Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fermentasi Limbah Kulit Durian Menjadi Cuka Organik Dengan Menggunakan Acetobacter aceti Irhamni Irhamni; Diana Diana; Saudah Saudah; Ernilasari Ernilasari; Mulia Aria Suzanni; Dewi Mulyati; Lukmanul Hakim
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v5i1.3902

Abstract

Cuka merupakan hasil olah makanan dari proses fermentasi glukosa dengan menggunakan Sacharomyces cervisiae menghasilkan etanol. Fermentasi etanol secara aerob dengan menggunakan bakteri Acetobacter aceti menghasilkan asam cuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi, kemurnian cuka dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Hasil yang didapatkan pembentukan asam cuku terbaik terbentuk pada minggu ke-3 hingga ke-4 dengan pH 3,5, dengan puncak kromatogram pada waktu retensi 8,473. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya pemberdayaan dalam meminalisir volume limbah dengan mengolah menjadi produk yang ekonomis
Fermentasi Limbah Kulit Durian Menjadi Cuka Organik Dengan Menggunakan Acetobacter aceti Irhamni Irhamni; Diana Diana; Saudah Saudah; Ernilasari Ernilasari; Mulia Aria Suzanni; Dewi Mulyati; Lukmanul Hakim
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v5i1.3902

Abstract

Cuka merupakan hasil olah makanan dari proses fermentasi glukosa dengan menggunakan Sacharomyces cervisiae menghasilkan etanol. Fermentasi etanol secara aerob dengan menggunakan bakteri Acetobacter aceti menghasilkan asam cuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi, kemurnian cuka dianalisis dengan menggunakan GC-MS. Hasil yang didapatkan pembentukan asam cuku terbaik terbentuk pada minggu ke-3 hingga ke-4 dengan pH 3,5, dengan puncak kromatogram pada waktu retensi 8,473. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya pemberdayaan dalam meminalisir volume limbah dengan mengolah menjadi produk yang ekonomis
TUMBUHAN SEBAGAI OBAT TRADISONAL PASCA MELAHIRKAN OLEH SUKU ACEH DI KABUPATEN PIDIE Zumaidar Zumaidar; Saudah Saudah; Saida Rasnovi; Essy Harnelly
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 12, No 2 (2019): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.974 KB) | DOI: 10.15408/kauniyah.v12i2.9991

Abstract

AbstrakPemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional merupakan kearifan lokal yang diturunkan secara turun temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan pasca melahirkan oleh Suku Aceh di Kabupaten Pidie. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik Participatory Rural Appraisal dan observasi. Parameter dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan obat, jenis ramuan obat dan cara penggunaan ramuan dalam pengobatan pasca melahirkan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 25 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 15 suku yang digunakan dalam pengobatan pasca melahirkan di Kabupaten Pidie. Jenis ramuan dalam pengobatan tradisional pasca melahirkan terdiri dari obat dalam dan obat luar. Obat dalam yang digunakan terdiri obat perut, bedak param, dan pilis. Penggunaan ramuan obat dalam dan obat luar selama pasca melahirkan dilakukan selama 44 hari. Manfaat dari penggunaan obat tersebut diantaranya menambah darah, meningkatkan jumlah air susu ibu, menghangatkan badan, dan menghilangkan lelah serta letih pasca melahirkan. Pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat Aceh pada pengobatan ibu pasca melahirkan, selain pengobatan modern.Abstract Traditional medicine is a drug that is processed in a simple, hereditary based on ancestral recipes, customs, beliefs or local knowledge. This study aims to identify the species of plants used in post-natal care by Acehnese in Pidie District. The method used in data collection is Participatory Rural Appraisal and observation techniques. The parameters in this study are the species of medicinal plants, types of medicinal herbs and how to use the ingredients in postnatal care. The results of the study obtained 25 species plant that is grouped into 15 family used in post-natal care in Pidie District. A Traditional herbs post-natal medicine consists of internal and external medicine. The internal medicine used as stomach medicine, param powder and pilis. The use of medicinal herbs to internal and external medicine after postnatal was carried out for 44 days. The perceived benefits included adding blood, increasing the amount of breast milk, warming the body and eliminating fatigue and fatigue after childbirth. Utilization of traditional medicinal plants in this time are still used by Acehnese in the treatment of postnatal mother, besides modern treatment.
Tingkat Pengenalan Masyarakat Terhadap Jenis Tumbuhan Obat Di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireun Saudah Saudah; Saida Rasnovi; Zumaidar Zumaidar
Jurnal Serambi Engineering Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v4i1.849

Abstract

The level of community recognition of medicinal plants in the Peusangan Selatan district of Bireun Regency is still low and has not been scientifically validated. This study aims to know about the community knowledge in used plant as traditional medicine. The method used in data collection is Participatory Rural Appraisal (PRA) and observation techniques. Inter-views were conducted semi-structurally based on a number of questionnaires. Collection of plant specimens is taken di-rectly from the location of growth assisted by the respondent or community. Primary data obtained from interviews were tabulated and  then  analyzed descriptively and presented In tables and figures. The results of the study obtained 23 species of medicinal plants that were grouped into 13 family. The most of plant used are from the  ingiberaceae and Apiaceae. Percentage of plant species that are often used based on community knowledge are Curcuma longa, Carica papaya, Jatropa curcas, Lowsoniaenermis.