Mahani Mahani
Department of Food Industrial Technology, Faculty of Agroindustrial Technology, Padjadjaran University, Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PREFERENSI WANITA USIA SUBUR TERHADAP MADU LEBAH TANPA SENGAT SEBAGAI KANDIDAT PRODUK ANTIEMESIS Fajar Abhirama Akhsanul Ikhsan; Bambang Nurhadi; Mahani Mahani
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 10 No. 3: July 2022
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2022.010.03.4

Abstract

Ibu hamil memiliki gangguan mual dan muntah (emesis), yang membuat nafsu makan menurun dan secara tidak langsung mengurangi asupan gizi untuk janin. Salah satu bahan pangan yang dapat betindak sebagai antiemesis adalah madu. Madu memiliki karakteristik sensori yang dipengaruhi sifat fisikokimia, hal ini dapat memengaruhi preferensi ibu hamil dalam menentukan madu yang disukai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi Wanita Usia Subur (WUS) dalam memilih madu Lebah Tanpa Sengat sebagai kandidat produk antiemesis. Metode yang dilakukan adalah pengujian organoleptik dengan uji hedonik menggunakan panelis WUS sebagai model dari ibu hamil. Untuk sampel madu yang digunakan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Sulawesi Selatan, Banten, Bogor, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Bengkulu. WUS memiliki preferensi tertinggi pada madu lebah Tetragonula biroi yang berasal dari Bogor dengan karakteristik fisikokimia seperti kadar air sebesar 28.79 ± 0.31%, tingkat keasaman sebesar 118.76 ± 5.08 ml NaOH 1N/kg, , kadar gula pereduksi sebesar 29.22 ± 5.11%, kadar HMF sebesar 79.75 ± 1.77 mg/kg.
PROFIL SPESIES LEBAH DAN TANAMAN PAKAN, SERTA KORELASI KADAR TOTAL FENOL DAN WARNA MADU DARI BERBAGAI JENIS MADU DI INDONESIA Mahani, Mahani; Berliana, Annisa Putri; Nurhadi, Bambang
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.099 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v7i4.27484

Abstract

ABSTRACTIndonesia has various types of honey which are influenced by the high diversity of bee species and food sources. This diversity causes the characteristics and chemistry of honey to vary. This study aims to determine the effect of bee species and feed sources on the total phenol content and color of various types of honey in Indonesia. The research method used is the total phenol content test using the Folin Ciocalteu method and the color test using a colorimeter. The results obtained in fresh honey that the highest phenol content was A. cerana from North Sumatra was 1,760 mg GAE/g with a dark honey color, while the lowest total phenol content in fresh honey was G. thoracica from West Sumatra at 0,543 mg GAE/g. with a light-yellow honey color. The data of this study indicate that the higher the total phenol content in honey, the darker the color of the honey.Keywords: Bee, Phenol, Honey, Feed, Color.ABSTRAKIndonesia memiliki beragam jenis madu yang dipengaruhi oleh tingginya keragaman spesies lebah dan sumber pakan. Keberagaman tersebut menyebabkan karakteristik dan kimiawi madu berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh spesies lebah dan sumber pakan terhadap kadar total fenol dan warna dari berbagai jenis madu di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah uji kadar total fenol menggunakan Metode Folin Ciocalteu dan uji warna menggunakan alat kolorimeter. Hasil yang diperoleh pada madu segar kadar fenol teringgi ialah A. cerana dari Sumatera Utara sebesar sebesar 1,760 mg GAE/g dengan warna madu tergolong gelap, sedangkan kadar total fenol terendah pada madu segar ialah G. thoracica dari Sumatera Barat sebesar 0,543 mg GAE/g dengan warna madu kuning terang. Data penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar total fenol pada madu, maka semakin gelap warna madu.Kata kunci: Fenol, Lebah, Madu, Pakan, Warna
HUBUNGAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MADU DARI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA Mahani, Mahani; Savitri, Sherlin Regiena; Subroto, Edy
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.21 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v7i4.27486

Abstract

ABSTRACTHoney contains secondary metabolites, including flavonoid compounds, which have antioxidant activity. The diversity of bee species and food plant sources in Indonesia will have an impact on differences in the composition of secondary metabolites in honey, it is necessary to analyze the influence of feed sources and bee species so as to improve the quality of the honey they produce. This study aims to determine the relationship between total flavonoid levels and antioxidant activity of honey from various provinces in Indonesia. The flavonoid test used UV-vis spectrophotometry; the antioxidant activity test was carried out using the DPPH method. The total flavonoid content contained in honey ranged from 4.04-47,033 mg/100g, A. cerana honey (North Sumatra) produced the highest total flavonoid content, while G. thorasica (West Sumatra) honey produced the lowest total flavonoid content. The antioxidant activity (IC50) contained in honey ranged from 3,589-64,271 mg/ml, H. itama honey (Sumsel) produced the highest antioxidant activity, while G. thorasica honey (West Sumatra) produced the lowest antioxidant activity. Flavonoid contents influence antioxidant activity that is equal to 25.27%, while 74.72% is influenced by other factors. Based on these data, the higher the flavonoid content, the stronger the antioxidant activity of honey.Keywords: Antioxidant Activity, Flavonoid, Bee Species, Feed SourceABSTRAKMadu mengandung metabolit sekunder, antara lain senyawa flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan. Keberagaman spesies lebah dan sumber tanaman pakan di Indonesia akan berdampak pada perbedaan komposisi metabolit sekunder pada madu, hal itu perlu adanya analisis mengenai pengaruh dari sumber pakan dan spesies lebah sehingga dapat meningkatkan kualitas madu yang dihasilkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar total flavonoid dan aktivitas antioksidan madu dari berbagai provinsi di Indonesia. Uji flavonoid menggunakan Spektrofotometri Uv-vis, pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH. Kadar total flavonoid yang terkandung dalam madu berkisar antara 4.04-47.033 mg/100g, madu A. cerana (Sumut) menghasilkan kadar total flavonoid tertinggi, sedangkan madu G. thorasica (Sumbar) menghasilkan kadar total flavonoid terendah. Aktivitas antioksidan (IC50) yang terdapat dalam madu berkisar antara 3.589-64.271 mg/ml, madu H. itama (Sumsel) menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi, sedangkan madu G. thorasica (Sumbar) menghasilkan aktivitas antioksidan terendah. . Kadar flavonoid memiliki pengaruh terhadap aktivitas antioksidan yaitu sebesar 25,27%, sedangkan 74,72% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan data tersebut, semakin tinggi kadar flavonoid, maka aktivitas antioksidan madu cenderung menguat.Kata Kunci: Aktivitas Antioksidan, Flavonoid, Spesies Lebah, Sumber Pakan