Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DEKONSTRUKSI DALAM NOVEL AURORA DI LANGIT ALENGKA KARYA AGUS ANDOKO (KAJIAN DEKONSTRUKSI DERRIDA) Arliza Nur Alita Ningrum; Bakti Sutopo; Riza Dwi Tyas Widoyoko
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.98 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dekonstruksi dalam novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko dengan cara mendeskripsikan bentuk-bentuk dekonstruksi dan pemikiran oposisi biner. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata, kalimat-kalimat, dan dialog-dialog yang terdapat dalam kutipan teks novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko.Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Aurora diLangitAlengka karya Agus Andoko.Teknik pengumpulan data adalah tekik baca, teknik catat, dan studi pustaka. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori. Analisis data menggunakan pendekatan analisis objektif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) bentuk-bentuk dekonstruksi dalam novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko meliputi: a) dekonstruksi penculikan Sinta, b) dekonstruksi kematian Subali, c) dekonstruksi kisah Subali dan Sugriwa, d) dekonstruksi kisah Jatayu, e) dekonstruksi kisah Jatayu dan Sampati, f) dekonstruksi kisah Anggada, g) dekonstruksi penyebab perang, h) dekonstruksi akhir kisah Rama dan Sinta. 2) Pemikiran oposisi biner dalam novel Aurora di Langit Alengka meliputi: a) pemikiran oposisi biner tokoh Rama (oposisi biner altruis dan egois), b) pemikiran oposisi biner tokoh Rahwana (oposisi biner pemberani dan penakut), c) pemikiran oposisi biner tokoh Wibisana (oposisi biner pengkhianat dan nasionalis).
Peningkatan Minat Baca Santri TPA melalui Majalah Anak Islam untuk Pembangunan Karakter Anak Sejak Dini Riza Dwi Tyas Widoyoko; Suryatin Suryatin
Journal of Social Empowerment Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.309 KB)

Abstract

Permasalahan karakter anak saat ini tentu menjadi keprihatinan para pemerhati pendidikan karena krisis moral saat ini tidak hanya melanda orang dewasa tetapi juga anak-anak. Mengingat kondisi yang seperti itu, tentunya diperlukan revitalisasi penanaman karakter terhadap anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan karakter terhadap anak adalah dengan memberikan bacaan yang bermutu dan menarik bagi mereka. Bacaan yang menarik bagi anak adalah bacaan yang ringan, mudah dipahami serta banyak gambar yang berwarna-warni/karakter bacaan tersebut ada pada majalah anak, yang memang didesain khusus untuk merangsang minat baca sekaligus memberikan nilai-nilai tertentu melalui pesan-pesan yang termuat dalam bacaan-bacaannya. Dengan demikian, upaya membangun pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pemberian majalah anak yang mengandung konten-konten karakter yang positif di dalam bacaan-bacaannya, salah satunya adalah majalah anak islam “Wildan”. Penyediaan bahan bacaan perlu diperkuat dengan pengenalan konten bacaan supaya anak mengenal dan minat bacanya tergugah. Melalui kegiatan membaca tersebut dapat membuat anak mendapatkan contoh karakter-karakter yang baik yang dapat menjadi teladan bagi mereka dan dapat diterapkan dalam pembiasaaan berperilaku sehari-hari.
MENONTON FILM EDUKATIF (BERTEMA) BERSAMA UNTUK PENERAPAN KARAKTER SISWA DI SDN 3 TERBIS KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK Riza Dwi Tyas Widoyoko; Fahrul Vidiawan
Journal of Social Empowerment Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Social Empowerment
Publisher : LPPM STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.097 KB)

Abstract

Abstrak: Film edukasi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjembatani pembelajaran agar lebih menarik dan memberikan nuansa lingkungan yang baru bagi siswa. Pentingnya media hadir dalam pembelajaran merupakan alternatif untuk memunculkan rangsangan, keaktifan, keterampilan yang baru bagi siswa dan mengetahui bentuk nyata terhadap aplikasi pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Subyek pada penelitian ini merupakan siswa SDN 3 Terbis yang ada di Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan film edukasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran tematik terpadu pada siswa sekolah dasar. Kedua, media pembelajaran melalui film ini dapat diaplikasikan dengan film edukasi animasi yang didalamnya menceritakan mengenai tema pembelajaran khususnya pendidikan karakter yang dipelajari siswa.
Analisis Kesulitan Berkomunikasi Melalui Metode Bercerita Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri I Punung Nasiqun Amin; Afid Burhanuddin; Riza Dwi Tyas Widoyoko
Scholarly Journal of Elementary School Vol 1 No 2 (2021): Scholarly Journal of Elementary School
Publisher : PGSD STKIP PGRI Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan berkomunikasi melalui metodebercerita pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri I Punung secara deskriptif. Jenis penelitianini berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek padapenelitian ini yaitu siswa kelas 5 SD Negeri 1 Punung yang berjumlah 5 siswa. Teknikpengumpulan data meliputi observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan datamenggunakan triangulasi teknik dan sumber.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1)pola komunikasi siswa kelas 5 SD Negeri 1 Punung cukup bagus. Hal tersebut dapat diuraikanbahwasannya siswa menggunakan kalimat yang santun ketika berkomunikasi dengangurunya. 2) Pada saat bercerita siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan efisien danjelas. Pengolahan bahasanya pun cukup bagus dari segi kelancaran pengucapannya. 3) Faktorpenyebab siswa kesulitan berkomunikasi yang utama yaitu kurangnya pembiasaanberkomunikasi pada situasi formal. Kurangnya pembiasaan tersebut karena selama ini belumadanya pembelajaran khusus komunikasi yang masuk ke kurikulum. Hal ini menyebabkanmental/kepercayaan diri siswa tidak terasah yang berdampak pada kurangnya keberaniansiswa untuk menyampaikan pendapat di situasi formal.