Hari Rudijanto I.W
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PAJANAN LOGAM BERAT (Pb) PADA SEDIMEN ALIRAN SUNGAI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) M. Choiroel Anwar; Hari Rudijanto I.W; Tri Cahyono
Jurnal Riset Kesehatan Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.698 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v8i1.4440

Abstract

TPA Kaliori yang merupakan pengganti dari TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas, mulai beroperasi pada tahun 2013. Setiap hari menampung sampah yang dihasilkan oleh kota Purwokerto dan diperkirakan sekitar 40 – 50 truk/hari. Terjadinya longsor sampah ke tempat penampungan lindi menyebabkan lindi tidak terwadahi dan menyebabkan terjadinya pencemaran badan air serta sumur penduduk yang menjadikankan masyarakat sekitar berdemo untuk menutup TPA . Tujuan penelitian untuk mengetahui pajanan logam berat pada sedimen aliran sungai tempat pembuangan akhir. Jenis penelitian  merupakan penelitian observasional dengan rancangan  cross sectional study. Populasi penelitian  adalah : Lindi, badan air, air sumur dan darah. Pengambilan sampel dilakukan dua kali yaitu pada tanggal  16 dan 19 Oktober 2018. Parameter pencemaran yang diteliti meliputi :   pH, suhu air, TDS, Kekeruhan, warna dan Pb. Alat yang di gunakan yaitu pH meter, termometer, TDS dan untuk pengujian kandungan timbal (Pb), BOD dan COD dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Purbalingga serta laboratorium Prodia untuk mengukur kadar Pb di darah. Hasil penelitian didapatkan  rerata hasil Pb pada IPAL yaitu 0,260 mg/l. Rerata hasil Pb dalam badan air/ saluran terbuka yaitu 0,204 mg/l. Rerata hasil Pb dalam air sumur 1 dengan jarak 100m adalah 0,061 mg/l, sumur 2 dengan jarak 135m adalah 0,052 mg/l dan sumur 3 dengan jarak 120 m adalah 0,047 mg/l. Rerata hasil Pb dalam darah manusia 5,6 µg/dL dari empat responden dengan jarak rumah yang berbeda. Hasil penelitian dapat disimpulkaan  bahwa kadar Pb pada IPAL dan Badan air  melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 0,1 mg/l dan dari tingkat pajanan pencemaran sudah berada dalam darah manusia. Dari hasil penelitian ini dapat kami sarankan untuk dilakukan perbaikan pada tempat pengolahan Lindi
AIR QUALITY CONTROL MODEL (DUST PARTICLE) WITH SPRAY TOWER Hari Rudijanto I.W; Asep Tata Gunawan; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.423 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6586

Abstract

Introduction:Air is a gas mixture that consists of several components and is spread throughout the area. Air pollution is the presence in the atmosphere in the form of solid particles, liquid droplets or gaseous components abnormally or in the presence in greater concentrations. There is an easy way to control air pollution by reducing the source of the pollution. However, control is part of air health as with the concept of water treatment. The purpose of this study was to design a device to defray the particles of spray tower dust at a low cost. Methods: This type of research used a pre experiment with the aim of testing the Spray Tower tool in reducing the levels of dust particles from the combustion process with coal briquettes, rice husks, and old tires. The pre test was coal briquettes, rice husk ash, and tires without being sprayed with water. The post test were coal, rice husks, and tires with sprayed water (with the help of 1 nozzle, 2 nozzles and 3 nozzles). The independent variable is the number of nozzles sprayed, the dependent variable includes a decrease in the level of dust particles while the disturbing variable consists of sprayed water discharge, weight of coal briquettes, rice husk ash and tires, air temperature, humidity, height of spraying tower, nozzle diameter. Result and discussion:  of the study the average air temperature was 20.17oC, humidity was 82%. The water discharge for 1 nozzle is 47.76 ml / second, 2 nozzles are 83.75 ml / second and 3 nozzles are 113.76 ml / second. The initial particle content of old tires was 3,020,000 μg / m3, coal briquettes (420,000 μg / m3) and rice husk ash (110,000 μg / m3). The average content of used tire dust particles with one nozzle (1,273.33.33 μg / m3), coal briquettes with one nozzle (361,666.67 μg / m3) and rice husk with one nozzle (23,333.33 μg / m3). The average dust particle content of old tires with two nozzles (16,666.67 μg / m3), coal briquettes with two nozzles (195,000 μg / m3) and rice husks with two husks (18,333.33 μg / m3). The average content of used tire dust particles with three nozzles (13,333.33 μg / m3), coal briquettes with three nozzles (13,333.33 μg / m3) and rice husks with three husks (13,333.33 μg / m3). Conclusion:When compared with Government regulation no. 41 of 1999 is still far from the standard 230 μg / m3 (24 hours), 90 μg / m3 (1 hour). Suggestion It is necessary to conduct other similar studies with a larger sample size, varying air pollution groups, modified models and diameters, controlled gross flow rates. 
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DENGAN KOMPOSTER DALAM PEMANFAATAN SAMPAH DI DESA BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG M. Choiroel Anwar; Hari Rudijanto I.W; Budi Triyantoro; Gatot Murti Wibowo
Jurnal LINK Vol 15, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.379 KB) | DOI: 10.31983/link.v15i1.4441

Abstract

 Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik yang dihasilkan dari tanaman, hewan, sampah, yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif, seperti bakteri dan jamur. Kompos dapat dibuat menggunakan sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun seperti dedaunan, dan rumput, yang dapat dijadikan kompos. Desa Bringin, kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang merupakan suatu desa  agraris yang banyak menghasilkan sampah dan dari hasil observasi terlihat potensi desa cocok untuk diperkenalkan jenis pupuk kompos sebagai sumber bahan organik di kebun petani. Tujuan dari pengabdian adalah membina dan mengarahkan warga masyarakat Desa Beringin agar mempunyai kemampuan membuat kompos dari sampah organik. Metoda pengabdian masyarakat adalah Mengadakan pelatihan pembuatan sarana pembuat kompos dan demontrasi pembuatan kompos  sampah  organic dengan menggunakan saranan pembuatan kompos yang telah dibuat. Pengabdian ini melibatkan Dosen, Mahasiswa Program Studi Imaging Diagnostik Magister Terapan Kesehatan Semarang, Kader, Masyarakat dan para pejabat lintas sektor. Hasil yang dicapai adalah terbuatnya 4 buah komposter untuk mpembuat kompos dan telah dibuat kompos dengan menggunakan komposter yang telah di buat bersama antara dosen, mahasiswa Poltekkes Semarang dan  mayarakat serta telah diketahuinya cara-cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan masyarakat. Kesimpulan dari pengbdian masyarakat ini adalah setelah diberikan pelatihan pengelolaan sampah yang baik dan benar masyarakat dapat mengatasi masalah sampah yang ada di sekitarnya dan diharapkan masyarakat Desa Bringin dapat mengevaluasi pengelolaan yang telah dilaksanakan sebelumnya.