Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN DERAJAT DEFEK KERUSAKAN KARTILAGO OSTEOARTRITIS LUTUT BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI Sulung Ade Pratama; Hermina Sukmaingtyas; Ika Vemilia Warlisti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.408 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23394

Abstract

Latar Belakang : Osteoartritis di Indonesia mempunyai prevalensi secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan tulang rawan sendi yang dapat dinilai dengan ultrasonografi (USG), defek kartilago ini akibat mekanisme kerusakan vaskuler di daerah subkondral. Tujuan : Mengetahui hubungan hipertensi dengan derajat defek kerusakan kartilago osteoartritis lutut berdasarkan ultrasonografi. Metode : Penelitian observarsional-analitik cross sectional dengan subjek berjumlah 14 responden. Uji statistik menggunakan uji korelasi Fisher. Hasil : Secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Hipertensi dengan Derajat Defek Kerusakan Kartilago Osteoartritis Lutut Berdasarkan Ultrasonografi dengan nilai p = 0.068. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara Hipertensi dengan Derajat Defek Kerusakan Kartilago Osteoartritis Lutut Berdasarkan UltrasonografiKata Kunci : Hipertensi, Osteoartritis, Ultrasonografi, Subkondral
HUBUNGAN IMT ≥ 23 TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN OSTEOARTRITIS BERDASARKAN RADIOLOGI KELLGREN LAWRENCE DAN INDEKS WOMAC Diah Pitaloka Kusuma; Ika Vemilia Warlisti; Lydia Purna Widiastuti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.946 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24420

Abstract

Latar Belakang:  Osteoartritis (OA) merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal, progresif dan degeneratif yang di tandai dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan/ kartilago hialin. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah  mengetahui hubungan antara IMT ≥23 terhadap derajat keparahan pasien OA lutut menurut radiologi Kellgren Lawrence dan Indeks WOMAC di RSUP dr. Kariadi  dan RS Nasional Diponegoro Semarang.  Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel 30 pasien. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi  dilakukan penghitungan IMT , penilaian derajat kerusakan sendi berdasarkan pemeriksaan Rontgen dengan menggunakan kriteria Kellgren dan Lawrence dan kemampuan fungsional pasien berdasarkan indeks WOMAC.   Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil :  Pada penelitian ini didapatkan responden wanita (86,7%) dan responden pria (13,3%) Mayoritas responden  berusia 46-56 tahun. Untuk Indeks Massa Tubuh (46,7%) masuk dalam golongan obese level I.. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh ≥23 terhadap derajat keparahan secara radiografis menurut Kellgren-Lawrence (p = 0,242). Didapatkan pula hasil uji yang tidak bermakna antara indeks massa tubuh tubuh ≥23 terhadap kemampuan fungsional pasien menggunakan indeks WOMAC (p = 0,231). Tetapi didapatkan hubungan positif yang bermakna dengan penyakit komorbid yang diderita responden (p = 0.022< 0.05).  Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat  hubungan yang bermakna antara IMT ≥23 terhadap derajat keparahan osteoartritis lutut berdasarkan radiografi Kellgren-Lawrence dan  indeks WOMAC.Kata kunci : osteoarthritis lutut, IMT, derajat kerusakan sendi, kemampuan fungsional
Faktor Risiko Obesitas, Jenis Kelamin, dan Merokok pada Pasien Artritis Reumatoid terhadap Kejadian Hipertensi Shiany Henly Citraminata; Ika Vemilia Warlisti; Andreas Arie Setiawan; Aryu Candra
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 31 No 2 (2021)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v31i2.4006

Abstract

Cardiovascular disease is one of the comorbid in rheumatoid arthritis (RA), which significantly affects the morbidity and mortality of patients with RA. Hypertension is a manifestation of progressive cardiovascular symptoms, which caused by endothelial dysfunction due to continuous inflammation in RA patients. The risk factors of hypertension in RA are obesity, gender, smoking, and consumption of an antihypertensive and antirheumatic drug (NSAIDs, glucocorticoids, and leflunomide). This research utilized a cross-sectional study to analyze the risk factors of obesity, gender, and smoking on hypertension in RA patients at RSUP Dr. Kariadi Semarang. The weigh, height, and blood pressure of 24 RA patients (consist of 12 men and 12 women) who had been diagnosed with RA for at least one year were measured using the weight and height scales of GEA SMIC ZT-120 (with an accuracy of 0.1kg and 0.1cm) and mercury sphygmomanometer Riester Nova Ecoline (with an accuracy of 2 mmHg) respectively. The result showed that male RA patients (p = 0.041) were risk factors for hypertension. RA patients with smoking and obesity had a risk factor of 1.4 times (p = 0.043, OR = 1.395) and 1.9 times (p = 0.012, OR = 1.882) on the incidence of hypertension respectively Abstrak Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu komorbiditas Artritis Reumatoid (AR) yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien AR. Hipertensi merupakan manifestasi dari kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif. Hipertensi pada pasien AR disebabkan karena adanya disfungsi endotel akibat proses inflamasi yang berlangsung terus menerus. Beberapa faktor risiko hipertensi pada pasien AR yaitu, obesitas, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi obat anti hipertensi, dan obat AR (obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), glukokortikoid, dan leflunomide). Penelitian ini merupakan studi belah lintang, bertujuan menganalisis faktor risiko obesitas, jenis kelamin, dan merokok pada pasien AR terhadap kejadian hipertensi di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dua puluh empat (24) pasien AR (terdiri dari 12 pria dan 12 wanita) yang sudah terdiagnosis AR selama minimal 1 tahun dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan (menggunakan timbangan berat badan dan tinggi badan merk GEA SMIC ZT-120 dengan ketelitian 0,1 kg dan 0,1 cm, dan tekanan darah (menggunakan tensimeter air raksa merk Riester Nova Ecoline dengan ketelitian 2 mmHg). Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien AR pria (p = 0,041) merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Pasien AR yang merokok dan obesitas secara berurutan berisiko 1,4 kali (p = 0,043, OR = 1,395) dan 1,9 kali (p = 0,012, OR = 1,882) terhadap kejadian hipertensi.