Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Uji Kualitas Umbi Beberapa Klon Kentang untuk Keripik Asgar, Ali; Kusmana, -; Rahayu, S T; Sofiari, Eri
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan menguji komponen kualitas dari beberapa klon kentang hasil seleksi untuk keripik. Penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan September 2010 menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Rancangan yang digunakan ialah acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri atas 10 klon kentang yaitu (1) 385524.9 x 392639.34, (2) 393077.54 x 391011.17, (3) 393077.54 x 391011.17, (4) 391011.17 x 391580.30, (5) 391011.17 x 385524.9, (6) 393077.54 x 391011.17, (7) 391011.17 x 385524.9, (8) 391011.17 x 385524.9, (9) 393033.54 x 391580.30, dan (10) Granola (kontrol). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa keripik kentang yang memiliki skor antara 2,00-2,36 (kuning merata) untuk chips kentang ialah klon 7 (391011.17 x 385524.9) dan klon 8 (391011.17 x 385524.9). Kandungan gula reduksi dari kedua klon tersebut,  yaitu masing-masing 0,029 dan 0,023% lebih rendah daripada kandungan gula reduksi pada klon-klon lainnya yang keripiknya berwarna gelap. Klon-klon tersebut memenuhi persyaratan kualitas dan berpeluang untuk digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan keripik kentang. The objective of the research was to determine the quality of potato clones resulted from selection for potato chips. Quality test of 10 selective clones was determined. The research was conducted from July to September 2010, and was arranged in a completely randomized block design with three replications. Treatments consisted of (1) 385524.9 x 392639.34, (2) 393077.54 x 391011.17, (3) 393077.54 x 391011.17, (4) 391011.17 x 391580.30, (5) 391011.17 x 385524.9, (6) 393077.54 x 391011.17, (7) 391011.17 x 385524.9, (8) 391011.17 x 385524.9, (9) 393033.54 x 391580.30, and (10) Granola (control).  The results showed that chips which had a score value between 2.00 to 2.36 (yellow uniform) for potato chips were clone 7 (391011.17 x 385524.9) and clone 8 (391011.17 x 385524.9). The reducted sugar content of these clones was lower (0.029 and 0.023% respectively) than the reducted sugar content of the other potato clones which had dark color. The potato clones had good quality and fulfilled conditions for potato chips processing.
Evaluasi Daya Hasil Kultivar Lokal Bawang Merah di Brebes Sofiari, Eri; Kusmana, -; Basuki, Rofik Sinung
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Varietas lokal bawang merah di Kabupaten Brebes telah berkembang menjadi varian-varian baruyang merupakan hasil seleksi petani. Keberadaan varian-varian varietas tersebut perlu diuji untuk mengetahuikeunggulannya. Penelitian bertujuan mendapatkan kultivar bawang merah lokal yang sesuai ditanam di Slatri,Brebes. Jumlah kultivar yang diuji sebanyak 10 buah ditambah 2 kultivar pembanding, yaitu Tanduyung dan Ilokos.Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan. Populasi tanaman per plot terdiriatas 500 tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kultivar yang sesuai di Slatri adalah kultivar KuningSidapurna dan Kuning Tablet yang memiliki potensi hasil sama baiknya dengan kultivar impor yang populer dipetani, yaitu kultivar Ilokos.ABSTRACT. Sofiari, E., Kusmana, and R.S. Basuki. 2009. Evaluation of Potential Yield of Local Varieties ofShallots at Brebes. Shallot local variety in Brebes has been developed to be more variations as a results of selectiondone by farmers. Superiority of this variances need to be evaluated. The objective of the research was to evaluate shallotcultivars which have high yielding at Slatri, Brebes. Twelve cultivars were used in this study, including 2 popularimport varieties as check, namely Tanduyung and Ilokos. Experimental design used was randomized complete blockdesign with 3 replications. Population per plot was 500 plants. The results indicated that cultivars Kuning Sidapurnaand Kuning Tablet performed high yielding at Brebes that were comparable to import variety of Ilokos
Uji Adaptasi Lima Varietas Bawang Merah Asal Dataran Tinggi dan Medium pada Ekosistem Dataran Rendah Brebes Kusmana, -; Basuki, Rofik Sinung; Kurniawan, H
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bawang merah umumnya ditanam di dataran rendah pada musim kemarau, karena pada musim hujanlahan dataran rendah yang biasa ditanami bawang dipergunakan untuk pertanaman padi. Penanaman serempakbawang merah dilakukan di musim kemarau. Penanaman secara bersamaan pada musim kemarau sering menyebabkankekurangan bibit, sehingga diperlukan pasokan bibit dari daerah dan sentra produksi di daerah dataran medium dandataran tinggi. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan varietas bawang merah asal dataran tinggi dan medium yangcocok ditanam pada agroekosistem dataran rendah Brebes. Lima varietas dataran tinggi dan medium ditambah 3varietas pembanding yang banyak dibudidayakan di Brebes, yaitu varietas Tanduyung, Ilokos, dan Bima Curut, diujidalam suatu percobaan yang ditata sesuai dengan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Populasi tanaman perplot sebanyak 500 tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelima varietas yang diuji dapat beradaptasi diBrebes. Varietas yang berdaya hasil tinggi adalah Batu Ciwidey (27,3 t/ha berat basah), dengan potensi hasil yangsetara dengan varietas Tanduyung (26,8 t/ha berat basah), dan Bima Curut (24,9 t/ha berat basah). Varietas BatuCiwidey menghasilkan umbi ukuran besar yang nyata lebih besar dari varietas Bima Curut dan TanduyungABSTRACT. Kusmana, R.S. Basuki, and H. Kurniawan. 2009. Adaptation Trial of Five Shallots VarietiesOriginated from High and Mid Altitudes in Lowland Ecosystem Brebes. Shallots are mostly grown in lowlandelevation at dry season. At the rainy season the land are not fit because it was used for planting paddy. Growingshallots at the same time in the dry season causes insufficient of planting materials. Therefore, seed supply wasneeded from other mid and high elevation production areas. The objective of the research was to select mid and highelevation shallots varieties which were suitable in Brebes. Five mid and high elevation shallot varieties (MentengKupa, Maja, Bali Karet Maja, Batu Ciwidey, and Bali Karet Batu), and 3 local varieties from Brebes (Tanduyung,Ilokos, and Bima Curut) were planted in the field using cultivation technique applied by farmers. The experimentwas arranged in a randomized complete block design with 3 replications. The population was 500 hills per plot. Theresults indicated that the highest yield was obtained by variety Batu Ciwidey (27.3 t/ha) and did not significantlydifferent with Tanduyung (26.8 t/ha), and Bima Curut (24.9 t/ha). In addition, Batu Ciwidey variety had bigger tubersize compared to those of Bima Curut and Tanduyung varieties.
Uji Adaptasi beberapa Galur Cabai Merah di Dataran Medium Garut dan Dataran Tinggi Lembang Kusmana, -; Kirana, Rinda; Hidayat, Iteu Margareta; Kusandriani, Yeni
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 4 (2009): Desember 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut dan di Kebun Percobaan BalaiPenelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Kabupaten Bandung. Jumlah galur yang diuji sebanyak 13 macamdan 3 varietas pembanding. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan. Jumlahtanaman per plot sebanyak 20 batang. Tujuan pengujian untuk mengetahui daya adaptasi beberapa galur cabai yangdihasilkan oleh Balitsa pada lokasi dataran tinggi Lembang dan dataran medium Garut. Terdapat 3 galur cabai besaryang menampilkan hasil di atas 600 g/tanaman pada kedua lokasi penelitian, yaitu galur 2699, Lbg 33-15-4-4, danSF-3, sedangkan galur 349-1, SF-1, SF-2, dan SFK-2 hanya berpotensi hasil tinggi di Lembang, dan galur AHP 24-12-6-8 dan SFK-1 hanya berpotensi hasil tingggi di Garut.ABSTRACT. Kusmana, R. Kirana, I. M. Hidayat, and Y. Kusandriani. 2009. Adaptation Trial of Some ChiliLines in Mid Elevation of Garut and Highland Lembang. The experiment was conducted at Wanaraja, Garut andLembang, Bandung. Number of genotypes tested were 16 including 3 check varieties. A randomized block designwith 3 replications was used. The experiment unit consisted of 20 hills per plot. The objective of the research wasto find out high yielding lines for Garut and Lembang as well as for others similar ecosystem. The results indicatedthat 3 lines showed high yielding at both Garut and Lembang, these were 2699, Lbg 33-15-4-4, and SF-3. Two linesAHP 24-12-6-8 and SFK-1 showed high yielding in Garut, while 4 lines 349-1, SF-1, SF-2, and SFK-2 gave highproductivity at Lembang.
Analisis Daya Hasil, Mutu, dan Respons Pengguna terhadap Klon 380584.3, TS-2, FBA-4, I-1085, dan MF-II Sebagai Bahan Baku Keripik Kentang Basuki, Rofik Sinung; Kusmana, -; Dimyati, Ahmad
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 3 (2005): September 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mendapatkan klon kentang olahan yang cocok sebagai bahan baku keripik yang dapat diterima oleh industri sekaligus disukai petani dan konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK dengan empat ulangan 30 tanaman per plot. Waktu penelitian tahun 2001-2003. Penelitian partisipatif dilakukan bersama petani, pemasok, agroindustri, dan industri rumah tangga serta dilakukan juga penelitian partisipatif preferensi konsumen. Jumlah klon yang diuji pada penelitian partisipatif sebanyak 12 klon kentang olahan baru ditambah tiga varietas pembanding. Penelitian partisipatif dilakukan di Pangalengan (Jawa Barat), Banjarnegara (Jawa Tengah), dan Tosari Bromo (Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon 380584.3, TS-2, FBA-4, I-1085, dan MF-II dikategorikan tahan terhadap serangan penyakit busuk daun dan nematoda bengkak akar (Meloidogyne spp.). Hasil yang dicapai pada 10 lokasi penelitian adalah klon 380584.3 (33,5 t/ha), TS-2 (22,4 t/ha), FBA-4 (28,1 t/ha), I-1085 (25,3 t/ha), dan MF-II (30,1 t/ha). Berdasarkan penerimaan pengguna, klon FBA-4, TS-2, dan MF-II cocok sebagai bahan baku industri besar keripik, sedang klon 380584.3 dan I-1085 cocok untuk industri kecil dan menengah.Analysis of yield potency, quality, and user acceptance of potato clones 380584.3, TS-2, FBA-4, I-1085, and MF-II as raw material for chips. The aim of the research is to obtain potato clones as raw material for chips which preferred by agroindustry, farmers and consumers. Statistical used was RCBD with four replications. A plot consisted of 30 plants. The multy location trials started from 2001 until 2003. Participatory research done with farmers, supplier, agroindustry, homeindustry, and consumers preferences. Number clones tested in participatory plot were 15 clones including three varieties check. Participatory plot were carried out at Pangalengan (West Java), Banjarnegara (Central Java), and Tosari, Bromo (East Java). The results showed that clones 380584.3, TS-2, FBA-4, I-1085, and MF-II were tolerant to late blight and root knot nematodes (Meloidogyne spp.). Tuber yield obtained for clones 380584.3 (33.5 t/ha), TS-2 (22.4 t/ha), FBA-4 (28.1 t/ha), I-1085 (25.3 t/ha), and MF-II (30.1 t/ha). According to the user, clones TS-2, MF- II, and FBA-4 were suitable as raw material for chip industry, whereas clones 380584.3 and I-1085 were selected by small industry.
Evaluasi Daya Hasil 7 Genotip Kentang pada Lahan Kering Bekas Sawah Dataran Tinggi Ciwidey Basuki, Rofik Sinung; Kusmana, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 4 (2005): Desember 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waktu penelitian mulai bulan April sampai dengan Agustus 2002. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK dengan ulangan 4 kali, jumlah genotip yang diuji sebanyak 7 genotip kentang hasil introduksi dari CIP termasuk varietas pembanding. Setiap plot percobaan ditanami 30 tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan 1 atau lebih genotip kentang yang bisa ditanam pada lahan sawah dataran tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotip yang mempunyai potensi hasil tinggi pada lahan sawah Ciwidey adalah 380584.3 (43,3 t/ha), Atlantik (37,6 t/ha), dan Panda (36,5 t/ha) yang nyata lebih tinggi dari varietas pembanding Granola (27,6 t/ha).Tuber yield evaluation of 7 potato genotypes on dry land after irrigated rice field of highland Ciwidey. The experiment was conducted in April until August 2002. The experimental design was RCBD with 4 replications. An experimental unit consisted of a 30 hills plot. The objective of the research was to select one or more potato genotypes adapted to rice field of highland. The results indicated that the highest yield were obtained from clones 380584.3 (43.3 t/ha), Atlantic (37.6 t/ha), and Panda (36.5 t/ha) which were significantly higher than Granola (27.6 t/ha) as control.
Uji Stabilitas Hasil Umbi 7 Genotip Kentang di Dataran Tinggi Pulau Jawa Kusmana, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 4 (2005): Desember 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui stabilitas 7 genotip kentang pada berbagai kondisi lingkungan di Pulau Jawa, telah dilakukan uji multilokasi. Lokasi pengujan adalah 2 kali di Pangalengan dan Garut, masing-masing sekali di Lembang, Cipanas, Ciwidey, Magelang, Banjarnegara, dan Pasuruan. Rancangan percobaan yang digunakan acak kelompok dengan 4 ulangan setiap petak percobaan ditanami 30 tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa satu-satunya genotip yang stabil adalah I-1085 dengan nilai koefisien regresi b=1 dan simpangan regresi δij=0. Genotip Atlantik menghendaki lingkungan yang menguntungkan ditandai dengan nilai b>1, sebaliknya genotip Panda dapat beradaptasi pada lingkungan yang kurang menguntungkan dengan nilai b<1. Potensi hasil tinggi ditampilkan oleh genotip 380584.3 (33,5 t/ha) dan genotip FBA-4 (28,1 t/ha) dengan b=1 namun δij=0.Yield stability evaluation of 7 potato genotypes in highland of Jawa Island. The aim of the research was to observe tuber yield stability of 7 potato genotypes at different environment of Jawa Island. Multilocation trials were located at Pangalengan and Garut for 2 seasons, Lembang, Cipanas, Ciwidey, Magelang, Banjarnegara, and Pasuruan (1 season) respectively. Experimental was arranged in a randomized complete block design with 4 replications, consisted of 30 plants per plot. The results of the experiment indicated that genotypes of I-1085 were stable to all location, showed by b=1and δij =0. Whereas, Atlantic was adapted to favorable environments showed by b>1. Panda was adapted to unfavorable environment showed by b<1. The highest tuber yield were obtained from genotypes 380584.3 (33.5 t/ha) and FBA-4 (28.1 t/ha), with b=1 but δij=0.
Evaluasi Resistensi 26 Genotip Kentang terhadap Penyakit Busuk Daun di Cibodas, Lembang Kusmana, -
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 1 (2004): Maret 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi Resistensi 26 genotip kentang terhadap penyakit busuk daun telah dilaksanakan di Cibodas Lembang,Kabupaten Bandung(1.400 m dpl), mulai bulan Sep tem ber 2000 sampai dengan Pebruari 2001. Rancangan percobaanyang digunakan adalah petak terpisah dengan petak utama adalah perlakuan proteksi dan nonproteksi sedangkansebagai anak petak adalah 26 genotip kentang. Percobaan diulang dua kali. Setiap petak perlakuan terdiri dari 10tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan genotip yang resisten terhadap serangan penyakit busuk daun.Dihasilkan delapan genotip yaitu R5, R9, LBr-2, LBr-40, LBr-46, R1R2, R3R4, dan cruza -148 dengan nilai AUDPCuntuk masing-masing genotip berkisar antara 9 - 219, sedangkan nilai AUDPC untuk genotip pembanding gra nolaadalah 1786. Potensi hasil tertinggi pada plot disemprot fungisida dihasilkan oleh genotip LBr-46 (45,8 t/ha), LBr-40(35,4 t/ha), yungay (30,8 t/ha), R8 (29,9 t/ha) desiree (29,7 t/ha), dan spunta (23,4 t/ ha) nyata lebih tinggi daripadagra nola (23,0 t/ha). Sementara pada plot tanpa disemprot fungisida hasil tertinggi dicapai oleh genotip LBr-40 (27,7t/ha), LBr-2 (22,8 t/ha), LBr-46 (22,0 t/ha), dan gra nola hanya (0,6 t/ha). Fungisida masih diperlukan sekalipun untukgenotip yang resisten karena dapat memberikan penambahan hasil yang sangat berarti seperti pada klon LBr-40 danLBr-46.Re sis tance eval u a tion of 26 po tato ge no types to late blight at Cibodas, Lembang.Eval u a tion of re sis tance of 26 po tato ge no types against late blight was con ducted at Cibodas, Lembang, Bandung1400 m el e va tion from Sep tem ber 2000 un til Feb ru ary 2001. The ex per i men tal de sign used was split plot with tworep li ca tions. Spray ing and non spray ing with fun gi cides were the main plot. Whereas, the 26 ge no types were the sub -plot. Each treat ment plot con sisted of a 10 plants. The ob jec tive of the re search is to ob serve the re sis tance and highyield ing ge no types. The re sults in di cated that 7 ge no types were re sis tance to late blight they were R5, R9, LBr-2,LBr-40, LBr-46, R1R2R3R4 and cruza -148. The AUDPC scores for those ge no types ranged form 9 to 219. Whereas,va ri ety Gra nola was had AUDPC score of 1786. The high est yield ing ge no types from pro tected plot were showed byLBr-46 (45.8 t/ha), LBr-40 (35.4 t/ha ), yungay (30.8 t/ha), R8 (29.9 t/ha) desiree (29.7 t/ha), and spunta (23.4 t/ ha)was sig nif i cantly higher than gra nola (23.0 t/ha). Whereas, the high est yield ing from un pro tected plot were showed byLBr-40 (27.7), Lbr- 2 (23.9 t/ha), and LBr-46 (22.0 t/ha) . Whereas, Gra nola was yielded 0.6 t/ha only. Ap pli ca tionfungisides in small quan tity for re sis tance ge no types such as LBr-40 and LBr-46 is still needed to obtaint higheryield ing.
Produksi dan Mutu Umbi Klon Kentang dan Kesesuaiannya sebagai Bahan Baku Kentang Gor eng dan Keripik Kentang Kusmana, -; Basuki, Rofik Sinung
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 4 (2004): Desember 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan No vem ber 2002 di Pangalengan dengan ketinggiantempat 1.300 m dpl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produksi dan mutu serta mendapatkan klon yangcocok sebagai bahan baku keripik dan kentang gor eng. Klon dan varietas yang diuji sebanyak 16, terdiri dari 13 klonyang berasal dari CIP dan tiga varietas pembanding. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan tigaulangan, masing-masing unit penelitian terdiri dari 20 tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa klonmerbabu-17 diikuti klon 380584.3, AGB 69.1, dan MF-II menampilkan hasil tinggi masing-masing 57,9; 44,4; 41;8;dan 41,1 t/ha yang nyata lebih tinggi dari varietas pembanding atlantik (28,5 t/ha) dan panda (25,2 t/ha). Untukproporsi umbi konsumsi tertinggi adalah klon I-1085 (87%), CFQ 69.1 (84%), dan TS-2 (83%) yang nyata lebih tinggidaripada varietas atlantik (60%) dan panda (64%). Spe cific grav ity tertinggi adalah klon TS-2 (1.095), FBA-4 (1.084),378501.3 (1.084), I-1085 (1.084), panda (1.082), atlantik (1.080), dan MF-II (1.072). Klon terbaik untuk industrikeripik adalah TS-2 dan MF-II sementara untuk kentang gor eng adalah TS-2 dan I-1085. Dampak dari penelitian inimemberikan informasi mengenai klon prosesing harapan untuk diusulkan dilepas sebagai varietas baru.Kata kunci : Klon kentang; Umbi bibit; Produksi; Mutu umbi; Kentang olahanAB STRACT. Kusmana and R.S. Basuki, 2004. Yield and qual ity of po tato clones tu bers and meets as raw ma -te rial for chips and french fries. The ex per i ment was con ducted at Pangalengan at el e va tion of 1,300 m asl. Ob jec -tives of the re search were to ob tain promissing clones for raw ma te rial of chips and french fries. Plant ing was done onAu gust and har vest was on No vem ber 2002. The ex per i men tal de sign was ran dom ized com plete block de sign withthree rep li ca tions. Num bers of plant per plot were 20 hills. Num ber of clones tested were 16 in cluded 3 con trol va ri -et ies. The re sults proved that the high yield ing clones were ob tained from clones merbabu-17 (57.9) fol lowed by380584.3 (44.4), AGB 69.1 (41.8) and MF-II (41.1) t/ha and sig nif i cantly dif fer ent from con trol va ri et ies of at lan tic(28.5) and panda (25.2) t/ha. The high est mar ket able yield were ob tained from clones I-1085 (87%), CFQ 69.1 (84%),and TS-2 (83%) sig nif i cantly dif fer ent to at lan tic (60%) and panda (64%). The high of spe cific grav ity were ob tainedfrom clones TS-2 (1.095), FBA-4 (1.084), 378501.3 (1.084), I-1085 (1.084), panda (1.082), at lan tic (1.080), andMF-II (1.072) . The best clones for chip were TS-2 and MF-II. Whereas, the best clones for french fries were TS-2 andI-1085. The im pact of the reserch was pro vide in for ma tion about ad vanced proscessing clones to sub mit for re leas ingthe va ri et ies.
Produksi dan Mutu Umbi Klon Kentang dan Kesesuaiannya sebagai Bahan Baku Kentang Gor eng dan Keripik Kentang Kusmana, -; Basuki, Rofik Sinung
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 4 (2004): Desember 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v14n4.2004.p246-252

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan No vem ber 2002 di Pangalengan dengan ketinggiantempat 1.300 m dpl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produksi dan mutu serta mendapatkan klon yangcocok sebagai bahan baku keripik dan kentang gor eng. Klon dan varietas yang diuji sebanyak 16, terdiri dari 13 klonyang berasal dari CIP dan tiga varietas pembanding. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan tigaulangan, masing-masing unit penelitian terdiri dari 20 tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa klonmerbabu-17 diikuti klon 380584.3, AGB 69.1, dan MF-II menampilkan hasil tinggi masing-masing 57,9; 44,4; 41;8;dan 41,1 t/ha yang nyata lebih tinggi dari varietas pembanding atlantik (28,5 t/ha) dan panda (25,2 t/ha). Untukproporsi umbi konsumsi tertinggi adalah klon I-1085 (87%), CFQ 69.1 (84%), dan TS-2 (83%) yang nyata lebih tinggidaripada varietas atlantik (60%) dan panda (64%). Spe cific grav ity tertinggi adalah klon TS-2 (1.095), FBA-4 (1.084),378501.3 (1.084), I-1085 (1.084), panda (1.082), atlantik (1.080), dan MF-II (1.072). Klon terbaik untuk industrikeripik adalah TS-2 dan MF-II sementara untuk kentang gor eng adalah TS-2 dan I-1085. Dampak dari penelitian inimemberikan informasi mengenai klon prosesing harapan untuk diusulkan dilepas sebagai varietas baru.Kata kunci : Klon kentang; Umbi bibit; Produksi; Mutu umbi; Kentang olahanAB STRACT. Kusmana and R.S. Basuki, 2004. Yield and qual ity of po tato clones tu bers and meets as raw ma -te rial for chips and french fries. The ex per i ment was con ducted at Pangalengan at el e va tion of 1,300 m asl. Ob jec -tives of the re search were to ob tain promissing clones for raw ma te rial of chips and french fries. Plant ing was done onAu gust and har vest was on No vem ber 2002. The ex per i men tal de sign was ran dom ized com plete block de sign withthree rep li ca tions. Num bers of plant per plot were 20 hills. Num ber of clones tested were 16 in cluded 3 con trol va ri -et ies. The re sults proved that the high yield ing clones were ob tained from clones merbabu-17 (57.9) fol lowed by380584.3 (44.4), AGB 69.1 (41.8) and MF-II (41.1) t/ha and sig nif i cantly dif fer ent from con trol va ri et ies of at lan tic(28.5) and panda (25.2) t/ha. The high est mar ket able yield were ob tained from clones I-1085 (87%), CFQ 69.1 (84%),and TS-2 (83%) sig nif i cantly dif fer ent to at lan tic (60%) and panda (64%). The high of spe cific grav ity were ob tainedfrom clones TS-2 (1.095), FBA-4 (1.084), 378501.3 (1.084), I-1085 (1.084), panda (1.082), at lan tic (1.080), andMF-II (1.072) . The best clones for chip were TS-2 and MF-II. Whereas, the best clones for french fries were TS-2 andI-1085. The im pact of the reserch was pro vide in for ma tion about ad vanced proscessing clones to sub mit for re leas ingthe va ri et ies.