Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN EMISI GAS BUANG BIODIESEL MINYAK GORENG BEKAS PADA MESIN DIESEL Heri Soedarmanto; Rabiatul Adawiyah
POROS TEKNIK Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besarnya campuran biodiesel dan solar terhadap emisi gas buang pada motor diesel. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian adalah solar murni (B0), campuran biodiesel 20% (B20), 40% (B40), 60% (B60), 80% (B80), dan 100% (B100). Penelitian menggunakan micro emission analyzer, dimana sampel dikondisikan sebelum memasuki analyzer dengan melalui perangkap kondensasi dan filter partikulat. Sejumlah sensor menganalisis kandungan gas dan suhunya serta mengkalkulasi dan menampilkan hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi gas buang CO, NO2, opasitas dan partikulat semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi biodiesel. Penurunan emisi gas buang CO bekisar antara 97,27-99,82%, emisi NO2 bekisar antara 60,92-86,21%, opasitas bekisar antara 16,67-50%, dan partikulat bekisar antara 0,12-3,38%.
PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN ASETON DAN METANOL TERHADAP UNJUK KERJA TERMAL REVOLVING HEAT PIPE DENGAN ALUR MEMANJANG Heri Soedarmanto; Teguh Suprianto; Sigit Mujiarto
POROS TEKNIK Vol. 3 No. 1 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heat pipe adalah suatu alat penukar kalor yang memungkinkan perpindahan sejumlah besar kalor melalui luas permukaan yang sangat kecil. Heat pipe terdiri dari evaporator, adiabatis dan kondensor. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh konsentrasi volume aseton – metanol fluida kerja terhadap kinerja termal dan karakteristiknya pada pipa kalor.Pipa kalor dibuat dari pipa tembaga Æ 12,7 x 500 mm, daerah evaporator dan adiabatik diisolasi, sedangkan daerah kondensornya diberi sirip untuk penyerapan kalor. Panjang daerah evaporator 110mm, adiabatik 230 mm, dan kondensor 160 mm. Variasi konsen-trasi volume aseton – metanol fluida kerja yang digunakan adalah 0% ( metanol ), 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. Daya input yang digunakan adalah 6; 11,4; 17,2; 25; 32,2; 40,1; 50; 61 Watt. Data yang diperlukan adalah temperatur di evaporator (Te), kondensor (Tk1, Tk2, Tk3), udara (Tu).Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada semua variasi fluida kerja kecuali metanol, semakin besar konsentrasi volume aseton menghasilkan temperatur di bagian evapo-rator, end to end DT, dan tahanan termal yang semakin kecil. Semua variasi fluida kerja pada daya input yang rendah mempunyai tahanan termal tertinggi kemudian terus me-nurun sampai daya input terbesar. Karakteristik fluida kerja pada daya input yang tinggi tidak menjamn bahwa, dengan nilai tahanan termal kecil dapat menghasilkan kapasitas perpindahan panas ( fluk kalor ) yang tinggi.
PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP KINERJA TERMAL REVOLVING HEAT PIPE ALUR MEMANJANG DENGAN FLUIDA KERJA METANOL Heri Soedarmanto
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 11 No 1 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heat pipe adalah suatu alat penukar kalor yang memungkinkan perpindahan sejumlah besar kalor melalui luas permukaan yang sangat kecil. Heat pipe terdiri dari evaporator, adiabatis dan kondensor. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh sudut kemiringan terhadap kinerja termal heat pipe putar (revolving heat pipe).Heat pipe dibuat dari tembaga  berdiameter 12,7 mm dan mempunyai panjang 500 mm. Daerah evaporator dan adiabatik diisolasi. Pada daerah kondensornya  diberi heat sink untuk pembuangan kalor.  Variasi kemiringan yang digunakan adalah 00, 150 300, 450, 600, 750, 900.  Daya input yang digunakan adalah 16,5 ; 25,7 ; 34,1 ; 43,8 and 52,4 Watt. Heat pipe diputar secara revolusi dengan kecepatan 1075 Rpm. Data yang diperlukan adalah temperatur pada evaporator (Te), kondensor (Tk1, Tk2, Tk3) dan udara (Tu). Temperatur heat pipe diukur dengan menggunakan Thermokoppel dan Non Contact Infrared Thermometer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar sudut kemiringan (terhadap ho-risontal) untuk semua daya input, maka semakin kecil nilai tahanan termal. Pada semua sudut kemiringan dengan daya input terendah mempunyai tahanan termal tertinggi dan semakin kecil nilainya sampai pada daya input terbesar. Kapasitas perpindahan kalor terbesar dan daya output terbesar  terjadi pada sudut kemiringan terbesar.
PENANGANAN LIMBAH CAIR KILANG PENGOLAHAN KAYU DENGAN SISTEM RECYCLING Heri Soedarmanto
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 1 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai penanganan limbah cair pada industri kayu lapis se-cara kimiawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar cemaran pada limbah cair industri kayu lapis secara kimiawi. Dengan percobaan Jar Test dapat ditentukan dosis koagulan yang paling optimum yaitu tawas dengan kadar 22.5 ppm dan PAC 27.5 ppm. Pengujian air limbah dilakukan ter-hadap parameter BOD, COD, NH3, Phenol, dan TSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain proses pengolahan limbah cair berlangsung cukup efektif. Keefektifan dari desain proses ini dapat dilihat dari  penurunan nilai BOD5 dari 1.620 mg/L menjadi 26,50 mg/L (98%),  COD  dari 3184,8 mg/L menjadi 52,73 mg/L (98%), TSS dari  645 mg/L menjadi 5,26 mg/L (99%), phenol dari 36,09 mg/L menjadi 0,12 mg/L (99%), dan amoniak dari 1.290 mg/L menjadi 3,44 mg/L (99%).
Pembuatan dan pemanfaatan arang limbah kayu untuk menjerap gas metan pada lahan tanaman padi [The production and utilization of charcoal derived from wood waste to absorb methane gas in rice fields] Heri Soedarmanto; Dr. Evy Setiawati, M.T.; Wahida Annisa; Dwi Harsono
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v12i1.6110

Abstract

Abstrak. Lahan padi merupakan sumber terbesar dari emisi CH4 dan berkontribusi terhadap 12% total emisi tahunan. Salah satu cara untuk untuk mengurangi emisi gas metan adalah dengan pemberian arang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh arang perendaman berbahan baku serbuk limbah kayu terhadap penurunan emisi gas metan pada lahan padi. Limbah serbuk kayu yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 0,42-1,00 mm dan dipirolisis selama 2 jam pada suhu (350-550)oC. Arang yang dihasilkan (kondisi panas) kemudian direndam menggunakan air selama 30 menit. Arang hasil perendaman kemudian disaring dan dikering-udarakan. Tanah sulfat masam ditambahkan arang hasil perendaman sesuai dosis perlakuan. Perlakuan penelitian adalah (1) kontrol tanah, tanpa arang perendaman (K0); (2) 30 gram arang perendaman + tanah (K1); (3) 60 gram arang perendaman + tanah (K2); (4) 90 gram arang perendaman + tanah (K3); (5) 120 gram arang perendaman + tanah (K4); (6) 150 gram arang perendaman + tanah (K5). Pengamatan terhadap emisi gas metan dilakukan selama 30, 60, dan 90 Hari Setelah Tanam (HST). Untuk mengetahui pengaruh suhu dan perendaman arang terhadap kualitas arang yang dihasilkan serta mengetahui dosis arang terhadap emisi gas metan digunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan suhu pirolisis, nilai pH, kadar abu, dan fixed-C semakin meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen menurun. Perendaman arang menghasilkan produk arang dengan pori-pori relatif lebih banyak dan terstruktur. Fluks metan menurun seiring bertambahnya dosis arang perendaman, yaitu 22,57 mg/m2/hari menjadi 9,73 mg/m2/hari pada 30 HST, 55,07 mg/m2/hari menjadi 13,40 mg/m2/hari pada 60 HST, dan 92,51 mg/m2/hari menjadi 19,59 mg/m2/hari pada 90 HST.Kata Kunci : arang perendaman; limbah kayu; fluks metan Abstract. Rice fields are the largest source of CH4 emissions and contribute to 12% of total annual emissions. Providing charcoal treatment is one way to reduce methane emissions. The purpose of this study was to analyze the soaked charcoal derived from wood waste to reduce methane gas emissions of rice fields. The sawdust used in this study was 0.42-1.00 mm and pyrolyzed for 2 hours at (350-550)oC. The resulted charcoal in a heat condition was then soaked using water for 30 minutes, filtered, and dried. The soaked charcoal was added according to the dosage given. The research treatments were (1) soil control, without soaked charcoal (K0); 30 grams soaked charcoal + soil (K1); (3) 60 grams soaked charcoal + soil (K2); (4) 90 grams soaked charcoal + soil (K3); (5) 120 grams soaked charcoal + soil (K4); (6) 150 grams soaked charcoal + soil (K5). Observations on methane gas emissions were carried out for 30, 60, and 90 Days After Planting (DAP). The Completely Randomized Design was used to determine the effect of temperature and soaking of charcoal on the charcoal quality and to determine the dose of charcoal on methane gas emissions. The results showed that with the increase in pyrolysis temperature, pH, ash content, and fixed-C increased, while hydrogen and oxygen increased. The soaked charcoal had larger and higher structured pore. Methane flux was increased as the increasing of soaked charcoal at 30, 60, 90 DAP, which were (22.57 to 9.73) mg/m2/day, (55.07 to 13.40) mg/m2/day, and (92.51 to 19.59) mg/m2/day, respectively.Keywords : soaked charcoal; wood waste; methane flux