Sarjito Jokosiworo
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisa Teknis dan Ekonomis Penggunaan Wind Turbine Sebagai Alternatif Bahan Bakar Kapal Pembersih Gulma Ryan Melpin Silaen; Berlian Arswendo Adietya; Sarjito Jokosiworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 1 (2018): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.517 KB)

Abstract

Armada kapal sangat bergantung pada bahan bakar minyak. Perairan Danau Toba yang disebut sebagai salah satu destinasi wisata di kotori dengan ada nya eceng gondok ,dengan pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat dapat menutupi aliran Danau Toba untuk itu perlu di lakukan tindakan pembersihan. Berangkat dari permasalahan tersebut, tugas akhir ini mencoba menghadirkan kapal pembersih gulma untuk digunakan dalam pembersihan eceng gondok dengan menggunakan wind turbine untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak untuk mensuplai kebutuhan daya conveyor . Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan tipe dan ukuran wind turbine yang optimum serta memiliki biaya investasi yang rendah dan mendapatkan keuntungan ekonomis. Analisis wind turbine yang dilakukan adalah pada kecepatan kapal 8 knot, kecepatan angin 3,03 knot sehingga didapat kecepatan angin yang bekerja pada wind turbine sebesar 8,55 knot dengan sudut serang angin terhadap wind turbine (angle of atta adalah 180 arah angin berlawanan dengan arah kapal. Dari hasil analisa didapatkan wind turbine yang optimum untuk dipasang di kapal adalah tipe sumbu horisontal dengan diameter rotor 1,8 m dengan jumlah yang terpasang sebanyak 2 unit. Dengan menggunakan rumus teoritis didapatkan hambatan yang ditimbulkan wind turbine sebesar 8 kN sehingga mengakibatkan pengurangan kecepatan sebesar 0.406 knot. Dengan total biaya investasi dan operasional awal sebesar Rp 17.836.782 pemasangan wind turbine dapat menghemat biaya sebesar Rp 3.801.600 per tahun.
Analisa Kekuatan Belokan Pipa (Elbow Pipe) Dengan Variasi Sudut Akibat Beban Momen Bending Bintang Nurcahyo; Hartono Yudo; Sarjito Jokosiworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.872 KB)

Abstract

Sistem perpipaan adalah gabungan dari pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain yang beroperasi pada suatu plan/rencana. Salah satu komponen yang digunakan adalah elbow. Elbow digunakan untuk menyambung pipa dan membelokkan / merubah arah aliran pipa. Salah satu kegagalan struktur yang terjadi pada pipa elbow adalah buckling atau tekuk. Pada penelitian ini pipa elbow divariasikan berdasarkan besarnya sudut (α) yaitu sudut 0o; 45o dan 90o. Terdapat tiga kondisi pembebanan yang digunakan yaitu inplane, outplane dan in-outplane. Pipa elbow dimodelkan menggunakan metode elemen hingga dengan mempertimbangkan nilai momen dan oval deformasi yang terjadi pada pipa elbow dengan variasi sudut. Dari penelitian ini ditemukan beberapa hal. Nilai kekuatan momen pada sudut pipa elbow yang kecil lebih besar daripada sudut pipa elbow yang besar. Oval deformasi yang terjadi pada pipa elbow sudut yang besar berbanding lurus dengan bertambahnya besar sudut pipa elbow.
Analisa Kekuatan Struktur Main Deck Sebagai Penumpu Towing Winch Pada Kapal OSV.Go Perseus Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Ellypar Sutisna S; Imam Pujo Mulyatno; Sarjito Jokosiworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.112 KB)

Abstract

Kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) adalah kapal khusus yang berfungsi untuk menangani pemasangan jangkar untuk buoy ataupun untuk mengangkat jangkar serta peralatan yang dibutuhkan selama proses eksplorasi. Dengan perubahan framing system kapal akan terjadi perubahan karakteristik tegangan. Pada setiap framing system tersebut dilakukan analisa maximum stress dengan bantuan program numerik finite element method (FEM). Analisa yang digunakan adalah analisa beban statis, beban setiap kondisi pembebanan serta beban hidrostatik. Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui karakteristik tegangan dan nilai tegangan  terbesar dari konstruksi kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) serta mengetahui letak titik kritis pada kapal, berdasarkan tiga variasi kondisi pembebanan kapal yaitu beban winch, beban tarik, sagging dan hogging. Hasil analisa dan perhitungan yang  dilakukan pada deck kapal model satu dalam kondisi tarik sebesar 74,2 N/mm2, kondisi sagging sebesar 101 N/mm2, dan kondisi hogging sebesar 70,9 N/mm2. Untuk model dua dalam kondisi beban tarik sebesar 69,0 N/mm2, kondisi sagging sebesar 99 N/mm2, dan kondisi hogging sebesar 64,8 N/mm2. Dari hasil nilai tegangan yang didapatkan, disimpulkan bahwa semua nilai tegangan yang terjadi pada kapal Anchor Handling Tug Supply masih memenuhi safety factor, baik safety factor menurut kriteria bahan maupun safety factor standar BKI.
Analisa Pengaruh Suhu Kempa Dan Waktu Kempa Terhadap Kualitas Balok Laminasi Bambu Petung Untuk Komponen Konstruksi Kapal Kayu Fakhrul Arifin; Parlindungan Manik; Sarjito Jokosiworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.828 KB)

Abstract

Laminasi bambu petung (Dendrocalamus asper). Alasan penggunaan bambu petung sebagai material pengganti dalam struktur kapal perikanan adalah bambu petung memiliki sifat mekanis yang baik, ringan, memiliki dinding yang tebal dan kokoh, mudah dalam penanganan dan pengerjaannya, mudah didapatkan serta murah harganya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik kuat lentur dan kuat tekan maksimum bambu laminasi dari jenis bambu petung dengan 2 variasi suhu dan waktu kempa (80°C, 100°C, 120°C, 130°C dan 140°C ) selama 30 & 60  menit. Pengujian tarik menggunakan standar SNI 03-3399-1994,uji kuat lentur  mengacu pada standart SNI 03-3960-1995 pengujian tekan menggunakan standar SNI 03-3958-1995. Setelah dilakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa kuat tarik laminasi bambu  petung dengan waktu kempa 60 menit  dengan suhu 120°C  dengan hasil 114.91 Mpa, dan kuat lentur  laminasi bambu petung dengan waktu kempa 60 menit dengan suhu 100°C  dengan hasil 122.07 Mpa, Sebaliknya kuat tekan laminasi bambu petung dengan suhu 80°C  dengan hasil 49,76 Mpa.
Analisa Pengaruh Perubahan Hullform Terhadap Motion Sickness Incidence (MSI) Pada Kapal Ro – Ro 500 GT Budi Setyawan; Deddy Chrismianto; Sarjito Jokosiworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.831 KB)

Abstract

Gerakan kapal terombang – ambing atau naik turun yang diakibatkan oleh ombak yang besar dan terus menerus dapat mengakibatkan gejala sakit berupa kepala pusing, mual bahkan muntah yang seringkali diistilahkan sebagai mabuk laut (motion sickness). Pada kapal penumpang (ferry) kondisi ini menjadi suatu persyaratan penting yang harus dipertimbangkan dalam proses desain. Dalam penelitian ini dilakukan kajian terhadap hasil perhitungan respon gerakan kapal Ro - Ro 500 GT sehingga bisa dilihat respon kapal terhadap kenyamanan penumpang. Pada penelitian ini difokus pada optimasi bentuk lambung kapal untuk meningkatkan kualitias seakeeping sesuai dengan standar seakeeping pada Nortforks 1987 serta menurunkan nilai Motion Sickness Incidence sesuai dengan standard ISO-2631/1997. Perubahan bentuk lambung dilakukan dengan merubah parameter nilai koefisien blok (Cb) sebesar ±5% dan ±10% dengan Metode Lackenby serta merubah posisi letak LCB sebesar ±3% dan ±5% dengan bantuan software Maxsurf Modeler Advance. Kapal Ro – Ro memenuhi kriteria seakeeping sampai sea state 4 dengan tinggi gelombang 2,012 m dalam periode gelombang 6,084s, serta memenuhi kriteria MSI kurang dari 10% setelah 2 jam pada following seas dan head seas, nilai OMSI menurun ketika Cb diperkecil dan Lcb digeser kearah depan kapal. Pengaruh paling signifikan terhadap kapal terjadi pada sea state 4 yaitu penurunan nilai OMSI sebesar 0,709.