Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK KANDUNGAN LEMAK DAN ASAM LEMAK COKELAT COMPOUND YANG TERBUAT DARI OLEOGEL MINYAK NABATI DAN COCOA BUTTER SUBSTITUTE DENGAN OLEOGATOR LEMAK KAKAO Dyah Wuri Asriati; Wahyuni Wahyuni; Sitti Ramlah; Andi Nur Amalia; Eky Yenita Ristanti
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i1.5978

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik komposisi asam lemak dan bahan penyusun produk cokelat batang yang terbuat dari oleogel minyak nabati dan Cocoa Butter Substitute komersil dengan oleogator lemak kakao. Pembuatan cokelat batang dibuat dengan 10 formula yaitu F1-F10, dimana F1-F8 menggunakan oleogel dari minyak sawit atau minyak kedelai sebagai pengganti lemak kakao, sedangkan F9-F10 menggunakan Cocoa Butter Substitute (CBS) komersil. Formula pembuatan oleogel meliputi 90% minyak sawit atau minyak kedelai, 7% dan 9% beeswax serta 1% dan 3% lemak kakao. Analisis asam lemak dilakukan dengan menggunakan metode gas kromatografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan lemak yang paling tinggi didapat pada formula pasta kakao dengan oleogel minyak sawit dengan nilai 43,31%, sedangkan yang terendah didapat pada formula bubuk kakao dari oleogel minyak sawit dengan nilai 28,80%. Kandungan asam lemak total tertinggi terdapat pada formula pasta kakao dan oleogel minyak kedelai dengan kadar 93,12%, sedangkan nilai terendah pada formula bubuk kakao dan oleogel minyak kedelai dengan kadar 83,77%.Kata Kunci: oleogel, asam lemak, kandungan lemak, cokelat batang, kromatografi gas
POTENSI KOMODITI HASIL PERKEBUNAN SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK DISINFEKTAN ALAMI (ULASAN) Dwi Indriana; Irwan Syakari; Andi Nur Amalia; Rahayu Wulandari
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 1 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i1.6848

Abstract

Berbagai cara telah dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, salah satunya dengan penggunaan disinfektan untuk mensterilisasi permukaan benda yangsering disentuh oleh manusia. Umumnya disinfektan mengandung alkohol, klorin, dan hidrogenperoksida. Namun, penggunaan bahan kimia dalam disinfektan dikhawatirkan akan memicurisiko kesehatan dikemudian hari karena senyawa tersebut dapat bersifat karsinogenik(beracun) apabila terhirup oleh pernapasan manusia dalam jangka panjang hingga dapatmenimbulkan iritasi dan peradangan. Selain bahan-bahan kimia, beberapa bahan alami jugadapat digunakan sebagai bahan pembuat disinfektan. Namun, perlu dilakukan penelitian lebihlanjut keefektifannya dalam membunuh mikroorganisme. Ulasan ini bertujuan untuk mengetahuipotensi hasil perkebunan sebagai antivirus. Beberapa penelitian menyebutkan bahwakandungan dalam bahan alam seperti eugenol pada cengkeh, piperin pada lada hitam, asamlaurat pada kelapa, dan flavonoid quercitrin pada Eucalyptus globulus dapat digunakan sebagaizat antivirus.
KAJIAN PENGGUNAAN HIDROKOLOID SEBAGAI EMULSIFIER PADA PROSES PENGOLAHAN COKELAT Rahayu Wulandari; Dwi Indriana; Andi Nur Amalia
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.165 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4660

Abstract

Proses tempering dan pendinginan cokelat yang tidak tepat akan menimbulkan terjadinya bintik putih pada permukaan luar cokelat (fat bloom). Untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka perlu digunakan emulsifier. Salah satu emulsifier yang sering digunakan pada pembuatan cokelat adalah lesitin. Selain lesitin, emulsifier yang biasa digunakan dalam produksi pangan adalah hidrokoloid. Hidrokoloid memiliki kelebihan mampu meningkatkan daya lepas komponen aktif dan mudah larut dalam sistem pencernaan. Kajian ini bermanfaat untuk mengetahui jenis dan konsentrasi hidrokoloid yang tepat sebagai emulsifier pada proses pembuatan cokelat untuk menghindari fat bloom. Hidrokoloid jenis glukomanan dan karagenan berpotensi dimanfaatkan sebagai emulsifier dengan konsentrasi optimal berkisar antara 0,1 – 0,75%.
Potensi Senyawa Aktif Biji Kopi sebagai Imunomodulator (Ulasan) Asma Assa; Dwi Indriana; Andi Nur Amalia; Rahayu Wulandari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.6602

Abstract

Beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi infeksi virus, bakteri, dan jamur di seluruh dunia sehingga diperlukan upaya untuk menemukan berbagai obat baru maupun bahan aktif yang dapat meningkatkan fungsi imun tubuh. Imunomodulator atau biological respons modifier adalah berbagai macam bahan baik rekombinan, sintetik, ataupun sistem alamiah yang memperbaiki ketidakseimbangan imun tubuh. Kopi merupakan salah satu bahan alami dengan efek samping minimal yang memiliki efek imonumodulator. Biji kopi kaya akan senyawa aktif polifenol dan alkaloid yaitu asam klorogenat, kafein, trigonelin, dan diterpen yang telah terbukti memiliki efek farmakologi diantaranya sebagai imunomodulator, antivirus, antifungi, antioksidan, antiinflamasi, dan efek antibakteri. Pengobatan atau terapi akibat infeksi virus melalui pemberian rejimen imunomodulator dari bahan alami kopi memiliki efek samping yang minimal dibanding dengan agen sintesis. Review ini akan mengkaji prospek pemanfaatan senyawa aktif biji kopi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai imunomodulator.