Muhammad Ghifari
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

RESEPSI MASYARAKAT DAN WISATAWAN TERHADAP KARYA SENI MURAL DI KAWASAN KRUENG DHO DAN KRUENG DAROY KOTA BANDA ACEH Susandro Susandro; Hatmi Negria Taruan; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.17905

Abstract

AbstrakKarya seni mural berkemungkinan dapat mendorong meningkatkan kepariwisataan, hingga sejalan dengan meningkatnya perekonomian suatu masyarakat atau perihal lainnya. Namun, persoalannya ialah karya seni mural bertentangan dengan suatu ketentuan, khususnya sebagaimana yang terdapat dalam syariat Islam. Secara jelas dinyatakan dalam syariat Islam, dilarang membuat gambar yang menyerupai makhluk yang bernyawa atau memiliki ruh, seperti gambar manusia dan hewan. Akan tetapi, gambar tersebut dapat ditemui di pagar dan dinding-dinding rumah warga di bantaran Krueng Dho dan Krueng Daroy, Kota Banda Aceh. Faktanya, Aceh merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan hukum Peraturan Daerah. Tujuan penelitian ini tidak bermaksud ‘memperuncing’ kontradiktif tersebut, melainkan ingin mengetahui pandangan masyarakat terhadap karya seni mural dari perspektif Islami dan berbagai kemungkinan dampak lainnya. Guna mencapai tujuan tersebut, penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, melakukan wawancara – terencana maupun tidak terencana – kepada masyarakat yang dianggap relevan, serta studi pustaka. Kemudian hasil penelitian dibangun berdasarkan analisis terhadap data, paparan bagaimana resepsi masyarakat terhadap karya seni mural dari sudut pandang syariat Islam.Kata Kunci: syariat Islam, mural, kontradiktif, resepsi.AbstractMural art is most likely to be able to encourage increased tourism, so that it is in line with plans to increase people's income or other matters. However, the question is the mural art which is opposed to the provisions, especially those relating to Islamic law. Clearly stated in Islamic Shari'a, released images are released that have life or spirit, such as pictures of humans and animals. However, the picture can be found on the fence and walls of the houses of the residents on the banks of Krueng Dho and Krueng Daroy, Banda Aceh City. In fact, Aceh is the only province in Indonesia that makes Islamic Sharia a legal basis for Regional Regulations. The purpose of this study is not to discuss 'trusting' these contradictions, discussing the public about mural works from an Islamic perspective and various other perspective changes. In order to achieve this goal, the study was conducted using descriptive qualitative methods. Data is collected by observation, conducting interviews - unplanned - for the community considered relevant, as well as literature study. Then the research results are built based on an analysis of the data, a presentation about the community of mural art from the perspective of Islamic law.  Keywords: Islamic sharia, murals, contradictions, receptions. 
PENGENALAN LUKIS KACA SEBAGAI MEDIA HIAS DAN CENDERA MATA PADA SISWA-SISWI SMA N 1 KOTA JANTHO Muhammad Ghifari; Anni Kholilah; Miftahun Naufa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 1 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i1.21107

Abstract

Everyone who likes beauty is beauty that is naturally created or that is created from human work. However, not everyone knows how to create beauty from the objects around them. How to turn a simple object into something that is more attractive, more beautiful and even has a sale value. The activity of introducing Glass Painting as a decorative medium and souvenirs will certainly hone the creativity of SMA N 1 Jantho City students. The introduction of glass painting trains students to be creative in processing the natural resources around them. From objects made of glass that are not used, they are given a touch of art and polished in such a way that they become works and art products that can later become souvenirs. It does not stop with the introduction and manufacture of glas painting, students are given directions and an understanding of how to make these works of art can have economic value. The products produced in this activity are expected to be marketed as a typical souvenir of the City of Jantho.Keywords: painting, glass, decorative media, souvenirs. AbstrakSetiap orang menyukai keindahan baik itu keindahan yang tercipta secara alami maupun yang diciptakan dari hasil karya manusia. Namun tidak setiap orang tahu bagaimana cara menciptakan keindahan dari benda-benda yang ada disekitarnya. Bagaiman cara menyulap sebuah benda sederhana menjadi sesuatu yang lebih menarik, lebih indah bahkan memiliki nilai jual. Kegiatan pengenalan Lukis Kaca sebagai media hias dan cendera mata tentu akan dapat mengasah kreatifitas siswa-siswi SMA N 1 Kota Jantho. Pengenalan seni lukis kaca melatih siswa-siswi untuk dapat kreatif mengolah sumber daya alam yang ada disekitar mereka. Dari benda-benda berbahan kaca yang sudah tidak terpakai diberi sentuhan seni dan dipoles sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya dan produk seni yang nantinya dapat menjadi cendera mata. Tidak berhenti sampai pengenalan dan pembuatan lukis kaca, siswa siswi diberikan arahan dan pemahaman bagaimana caranya menjadikan karya seni tersebut dapat memiliki nilai ekonomis. Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini diharapkan dapat dipasarkan sebagai cendera mata khas Kota Jantho  Kata Kunci: lukis, kaca, media, cendera mata. Authors: Muhammad Ghifari : Institut Seni Budaya Indonesia AcehAnni Kholilah : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMiftahun Naufa : Institut Seni Budaya Indonesia AcehReferenes: Azis, A. C. K. (2017). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Karya Seni Rupa di Kecamatan Deli Tua. BAHAS, 28(3). 268-272. https://doi.org/10.24114/bhs.v28i3.10077.Ghifari, Muhammad. (2020). “Kegiatan Pengabdian Seni Rupa”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 2020, SMA N 1 Kota Jantho.Marchanda, Fajar. (2020). “Kegiatan Pengabdian Materi Seni Rupa”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 2020, SMA N 1 Kota Jantho.Naufa, Miftahun. (2020). “Kegiatan Pengabdian Seni Rupa”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 2020, SMA N 1 Kota Jantho.Putra, P. D., Lisyanto, L., Azis, A. C. K., & Zainal, A. (2019). Rekayasa Bahan Makanan dari Singkong Dalam Mensejahterakan Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 25(3), 172-175. https://doi.org/10.24114/jpkm.v25i3.15396.Susanto, Mikke. (2002). Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
KAJIAN SEMIOTIK LUKISAN KAWAN-KAWAN REVOLUSI KARYA S. SUDJOJONO Muhammad Ghifari; Susandro Susandro; Hatmi Negria Taruan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.17914

Abstract

AbstrakLukisan yang diberi judul “Kawan-kawan Revolusi” karya S.Sudjojono menggambarkan beberapa orang yang dapat diasumsikan berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meski sebagian besar karakter tidak secara jelas menggambarkan suatu tokoh, namun karakter dalam gambar tersebut sekiranya cukup jelas menggambarkan sosok pejuang dari kaum laki-laki. Oleh karena itu, gambar tersebut memancing sejumlah pertanyaan yang cukup menggelitik. Di samping itu, dapat secara jelas dilihat sebagian besar karakter menoleh ke arah kanan, tidak satupun ke keiri. Sekilas hal tersebut mungkin dipandang biasa, namun jika ditinjau dari latar belakang hidup Sudjojono, terutama ideologinya, gestur karakter pada lukisannya itu menyiratkan suatu makna atau bahkan beragam makna. Pendek kata, bentuk dan makna nan ambigu menjadi sasaran dalam penelitian ini lebih jauh. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka dengan berlandaskan pada teori semiotika Ferdinand de Saussure. Pembacaan dengan menggunakan kerangka semiotik dapat dilakukan tentu menghubungkan gambar dengan semangat zaman pada masa Sudjojono membuat karya tersebut.Kata Kunci: kawan-kawan revolusi, bentuk, makna.AbstractThe painting entitled "Friends of the Revolution" by S. Sudjojono assesses some people who can be assumed to be instrumental in fighting for Indonesian independence. Although most of the characters do not clearly depict characters, but the characters in the picture are quite clearly depicting male warriors. Therefore, the picture supports a number of questions that are quite intriguing. In addition, it can be displayed that most characters turn to the right, not according to the left. This overview may look ordinary, but when viewed from the background of Sudjojono's life, especially his ideology, the characters in his paintings imply a meaning or even a variety of meanings. Short words, forms, and meanings, ambiguous, are subject to further research. The study was conducted using the literature study method with Ferdinand de Saussure's semiotic theory based. Reading using semiotics can, of course, connect the images with the spirit of the times when Sudjojono made the work.  Keywords: comrades of the revolution, form, meaning. 
KAJIAN ESTETIKA TIMUR PADA RUMAH ADAT SOPO GODANG MANDAILING Anni Kholilah; Niko Andeska; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.14711

Abstract

AbstrakSopo Godang merupakan balai sidang adat di daerah Mandailing Natal. Bangunannya menggunakan tiang-tiang besar yang berjumlah ganjil termasuk anak tangganya. Sopo Godang adalah sebuah bangunan yang terbentuk empat persegi panjang, terbuka dan tidak memiliki dinding. Ukurannya juga lebih kecil dari bagas godang. Sopo Godang dianggap sebagai tempat yang sacral karena adat dan hukum adat dijiwai oleh sopo godang. Dari gedung inilah turun keputusan-keputusan yang mengatur tata tertib seperti patik, uhum, ugari, dan hapantunon. Sopo Godang ini disebut juga sopo siorancang magodang karena gedung ini adalah tempat orang memperoleh perlindungan yang aman. Sopo Godang sengaja dibuat tidak berdinding agar rakyat secara langsung dapat melihat dan mendengar segala hal yang dibicarakan oleh raja dan namora natoras sebagai pemimpin mereka. Tidak ada yang tertutup tapi semua berlangsung secara transparan. Sopo godang ini sangatlah unik, sirih bersusun yang di sodorkan, merupakan tutur kata dan sopan santun yang tidak ternilai harganya. Dengan sirih orang akan mudah memberi sesuatu, mudah memaafkan, mudah berbuat, mudah menolong dan sebagainya. Perlengkapan sirih yang terdiri dari sirih, gambir, kapur sirih, pinang, dan tembakau mempunyai arti tersendiri di dalam upacara. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan suatu gambaran yang menyeluruh dan mendalam mengenai pokok bahasan. Dalam hal ini, menampilkan analisis terhadap Estetika yang terdapat pada Rumah Adat Sopo Godang Mandailing khususnya dilihat dari estetika timur.Kata Kunci: estetika timur, rumah sopo godang.AbstractSopo Godang is a custom court for people around there, in Bahasa we called it “Balai Sidang”. Sopo Godang is located in Mandailing Natal. The architecture is built from big poles in odd quantity, also its stairs. Sopo Gadang is a rectangle building, one of open space building with no walls around it. The size is smaller than bagas godang. Sopo godang considered to be a holy place because of custom and customary law which imbued by Sopo godang. In this building, the decision which set the order of patik, uhum, ugari, dan hapantunon. Sopo Godang is also called sopo siorancang magodang because this building is a place where people look for safety place. Sopo Godang is deliberately built without wall in order to give the opportunity for society seiing and hearing directly every words of their king and namora natoras as their leader. Thus, there were transparancy between them. Sopo godang is very unique, such as sirih bersusun, it is simbolize a good things in speaking and polite manner which is priceless. People believed that sirih brings a good attitude, such as generous, forgiving, being kind, helping each other easily, and the others. The equipment of sirih : sirih, gambir, kapur sirih, pinang, and tobacco have its own meaning in the ceremony. This research used descriptive qualitative approach to obtain a comprehensive and analitical description about this topic. This research used East Aesthetic theory for analizing the findings Malangan.  Keywords: east aesthetic, rumah sopo godang. 
PERANCANGAN MASKOT ISBI ACEH SEBAGAI UPAYA PENGUATAN BRAND AWARENESS Rino Yuda; Fentisari Desti Sucipto; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29315

Abstract

Institut Seni Budaya Indonesia Aceh (ISBI Aceh) is the only one an art institution in Aceh. However, the citizen have not yet been aware that institution does exist. On Visual Communication Design study, the case might happen because the society are less awareness toward the brand. So, the negative impact of losing awareness from the society toward one institution is that society’s lost appreciation, society’s low interest to enroll their children at ISBI Aceh and student’s low interest to continue their study at ISBI Aceh. Therefore, designing a mascot is the way to strengthen the brand awareness. The goal of designing a mascot is a tool to promote to society in order to help them easier to remember that ISBI Aceh is exist. Instead of strengthen the Brand awareness, there are some steps to do in the project planning; they are formulation of creative concept, data collecting, data analyzing using SWOT, visual strategic implementation, implementation on the media and launching the mascot in the dorm of the exhibition of design. The result of the design is mascot which is visually inspired from Ceumpala Kuneng bird with several changing. Keywords: ISBI Aceh’s Mascot, brand awareness. AbstrakInstitut Seni Budaya Indonesia Aceh (ISBI Aceh) merupakan satu-satunya Institut berbasis Seni yang ada di Provinsi Aceh. Namun, belum banyak masyarakat Aceh yang mengetahui atau aware bahwa di Aceh sudah ada Institusi Seni. Pada kajian Desain Komunikasi Visual, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya brand awareness dari masyarakat di Aceh. Dampak negatif jika brand awareness masyarakat terhadap suatu institusi tidak cukup kuat adalah kurangnya apresiasi masyarakat, kurangnya masyarakat yang tertarik untuk mengizinkan anaknya belajar di ISBI Aceh dan kurangnya minat siswa untuk melanjutkan kuliah di ISBI Aceh. Oleh karena itu, untuk memperkuat brand awareness yang ada di Aceh dapat dilakukan dengan merancang maskot. Tujuan dari perancangan maskot selain untuk memperkuat brand awareness juga dapat menjadi salah satu media promosi yang mudah diingat oleh masyarakat. Beberapa tahapan akan dilakukan dalam perancangan ini yaitu perumusan konsep kreatif, mengumpulkan data, analisis data menggunakan analisis SWOT, penerapan strategi visual, implementasi pada media dan peluncuran maskot dalam bentuk pameran desain. Hasil dari perancangan ini adalah sebuah maskot ISBI Aceh yang secara visual terinspirasi dari burung Ceumpala Kuneng dengan beberapa perubahan unsur visual.    Kata Kunci: Maskot ISBI Aceh, brand awareness. Authors:Rino Yuda : Institut Seni Budaya Indonesia AcehFentisari Desti Sucipto : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMuhammad Ghifari : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References: Ardi, R. F., & Wiratama, D. (2018). Perancangan "Si Meton" sebagai Maskot Pilkada Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018. Jurnal Imajinasi.Armayuda, E., & Praga, D. R. (2020). Metode Desain dari Brand Menjadi Maskot Berdasarkan Adaptasi Metode Alina Wheeler ke Dalam Model 5M. Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia.Christstefannie, N. D., Budiarjo, H., & Riqqoh, A. K. (2018). Perancangan Brand Identity Lembaga Bimbingan UComic Berupa Maskot Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat. Jurnal Desain Komunikasi Visual.Delano, L. R., Gone, J. P., & Fryberg, S. A. (2020). The Psychosocial Effects of Native American Mascots A Comprehensive Review of empirical Research Findings. Race Ethnicity and Education, 613-633.Hotogi, M., & Hagiwara, M. (2015). Analyses of Local Mascot Characters and Proposal of Automatic Character Creation System Using Affective Words. International Journal of Affective Engineering, 299-307.Kusuma, P., Dharsono, Marianto, D., & Guntur. (2020). Maskot Kota Yogyakarta. Mudra, 250-255.Lin, R., Lin, P., & Ko, K. (1999). A Study of Cognitive Human Factors in Mascot Design. International Journal of Industrial ergonomics , 107-122.Mahendra, Y. A., Bahruddin, M., & Sutrisna, A. A. (2015). Perancangan Maskot "Planktoon Fingerboard" Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Loyalty. Art Nouveau.Moriarty, S., Mitchell, N., & Wells, W. (2015). Advertising. Jakarta: Cahaya Insan Printing.Perancangan Maskot untuk Memperkuat Identitas Visual Kota Kediri. (2018). Jurnal Sains dan Seni ITS, 48-52.Soewardikoen, D. W. (2019). Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Kanisius.Wheeler, Alina. (2003). Designing Brand Identity. New Jersey : John Willey & Sons.
Digitalisasi Ornamen Aceh. Studi Kasus: Museum Cut Nyak Dhien Niko Andeska; Muhammad Ghifari
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 5, No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i2.1891

Abstract

Ornamen Aceh yang ditempatkan disetiap dinding rumah tradisional Aceh memiliki nilai – nilai kearifan lokal Aceh, akan tetapi dengan seiringnya berkembangan pengetahuan dan masuknya pengaruh budaya luar juga mempengaruhi minat masyarakat terhadap model rumah hunian dan bangunan lainnya di Aceh. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk terhadap keberadaan ornamen Aceh itu sendiri. Penelitian dengan judul pelestarian ornamen Aceh berbasis teknologi digital studi kasus Museum Rumah Cut Nyak Dhien di Aceh Besar ini dilakukan sebagai langkah untuk merekam fungsi, bentuk, dan nilai melalui aplikasi Corel Draw dan Photoshop. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data melalui pengukuran dan merekam visual lalu dilanjutkan dengan mengkonstruksi ulang menggunakan aplikasi Corel Draw dan Photoshop. Model pelestarian ini menjadi pedoman atau dokumen berbasis digital yang dapat digunakan bagi masyarakat umum dan tenaga konstruksi untuk mempelajari, mengkonstruksi ulang, dan mengembangkan bentuk dan fungsi ornamen-ornamen Aceh. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ornamen Aceh  di Museum Rumah Cut Nyak Dhien di ukir oleh pengrajin dari Jepara, Jawa Tengah sesuai dengan ornament Aceh, sehingga ada beberapa bentuk ukiran ornamen aceh yang menyerupai pola ukir ornament jepara, pada umumnya bentuk ornamen yang terdapat di rumah Cut Nyak Dhien berangkat dari bentuk tumbuhan.
PEMBUATAN SENI LUKIS MURAL DINDING SEKOLAH YAYASAN PAUD/TK AL-MUHAJIRIN KOTA JANTHO UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER Anni Kholilah; Miftahun Naufa; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38950

Abstract

Al-Muhajirin Foundation School is a PAUD school located in Jantho City with not too many students and a school building that is poorly maintained and looks dull, making mural painting aims to improve children's character education. The mural that will be made is a mural of character images that are appropriate for the age of PAUD children. The method in making this mural is through several stages, namely: pre-design stage, design stage, embodiment stage and presentation. The results obtained will be in the form of mural works about the concept of outer space, animal characters, cartoon images and leaf characters. This mural is expected to present characters that have educational value and are meaningful so that they can learn while playing, make children comfortable, feel happy and make the AL-Muhajirin Foundation school more attractive to children and parents of students.Keyword: mural, school, character,  Jantho city. AbstrakSekolah Yayasan Al-Muhajirin merupakan sebuah sekolah PAUD yang berada di Kota Jantho dengan jumlah siswanya tidak terlalu banyak dan gedung sekolah yang kurang terawat serta terlihat kusam, pembuatan seni lukis mural bertujuan untuk meningkatkan pendidikan  karakter anak. Mural yang akan di buat adalah mural gambar karakter yang sesuai dengan usia anak-anak PAUD. Metode dalam pembuatan mural ini adalah melalui beberapa tahapan yaitu: tahap pra-perancangan, tahap perancangan, tahap perwujudan dan penyajian. Hasil yang diperoleh nantinya berupa karya mural tentang konsep luar angkasa, karakter binatang, gambar kartun dan karakter daun. Mural ini diharapkan menghadirkan karakter-karakter yang memiliki nilai pendidikan dan bermakna sehingga bisa belajar sambil bermain, membuat anak nyaman, merasa senang dan membuat sekolah Yayasan AL-Muhajirin semakin diminati anak-anak serta orang tua murid.Kata kunci: mural, sekolah, karakter, kota Jantho. Authors:Anni Kholilah : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMiftahun Naufa : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMuhammad Ghifari : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Berlin, P. (2008). Panduan Melukis dengan Cat Minyak. Jakarta: Akademia.Rachmat, G., & Safitri, R. (2019). Fenomena Mural Sebagai Pembentukan Suasana Interior Cafe Resto. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(3), 238-247.Ginting, J., & Triyanto, R. (2020). Tinjauan Ketepatan Bentuk, Gelap Terang, Dan Warna Pada Gambar Bentuk Media Akrilik. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 300-308.Maulida, D., & Saleh, K. (2020). Menggambar Bentuk Melalui Media Video Tutorial di SMP Negeri 12 Pematangsiantar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 218-225.Sari, F. P., Azmi, A., & SND, R. B. (2020). Tinjauan Kemampuan Menggambar Menggunakan Pola Pada Anak di TK B RA Al-Fazwa Deli Serdang. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 176-181.Dharsono, S. K. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.Rajudin, R., Miswar, M., & Muler, Y. (2020). Metode Penciptaan Bentuk Representasional, Simbolik, dan Abstrak (Studi Penciptaan Karya Seni Murni Di Sumatera Barat, Indonesia). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 261-272.Susandro, S., Taruan, H. N., & Ghifari, M. (2020). Resepsi Masyarakat dan Wisatawan Terhadap Karya Seni Mural di Kawasan Krueng Dho dan Krueng Daroy Kota Banda Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 70-76.Susanto, M. (2001). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Dewi, Y. T., & Zaini, I. (2016). Analisis Visual Mural Karakter Mongki Karya Alfajr X-Go Wiratama. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 4(2), 284-292. 
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KREATIFITAS MASYARAKAT JANTHO MAKMUR MELALUI PELATIHAN ECOPRINT GUNA Niko Andeska; Muhammad Ghifari; Rino Yuda
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19593

Abstract

Kota Jantho merupakan pusat administrasi Kabupaten Aceh Besar saat ini menjadi tujuan salah satu destinasi wisata alam yang diminati wisatawan local maupun wisatawan domestik. Majunya pariwisata tentunya sangat berpengaruh dengan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang bergerak dibidang UMKM. Akan tetapi saat ini produk oleh-oleh yang ditawarkan masyarakat Jantho masih sebatas kuliner. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pengetahuan dan kreatifitas masyarakat untuk menghadirkan berbagai pilihan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke destinasi-destinasi wisata yang terdapat di Kota Jantho. Permasalahan tersebut tentunya menjadi perhatian dari berbagai kalangan termasuk Pemerintah Kabupaten, meskipun demikian untuk masyarakat ataupun pelaku UMKM Kota Jantho masih belum menemukan gagasan inovasi untuk memanfaatkan potensi besar yang dimiliki di Kota Jantho yang asri dan hijau. Oleh karena itu sebagai dosen melalui salah satu kewajibannya dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi, penulis bersama tim memberikan solusi dalam mengatasi masalah tersebut melalui pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan ecoprint dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Dan Kreatifitas Masyarakat Jantho Makmur Melalui Pelatihan Ecoprint Guna Menghasilkan Produk Kreatif”. Metode penngabdian Masyarakat yang dilakukan yaitu metode ceramah, demonstrasi, dan paktek. Pelatihan ini tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi pengusul menargetkan agar peserta pelatihan mampu berwirausaha. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam bidang ecoprint.
Digitalisasi Ornamen Aceh. Studi Kasus: Museum Cut Nyak Dhien Niko Andeska; Muhammad Ghifari
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 5 No. 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i2.1891

Abstract

Ornamen Aceh yang ditempatkan disetiap dinding rumah tradisional Aceh memiliki nilai – nilai kearifan lokal Aceh, akan tetapi dengan seiringnya berkembangan pengetahuan dan masuknya pengaruh budaya luar juga mempengaruhi minat masyarakat terhadap model rumah hunian dan bangunan lainnya di Aceh. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk terhadap keberadaan ornamen Aceh itu sendiri. Penelitian dengan judul pelestarian ornamen Aceh berbasis teknologi digital studi kasus Museum Rumah Cut Nyak Dhien di Aceh Besar ini dilakukan sebagai langkah untuk merekam fungsi, bentuk, dan nilai melalui aplikasi Corel Draw dan Photoshop. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data melalui pengukuran dan merekam visual lalu dilanjutkan dengan mengkonstruksi ulang menggunakan aplikasi Corel Draw dan Photoshop. Model pelestarian ini menjadi pedoman atau dokumen berbasis digital yang dapat digunakan bagi masyarakat umum dan tenaga konstruksi untuk mempelajari, mengkonstruksi ulang, dan mengembangkan bentuk dan fungsi ornamen-ornamen Aceh. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ornamen Aceh  di Museum Rumah Cut Nyak Dhien di ukir oleh pengrajin dari Jepara, Jawa Tengah sesuai dengan ornament Aceh, sehingga ada beberapa bentuk ukiran ornamen aceh yang menyerupai pola ukir ornament jepara, pada umumnya bentuk ornamen yang terdapat di rumah Cut Nyak Dhien berangkat dari bentuk tumbuhan.
Pelestarian Ragam Hias Aceh Berbasis Digitalisasi Visual (Studi Kasus: Masjid Teungku di Pucok Krueng) Muhammad Ghifari; Niko Andeska; Fauziana Izzati
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.11882

Abstract

Masjid  Teungku di Pucok Krueng dibangun oleh Syekh Abdus Salim pada tahun 1622 M. Dinding kayu masjid yang dipenuhi oleh berbagai ornamen khas Aceh yang diterapkan pada beberapa bagian di bangunannya seperti pada bagian dinding masjid, bagian atap masjid, dan lain lain di tambahkan pada bangunan masjid pada tahun 1990 atas inisiatif Muskala Kanwil Depdikbud Propinsi Daerah Istimewa Aceh ketika melakukan renovasi masjid, selain itu juga terdapat kaligrafi yang terdapat pada bagian pintu utama  masjid. Digitalisasi ornamen tradisional merupakan langkah untuk melestarikan keberadaan ornamen. Digitalisasi diperlukan untuk merekam bentuk dan fungsi materi visual, termasuk dekorasi digital. Penelitian ini berupa digitalisasi terhadap ornamen yang terdapat di masjid Teungku di Pucok Krueng, dimana hasil penelitian ini berupa foto dan modelling dua dimensi yang terdapat pada bangunan masjid tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 18 ornamen yang kemudian dilakukan modelling dua dimensi.