBL)
PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BERBANTUAN E-LEARNING DI SMP NEGERI 1 BINJAI Rizky Ikhwan Permana; Zul Amry; Mulyono Mulyono
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 12, No 1 (2019): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i2.22893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh gaya belajar VAK terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, Mengetahui kontribusi masing-masing gaya belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, Mengetahui pengaruh e-learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan Mengetahui kontribusi e-learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Binjai dan sampel dalam penelitian ini adalah 3 kelas sebanyak 96 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar VAK terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dilihat dari nilai Fhitung = 22,803 lebih besar dari Ftabel = 2,70; dan terdapat kontribusi signifikan dari masing-masing gaya belajar VAK terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP Negeri 1 Binjai yaitu secara keseluruhan sebesar 42,6%, gaya belajar visual sebesar 28,3%, gaya belajar auditori sebesar 18%, gaya belajar kinestetik sebesar 32%, gaya belajar visual dan auditori sebesar 4,4%, gaya belajar visual dan kinestetik sebesar 3,2%, dan gaya belajar auditori dan kinestetik sebesar 23,1%. Selanjutnya terdapat pengaruh pembelajaran e-learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebesar Fhitung = 9,220 lebih besar dari Ftabel = 2,70; dan terdapat kontribusi signifikan dari pembelajaran e-learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP Negeri 1 Binjai yaitu secara keseluruhan sebesar 8,9%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh gaya belajar VAK terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berbantuan e-learning di SMP Negeri 1 Binjai.Kata Kunci: Gaya belajar VAK, Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, e-learning
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS DI SMP NEGERI 35 MEDAN Faizah Ibrahim Bakoban; Zul . Amry
INSPIRATIF : JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 3, No 2 (2017): Inspiratif : Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.384 KB) | DOI: 10.24114/jpmi.v3i2.8907

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments pada materi persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP N 35 Medan  yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 318 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas eksperimen 1 yang berjumlah 36 orang dan kelas eksperimen 2 yang berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah tes kemampuan pemecahan masalah yang telah divalidasi dalam bentuk uraian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan selisih data pretest post test dari kelas eksperimen 1 dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 1 sebesar 27,61 dan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 sebesar 20,083. Hasil uji t  pihak kanan dengan dk = 70 dan a = 0,05, diperoleh thitung = 2,935 dan ttabel = 1,668 sehingga thitung > ttabel yaitu 2,935 > 1,668 maka Ha diterima, dengan demikian  diperoleh kesimpulan bahwa hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa STAD lebih efektif untuk matematika dibandingkan dengan TGT .Karena penyediaan untuk keterlibatan belajar yang lebih tinggi, ini terbukti menjadi strategi pembelajaran aktif. Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournaments (TGT), Pemecahan Masalah Matematika ABSTRACTThis study aims to see that students' mathematical problem solving ability using cooperative learning model of Student Teams Achievement Division is better than cooperative learning model of Teams Games Tournaments on two variable linear equations. This type of research is a quasi experiment. The population in this study is all students of class VIII Semester II SMP N 35 Medan consisting of 8 classes with total students 318 people. Sampling was done by simple random sampling by taking 2 classes from 8 classes at random that is experiment class 1 which amounted to 36 people and experiment class 2 which amounted to 36 people. The instrument used to determine students' mathematical problem solving abilities is a validated problem-solving test in the form of a description. The result of this research shows that with the difference of pretest post test data from experimental class 1 with STAD type cooperative learning model and experiment 2 class with cooperative learning model type TGT obtained average value of experiment class 1 is 27,61 and experiment class average value 2 by 20,083. The result of right side t test with dk = 70 and (= 0,05, obtained thitung = 2,935 and ttable = 1,668 so thitung> t table that is 2,935> 1,668 Ha accepted, thus obtained conclusion that end result of research indicate that STAD is more effective for math than TGT. Because of the provision for higher learning engagement, this proves to be an active learning strategy. Keywords: Cooperative learning model of Student Teams Achievement Division (STAD) and Teams Games Tournaments (TGT), Mathematical Problem Solving 
Integrasi Falsafah Dalihan Natolu dalam Model Pembelajaran Kolaboratif Sebagai Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah: Sebuah Tinjauan Literatur Ayu Adela; Zul Amry
Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jfi.v2i1.28657

Abstract

Siswa Indonesia masih dihantui oleh perundungan (bullying). Hasil survei PISA pada tahun 2018 menunjukkan sebanyak 41,1% siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Jika tidak ditangani dengan baik, perundungan akan berpengaruh negatif terhadap masa depan anak. Untuk itu, masyarakat suku Batak di Sumatera Utara memiliki budaya yang kaya dalam tata kehidupannya yaitu Dalihan Natolu. Peran Dalihan Natolu dalam pendidikan dapat dikolaborasikan dalam model pembelajaran kolaboratif. Tujuan penelitian yaitu menyelidiki hubungan antara model dengan interaksi siswa selama proses pembelajaran. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan menggunakan penelitian studi kepustakaan yang disederhanakan yaitu terdiri dari: (1) pencarian dan penyajian literatur, (2) proses analisis literatur, (3) penyajian hasil dan penyusunan laporan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Model pembelajaran yang digunakan guru selama pembelajaran kolaboratif memberikan hubungan yang baik terhadap interaksi siswa dan hasil belajar siswa. Sistem sosial Dalihan Natolu dapat diterapkan sebagai model pembelajaran karena berfokus pada kolaborasi antar siswa sehingga terjalin hubungan sosial yang baik serta integrasi disekolah. Dan sistem kekerabatan Dalihan Natolu yang menjamin terciptanya hubungan keseimbangan dan keharmonisan dapat mencegah terjadinya perundungan. Diharapkan dari penelitian ini, bahwasanya prediksi proses pengimplementasian gagasan model pembelajaran kolaboratif dengan Dalihan Natolu memiliki hasil yang baik sebagai upaya perundungan di sekolah
Pengaruh Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa di Kelas VIII Mts Al-Jamiyatul Washliyah Tembung Ade Gilang Prayogi; Zul Amry
Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Fibonaci: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jfi.v2i1.28664

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh kreativitas dan kecerdasan emosional terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika; 2) kontribusi kemampuan berpikir kreatif dan kecerdasan emosional terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah survei korelasional dengan teknik analisis data yaitu korelasi dan regresi ganda. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa dengan teknik pengambilan simpel random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen angket, untuk mengukur kreativitas dan kecerdasan emosional serta instrumen tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil penelitian dapat disimpulkan, yaitu: pertama, terdapat pengaruh signifikan kreativitas dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika; kedua, besar kontribusi kreativitas dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika adalah sebesar 39,7%, sisanya (60,3%) karena pengaruh faktor lain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Khairani Khairani; Zul Amry; Roslinawati Harahap
JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP) Vol 2 No 1 (2018): JEP : Jurnal Eksakta Pendidikan
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jep/vol2-iss1/135

Abstract

Critical thinking is reasonable reflective thinking focused on deciding what to believe or do. The upper three levels of Bloom’s taxonomy of educational objectives (analysis, synthesis, and evaluation) are part of critical thinking. Purpose of this research was to improve critical thinking of tenth grade secondary students through Cooperative Learning Number Head Together (NHT). Type of this research was classroom action research. Subjects were 40 students of class X-6 MAN 2 Model Medan in year academic 2013/2014. This research had two cycles with three strategies to collecting data: experiencing, enquiring and examining. Researcher reflected students’ critical thinking through observation, test, interviews, and students’ records, before Cooperative Learning Numbered Head Together (NHT) is adopted in classroom. Data analysis was done by quantitative and qualitative approach. Based on data analysis, it shows that students’ critical thinking are increase from score percentage 32,42% at low level (before cyclus I) to 49,13% at medium level (after cyclus I) and 55,63% at medium level (after cyslus II). It can be concluded that students’ critical thinking can be improved by implementing cooperative learning numbered head together in the classroom.
Contribution of Mathematical Anxiety, Learning Motivation and Self-Confidence to Student’s Mathematical Problem Solving Irhamna Irhamna; Zul Amry; Hermawan Syahputra
Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal Vol 3, No 4 (2020): Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education, Novemb
Publisher : BIRCU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birle.v3i4.1343

Abstract

The objectives of this study are to: (1) Analyze whether there is a contribution of mathematics anxiety, learning motivation and self-confidence to the ability to solve mathematical problems simultaneously, (2) Analyze whether there is a contribution of mathematics anxiety, learning motivation and self-confidence to the partial mathematical problem solving ability, (3) To analyze how big the contribution of mathematics anxiety, learning motivation and self-confidence to mathematical problem solving abilities simultaneously, (4) Analyze how much the contribution of mathematics anxiety, learning motivation and self-confidence to the partial mathematical problem solving abilit, (2) math anxiety questionnaire, (3) learning motivation questionnaire, (4) self-confidence questionnaire. Data analysis was performed by multiple linear regression analysis. The results showed: (1) There is a contribution to mathematics anxiety, learning motivation, and self-confidence to the ability to solve mathematical problems simultaneously, (2) There is a contribution to mathematics anxiety, learning motivation, and self-confidence to the ability to solve mathematical problems partially, (3) Mathematical anxiety, learning motivation and self-confidence contributed 26% to the ability to solve mathematical problems simultaneously, (4) Mathematical anxiety contributed 8.5% to mathematical problem solving abilities, learning motivation contributed 15.8% to mathematical problem solving abilities and self-confidence contributed 16.7% to mathematical problem solving abilities.