Joko Kusmoro
Departemen Biologi Program Studi Sarjana Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ethnobotanical Study of Medicinal Plants in Karangwangi, District of Cianjur, West Java Malini, Desak Made; Madihah, Madihah; Kusmoro, Joko; Kamilawati, Fitri; Iskandar, Johan
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i2.5756

Abstract

The knowledge and usage of plant as medicinal remedy by current generation are not as extensive as previous; therefore, many rural communities with restricted modern medical access still rely on traditional medicine. This paper provides significant ethnobotanical information on medicinal plants in Karangwangi Village of Cianjur District, West Java Indonesia. This study aimed to identify plants collected for medical purposes by the local people as well as to document the local names, uses, preparation, and location of these plants. Ethno botanical data was recorded by opting people participation and key informant approach involving semi-structured interviews, group discussions and filling of questionnaires. The results showed a total of 114 medicinal plants belonging to 50 families were identified. Zingiberaceae was the most-frequently cited (nine species), followed by Asteraceae, Euphorbiaceae, and Fabaceae (seven species each). The most-used plant parts were leaves (51.8%), followed by stems (22.9%) and the most common preparations were decoction, poultice and squeezed. Most of the plants were obtained from the house-yard and total of 30 medicinal uses were recorded. The ethnobotanical result documented in this study showed that this area is rich in medicinal plants and these plants are still commonly used for medicinal purposes among the people in their daily lives. Ethnobotanical heritage should be preserved, however, there is a gradual loss of traditional knowledge about these plants in new generation. Further, the findings can be used as baseline information for further scientific investigation for analyzing phytochemical, pharmaceutical and other biological activities for future drug discovery.
Identifikasi Polen sebagai Indikator Keanekaragaman Tumbuhan Sumber Pakan Lebah Madu (Apis cerana F.) di Kawasan Konservasi Hutan Kota di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kusmoro, Joko; Febrian, Rifky Rochimat; Shanida, Syasya; Husodo, Teguh; Mutaqin, Asep Zainal; Hermawan, Wawan
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.42694

Abstract

Lebah madu (Apis cerana) merupakan serangga penyerbuk yang efektif dan berperan dalam meningkatkan produksi tanaman pertanian. Kehidupan lebah madu sangat bergantung pada sumber pakan yang dapat diperoleh dari tanaman yang ada di kawasan hutan, area perkebunan atau pertanian. Tanaman menyediakan polen sebagai sumber nutrisi, sementara lebah madu akan membantu proses penyerbukan. Tumbuhan yang beragam dapat meningkatkan persediaan nutrisi serangga penyerbuk, meningkatkan jumlah penyerbuk dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen. Polen memiliki lapisan dinding sel polimer sporopolenin yang sangat stabil sehingga morfologi polen tidak akan berubah dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui jenis maupun keanekaragaman tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan persentase jenis-jenis polen tumbuhan sebagai sumber pakan A. cerana. Penelitian dilakukan di kawasan konservasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dari bulan September 2021 sampai Mei 2022. Pengambilan sampel butir polen dilakukan menggunakan metode perangkap polen. Identifikasi jenis-jenis polen yang tertangkap pada perangkap polen dilakukan di Laboratorium Biosistematik dan Molekuler, Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran menggunakan metode asetolisis yang dilanjutkan dengan menghitung persentase masing-masing jenis polen tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 27 jenis polen yang berasal dari 20 famili tumbuhan. Persentase polen terbesar ditemukan pada jenis Ageratum conyzoides (44,28%), sedangkan nilai presentasi terkecil ditemukan pada jenis Ceiba pentandra dan Pinus merkusii (0,12%). Informasi keragaman tanaman sumber pakan lebah mempunyai peranan yang penting dalam mendukung budidaya lebah madu.