Yanuar Iman Santosa
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA LONGA) TERHADAP JUMLAH EOSINOFIL DI JARINGAN PARU PADA PENYAKIT ALERGI : STUDI EKSPERIMENTAL PADA MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI OVALBUMIN Tri Setya Ningrum; Suprihati Suprihati; Yanuar Iman Santosa
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.942 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15969

Abstract

Latar belakang: Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu rempah yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan aktif dari kunyit yaitu curcumin mempunyai fungsi sebagai antiinflamasi pada reaksi alergi. Alergi bukan penyakit yang mematikan, tetapi penyakit ini dapat menjadi masalah kesehatan dan sosial ekonomi global.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak kunyit berpengaruh terhadap jumlah eosinofil di jaringan paru mencit BALB/c yang diinduksi ovalbumin.Metode: Penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test only controlled group design. Sampel penelitian berupa 18 ekor mencit BALB/c yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok: kontrol negatif, kontrol positif yang diinduksi ovalbumin, dan kelompok perlakuan yang diinduksi ovalbumin dan diberikan ekstrak kunyit dengan dosis 100 mg/kgBB. Pemberian ekstrak dilakukan per oral melaui sonde selama 16 hari. Pada akhir penelitian mencit diterminasi, organ paru diambil untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi, dan dilakukan perhitungan jumlah eosinofil di jaringan peribronkhial paru.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan (p=0,000). Rerata jumlah eosinofil lebih tinggi secara bermakna pada kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,000) dan lebih rendah secara bermakna pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif (p=0,016).Kesimpulan: Pemberian ekstrak kunyit dapat menurunkan jumlah eosinofil di jaringan paru mencit yang diinduksi ovalbumin.
PENGARUH SUPLEMENTASI ZINK TERHADAP JUMLAH EOSINOFIL PADA JARINGAN PARU PENDERITA ALERGI Studi Eksperimental pada Mencit BALB/c dengan Sensitisasi Ovalbumin Agatha Magistalia Cahiadewi; Yanuar Iman Santosa; Suprihati Suprihati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.335 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14199

Abstract

Pendahuluan : Rinitis alergi dan asma saling berkaitan dalam menimbulkan alergi pada saluran pernapasan, salah satu kelainan adalah akumulasi eosinofil pada paru yang berakibat toksik pada jaringan. Ovalbumin (OVA) mencetuskan kondisi alergi. Suplementasi zink bekerja sebagai cytoprotectan, antiinflamasi dan antioksidan diperkirakan menurunkan jumlah eosinofil pada paru.Tujuan : Membuktikan pengaruh suplementasi zink terhadap jumlah eosinofil pada gambaran histopatologi paru mencit BALB/c yang disensitisasi OVA.Metode Penelitian : Eksperimental Post Test Only Control Group Design. Sampel 18 mencit BALB/c betina dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol negatif (K1), kelompok kontrol positif dengan sensitisasi OVA (K2), dan kelompok perlakuan dengan sensitisasi OVA dan suplementasi zink dosis 5 mg/kgBB (P). Perlakuan diberikan selama 30 hari, kemudian dihitung jumlah eosinofil pada gambaran histopatologi paru setiap kelompok.Hasil : Rerata jumlah eosinofil kelompok kontrol negatif (K1) adalah 0,48; kelompok kontrol positif (K2) adalah 2,12; kelompok perlakuan dengan sensitisasi OVA dan suplementasi zink (P) adalah 0,76. Uji Anova dilanjutkan uji Post Hoc diperoleh jumlah eosinofil pada paru kelompok P lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok K2 (p = 0,000).Kesimpulan : Suplementasi zink menurunkan jumlah eosinofil pada paru mencit BALB/c setelah disensitisasi OVA.
PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA LONGA) TERHADAP HISTOPATOLOGI KOKLEA PADA OTOTOKSISITAS (STUDI EKSPERIMENTAL PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI GENTAMISIN) Lucia Octaviany Laka; Yanuar Iman Santosa; Zulfikar Naftali
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.711 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19376

Abstract

Latar belakang: Gentamisin merupakan aminoglikosida pilihan pertama namun dapat menyebabkan ototosisitas dengan meningkatkan berbagai spesies radikal bebas serta menekan jumlah antioksidan yang berakibat pada kerusakan sel dan apoptosis. Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu rempah yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan aktif dari kunyit yaitu curcumin mempunyai fungsi sebagai antioksidan diharapkan mampu menurunkan ototoksisitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak kunyit berpengaruh terhadap jumlah kelainan histopatologi dan indeks apoptosis koklea pada tikus wistar yang diinduksi gentamisin.Metode: Penelitian eksperimental murni dengan rancangan post-test only controlled group design. Sampel penelitian berupa 18 ekor tikus wistar yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok: kontrol negatif, kontrol positif yang diinduksi gentamisin, dan kelompok perlakuan yang diinduksi gentamisin dan diberikan ekstrak kunyit dengan dosis 100 mg/kgBB. Pemberian ekstrak dilakukan per oral melalui sonde selama 14 hari. Pada akhir penelitian tikus wistar diterminasi, organ koklea diambil untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi, dan dilakukan perhitungan jumlah kelainan histopatologi dan indeks apoptosis koklea.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan (p=0,001). Jumlah kelainan histopatologi koklea lebih tinggi secara bermakna pada kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,002) dan lebih rendah secara bermakna pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif (p=0,015). Tidak tampak apoptosis pada ketiga kelompok.Kesimpulan: Pemberian ekstrak kunyit dapat menurunkan jumlah kelainan histopatologi koklea tikus wistar yang diinduksi gentamisin.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA (STUDI KASUS SMA N 1 JEPARA DAN SMA N 1 DONOROJO) Aulia Rosma Pramudani; Ari Budi Himawan; Natalia Dewi Wardani; Yanuar Iman Santosa
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.273 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27665

Abstract

Latar Belakang: Situs jejaring sosial mempunyai dampak yang negatif dalam kehidupan para remaja. Kecanduan jejaring sosial dapat mengakibatkan efek samping yang cukup besar terhadap hubungan interpersonal, penurunan kinerja, penurunan fisik, hingga kesehatan psikologis seperti kecemasan. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis dan gejala-gejala psikologis. Tujuan: Mengetahui adakah hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan kecemasan pada remaja.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik desain cross sectional. Sebanyak 360 orang siswa dari SMAN 1 Jepara dan SMAN 1 Donorojo. Calon subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi dikumpulkan dan dimintai kesediaannya untuk menjadi subyek penelitian dengan mengisi informed consent dengan benar. Kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner demografi, kuesioner Social Network Time Usage Scale (SONTUS) dan kuesioner Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS). Uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji Cramer’s V dan uji Spearman. Hasil: Responden memiliki faktor demografi yang bervariasi. Pada SMAN 1 Jepara, sebanyak 4 responden (2%) memiliki intensitas penggunaan situs jejaring sosial rendah, 106 responden (59%) memiliki intensitas sedang, 70 responden (39%) memiliki intensitas tinggi, sedangkan pada SMAN 1 Donorojo, sebanyak 4 responden (2%) memiliki intensitas penggunaan situs jejaring sosial rendah, 134 responden (74%) memiliki intensitas sedang, 41 responden (23%) memiliki intensitas tinggi dan 1 responden (1%) memiliki intensitas sangat tinggi. Pada SMAN 1 Jepara, terdapat 67 responden (37%) tidak mengalami gangguan cemas dan 113 responden (63%) mengalami kecemasan sedangkan pada SMAN 1 Donorojo, terdapat 79 responden (44%) tidak mengalami gangguan cemas dan 101 responden (58%) mengalami kecemasan. Terbukti adanya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir dengan koefisien signifikansi sebesar 0,000 serta koefisien korelasi sebesar 0,254.  Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan.