p-Index From 2019 - 2024
1.686
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Agus Subagiyo
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF LOTION EXTRACT OF VARIOUS TYPE OF PLANTS AS Aedes aegypti MOSQUITO REPPELENT Agus Subagiyo; M Choiroel Anwar; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.931 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6588

Abstract

Effort to control DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) vectors without toxic substances by using natural and enviromentally friendly materials was natural repellent made using plants that were widely available in the community.Many types of plants contain  various secondary metabolite compound substances that have the potential to be used as natural insecticides, especially as repellent of the Aedes Aegypti mosquito. The research needs  to be done to determine the effectiveness of basil leaves, citronella leaves, clove leaves and betel leaves as a repellent against Aedes Aegypti mosquitoes. This research method was an experiment in the laboratory. The materials used for this research were basil leaves, citronella leaves, clove leaves, and betel leaves. The extracted leaves were then made lotions with certain formulas, tested as a natural repellent against Aedes Aegypti mosquitoes. The concentrations used were 20%, 40% and 80% as well as negative control (0%) and positive control (brand x lotions). The number of mosquitoes used in the study were 25 x 4 treatments = 100 mosquitoes. The replication or repetition was done 10 times. To find out the difference in the number of Aedes Aegypti mosquitoes that perch on the hands of probandus which has been smeared with basil leaf, citronella leaf, clove leaf and betel leaf extracts uses Anova Statistical tests and kruskal wallis. To see the difference between concentrations was tested with LSD or Mann-Whitney test. The calculation result of the number of Aedes Aegypti mosquitoes that perch before and after applying the lotion, the lowest was the lotion of citronella leaf extract 0% (11); 20% (2); 40% (1); 80% (1); The highest protection capacity of extract lotion is citronella leaves with concetrations of 20% (81,1%); 40% (95%), 80%(98,2%); There were no significant differences between the lotion concentrations of 20% and 80%, while the concentration of 40% is significantly different. Then the LSD follow-up test finds that the protective capacity of lotion of clove leaf extract is negative and citronella leaf extract is positive. The most effective protection capacity against Aedes Aegypti mosquitoes was lotion of citronella leaf extract with concentration of 40% (95%) and a concentration of 80% (98,2%), proven by the value of protection capacity that is stable even though it has been used for up to 6 hours and can exceed the protection capacity of lotion x (90,3%). It is reccomended that further research needs to be developed to optimize the lotion of citronella leaf extract 40% and 80% with orgonolaptic test of color, aroma, stickness and comfort of its use.
DAYA PROTEKSI LOTION EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI REPELLENT NYAMUK Aedes aegypti Rintan Rizkiya Mufidah; M. Choiroel Anwar; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.576 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.6037

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Upaya pengendalian yang populer di masyarakat yaitu insektisda kimia akan tetapi menyebabkan resisten pada nyamuk dan keracunan pada manusia. Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah satu daun sirih mengandung berbagai senyawa kimia seperti senyawa saponin, flavonoid, tanin, eugenol, kavicol dan alkaloid. Tujuan penelitian untuk mengetahui daya proteksi konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle, L.) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian menggunakan eksperimen kuasi dengan desain penelitian posttest only control group design. Variabel dependent yang digunakan berupa nyamuk Aedes aegypti betina, variabel independent berupa berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih dan lama waktu pemaparan. Analisis data menggunakan analisis Anova dengan uji lanjut LSD (Least Significant Difference). Dengan cara tangan kontrol dan perlakuan dipaparkan dalam kandang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan pengulangan 10 kali setiap jamnya. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 20% mempunyai daya proteksi 78,6%, konsentrasi 40% mempunyai daya proteksi 88,3%, konsentrasi 80% mempunyai daya proteksi 84,2% sedangkan lotion x sebagai pembanding mempunyai daya proteksi 90%. Hasil analisis One-way Anova tidak signifikan dengan nilai p = 0,000 α (0,05), sehingga tidak ada perbedaan daya proteksi antara konsentrasi 20%, 40%, 80% dan lotion x. Hasil analisis anova factorial tidak signifikan dengan nilai p = 0,000 α (0,05), sehingga tidak ada perbedaan daya proteksi secara bersama konsentrasi dan lama pemaparan jam 1-6. Simpulan penelitian ini belum bisa dikatakan efektif karena ekstrak daun sirih daya proteksi pada konsentrasi 40% didapatkan daya proteksi tertinggi sebesar 100% selama satu jam pertama dan memiliki rata- rata daya proteksi sebesar 88,3% selama enam jam. Disarankan agar peneliti perlu melakukan pengembangan dengan melakukan uji lebih lanjut seperti uji sifat fisik lotion maupun kandungan ekstrak daun sirih dan perlu dikembangkan metode ekstraksi yang lebih efesien untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih tinggi.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga Laelani Dina; Nur Hilal; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1027.035 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i2.4732

Abstract

Salah satu tempat umum yang sering menghasilkan permasalahan sampah adalah pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi sejumlah barang atau jasa. Pasar mempunyai problematika masalah sampah tersendiri, karena sebagian besar sampah pasar terdiri dari sampah basah dan sampah kering. Pengelolaan sampah yang tidak baik dikhawatirkan akan memicu terjadinya kerusakan lingkungan. Pengelolaan sampah tersebut tidak lepas dari perilaku pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Segamas Kabupeten Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crosssectional desain penelitian menggunakan quota sampling. Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dan ceklis kepada 96 sampel. Pengelolaan data dengan menggunakan uji spearman rank. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pedagang dengan nilai value 0,000 (0,05), menunjukan hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pedagang dengan p value 0,000 (0,05), menunjukan hubungan yang bermakna antara ketersediaan saran dengan perilaku pedagang dengan p value 0,000 (0,05), dan antara pelaksanaan peraturan kebersihan dengan perilaku kebersihan menunjukan hubungan yang bermakna dengan p value 0,000 (0,05) Simpulan dari hasil penelitian ini bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana pembuangan, dan pelaksanaan peraturan kebersihan dengan perilaku pedagang dalam pengelolaan sampah di Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga.
STUDI DESKRIPTIF TENTANG KADAR DEBU PADA PERTUKANGAN KAYU KABUPATEN PURBALINGGA Puput Hargiani; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 38, No 4 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 4 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.626 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i4.5498

Abstract

Lingkungan yang sehat perlu dilakukan pengawasan agar terhindar dari dampak negatif terhadap kesehatan maupun keselamatan. Salah satu diantara kualitas lingkungan yang sehat adalah terhindar dari pencemaran udara dengan zat pencemaran yaitu debu. Dngan ukurannya yang sangat kecil,debu dapat menyelinap dan diam lama dalam perabotan rumah tangga yang apabila dibiarkan maka dapat berbahaya bagi kesehatan, diantaranya iritasi pada mata, sering bersin-bersin, iritasi pada kulit dan gangguan pernapasan. Tujan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar debu pada Pertukangan Kayu PK Bodas Kusen dan permukiman terdekat Pertukangan Kayu PK Bodas Kusen.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran suatu keadaan secara objektif dan memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada permasalahan sekarang.Hasil penelitian pengukuran kadar debu pada pertukangan kayu PK Bodas Kusen dengan menggunakan Dusttrek selama pengukura 15 menit adalah 0,491 mg/m3 dan setelah dikonversikan ke 8 jam adalah 15,712 mg/m3. Sedangkan hasil penelitian pengukuran kadar debu pada permukiman yang terdekat dengan pertukangan kayu PK Bodas Kusen selama 15 menit pengukuran adalah didapatkan hasil tertinggi sebesar 0,362 mg/m3 atau 362 µg/m3, hasil terendah sebesar 0,302 mg/m3 atau 302 µg/m3 dan didapatkan hasil rata-rata sebesar 0,317 mg/m3 atau 317µg/m3 sedangkan setelah dikonversikan ke 24 jam di dapatkan hasil tertinggi sebesar yaitu sebesar 30,432 mg/m3 atau 30.432 µg/m3, hasil terendah sebesar 28,991 mg/m3 atau 28.991 µg/m3 dan didapatkan hasil rata-rata sebesar 30,432 mg/m3 atau 30.432µg/m3.Masyarakat seharusnya membersihkan rumah dan perabotnya minimal 2 kali sehari dan menyiram halaman rumah untuk mengurangi debu yang berterbangan, sedangkan untuk pihak Pertukngan Kayu PK Bodas Kusen seharusnya menambah fasilitas penghisap debu yang sifatnya lokal dengan cara didekatkan ke sumbernya dan menyediakan APD untuk para pekerja.
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Sebagai Zat Penolak (Repellent) Nyamuk Aedesaegypti Revi Stansyah; Agus Subagiyo; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.211 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i4.3583

Abstract

Demam Berdarah Dengeu (DBD) merupakan suatu penyakit endemik di daerah tropis yang memiliki tingkat kematian tinggi terutama pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian Demam Berdarah Dengeu maupun Demam Dengue (DD) yang tertinggi. Penanggulangan vektor Demam berdarah umumnya menggunakan bahan insektisida sintetis, namun penggunaan insektisida sintetis menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya family tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae. Salah satu tumbuhan dari family Piperaceae adalah tumbuhan daun sirih. Banyaknya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia memunculkan penelitian baru dalam pengendalian vektor yang lebih aman, sederhana dan berwawasan lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan RutaceaeJenis penilitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi/semu ( Quasi Experimental Design, terdiri dari kontrol dan perlakuan, Analisis data menggunakan analisis One Way Anova. Metode penelitian dengan cara tangan kontrol dan perlakuan yang dipaparkan dalam kendang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan replikasi 10 kali tiap jamnya.Hasil penelitian yaitu konsentrasi 10% memiliki daya proteksi 56,45, konsentrasi 20% memiliki daya proteksi 67,3%, konsentrasi 40% memiliki daya proteksi 76,4%, konsentrasi 80% memiliki daya proteksi 81,8%.Menurut komisi pestisida repellent dianggap efektif apabila daya proteksi yang dihasilkan selama 6 jam uji diatas 90%.Disimpulkan dari penelitian ini belum bisa dikatakan efektif karena pada konsentrasi teringgi yaitu 80% hanya memiliki daya proteksi sebesar 81,8%.Saran bagi Pemerintah seharusnya menerapkan undang-undang untuk mengganti zat pengendali nyamuk dari pestisida kimia menjadi pestisida nabati dan bagi produsen repellent lebih mengembangkan repellent berbahan alami. 
IDENTIFIKASI BORAKS PADA KETUPAT JANUR DI PASAR SEGAMAS KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020 Nindita Apri Herawati; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 40, No 2 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.2 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.743 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i2.6008

Abstract

Latar belakang masalah berdasarkan data survei pendahuluan ditemukan beberapa ketupat janur yang dijual di Pasar Segamas diduga mengandung boraks. Fungsi sebenarnya dari boraks yaitu untuk bahan antiseptik, pengawet, dan anti jamur kayu, serta pembasmi kecoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya boraks pada ketupat janur yang dijual di Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya kadar boraks pada ketupat janur yang dijual di Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data di lapangan dan pemeriksaan di Laboratorium kemudian bandingkan dengan Permenkes RI Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan 6 sampel negatif boraks. Pemeriksaan secara organoleptik dihasilkan sampel ketupat 1 dan 2 dalam kondisi baik sedangkan sampel yang lain diduga mengandung boraks. Pengetahuan pedagang menunjukkan sebagian besar masuk kategori baik dengan nilai 83 % dan 17 % dalam kategori tidak baik. Pengawasan bahan tambahan pangan berbahaya di Pasar Segamas termasuk kategori sesuai Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan  Republik Indonesia Nomor : 2 dan Nomor : 43  Tahun  2013 Tentang Pengawasan Bahan Berbahaya  Yang Disalahgunakan Dalam Pangan. Simpulan penelitian ini yaitu 100 % ketupat janur negatif menggunakan boraks.
EFFECTIVENESS OF VARIOUS CONCENTRATIONS OF LEMONGRASS LEAF EXTRACT LOTION (Cymbopogon nardus) AS REPELLENT OF AEDES AEGYPTI MOSQUITOES Firda Ro'in; Agus Subagiyo; Arif Widyanto; Nur 'Aini
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.78 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6578

Abstract

Effectiveness Of Various Concentrations Of Lemongrass Leaf Extract Lotion (Cymbopogon nardus) As Repellent Of Aedes aegypti Mosquitoes. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by dengue virus which is transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. Vector control efforts that are popular in the community are using chemical insecticides. The use of insecticides can cause mosquito resistance and cause poisoning in humans. Then effective controls need to be developed to avoid these impacts. Safe control of health and environmentally friendly is to use natural repellent derived from plants, one of which is lemongrass leaf (Cymbopogon nardus). The purpose of this study is to know the effectiveness of various concentrations of lemongrass leaf extract lotion (Cymbopogon nardus) as repellent of Aedes aegypti mosquitoes. This type of research is an experimental laboratory with the research design of The Posttest - Only Controlled Group Design. The research method by hand control and treatment is presented in a cage containing 25 Aedes aegypti mosquitoes for 6 hours with repetition 10 times each hour. The results showed that a concentration of 20% had an average protective capacity of 82.8%, a concentration of 40% had an average protective capacity of 95.0%, an concentration of 80% had an average protective capacity of 98.1% and lotion repellent from chemicals with the brand "X" has an average protection capacity of 88.6%. The results of the Kruskal Wallis analysis proved significant with p = 0.003 α (0.05), so there were significant differences in the protective power. The conclusion of the study was that the lemongrass leaf extract lotion was effectively used as a repellent of Aedes aegypti mosquitoes at a concentration of 40% and 80% because the protective power value 90% even though it had been used for 6 hours.
Uji Efektivitas Larutan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Dalam Menurunkan Jumlah Angka Kuman Pada Alat Makan Di Rumah Makan Kabupaten Tegal Nela Maghfirotul Ilmi; M Choiroel Anwar; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 41, No 2 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.2 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i2.8746

Abstract

Latar Belakang Higiene sanitasi rumah makan memiliki beberapa aspek dalam penanganan makanan, salah satunya peralatan makan yang menjadi sumber penyakit karena alat makan tidak bersih. Maka dari itu proses pencucian sangat memengaruhi penurunan angka kuman. Alternatif yang digunakan pada proses pencucian dengan memanfaatkan bahan nabati dari belimbing wuluh. tujuan untuk menganalisis perbedaan berbagai konsentrasi larutan belimbing wuluh untuk menurunkan jumlah angka kuman pada sendok makan. Metode yang digunakan Pre-experiment dengan pendekatan pre and post design. Sampel yang digunakan yaitu 30 sendok sampel yang diambil dari 6 Rumah Makan. Data yang digunakan berdistribusi normal menggunakan analisis varian, Data yang tidak berdistribusi normal menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian rata – rata presentase penurunan angka kuman sesudah diberi perlakuan konsentrasi 0% sebesar 76,92%, konsentrasi 15% sebesar 90,07%, konsentrasi 20% sebesar 94,98%, konsentrasi 25% sebesar 98,89%. Hasil Uji t Test menunjukan pada konsentrasi 0% nilai sig 0,001 0,05, konsentrasi 15% nilai sig 0,000 0,05, nilai sig 20% 0,000 0,05, konsentrasi 25% 0,000 0,05, hasil data diartikan ada perbedaan yang signifikan angka kuman pada sendok makan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan nilai sig 0,01 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan terhadap efektivitas angka kuman setelah diberi perlakuan larutan belimbing wuluh. Kesimpulan hasil penelitian bahwa penggunaan larutan belimbing wuluh dengan konsentrasi 0%, 15%, 20%, dan 25% efektif sebagai desinfektan dalam menurunkan angka kuman pada sendok makan. Saran agar lebih memperhatikan hygiene sanitasi salah satunya pada peralatan makan.
Kontaminasi Telur Cacing Parasit Usus pada Lalapan Pecel Lele Pedagang Kaki Lima di Purwokerto Agus Subagiyo; Arif Widyanto; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 42, No 1 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.1 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i1.9630

Abstract

Prevalensi kecacingan masyarakat Indonesia tinggi. Upaya mewujudkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui upaya pengawasan terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan kualitas lalapan kubis, daun kemangi, selada dan mentimun merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menjadi fokus dalam upaya pengawasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi telur cacing parasit usus pada lalapan pecel lele yang dijual pedagang kaki lima di sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada tempat pecel lele pedagang kaki lima sekitar Kampus 7 dan Kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan 3 (37,5%) sampel lalapan kubis yang diambil pada tempat pecel lele pedagang kaki lima positif mengandung telur cacing parasit usus. Teridentifikasi telur cacing parasit usus dari jenis Ascaris lumbricoides dan Enterobius vermicularis. Hasil observasi kondisi sanitasi pada tempat pedagang kaki lima menunjukkan sebesar 100% tempat tidak memiliki tempat sampah tertutup, 5 (62,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas cuci tangan yang memenuhi syarat yaitu tersedia tempat cuci tangan, tersedia sabun cuci tangan serta air yang mengalir, dan 7 (87,5%) tempat yang tidak memiliki fasilitas tempat mencuci peralatan yang terdiri dari lebih dari 2 bak pencucian. Puskesmas setempat perlu memberikan penyuluhan terkait prinsip higiene sanitasi makanan dan sanitasi tempat penjualan makanan kepada pedagang kaki lima di sekitar kampus 7 dan kampus 8 Poltekkes Kemenkes Semarang agar kualitas dan keamanan makanan yang dijajakan meningkat serta tidak menjadi media penularan infeksi parasit usus.