Mahayu Dewi Ariani
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FENOTIP PADA KELAINAN GONADAL DISGENESIS 46, XY Prima Chaerunisa Ananda; Sultana MH Faradz; Mahayu Dewi Ariani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.437 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15645

Abstract

Latar belakang: Fenotip pada pasien Gonadal Dysgenesis 46, XY bervariasi dari wanita normal sampai ambigus genitalia hingga pria dengan undervirilisasi. Berdasarkan variasi fenotip ini, beberapa pasien dapat diidentifikasi sejak bayi, namun diagnosis juga dapat terlambat hingga usia pubertas.Tujuan: Untuk mengetahui fenotip pada penderita Gonadal Dysgenesis 46,XY di CEBIOR Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif untuk mengetahui hasil gambaran fenotip pada pasien Gonadal Dysgenesis yang terdata di Pusat Riset Biomedik (Center for Biomedical Research/CEBIOR) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang sejak periode Januari 2010 – Desember 2015.Hasil: Sebanyak 72 pasien Gonadal Dysgenesis 46, XY yang tercatat di CEBIOR. Jumlah pasien mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga 2015. Quigley stage 3 merupakan derajat perkembangan kelamin terbanyak. Panjang phallus terbanyak adalah normal. Terdapatnya kelainan chorda pada penis merupakan kejadian terbanyak. Gambaran perineum dengan one ending adalah kejadian terbanyak. Berdasarkan posisi meatus uretra, posisi terbanyak adalah penoskrotal dan skrotal sehingga termasuk dalam derajat hipospadia berat. Keberadaan testis didapatkan sebagian normal dan sebagian mengalami undescensus testis unilateral dan bilateral. Volume testis terbanyak adalah testis berukuran normal. Tidak didapatkan hiperpigmentasi skrotum. Rambut tubuh terbanyak didapatkan pada usia ≥ 14 tahun. Indeks massa tubuh terbanyak adalah normoweight. Profil hormon didapatkan penurunan LH, FSH dan testosteron basal.Kesimpulan: Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kelainan Gonadal Dysgenesis 46, XY tidak dapat didiagnosis hanya dengan melihat gambaran genitalia eksterna saja, melainkan diperlukan data profil hormon pula.
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP KONSENTRASI SPERMATOZOA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Galih Bhakti Sadewo; Donna Hermawati; Mahayu Dewi Ariani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.943 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23803

Abstract

Latar belakang : Asap rokok dapat meningkatkan efek radikal bebas yang menyebabkan kerusakan membran sel yang dipicu oleh stress oksidatif. Spermatogenesis dapat dipengaruhi oleh stress oksidatif dan menurunkan kualitas sperma, termasuk konsentrasi spermatozoa. Alpukat mengandung antioksidan berupa flavonoid yang dapat menangkal radikal bebas yang terdapat didalam tubuh. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat terhadap konsentrasi spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar asap rokok. Metode : Penelitian ini menggunakan post test only control group design. Jumlah sampel sebanyak 35 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok Kontrol (-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok Kontrol (+) hanya diberi paparan asap rokok. Kelompok P1 dipapar asap rokok dan diberi jus alpukat 1 ml. Kelompok P2 dipapar asap rokok dan diberi jus alpukat 2 ml. Kelompok P3 dipapar asap rokok dan diberi jus alpukat 3 ml. Perlakuan selama 28 hari, pada hari ke-29 semua tikus diterminasi dan diperiksa konsentrasi spermatozoanya. Hasil : Rerata konsentrasi spermatozoa adalah: Kelompok K(-)=18,40; Kelompok K(+)=6,60; Kelompok P1= 10,80; Kelompok P2=13,20; Kelompok P3=12,20. Uji One Way ANOVA didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelima kelompok perlakuan. Uji Post-Hoc didapatkan perbedaan bermakna antara K(-) dengan K (+), K(-) dengan P1, K(-) dengan P3, dan K(+) dengan P2. Sementara pada kelompok lain tidak didapatkan perbedaan konsentrasi spermatozoa. Kesimpulan : Pemberian jus alpukat dapat mempengaruhi konsentrasi spermatozoa tikus wistar yang dipapar asap rokok.Kata Kunci : Asap rokok, jus alpukat, konsentrasi spermatozoa
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Muhammad Fajar Ma'arif; Donna Hermawati; Mahayu Dewi Ariani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.092 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23804

Abstract

Latar belakang: Asap rokok merupakan salah satu penyebab timbulnya radikal bebas yang dapat mengganggu motilitas spermatozoa. Flavonoid pada alpukat berperan sebagai antioksidan. Antioksidan yang terdapat dalam buah alpukat dapat melepaskan elektron untuk menetralkan radikal bebas dari asap rokok. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian jus buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap motilitas spermatozoa tikus wistar yang dipapar asap rokok. Metode: Penelitian ini menggunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari 35 tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok secara random. Kelompok K(-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok K(+) hanya diberi asap rokok. Kelompok P1 dipapar asap rokok dan diberi jus buah alpukat dosis 1 ml/hari. Kelompok P2 dipapar asap rokok dan diberi jus buah alpukat dosis 2 ml/hari. Kelompok P3 dipapar asap rokok dan diberi jus buah alpukat dosis 3 ml/hari. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke-29 semua tikus diterminasi dan diperiksa motilitas spermatozoanya. Hasil: Rerata motilitas spermatozoa adalah kelompok K(-) = 34; kelompok K(+) = 8; kelompok P1 = 14; kelompok P2 = 28; kelompok P3 = 26. Uji Oneway ANOVA didapatkan perbedaan bermakna pada motilitas spermatozoa pada semua kelompok. Uji Post Hoc menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K(-) dengan K(+) (p=0,007), kelompok K(-) dengan P1 (p=0,031), kelompok K(+) dengan P2 (p=0,031). Sedangkan pada kelompok yang lain terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Simpulan: Pemberian jus alpukat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar asap rokok.Kata kunci : Asap rokok, alpukat, motilitas spermatozoa, flavonoid
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET Koo Melyza Hartono; Mahayu Dewi Ariani; Dhega Anindita Wibowo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.198 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14804

Abstract

Latar belakang : Sinar UV adalah salah satu penyebab timbulnya radikal bebas yang dapat mengganggu motilitas spermatozoa. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat meningkatkan produksi cAMP untuk merangsang motilitas spermatozoa. Asam klorogenat pada kopi berperan sebagai antioksidan.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian kopi terhadap motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet.Metode : Penelitian ini mengunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari 28 ekor tikus wistar jantan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok K(-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok K(+) hanya diberi paparan sinar UV. Kelompok P1 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 180mg/3ml/hari. Kelompok P2 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 360mg/3ml/hari. Perlakuan diberikan selama 30 hari dan pada hari ke-31 semua tikus diterminasi dan diperiksa motilitas spermatozoanya.Hasil : Rerata motilitas spermatozoa adalah kelompok K(-)= 32,5; kelompok K (+)= 11,67; kelompok P1= 40; kelompok P2= 51,67. Uji Oneway ANOVA didapatkan perbedaan bermakna pada motilitas spermatozoa pada semua kelompok. Uji Post Hoc menunjukan perbedaan yang bermakna antara kelompok K(-) dengan kelompok K(+) (p=0,002),kelompok K(+) dengan kelompok P1 (p=0,000), dan kelompok K(+) dengan kelompok P2 (p=0,000). Sedangkan antar kelompok perlakuan P1 dan P2 terdapat perbedaan yang tidak bermakna.Simpulan : Pemberian kopi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV.