Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penentuan Klaster Wilayah Kecamatan Berdasarkan Pusat Pelayanan Masyarakat di Wilayah Kepulauan Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku Ilham Marasabessy; Abdullah Marasabessy; Oki Nurul Asma Tualeka; Desmi Insu Tualeka
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.3.314-325

Abstract

The connectivity of a region is an indicator the growth of service centers. Community service is carried out with a team from PT. Maluku and North Maluku Regional Development Bank Central Maluku Branch during 2018. Data were collected in 18 districts in Central Maluku Regency through the Rapid Survey Method for regional potential and socio-economic dynamics of the community. Central Maluku Regency BPS data support 2018 is a complementary input in the centrality analysis. The data were processed using quantitative descriptive analysis using Guttman scale/Marshall Centrality Index and spatial analysis tools using ArcmapGIS 10.3.1 software, to obtain a map of the regional service center. Central Maluku Regency is an archipelago, having district clusters spread over Seram Island, Ambon, Lease Islands and Banda. The district cluster is divided into 4 regions with the highest level of regional service being in Amahei District (11.14) and the lowest in Nusa Laut (2.50). Economic growth in sub-districts in the archipelago experienced a positive trend, concentrated on Ambon Island and Banda Islands, while the Lease Islands centrality index was in the lower middle category.
Identifikasi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulhamsyah Imran; Syamsul B Agus
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 1 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.58 KB)

Abstract

Sebagai salah satu pulau kecil yang tidak berpenduduk, pulau Nusa Manu dan Nusa Leun memiliki keindahan pesisir dan laut yang masih alami. Sumberdaya alam dikedua pulau ini sangat potensial untuk kegiatan ekowisata bahari. Penelitian ini dilakukan melalui  metode suvei secara deskriptif evaluatif untuk memperoleh data primer, sedangkan  data citra satelit diolah dengan menggunakan analisis spasial dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS). Potensi ekowisata bahari yang terdapat pada kedua pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling. Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar 193.33 ha, dominansi dari jenis Acropora Branching. Tipelogy terumbu karang ialah berbentuk (fringing reef) membentuk sabuk dengan lebar beberapa feet. Terumbu karang yang layak dan dapat dijadikan sebagai destinasi ekowisata bahari berada pada bagian belakang pulau Nusa Leun.
Kajian Kesesuaian Ekowisata Bahari Pulau Kecil (Studi Kasus: Nusa Manu Dan Nusa Leun) Di Maluku Tengah Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulhamsyah Imran; Syamsul B. Agus
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 1 No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.753 KB)

Abstract

Beberapa negara di dunia yang memiliki pulau kecil telah melakukan pengembangan kawasan sekitar pulau untuk berbagai kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maluku sebagai provinsi kepulauan memanfaatkan beberapa pulau kecil potensial untuk kegiatan wisata bahari. Memiliki luas sekitar 0,31 Km2 dan 0,73 Km2 menjadikan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun masuk dalam kategori pulau-pulau kecil. Status sebagai pulau kecil yang tidak berpenduduk dengan karakteristik khusus di kedua pulau berpotensi dikembangkan untuk kegiatan ekowisata snorkeling, diving, tracking mangrove dan rekreasi pantai. Penelitian dilakukan dari bulan September hingga Desember 2016. Menggunakan metode deskriptif evaluatif untuk memperoleh data primer, sedangkan bentang alam pulau diperoleh melalui citra satelit Arcgis Imagery 2016, kemudian diolah menggunakan analisis spasial dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS). Potensi ekowisata bahari yang ditemukan di kedua pulau adalah wisata diving, snorkeling, tracking mangrove, dan rekreasi pantai. Kedua pulau memiliki karakteristik unik di pesisir maupun laut, dikelilingi oleh terumbu karang eksotis (fringing reef), mangrove yang luas dan banyak jenis, juga memiliki tiga pantai pasir putih dengan relief rendah dan lurus. Kesesuaian ekowisata bahari di kedua pulau berada dalam kategori sesuai dan sangat sesuai
Kajian Geomorfologi Kawasan Wisata Batu Lubang Ahmad Fahrizal; Ilham Marasabessy; Ilham Ilham; Neneng S. Kalidi; Neil A. Fonataba
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Sorong Marine and Fisheries Polytechnic, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ja.v11i01.285

Abstract

Batu Lubang Village has now become a tourist village, several coastal areas in this village have characteristics that can be an attraction for tourists with all the characteristics, beauty and authenticity of the environment, namely underwater life in the waters, the shape of the beach with beach sand, waterfalls. , caves, etc.), coastal forests which have a rich variety of plants, birds and other animals. This study aims to identify the geomorphological conditions of the Batu Hole Pantai tourist area as a first step to determine the characteristics of the Batu Hole Pantai tourist area, Makbon District, Sorong Regency. This research was conducted in the village of Batu Hole Beach in August-September. Geomorphological parameters discussed include beach type, beach width and length, land cover, beach slope, and water depth. Analysis of the data used is based on Geographic Information Systems (GIS). The results of the data were analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the characteristics of Batu Hole tourism have beach types from sandy to rocky, beach width of more than 15 meters, flat beach slope, land cover in the form of open land, mangroves, and near coconut trees, depth of coastal waters including shallow category, and basic substrate. The waters vary from sandy, loam to sandy and rocky.
Tingkat Kerapatan dan Tutupan Relatif Mangrove di Taman Wisata Klawalu Kota Sorong Papua Barat Ilham Marasabessy; Iksan Badarudin; Aswin Rumlus
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 12, No 1 (2021): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v12i1.76

Abstract

Taman wisata mangrove kalawalu berada di selatan kota Sorong, memiliki luas area wisata sebesar 1 ha. Dinamika ekologi dan karakteristik mangrove klawalu belum banyak diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan dan tutupan jenis mangrove di kawasan wisata klawalu, diharapkan dapat menjadi informasi dalam pengelolaan kawasan wisata mangrove klawalu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2019, di taman wisata mangrove Klawalu Kota Sorong. Pengamatan mangrove dilakukan secara insitu pada 2 lokasi yaitu, stasiun area wisata exsisting dan di luar area wisata. Menggunakan metode transek kuadran dengan variasi ukuran sesuai kebutuhan pengambilan data. Menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, untuk menghitung kerapatan dan tutupan relatif mangrove juga merujuk pada matrik kesesuaian kawasan ekowisata bahari.  Mangrove di kedua stasiun, secara umum tumbuh dalam zonasi homogen. Terdapat 4 jenis mangrove dalam satu zonasi yaitu, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Avicennia alba dan Avicennia lanata. Tergolong tipe mangrove sejati, memiliki karakteristik perpaduan antara zonasi mangrove tengah dan payau. Keragaman mangrove rendah, namun memiliki kerapatan dan tutupan relatif tinggi. Kerapatan mangrove tertinggi berada di luar kawasan wisata, sebesar 4473 m2 (66.04%) dari spesies Rhizopora dan kerapatan terendah Avicenia sebesar 1751 m2 (33.06%). Tutupan relatif mangrove, tertinggi Rhizopora, sebesar 800 m2 (65.71%), sedangkan tutupan terendah Avicenia sebesar 367 m2 (34.29%). Kerapatan di area wisata exsisting, tertinggi sebesar 784 m2 (69.23%) untuk spesies Rhizopora dan terendah Avicenia sebesar 466 m2 (30.77%). Tutupan mangrove tertinggi dari spesies Rhizopora sebesar 300 m2 (56.02%) dan terendah Avicenia sebesar 200 m2 (43.08%). Katakunci: Mangrove, wisata,  pesisir, zonasi
Kajian Geomorfologi Kawasan Wisata Batu Lubang Ahmad Fahrizal; Ilham Marasabessy; Ilham Ilham; Neneng S. Kalidi; Neil A. Fonataba
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1278.669 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.285

Abstract

Batu Lubang Village has now become a tourist village, several coastal areas in this village have characteristics that can be an attraction for tourists with all the characteristics, beauty and authenticity of the environment, namely underwater life in the waters, the shape of the beach with beach sand, waterfalls. , caves, etc.), coastal forests which have a rich variety of plants, birds and other animals. This study aims to identify the geomorphological conditions of the Batu Hole Pantai tourist area as a first step to determine the characteristics of the Batu Hole Pantai tourist area, Makbon District, Sorong Regency. This research was conducted in the village of Batu Hole Beach in August-September. Geomorphological parameters discussed include beach type, beach width and length, land cover, beach slope, and water depth. Analysis of the data used is based on Geographic Information Systems (GIS). The results of the data were analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the characteristics of Batu Hole tourism have beach types from sandy to rocky, beach width of more than 15 meters, flat beach slope, land cover in the form of open land, mangroves, and near coconut trees, depth of coastal waters including shallow category, and basic substrate. The waters vary from sandy, loam to sandy and rocky.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KEPULAUAN AYAU KABUPATEN RAJA AMPAT TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN SEMPIT Siswanto Siswanto; Arief Nashrul Firdani; Lay Tjarles; Muji Setiyono; Alfian Jainul Cahya; Ilham Marasabessy; Yuniar Ayu Hafita; Heri Sutanto; Moejiono Moejiono; I Komang Hedi P; Marcelinus Petrus Saptono; Johanes Ohoiwutun; Sony Rumalutur
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 23, No 1 (2022): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4289.859 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v23i1.329

Abstract

Kepulauan Ayau merupakan salah satu pulau terluar yang ada di Indonesia berada di bagian Indonesia Timur yang berada di bagian utara dari Provinsi Papua Barat. Sulitnya akses menuju ke kepulauan Ayau selain dari jaraknya yang jauh dari Pulau Waigeo juga terdapat karang-karang laut indah yang mengelilingi kepulauan Ayau. Karang-karang tersebut menyebabkan kapal harus berhati-hati untuk masuk kedalam perairan kepulauan Ayau ketika melewati alur pelayaran sempit untuk dapat sandar di pulau Abidon. Penelitian ini menggunakan analisa fishbone dalam menentukan faktor – faktor penunjang keselamatan pelayaran di alur pelayaran sempit kepulauan Ayau.  Alur pelayaran dikepulauan Ayau tidak terdapat buoy sebagai rambu pemandu pada alur pelayaran sempit. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar terhadap keselamatan pelayaran adalah memasang ranting kayu pada batu karang yang dangkal sebagai penanda alur pelayaran. Kearifan lokal yang peduli dengan keselamatan pelayaran ini berharap bisa memandu kapal untuk bisa mampir dan menunjukan keindahan karang laut di kepulauan Ayau.
Kerentanan Pandemi Covid-19 Pada Sektor Perikanan Skala Kecil (Studi Kasus: Nelayan Jembatan Puri Klaligi Kota Sorong) Yudha Tambay; Iksan Badarudin; Ilham Marasabessy; Ellen Loupatty; Reiner B. Hitalessy
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan ##issue.vol## 4 ##issue.no## 2 (2022): JRPK
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jrpk.v4i2.2089

Abstract

Pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini dan berimplikasi terhadap sektor kelautan dan perikanan, hal ini mengakibatkan terjadi penurunan pendapatan secara kolektif bagi pelaku usaha dan khususnya bagi masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan dan melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (subsisten). Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui kerentanan pandemi covid-19 di wilayah pesisir khususnya nelayan jembatan puri Klaligi serta mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan perekonomian nelayan jembatan puri Klaligi di masa normal baru. Analisis yang digunakan adalah analisis Skala likert dan analisis usaha pendapatan dengan menggunakan Regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian didaptakan bahwa kerentanan pandemi di wilayah pesisir khususnya nelayan RT I RW V jembatan puri kelurahan Klaligi termasuk tinggi karena tingkat kasus terkonfirmasi positif terbanyak pada distrik Sorong manoi, 11 responden masuk kedalam kategori sangat rendah dengan interval ≤ 80 dan responden sebanyak 60% mengatakan pelaksanaan protokol kesehatan kurang baik diterapkan oleh masyarakat nelayan. Diperoleh hubungan linier antara modal usaha dan pendapatan nelayan dengan persamaan liniernya y = 128.58 + 1.6311X, sehingga strategi yang tepat untuk meningkatkan perekonomian nelayan jembatan puri di masa normal baru, pihak pemerintah memberikan bantuan stimulus modal usaha dan mengadakan pelatihan pragmatis penangkapan ikan dan pengolahan hasil tangkapan guna peningkatan pengetahuan dan keahlian nelayan yang diadakan oleh dinas kelautan dan perikanan kota sorong.
PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN ASIN DI PULAU RENI, DISTRIK KEPULAUAN AYAU, KABUPATEN RAJA AMPAT, PAPUA BARAT: THE INCREASING SALE VALUE OF SALTED FISH IN RENI ISLAND, AYAU ISLANDS DISTRICT, RAJA AMPAT DISTRICT, WEST PAPUA Asthervina Widyastami Puspitasari; Agung Setia Abadi; Kadarusman Kadarusman; Mustamir Kamaruddin; Marcelinus Petrus Saptono; Charliany Hetharia; Ivonne M. Leiwakabessy; Nasrul Fauzi; Ilham Marasabessy; Ratna Ratna; Luluk Suryani; Roger R. Tabalessy; Ernawati Ernawati
Buletin SWIMP Vol 3 No 01: MAY 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bs.v3i02.51

Abstract

Lack of technical knowledge about salted fish packaging causes the selling price of salted fish on Reni Island to be low. Salted fish is a flagship product in Reni Island. This aims of this program to provide additional knowledge and skills for the community, especially housewives on Reni Island regarding the handling and packaging of salted fish. This activity was held on October 14, 2021 on the coast of Reni, Ayau Islands, Raja Ampat Regency, West Papua Province in collaboration between 10 (ten) universities in the Sorong Raya area (DIKTISORAYA Forum). The methods used include lectures, training, and discussions. Procedures for handling and packaging salted fish include: sorting fish by type and size; weighing; labeling and packaging. Salted fish handling and packaging activities run smoothly, efficiently and effectively. The suggestions for community service that should be done on Reni Island are offline and online marketing training and microeconomic management as a trigger for improving the welfare of the people of Reni Island.