Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONTRIBUSI PENERIMAAN USAHATANI KACANG PANJANG DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN PADA BERBAGAI POLA TANAM (Kasus di Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah) Wawan Eka Putra; Sudarmansyah Sudarmansyah; Andi Ishak
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v7i1.996

Abstract

Long bean is an important crop for vegetable farmers on rainfed ricefield in Pondok Kelapa District, Bengkulu Tengah Regency because its cultivated in various cropping patterns. This study aims to analyze the contribution of long bean farming revenue in various vegetable cropping patterns. The study was conducted from May to August 2019 through a census of 50 vegetable farmers in the villages of Srikuncoro and Pekik Nyaring, Pondok Kelapa District. Data collected in the form of production costs and sale of the yields. The contribution of long bean farming is analyzed descriptively by calculating the revenue percentage in each cropping pattern. The results showed that there were six vegetable planting patterns practiced by farmers in Pondok Kelapa District, namely: (1) cucumber - pariah - long bean, (2) cucumber - gambas - long bean, (3) cucumber - long bean - long bean, (4) long bean - pariah - long bean, (5) long bean - gambas - long bean, and (6) long bean - long bean – pulled kale – pulled kale. Farmers always plant long bean in all of the cropping patterns. The biggest farming benefit is obtained from cropping pattern 1 which is Rp. 120,244,000/hectare with an R/C ratio of 1.95, while the smallest profit on a cropping pattern of 6 with an R/C ratio of 1.55. The planting pattern of cucumbers - long beans - long beans nominally gives the largest farm receipts from all cropping patterns namely Rp. 120,000,000/hectare, meanwhile, the long-bean-long-bean-spinach-pull-out cropping pattern is a cropping pattern which contributes the largest revenue from long-bean farming to 64.00%. Keywords : long bean, planting pattern, contribution, revenue.
PENDUGAAN MODEL PERAMALAN HARGA EKSPOR KOPI INDONESIA FAUZI EMLAN; Wawan Eka Putra; Andi Ishak; Herlena Bidi Astuti
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v7i1.1002

Abstract

ABSTRACT This study aims to examine the best forecasting model for the export price of Indonesian coffee. The data used in this study are monthly data on coffee prices from January 2012 to September 2019. Three price forecasting models used are moving average, single exponential smoothing and trend analysis are applied to determine the best model based on the lowest MAPE, MAD, and MSE values. The results showed the best model for forecasting the export price of coffee is the moving average (MA1) model because it has the smallest MAPE, MAD and MSE values ​​compared to other models. Keywords: Price, Coffee, Forecasting, Export
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN GULA AREN (Kasus di Desa Gunung Kembang, Manna – Bengkulu Selatan) Wawan Eka Putra; Jhon Firison; Linda Harta; Andi Ishak
Jurnal AGRIBIS Vol. 13 No. 2 (2020): Jurnal Agribis
Publisher : Program Studi Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.605 KB) | DOI: 10.36085/agribis.v13i2, Juli.840

Abstract

Aren (Arenga pinnata Merr.)merupakan salah satu jenis tumbuhan multifungi yang bagian-bagiannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia. Tanaman ini banyak disadap untuk diambil nira yang dapat diolah menjadi gula aren. Usaha pengolahan gula aren skala rumah tangga dilakukan untuk meningkatkan nilai tambahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah pengolahan gula aren skala rumah tanggadi Desa GunungKembang,KecamatanManna, KabupatenBengkuluSelatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2019. Data yang dikumpulkan adalah input dan output pengolahan gula aren melalui wawancara dengan pengolah dan pengamatan proses produksi gula aren. Data dianalisis menggunakan analisis nilai tambah mengikuti metode Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marjin pemasaran gula aren sebesar Rp. 3.600/kg dengan nilai tambah Rp. 2.700/kg. Rasio nilai tambah pengolahan gula aren sebesar 41%.Kata kunci: nira, gula aren, margin, nilai tambah.
PREFERENSI PETANI TERHADAP PEMBUATAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DI DESA KELINDANG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Wawan Eka Putra; Joko Santoso; Emlan Fauzi; Jhon Firison; Miswarti; Afrizon; Yahumri; Andi Ishak
JURNAL CITRA AGRI TAMA Vol 11 No 2 (2022): MARET 2022
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.584 KB)

Abstract

Mikro organisme lokal (MOL) berpotensi dikembangkan karena bahan bakunya tersedia tersedia untuk mendukung pengolahan bahan organik menjadi pupuk organik cair atau padat (kompos). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi petani terhadap dua bahan baku pembuatan MOL yaitu MOL yang diproduksi dari bonggol pisang dan MOL dari tapai ubi kayu. Penelitian dilakukan di Desa Kelindang, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah pada bulan Januari 2022. Data yang dikumpulkan adalah preferensi petani terhadap kedua jenis MOL dan alasan yang mendasarinya. Data yang diperoleh dianalisis dengan Chi-Square dengan menggunakan software SPSS-16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani lebih menyukai pembuatan MOL dari bahan baku bonggol pisang yaitu sebesar 86% dibandingkan dengan bahan baku MOL dari tapai ubi kayu sebesar 14%. Secara statistik perbedaan preferensi tersebut berbeda nyata. Petani lebih menyukai bahan baku MOL yang berasal dari bonggol pisang daripada tapai ubi kayu karena bonggol ubi kayu mudah diperoleh di sekitar lingkungan petani.
KOMPARASI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum Annuum) DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN MULSA Andi Ishak; Desi Puspitasari; Wawan Eka Putra; Jhon Firison; Emlan Fauzi; Harwi Kusnadi
JURNAL CITRA AGRI TAMA Vol 11 No 2 (2022): MARET 2022
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.136 KB) | DOI: 10.58328/cat.v12i1.39

Abstract

ABSTRAK :Budidaya cabai merah membutuhkan biaya yang relatif besar dibandingkan dengan budidaya tanaman sayuran lainnya. Untuk menghemat biaya, petani terkadang membudidayakannya tanpa menggunakan mulsa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kelayakan usahatani cabai merah dengan dan tanpa menggunakan mulsa. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Melati Putih, Desa Gunung Ayu, Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan pada bulan Desember 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kelompok dengan delapan orang petani cabai. Data yang dikumpulkan berupa biaya tetap dan biaya variabel dalam budidaya cabai, serta hasil produksi dan harga cabai di tingkat petani. Kelayakan usahatani cabai merah dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan R/C ratio dan analisis keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya cabai merah dengan menggunakan mulsa lebih layak secara ekonomi dengan nilai R/C ratio sebesar 4,59 dan keuntungan Rp. 162.786.000/ha. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai R/C ratio usahatani cabai merah tanpa menggunakan mulsa yaitu sebesar 4,15 dengan nilai keuntungan Rp. 99.281.000/ha. Kata Kunci: cabai merah, keuntungan, mulsa, R/C ratio, usahatani