Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Karakterisasi Mutu dan Nilai Gizi Nasi Mocaf dari Beras Analog - (Characterization of Quality and Nutrition Value of Cooked Rice Mocaf from Rice Analog) Enny Hawani Loebis; Lukman Junaidi; Irma Susanti
Biopropal Industri Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.537 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v8i1.1479

Abstract

Dependence on rice consumption needs to be reduced to overcome the problems of rice supply and health problems. Alternative proposed is producing mocaf-based rice analog. This research aims to study the quality characterization and nutritional value of mocaf-based rice analog. Rice mocaf was made based on mixture of mocaf, rice flour, water and palm oil using variable: 50, 60 and 70% mocaf.  Mocaf rice then cooked by using rice cooker, steamer or microwave. The results showed mocaf rice 60% yield highest calorific value.  The best cooking method  was steaming that resulted nutrient content and calorific value consisting of 49.15% water; 2.05% fat; 2.09% protein; 46.45% carbohydrate; 35.8 mg/kg of iron; 403.4 mg/kg of potassium; 193.8 mg/kg of calcium, 2.0 mg/kg of vitamin B1 and 212.53 ca/100 g calorific value.Keywords: mocaf, nutritional value, quality characterisation, rice ABSTRAKKetergantungan pada konsumsi beras perlu dikurangi untuk mengatasi permasalahan pasokan beras dan masalah kesehatan. Alternatif yang dapat diusulkan adalah dengan pembuatan beras analog berbasis mocaf. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakterisasi mutu dan nilai gizi nasi mocaf dari beras analog. Beras mocaf dibuat berdasarkan campuran mocaf, tepung beras, air dan minyak goreng sawit, dengan komposisi mocaf  50, 60 dan 70%. Beras mocaf kemudian dimasak dengan cara menggunakan rice cooker, pengukusan atau microwave. Hasil penelitian menunjukkan beras mocaf 60% menghasilkan nasi mocaf dengan nilai kalori tertinggi. Pemasakan terbaik adalah dengan cara pengukusan dengan kandungan gizi dan nilai kalori yang dihasilkan terdiri dari 49,15%  air; 2,05% lemak; 2,09% protein; 46,45% karbohidrat; 35,8 mg/kg besi; 403,4 mg/kg kalium; 193,8 mg/kg kalsium, 2,0 mg/kg vitamin B1 dan 212,53 kal/100 g nilai kalori.Kata kunci: beras, karakterisasi mutu, mocaf, nilai gizi
Pengaruh Perbandingan Asam Format Dan Hidrogen Peroksida Dalam pembuatan Senyawa Epoksi Dari Minyak Kelapa Sawit Rizal Alamsyah; Irma Susanti; Nobel Christian Siregar; Susi Heryani
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 02 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8148.371 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v30i02.2466

Abstract

Senyawa epoksi merupakan produk komersial yang dapat diterapkan untuk beberapa tujuan seperti plasticizer, stabilizer, dan coating resin polimer, serta antioksidan dalam pengolahan karet alam. Penelitian ini bertujuan untuk membuat senyawa epoksi berbasis minyak sawit kasar dengan melakukan optimasi proses dengan variabel pelarut, suhu, dan katalis. Penelitian ini menggunakan bahan aku minyak kelapa sawit (CPO), katalis amberlite, H2SO4, H2O2, benzena, heksana, dan asam format. Parameter yang diamati meliputi bilangan oksigen oksiran, bilangan iod, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR. Hasil penelitian menunjukan semakin tinggi perbandingan H2O2 dan asam formiat menyebabkan pembentukan senyawa epoksi yang semakin baik ditunjukan dengan bilangan oksiran yang semakin tinggi.Perbandingan yang optimum antara H2O2, dan asam formiat adalah 2:1 Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi yang optimal pembuatan epoxy diperoleh dengan menggunakan pelarut benzene sebanyak 25% dari CPO, katalis amberlite, pada suhu 70C selama 6jam. Hasil analisis menunjukan bilangan oksigen oksiran 6, 20% bilangan iodium 12,6 (g iod/100g), bilangan asam 8,96 (mg KOH/g), bilangan penyabunan 202 (mg. KOH/g).
Karakterisasi dan Pendugaan Daya Tahan Simpan Bio Oil (Minyak Alpukat dan Minyak Buah Merah) Irma Susanti; Nobel Christian Siregar
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 02 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.184 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v33i02.3818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga masa simpan bio oil (minyak alpukat dan minyak buah merah) dalam kemasan botol kaca gelap dengan volume 50 mL. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode akselerasi model Arrhenius dengan menyimpan produk minyak pada berbagai suhu yang ditentukan yang dianggap sebagai kondisi ekstrim. Suhu penyimpanan untuk minyak alpukat dan minyak buah merah adalah 350C, 400C dan 450C dan suhu ruang sebagai kontrol. Penyimpanan dilakukan selama 98 hari dengan selang waktu pengamatan 2 minggu sekali. Pendugaan umur simpan minyak alpukat apabila disimpan dalam suhu ruang adalah 2 tahun 2 bulan, sedangkan untuk minyak buah merah  yaitu 8 bulan.
(The Study of Pineapple and Soursop Jam Slices Formulation) Solechan -; Irma Susanti
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 22, No 01 (2005)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/warta ihp.v22i01.2526

Abstract

Research on the formulation of jam slices from pineapple and soursop has been conducted.The objective of this research is to obtain the best formula for jam slices making from pineaplle and soursop.The treatment used for pineapple jam slices were mixed pineapple peree with sugar and glucose wiyh ratio (100:0):(67:33),(50:50)w/w,respectively,margarine (3%:5%),citric acid and benzoat,than cooked until its thicked amd added margarine to made the jam being slices.The resul showed that the formula with 100% sugar and 5% margarine was the best pineapple jam slices formula according to the organoleptic test conducted.The result of water content analysis from the best formulation of pineapple jam slices showed 10.9%,total sucrose 72.4%,pH 3.93 and TPC 75 coloni/gram.Therefore 100% sugar without glucose mixing should be used for making jam slices.The treatment for making soursop jam slices were butter (1,5%,3%;5%)and agar (0.2%,0.4% and 0.6%). The result showed that the formula with 3% butter and 0.2% agar was the best soursop jam slices formula according to organoleptic test.The result of water content analysis from the best formulation of soursop jam slices showed 14.8%, total sucrose 64.6%,pH 3.99,and TPC 1.9 X 10 kuadrat coloni/gram.
Modifikasi Flakes Sarapan Pagi Berbasis Mocaf dan Tepung Jagung Irma Susanti; Enny Hawani Loebis; Shilvi Meilidayani
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 34, No 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/warta ihp.v34i1.4067

Abstract

Produk pangan sarapan siap santap berbentuk flakes merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat terutama anak-anak. Hal ini dikarenakan proses penyajiapannya yang praktis dan mengenyangkan. Saat  ini kebanyakan pangan sarapan dibuat dari serealia seperti gandum, jagung, dan beras, dan pengembangan alternatif bahan baku salah satunya dengan menggunakan tepung  Mocaf. Pada penelitian ini dibuat flake yang dibuat bahan baku utamanya adalah mokaf, dengan formulasi yaitu A1 90%:10% (tepung mocaf :tepung jagung), A2 80%:20% (tepung mocaf : tepung Jagung), A3 70%:30% (tepung mocaf :tepung jagung). Berdasakan  uji Organoleptik yang dilakukan dengan metode skalar garis, flakes terpilih adalah flakes dengan formula 80% tepung mocaf + 20%tepung jagung.  flakes tersebut memiliki kandungan sifat kimia yang meliputi kadar air  1,05%,kadar abu 1,46%, lemak 13,90%, protein 1,76%, serat pangan 3,56%, Karbohidrat  81,83%, yang kadar tersebut masuk dalam syarat SNI 01-2886-2000 makanan ringan, serta memiliki jumlah kalori yang dihasilkan  459,70 Kkal.
The Optimation of Shrimp Shells Demineralisation, Deproteinisation, and Deasetilation on Water Soluble Chitosan Production Rizal Alamsyah; Susi Heryani; Irma Susanti
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 01 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4725.461 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v29i01.2477

Abstract

Shrimps shell still considered a solid waste (solid waste) and the problem of environmental pollution. Shrimp shell processing into high value-added products such as chitin and chitosan water soluble can expand its application in user industries. This study was aimed to obtain optimal condition for shrimp shells which resulted from quick frozen shrimp into water soluble chitosan (WSC). Stage of the process was conducted on the extraction of chitin (demineralization and deproteinasi), extraction of acid-soluble chitosan (ASC) (deacetylation), and manufacture of water-soluble chitosan. Demineralization of shrimp shells performed using 1 N HCL, the ratio (1:4), at a temperature of 70-75 C. Deproteinisasi performed using NaOH 3.5%, ratio (1:4) at a temperature of 80-85 C, the results of the deproteinisasi is chitin. Extraction of chitosan (deacetylation process) is done using NaOH 50%, ratio (1:20) at a temperature of 120-140 C. Demineralization, deproteinization, and deacetilation were conducted for 4 and 6 hours. One treatment was also conducted to produce ASC by applying directly deacetilation NaOH 50% at 140 C without demineralization and deproteinization. For the WSC stage, ASC producd was then mixed with DMAc (dimethyl acetate), stored (for aging), separated, washed, dried, and blended. The best treatment is demineralization process step, deproteinisasiand deacetylation for 4 hours, which ASC yield of 28.33% and WSC 15.46%. As for the process of direct deasetilisasi, produced the greates chitosan. The best characteristics of WSC was expressed in term of solubility (5 mg WSC/250 mL water), moisture content (10,0%), mineral or ash content (0.16%), nitrogen content (2.11%), viscosity (6 cps), and degree of deacetylation (64,75%).
Uji Stabilitas Warna Hasil Kopigmentasi Asam Tanat dan Asam Sinapat pada Pigmen Brazilin Asal Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Yuliasri Ramadhani Meutia; Irma Susanti; Nobel Christian Siregar
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 36, No 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.776 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v36i1.4504

Abstract

Secang merupakan jenis tanaman kayu yang berpotensi untuk digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Salah satu komponen warna dalam secang adalah pigmen brazilin. Suhu pemanasan, cahaya ultraviolet, dan adanya metal dapat mempengaruhi stabilitas dan laju degradasi pigmen brazilin. Salah satu cara untuk menurunkan laju degradasi pigmen brazilin adalah melalui proses kopigmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kopigmentasi dengan asam tanat dan asam sinapat terhadap stabilitas warna pigmen brazilin. Pada penelitian ini dilakukan kopigmentasi dengan senyawa kopigmen yaitu asam tanat dan asam sinapat dengan perbandingan 1:0; 1:1; 2:1; dan 5:1. Uji stabilitas dilakukan dengan menguji hasil kopigmentasi mana yang mengasilkan efek bathokromik dan hiperkromik terbaik saat dipanaskan pada suhu 40 °C, 50 °C, 60 °C, 70 °C, dan 80 °C. Pengukuran stabilitas warna diuji dengan laju retensi warna, konstanta laju degradasi (nilai k) dan pengukuran kualitas warna dilakukan menggunakan Chromameter dengan cara menguji nilai derajat merah dan biru (a value) dan °hue. Hasil menunjukkan bahwa kopigmentasi menggunakan asam tanat lebih efektif dalam menstabilkan pigmen brazilin dibandingkan dengan kopigmentasi dengan asam sinapat melalui hasil uji bathokromik, hiperkromik, retensi warna, konstanta laju degradasi, nilai a, dan nilai °hue.
Study of Oligosacharida Content from Various Sweet Potatoes and Application as Fuctional Drink Irma Susanti; Eddy Sapto Hartanto; Ning Ima Wardayanie
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 02 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6100.645 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v29i02.2594

Abstract

In order to support food diversification, the effort to increase value-added sweet potatoes, which are very abundant in Indonesia, is necessary to conduct. Therefore, the research was conducted to study the content of oligosacharide from various cultivars of sweet potatoes, to develop formulation and to examine consumen acceptance of sweet potatoes drink. The steps of the research were consisted of production of sweet potatoes flour, extraction of oligosacharide, analysis of oligosacharide content, production of sweet potatoes drinks and its organoleptic test.Sweepotatoes flour were made by slicing the tuber, drying at 55 -60 C for plus minus 20 hours, grinding and shieving with mesh 80. The flour extraction was done usinng ethanol 70% for 15 hours and then evaporated using rotary evaporator. The oligosacharide content was analyzed by thin layer chromatography and HPLC. Sweet potatoes drink were produced as follow : size reduction, blanching, water addition with ration flour ti water of 1:2, filtering to separated the starch and formulation.The result showed that the highest oligosacharides content was white sweet potatoes with rafinose content 0,15%, 0,02% stachiose, dan 0,11% malthohexose, while the highest oligosacharide content of sweet potatoes drink was red sweet potatoes with 0,07% rafinose. Hedonic test showed that red sweet potatoes drink with 10% sugar and 0,1% citric acid was the most prefered with average score for taste, color were 3.50 and for flavor was 3.45.