Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Relationship of Bird Diversity and Plant Composition Inside The Area Campus Green Space of Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang West Java Nurjaman, Deden; Husodo, Teguh; Megantara, Erri Noviar; Hadikusumah, Herri Y.; Wulandari, Indri
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 10, No 3 (2018): December 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.747 KB) | DOI: 10.15294/biosaintifika.v10i3.13543

Abstract

Padjadjaran University (UNPAD) Jatinangor is currently conducting green Campus program. To support the program, a study of biota living in it, as one of the benchmarks of good or bad environmental conditions, is needed. The green space of Jatinangor Campus is divided into two clusters namely Cluster I green space (Campus Forest) and green space Cluster II (Campus Non Forest). The objective of the research was to know the relationship between diversity of birds with diversity of plants in the green space of Cluster I (Campus Forest) and Cluster II (Campus Non Forest) UNPAD Campus Jatinangor as one of the parameters of successful development of green Campus. This research is descriptive-explorative with census method on bird species and plant composition from green spaces of Cluster I (Campus Forest) and Cluste II (Campus Non Forest) Campus UNPAD Jatinangor. From the observations in Cluster I, we identified 46 species of birds and 77 species of plants, whereas in Cluster II, we identified 32 species of birds and 74 types of plants. The number of bird species is directly proportional to the number of plant species from Cluster I and Cluster II green spaces. From this study it was concluded that the diversity of tree species supports the diversity of bird species.
KAJIAN POTENSI CADANGAN KARBON (CARBON STOCK) HUTAN TANAMAN Acacia crassicarpa PADA LAHAN GAMBUT (STUDI KASUS DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU) Dwi Rahmayanti, Fetty; Joy, Benny; Husodo, Teguh
Jurnal Agro Wiralodra Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v2i1.25

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga diwajibkan untuk mengurangi sumber emisi gas seperti CO2, emisi pabrik, transportasi dan penggunaan energi fosil pada pembangunannya. Salah satu usaha yang dilakukan dalam menghadapi meningkatnya gas rumah kaca adalah meningkatkan kemampuan vegetasi baik hutan, kebun dan tanaman lain dalam mengikat CO2. Karbon yang tersimpan pada hutan tanaman baik yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah merupakan suatu cadangan sumber daya alam yang dapat digunakan bagi keberlangsungan hidup terutama dalam kondisi krisis lingkungan global yang terjadi saat ini. Penelitian ini didasarkan pada pendugaan cadangan karbon pada biomassa, nekromassa Acacia crassicarpa dan tanah gambut hutan tanaman industri di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung cadangan karbon (carbon stock) pada biomassa, nekromassa Acacia crassicarpa dan tanah gambut hutan tanaman industri di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dan mengestimasi pembangunan hutan tanaman industri yang berkelanjutan pada lahan gambut di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Metode yang digunakan pada penelitian ini melalui pendekatan metode dominant quantitative-less dominant qualitative dan metode pengumpulan data pada penelitian ini didominasi menggunakan metode survai. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya cadangan karbon pada biomassa 2.808.363,28 t c/ha, nekromassa 2004, 437 t c/ha dan tanah gambut sebesar 560.938,5 t c/ha. Keberadaan hutan tanaman industri dapat memberikan jasa ekologis berupa cadangan karbon apabila dilakukan pengelolaan yang tepat, khususnya memiliki peluang simpanan pada nekromassa dan tanah gambut.
Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Pelawan Sebagai Media Pendidikan Keanekaragaman Hayati Lokal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Akbarini, Dian; Iskandar, Johan; Purwanto, Bambang Heru; Husodo, Teguh
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 16, No 1 (2019): Proceeding Biology Education Conference
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.218 KB)

Abstract

Biodiversity Park in Central Bangka Pelawan Forest is one of the park that uses the concept of in-situ conservation in its conservation category. The development of this park was initiated by the Regional Government of Central Bangka Regency which aims to protect local biological resources, specifically the Pelawan Merahtree (Tristaniopsis merguensis). This area was designated as a park with three priority functions: ecotourism, education and research. The purpose of this study is to find out whether the educational function has been carried out properly in accordance with the initial purpose of the construction of this park. The method used is a mixed method with data collection techniques through interviews and questionnaires, the selection of respondents was carried out by purposive sampling. The results of the study showed that only 18.18% visited the park as a place of learning, the most objective of visitors was for recreation (56.82% ), visitors who are aware of the use of the park in (53, 64%) . The visitors (62,37 %) also think that facilities must be added, including information boards, leaflets or brochures to convey knowledge of biodiversity and visitors (92,27%) said the importance of the attendance of officials as informants to convey knowledge and information related to biodiversity in the park
Pengaruh Subletal Nanosuspensi Lantana camara Linnaeus dalam Menghambat Perkembangan dan Lolos Hidup Larva Croccidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Crambidae) Melanie, Melanie; Hermawan, Wawan; Rustama, Mia Miranti; Malini, Desak Made; Husodo, Teguh; Panatarani, Camellia; Joni, I Made
Agrikultura Vol 34, No 1 (2023): April, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i1.43164

Abstract

Aplikasi insektisida sintetik pada tanaman kubis seringkali mendapatkan kendala, salah satunya karena insektisida tidak dapat merekat dengan baik pada permukaan daun kubis yang mengandung lapisan lilin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan formulasi nanosuspensi bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Nanosuspensi Fraksi Etil Asetat (FEA) daun Lantana camara telah diketahui berpotensi sebagai antifidan terhadap larva C. pavonana. Formula nanosuspensi dengan rasio surfaktan (SOR 9, 11, 12, dan 14) di formulasikan dalam media air menggunakan metode emulsi sederhana energi rendah ditambah dengan interferensi ultrasonikasi. Uji bioassay dilakukan untuk menentukan kategori toksisitas dan bioaktivitas nanosuspensi pada konsentrasi subletal terhadap perkembangan larva hingga pupa C. pavonana. Formula nanosuspensi FEA L. camara  dengan variasi SOR 11 (D= 76,6 nm; PI= 0,589; Z = -4,4 mV) diketahui terdispersi dalam media air yang terbaik diantara variasi komposisi formula lainnya. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa efek subletal nanosuspensi (SOR 11) LC50 48 jam (2.948 ppm) dan LC50 72 jam (3.897 ppm) dikategorikan sebagai toksikan sedang, dan secara nyata menghambat perkembangan dan lolos hidup larva C. pavonana instar 3 menuju pre-pupa (P<0,05), dengan rata-rata waktu perkembangan terlama 6,5 hari (SOR 11), dan persentase lolos hidup terendah instar 4 menuju fase pupa pada perlakuan SOR 11 (13,33%). Pupa diketahui tidak mampu berkembang ke tahap imago pada semua variasi SOR, yang diindikasikan melalui cacat dan kematian pupa. Dengan demikian, toksisitas nanosuspensi FEA L. camara  yang rendah menjadikannya formula yang efektif dan berpotensi utuk mencegah resistensi C. pavonana.
Identifikasi Polen sebagai Indikator Keanekaragaman Tumbuhan Sumber Pakan Lebah Madu (Apis cerana F.) di Kawasan Konservasi Hutan Kota di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kusmoro, Joko; Febrian, Rifky Rochimat; Shanida, Syasya; Husodo, Teguh; Mutaqin, Asep Zainal; Hermawan, Wawan
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.42694

Abstract

Lebah madu (Apis cerana) merupakan serangga penyerbuk yang efektif dan berperan dalam meningkatkan produksi tanaman pertanian. Kehidupan lebah madu sangat bergantung pada sumber pakan yang dapat diperoleh dari tanaman yang ada di kawasan hutan, area perkebunan atau pertanian. Tanaman menyediakan polen sebagai sumber nutrisi, sementara lebah madu akan membantu proses penyerbukan. Tumbuhan yang beragam dapat meningkatkan persediaan nutrisi serangga penyerbuk, meningkatkan jumlah penyerbuk dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil panen. Polen memiliki lapisan dinding sel polimer sporopolenin yang sangat stabil sehingga morfologi polen tidak akan berubah dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui jenis maupun keanekaragaman tumbuhan yang menjadi sumber pakan lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan persentase jenis-jenis polen tumbuhan sebagai sumber pakan A. cerana. Penelitian dilakukan di kawasan konservasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dari bulan September 2021 sampai Mei 2022. Pengambilan sampel butir polen dilakukan menggunakan metode perangkap polen. Identifikasi jenis-jenis polen yang tertangkap pada perangkap polen dilakukan di Laboratorium Biosistematik dan Molekuler, Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran menggunakan metode asetolisis yang dilanjutkan dengan menghitung persentase masing-masing jenis polen tumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 27 jenis polen yang berasal dari 20 famili tumbuhan. Persentase polen terbesar ditemukan pada jenis Ageratum conyzoides (44,28%), sedangkan nilai presentasi terkecil ditemukan pada jenis Ceiba pentandra dan Pinus merkusii (0,12%). Informasi keragaman tanaman sumber pakan lebah mempunyai peranan yang penting dalam mendukung budidaya lebah madu.
KERAGAMAN HERPETOFAUNA DI WILAYAH OPERASIONAL PLTP KAMOJANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Husodo, Teguh; Megantara, Erri Noviar; Wulandari, Indri; Shanida, Sya Sya; Jauhan, Jirjiz; Wibowo, Tri Setia
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 22, No 1 (2024): BIOTIKA JUNI 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v22i1.51324

Abstract

Fasilitas pembangkit listrik diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Adanya kegiatan pembangkit listrik tidak terlepas dari perubahan lahan yang berdampak pada keanekaragaman hayati disekitarnya, seperti herpetofauna. Herpetofauna memiliki berbagai peran penting di ekosistem, salah satunya sebagai pengendali populasi satwa mangsa dan menjaga keseimbangan ekosistem. Tujuan studi ini adalah untuk memantau keragaman herpetofauna di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui Visual Encounter Survey yang dikombinasikan dengan Auditory Encounter Survey. Keragaman herpetofauna dijumpai sebanyak 20 spesies yang terdistribusi di sekitar kawasan PLTP Kamojang, dimana 13 spesies termasuk Kelas Amfibi dan Ordo Anura, serta tujuh spesies termasuk Kelas Reptil dan Ordo Squamata. Huia masonii Boulenger, 1884 dijumpai sebagai spesies yang terancam punah dengan status Vulnerable (VU). Microhyla achatina Tschudi, 1838, Limnonectes kuhlii Tschudi, 1838, Huia masonii Boulenger, 1884, dan Rhacophorus reinwardtii Schlegel, 1840 diketahui merupakan spesies endemik Pulau Jawa dan sekitarnya. Perkebunan hortikultur dijumpai terbanyak dibandingkan tutupan lahan lainnya sejumlah 15 spesies.