Erie BPS Andar
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN STRUKTUR PEDIS DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER PADA SISWA SMA NEGERI 3 SEMARANG Muhammad Zulham Amirullah; Erie BPS Andar; Farmaditya Eka Putra
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.694 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15495

Abstract

Latar Belakang : Indonesia memiliki beberapa pelari kenamaan di nomor elite pada masa lalu. Sekarang prestasi itu sudah sulit diperoleh atlet Indonesia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencapai prestasi atau hasil optimal dalam olahraga lari. Beberapa macam penerapan unsur pendukung keberhasilan dalam kecepatan lari perlu dioptimalkan seperti faktor anatomis pada kaki. Struktur anatomi pada kaki seperti arcus pedis dan panjang pedis yang membantu efisien fungsi kaki. Struktur pedis tersebut terdiri dari dua fungsi, yaitu menahan berat badan dan pergerakan berjalan atau berlari. Beberapa studi sebelumnya membuktikan bahwa arcus pedis memiliki korelasi negatif terhadap kecepatan lari.Tujuan : Mengetahui hubungan struktur pedis (indeks arcus pedis dan panjang pedis) terhadap kecepatan lari.Metode : Penelitian belah lintang ini dilakukan pada 61 subjek siswa laki-laki kelas X SMAN Negeri 3 Semarang. Indeks arcus pedis dinilai dengan metode Staheli-footprint. Panjang pedis dinilai dengan menggunakan satu set mistar segitiga. Kecepatan lari diukur menggunakan stopwatch dengan jarak tempuh 60 meter.Hasil : Pada penelitian didapatkan data indeks rata-rata arcus pedis kanan dan kiri dengan rerata 0,85 ± 0,27; data panjang pedis relatif dengan rerata 0,111 ± 0,003; dan data kecepatan lari dengan rerata 5,71 ± 0,46 m/s. Uji korelasi Spearman antara arcus pedis dan kecepatan lari 60 meter menunjukkan korelasi negatif yang tidak bermakna (r=-0,150; p=0,247). Sedangkan uji korelasi Spearman antara panjang pedis dengan kecepatan lari menunjukkan korelasi positif yang tidak bermakna (r= 0,014; p=0,914).Kesimpulan : Terdapat korelasi negatif yang tidak bermakna antara arcus pedis dengan kecepatan lari 60 meter. Terdapat korelasi positif yang tidak bermakna antara panjang pedis dengan kecepatan lari 60 meter.
LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA KEHAMILAN GEMELLI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Adrina Nur Saffira; Yuli Trisetiyono; Erie BPS Andar; Julian Dewantiningrum
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.297 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i2.27079

Abstract

Latar Belakang : Kehamilan gemelli merupakan kehamilan yang terdiri dari dua janin dalam kandungan pada waktu yang sama. Angka kejadian kehamilan gemelli semakin meningkat diakibatkan semakin berkembangnya assisted reproductive technology (ART). Kehamilan gemelli lebih berisiko dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Kehamilan gemelli mempunyai risiko besar pada ibu  seperti keguguran, anemia, gestational diabetes mellitus (GDM), preeklampsia dan risiko terhadap bayi yang dikandung seperti kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), intrauterine growth restriction (IUGR) dan kelainan kongenital. Penelitian mengenai kehamilan gemelli di Indonesia khususnya Jawa Tengah dinilai masih kurang sehingga dilakukan penelitian ini. Tujuan : Mendeskripsikan karakteristik, luaran maternal dan neonatal pada kehamilan gemelli di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2015-2018. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dimana peneliti akan mendeskripsikan karakteristik, mortalitas, morbiditas maternal dan neonatal pada kehamilan gemelli di RSUP Dr. Kariadi Semarang khususnya tahun 2015-2018. Sampel diambil secara consecutive sampling sebanyak 92 sampel dan didapatkan 77 ibu yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data yang digunakan pada penelitian adalah tabulasi silang (Crosstabs) pada SPSS v 23 untuk menggambarkan frekuensi dan persentase. Hasil : Pada penelitian ini didapatkan usia terbanyak ibu pada 20-35 tahun (88,3%) dan multipara (58,4%). Persalinan terbanyak yang dilakukan adalah dengan cara perabdominal (59,7%), jenis kelamin bayi keduanya sama (84,4%) dan korionisitas terbanyak adalah monokorionik-diamniotik (90,9%). Luaran maternal yang didapatkan seperti mortalitas maternal (2,6%), anemia (53,2%), preeklampsia (36,4%), ketuban pecah dini (KPD) (46,8%), GDM (1,3%), antepartum haemorrhage (APH (24,7%), postpartum haemorhage (PPH) (3,9%) dan hidramnion (5,2%). Luaran neonatal yang didapatkan seperti mortalitas neonatal (6,5%), prematur (71,4%), BBLR (90,9%), asfiksia neonatorum (18,2%), IUGR (32,5%), kelainan kongenital (7,8%), twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) (3,9%), malpresentasi (53,2%) dan vanishing twin syndrome (2,6%). Kesimpulan : Karakteristik ibu yang paling banyak ditemukan adalah usia 20-35 tahun, dan multipara. Luaran maternal terbanyak yang ditemukan adalah anemia, KPD, dan preeklampsia. Sedangkan luaran neonatal yang terbanyak adalah BBLR diikuti dengan kelahiran prematur, malpresentasi dan IUGR.Kata Kunci : gemelli, luaran maternal, luaran neonatal
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KINESIOLOGI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER MAHASISWA FK UNDIP Gabriella Diah Padaningpuri; Erie BPS Andar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.023 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23790

Abstract

Latar Belakang: Lari adalah salah satu olahraga pilihan untuk menjaga kebugaran dan bekompetisi saat ini. Kecepatan lari dipegaruhi panjang langkah dan frekuensi langkah. Kedua hal tersebut dipengaruhi beberapa karakteristik antropometri seperti berat badan, tinggi badan, panjang tungkai, serta kekuatan otot tungkai. Tujuan: Mengetahui hubungan antara beberapa karakteristik antropometri tungkai (besar Q-angle, selisih besar Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, dan panjang tungkai), kekuatan musculus quadriceps femoris, dan berat cruris beserta pedis dengan kecepatan lari 100 meter mahasiswa FK Undip. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian ini didapatkan dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapan dan keberanannya kemudian dianalisis menggunakan analisis  bivariat uji Pearson atau Spearman, dilanjutkan dengan analisis multivariat uji regresi linear. Hasil: Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara besar Q-angle, selisih besar Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, panjang tungkai, kekuatan musculus quadriceps femoris, dan berat cruris beserta pedis dengan kecepatan  lari 100 meter. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara beberapa karakteristik antropometri tungkai, kekuatan musculus quadriceps femoris, dan berat cruris  beserta pedis dengan kecepatan lari 100 meter mahasiswa FK Undip.Kata Kunci: besar Q-angle, selisih Q-angle kanan-kiri, panjang cruris, panjang tungkai, kekuatan musculus quadriceps femoris, berat cruris beserta pedis, kecepatan lari 100 meter.
PENGARUH PENGGUNAAN IRING® SMARTPHONE HOLDER TERHADAP RANGE OF MOTION METACARPOPHALANGEAL JOINT Dimas Fauzan; Tri Indah Winarni; Erie BPS Andar; Rahmi Isma Asmara Putri
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.293 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25342

Abstract

Latar belakang: Penggunaan aksesoris tambahan dipilih menjadi solusi untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan smartphone pada saat ini. Salah satunya adalah iRing yang digunakan di sela-sela jari untuk mempermudah proses menggenggam smartphone dan menaruh beban smartphone pada jari. Memberikan usaha berlebih pada gerak sendi dapat menurunkan fleksibilitas dari sendi tersebut. Tujuan: Mengetahui pengaruh penggunaan iRing® Smartphone Holder terhadap ROM sendi MCP pada gerakan fleksi, ekstensi, adduksi dan abduksi. Metode:  Penelitian ini adalah penelitian studi observasional analitik dengan pendekatan case-control yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Diponegoro. Subjek penelitian adalah 64 mahasiswi Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran besar sudut ROM pada sendi MCP menggunakan goniometer. Uji hipotesis menggunakan uji T tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara penggunaan iRing® Smartphone Holder dengan Range of Motion dari sendi Metacarpophaangeal pada gerakan fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan iRing® Smartphone Holder dengan ROM sendi MCP.Kata kunci: ROM sendi MCP, penggunaan iRing Smartphone Holder, fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi.