Dhega Anindita Wibowo
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE EFFECTS ON FLAXSEED (LINUM USITATISSIMUM) ON THE SEVERITY LEVEL OF ACNE VULGARIS. Devi Saviera Firnanda; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo; Dhega Anindita Wibowo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.392 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27667

Abstract

Introduction. Acne vulgaris is the formation of blackheads, papules, pustules, nodules, or cysts which were the result of the blockage and inflammation of the pilosebaceous unit. In general, there are several factors associated with the occurrence of Acne vulgaris, namely the abnormal activity of the bacterium Propionibacteria acnes, increased sebum production, hyperkeratinization of the pilosebaceous duct, and also the inflammatory process. Objectives. The primary objective of this research is to know the effect of flaxseed (Linum usitatissimum) on the severity level of Acne vulgaris. Methods. The design of this research is experimental research with a one-group pre-test post-test design. This research will be conducted from October to November 2019. And will be implemented in the city of Semarang. The population in this research is female college students (preferably Diponegoro University students) aged 18-23 years old who suffered from various severity degrees of Acne vulgaris which fulfills the inclusion and exclusion criteria. Subjects are determined using purposive sampling methods. Results. The research sample was mostly females aged 18-23 years of 2016 at Diponegoro University who suffered from various degrees of Acne vulgaris. After a paired T-test, p <0.05 was obtained. Because the results obtained are p <0.05, it can be concluded that there is a significant difference between the degree of Acne vulgaris during the pre-test and post-test. Conclusion. there is an effect of Linum usitatissimum seeds on the severity of Acne vulgaris. 
PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP MORFOLOGI SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Lia Samantha Annisaroh; Dhega Anindita Wibowo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.276 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23801

Abstract

Latar belakang: Buah alpukat adalah salah satu buah yang mengandung antioksidan, salah satunya flavonoid, yang dapat melepaskan elektron untuk menetralkan radikal bebas dari asap rokok. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian jus buah alpukat (Persea americana) terhadap morfologi spermatozoa tikus wistar yang dipapar asap rokok Metode: Penelitian ini adalah experimental dengan post test only control group design. Subjek penelitian terdiri dari 35 tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K(-) tidak diberi perlakuan, kelompok K(+) hanya asap rokok, kelompok P1, P2, dan P3 dipapar asap rokok dan diberi jus buah alpukat dosis bertingkat 1 ml/hari, 2 ml/hari, dan 3 ml/hari. Perlakuan dilakukan selama 28 hari, pada hari ke-29 semua tikus diterminasi dan diperiksa morfologi spermtozoanya. Hasil: Rerata persentase morfologi spermatozoa normal pada kelompok K(+), K(-), P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 88%; 92,4%; 87,2%; 91,2%; dan 88,8%. Uji Kruskall-Wallis didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelima kelompok tersebut (p=0,607). Kesimpulan: Pemberian jus alpukat tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan persentase morfologi spermatozoa normal tikus wistar.Kata kunci : Asap rokok, alpukat, morfologi spermatozoa
TERAPI TOPIKAL TRETINOIN 0,025% + ZINC ORAL DIBANDINGKAN TOPIKAL NICOTINAMIDE 4% + ZINC ORAL PADA AKNE VULGARIS Gloria Permata Usodo; Dhega Anindita Wibowo; Ariosta Ariosta
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.448 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18576

Abstract

Latar Belakang : Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi pada remaja dan dewasa. Terapi topikal untuk akne dapat digunakan sebagai monoterapi maupun kombinasi dengan terapi sistemik. Terapi topikal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tretinoin dan nicotinamide, dan terapi sistemiknya adalah zinc.Tujuan : Menganalisis perbandingan efektivitas antara terapi topikal tretinoin 0,025% yang dikombinasikan dengan zinc oral dan topikal nicotinamide 4% yang dikombinasikan dengan zinc oral pada akne vulgaris.Metode : Experimental dengan pendekatan kohort dan rancangan comparison group pre and post test design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016. Sampel penelitian adalah penderita akne vulgaris derajat ringan-sedang usia 17-25 tahun yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP. Sampel penelitian sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak untuk mendapat pengobatan tretinoin 0,025% + zinc oral dan nicotinamide 4% + zinc oral, digunakan 1 kali sehari tiap malam selama 4 minggu Analisis data unutk derajat kesembuhan lesi menggunakan uji kolmogrov-smirnov.Hasil : Jumlah lesi pada kelompok terapi tretinoin 0,025% + zinc oral (p= 0,00) dan nicotinamide 4% + zinc oral (p= 0,00) mengalami penurunan yang sangat bermakna (p<0,05). Presentase kesembuhan lesi pada kelompok tretinoin 0,025% + zinc oral sebesar 61% sedangkan kelompok nicotinamide 4% + zinc oral sebesar 60%. Tidak ada perbedaan efektivitas yang bermakna antara dua kelompok terapi (p= 1,00 ; p > 0,05).Kesimpulan : Tretinoin 0,024% + Zinc Oral dan Nicotinamide 4%+ Zinc Oral sama – sama efektif menurunkan jumlah lesi akne vulgaris.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN DARUT TAQWA BULUSAN SEMARANG TAHUN 2016 Intan Pratama Naelanaviri Putri; Dhega Anindita Wibowo; Arwinda Nugraheni
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.225 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14481

Abstract

Latar belakang : Menurut WHO skabies merupakan salah satu penyakit yang perlu mendapatkan perhatian lebih karena merupakan kontributor yang substansial bagi morbiditas dan mortalitas global. Skabies sering terjadi di pondok pesantren. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan skabies adalah tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan seseorang.Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri dengan perilaku pencegahan skabies di pondok pesantren Darut Taqwa Bulusan Semarang.Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional. Responden penelitian diambil dengan purposive sampling dan didapat 250 santri pesantren Darut Taqwa Bulusan Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yang telah diujicobakan. Data yang didapat berupa karakteristik responden, faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan skabies, dan faktor perancu yang berhubungan dengan perilaku pencegahan skabies. Data tersebut dianalisis dengan uji kolmogorov smirnov, Chi Square dan Regresi Logistik.Hasil : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan skabies di pondok pesantren Darut Taqwa (POR=0,975, IK=0,568-1,672, p= 0,926) dengan dikendalikan faktor perancu sikap dan persepsi (POR=0,463, IK=0,276-0,777, p=0,004). Untuk faktor perancu kepercayaan tidak terdapat hubungan dengan perilaku pencegahan skabies di pondok pesantren Darut Taqwa (POR=0,650, IK=0,400-1,197, p=0,188).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan santri dengan perilaku pencegahan skabies di pondok Pesantren Darut Taqwa Bulusan Semarang.
FAKTOR RISIKO PENDERITA KUSTA TIPE MULTIBASILER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Najla Firda Safira; Aryoko Widodo; Dhega Anindita Wibowo; Asih Budiastuti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.59 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i2.27146

Abstract

Latar belakang: Kusta adalah salah satu masalah penyakit endemis di Indonesia, menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kasus baru terbanyak di dunia. Buruknya stigma sosial mengakibatkan banyak penderita enggan berobat, terlambatnya diagnosis dan pengobatan sehingga terjadi disabilitas fisik serta penurunan kualitas hidup. Diketahuinya faktor risiko kusta tipe multibasiler (MB) yang menjadi sumber penyebaran penyakit, meliputi data dasar, tingkat pengetahuan dan riwayat kontak fisik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan dalam pencegahan dan deteksi dini kusta.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian kusta tipe MB di Poliklinik Kusta RSUD Tugurejo Semarang. Metode: Desain penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional dilakukan pada 20 penderita kusta tipe MB dan 11 penderita kusta tipe pausibasiler yang datang berobat ke Poliklinik Kusta RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Agustus hingga Oktober 2019 dipilih secara consecutive sampling. Data didapatkan dari kuesioner yang diisi responden. Hasil: Mayoritas responden adalah laki-laki, usia 21-40 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai karyawan swasta dan berdomisili di Semarang. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan mengenai kusta dengan kusta tipe MB dengan nilai p sebesar 0,038 pada uji chi-square, mayoritas tingkat pengetahuan rendah dan tidak ada riwayat kontak fisik. Tidak didapatkan hasil bermakna untuk riwayat kontak fisik. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mengenai kusta merupakan faktor risiko dari kusta tipe MB.Kata Kunci: faktor risiko; kusta tipe multibasiler; riwayat kontak fisik; tingkat pengetahuan
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET Koo Melyza Hartono; Mahayu Dewi Ariani; Dhega Anindita Wibowo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.198 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14804

Abstract

Latar belakang : Sinar UV adalah salah satu penyebab timbulnya radikal bebas yang dapat mengganggu motilitas spermatozoa. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat meningkatkan produksi cAMP untuk merangsang motilitas spermatozoa. Asam klorogenat pada kopi berperan sebagai antioksidan.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian kopi terhadap motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar ultraviolet.Metode : Penelitian ini mengunakan post test only control group design. Sampel terdiri dari 28 ekor tikus wistar jantan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok secara random. Kelompok K(-) adalah kelompok tanpa perlakuan. Kelompok K(+) hanya diberi paparan sinar UV. Kelompok P1 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 180mg/3ml/hari. Kelompok P2 dipapar sinar UV dan diberi kopi dengan dosis 360mg/3ml/hari. Perlakuan diberikan selama 30 hari dan pada hari ke-31 semua tikus diterminasi dan diperiksa motilitas spermatozoanya.Hasil : Rerata motilitas spermatozoa adalah kelompok K(-)= 32,5; kelompok K (+)= 11,67; kelompok P1= 40; kelompok P2= 51,67. Uji Oneway ANOVA didapatkan perbedaan bermakna pada motilitas spermatozoa pada semua kelompok. Uji Post Hoc menunjukan perbedaan yang bermakna antara kelompok K(-) dengan kelompok K(+) (p=0,002),kelompok K(+) dengan kelompok P1 (p=0,000), dan kelompok K(+) dengan kelompok P2 (p=0,000). Sedangkan antar kelompok perlakuan P1 dan P2 terdapat perbedaan yang tidak bermakna.Simpulan : Pemberian kopi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motilitas spermatozoa tikus wistar jantan yang dipapar sinar UV.