Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILI ZINGIBERACEAE OLEH MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN WISATA PANTAI RANCABUAYA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN GARUT Mutaqin, Asep Zainal; Nurzaman, Mohamad; Setiawati, Tia; Budiono, Ruly; Noviani, Ela
Sains & Matematika Vol 5, No 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman suku bangsa dan budaya, termasuk pengetahuan tradisional di dalamnya. Salah satu pengetahuan yang ada di masyarakat adalah pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan. Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan famili Zingiberaceae oleh masyarakat desa di kawasan Wisata Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara semistruktur terhadap informan kunci. Penentuan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling. Hasil wawancara menunjukan bahwa terdapat 12 jenis tumbuhan famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.). Berdasarkan genusnya, masyarakat memanfaatkan Alpinia, Amomum, dan Kaempferia sebagai bumbu masak dan obat; Curcuma sebagai bumbu masak, bahan jamu, dan obat; serta Zingiber sebagai obat, bumbu masak, bahan minuman, dan ritual adat. Tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan liar dan hasil budidaya yang diperoleh dari pekarangan, kebun, dan sawah. Indonesia is a country that has a diversity of ethnic groups and cultures, including traditional knowledge in it. One of the existing knowledge in society is knowledge about the use of plants. This research was conducted to document the utilization of Zingiberaceae family of plant species by rural communities in the Rancabuaya Coastal area of Caringin District, Garut Regency. The method used in this research is descriptive qualitative analysis. Data collection techniques were carried out by direct observation and semistructured interviews of key informants. Determination of informants is done by snowball sampling technique. Interview results show that there are 12 species of plants of the Zingiberaceae family that are utilized by the community, namely laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.).  Based on its genus, people use Alpinia, Amomum, and Kaempferia as cooking spices and medicines; Curcuma as cooking spices, herbal ingredients, and medicine; and Zingiber as medicine, cooking spices, beverage ingredients, and traditional rituals. These plants are wild plants and cultivation results obtained from the yard, garden, and rice fields.
Pemanfaatan Tumbuhan Famili Zingiberaceae oleh Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut Mutaqin, Asep Zainal; Nurzaman, Mohamad; Setiawati, Tia; Budiono, Ruly; Noviani, Ela
Sains & Matematika Vol 5, No 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman suku bangsa dan budaya, termasuk pengetahuan tradisional di dalamnya. Salah satu pengetahuan yang ada di masyarakat adalah pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan. Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan famili Zingiberaceae oleh masyarakat desa di kawasan Wisata Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara semistruktur terhadap informan kunci. Penentuan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling. Hasil wawancara menunjukan bahwa terdapat 12 jenis tumbuhan famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.). Berdasarkan genusnya, masyarakat memanfaatkan Alpinia, Amomum, dan Kaempferia sebagai bumbu masak dan obat; Curcuma sebagai bumbu masak, bahan jamu, dan obat; serta Zingiber sebagai obat, bumbu masak, bahan minuman, dan ritual adat. Tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan liar dan hasil budidaya yang diperoleh dari pekarangan, kebun, dan sawah. Indonesia is a country that has a diversity of ethnic groups and cultures, including traditional knowledge in it. One of the existing knowledge in society is knowledge about the use of plants. This research was conducted to document the utilization of Zingiberaceae family of plant species by rural communities in the Rancabuaya Coastal area of Caringin District, Garut Regency. The method used in this research is descriptive qualitative analysis. Data collection techniques were carried out by direct observation and semistructured interviews of key informants. Determination of informants is done by snowball sampling technique. Interview results show that there are 12 species of plants of the Zingiberaceae family that are utilized by the community, namely laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.).  Based on its genus, people use Alpinia, Amomum, and Kaempferia as cooking spices and medicines; Curcuma as cooking spices, herbal ingredients, and medicine; and Zingiber as medicine, cooking spices, beverage ingredients, and traditional rituals. These plants are wild plants and cultivation results obtained from the yard, garden, and rice fields.
ADAPTASI MANGROVE CERIOPS TAGAL LAMK. TERHADAP CAHAYA DI BEDUL DAN GRAJAGAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Mutaqin, Asep Zainal
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 11, No 1 (2014): Prosiding Seminar Nasional XI Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract- The research that has been conducted aimed to determine whether there are differences in the effect of light intensity to adaptation Ceriops tagal Lamk. in Bedul and Grajagan area, Alas Purwo National Park. The method used in the research is descriptive method. Leaf samples were selected randomly from 5 different individual plants at each location, Bedul and Grajagan  area. The criteria of plants as sample are plants that grow in the less and much exposed by sunlightdirectly area. The research has been conducted aimed to determine anatomy of leaf, namely the shape and density of stomata. The results showed that both forms of stomata in the study area have the same type, which is parasitic. The difference on the effect of light intensity in both areas of research on the anatomy character of Ceriops tagal Lamk., shows that the number density of stomata in the Grajagan area is larger than the Bedul area.Keywords : Ceriops tagal Lamk., adaptation, light
Identifikasi Polen sebagai Indikator Keanekaragaman Tumbuhan Sumber Pakan Lebah Madu (Apis cerana F.) di Kawasan Konservasi Hutan Kota di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kusmoro, Joko; Febrian, Rifky Rochimat; Shanida, Syasya; Husodo, Teguh; Mutaqin, Asep Zainal; Hermawan, Wawan
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.42694

Abstract

Lebah madu (Apis cerana) merupakan serangga penyerbuk yang efektif dan berperan dalam meningkatkan produksi tanaman pertanian. Kehidupan lebah madu sangat bergantung pada sumber pakan yang dapat diperoleh dari tanaman yang ada di kawasan hutan, area perkebunan atau pertanian. Tanaman menyediakan polen sebagai sumber nutrisi, sementara lebah madu akan membantu proses penyerbukan. Tumbuhan yang beragam dapat meningkatkan persediaan nutrisi serangga penyerbuk, meningkatkan jumlah penyerbuk dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen. Polen memiliki lapisan dinding sel polimer sporopolenin yang sangat stabil sehingga morfologi polen tidak akan berubah dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui jenis maupun keanekaragaman tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan persentase jenis-jenis polen tumbuhan sebagai sumber pakan A. cerana. Penelitian dilakukan di kawasan konservasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dari bulan September 2021 sampai Mei 2022. Pengambilan sampel butir polen dilakukan menggunakan metode perangkap polen. Identifikasi jenis-jenis polen yang tertangkap pada perangkap polen dilakukan di Laboratorium Biosistematik dan Molekuler, Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran menggunakan metode asetolisis yang dilanjutkan dengan menghitung persentase masing-masing jenis polen tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 27 jenis polen yang berasal dari 20 famili tumbuhan. Persentase polen terbesar ditemukan pada jenis Ageratum conyzoides (44,28%), sedangkan nilai presentasi terkecil ditemukan pada jenis Ceiba pentandra dan Pinus merkusii (0,12%). Informasi keragaman tanaman sumber pakan lebah mempunyai peranan yang penting dalam mendukung budidaya lebah madu.